SMPN 4 Rengasdengklok Boyong Lagi Piala Ristek Cup V

Sunday, May 11, 2008



JAYAKERTA, RAKA - Tim sepak bola SMPN 4 Rengasdengklok kembali memboyong piala bergilir Ristek Cup V untuk ketiga kalinya, setelah menjuarai Ristek Cup I tahun 2004 dan Ristek Cup III tahun 2006. Tentunya bukan hal mudah bagi SMPN 4 ini untuk menyisihkan 18 tim sepak bola SMP dan MTs se-wilayah Utara Karawang yang dilaksanakan selama April 2008, melainkan kemenangan karena kegigihan dan ketekunan berlatih.


Pelatih Sepak Bola juga guru PKN (Pendidikan Kewarga Negaraan) SMPN 4 Rengasdengklok, Muslih Hidayat SPd, menjelaskan, usai sepak bola digelar sekolah seperti Ristek Cup, harusnya ditindak lanjuti oleh perguruan tinggi di Karawang semisal Unsika (Universitas Singa Perbangsa Karawang), karena selama ini ajang sepak bola siswa mentok hingga SMK dan tidak pernah ada ajang antar SMP atau SMK se-kabupaten. Meskipun ada, hanya sebatas ajang sepak bola desa dan antar kecamatan, itu pun tidak dimainkan anak sekolah melainkan orang dewasa.


Dengan kemanangan yang kembali diraih SMPN 4 Rengasdengklok pada Ristek Cup V, merupakan kebanggan dan tolak ukur, selama ini pemain di SMP ini memang boleh dikatakan saingan ketat bagi SMP dan MTs lainnya. "Atas kemenangan ini, sekolah juga membelikan sepatu bola sebanyak 15 pasang bagi 15 siswa, juga pihak sekolah telah menerima beasiswa dari Pemda Karawang tahun 2007 lalu bagi pemain yang berprestasi sebanyak 7 orang sebesar Rp 600 ribu, ini sebagai upaya sekolah untuk meningkatkan kualitas pemain sepak bola sekolah," katanya kepada RAKA, Selasa (6/5) siang usai mengawasi Ujian Nasional.


Jika melihat permainan tim sekolah ini, kata Muslih, stamina lebih baik pada tahun lalu, tapi malah menang tahun ini dari tendangan kaki play maker bernama Mulyana nomor punggung 9 di menit ke 20 pada babak pertama. Saat itu, Mulyana memanfaatkan peluang saat terjadi kemelut di gawang lawan dengan tendangan datar, skor 1-0 dan bertahan sampai akhir pertandingan. "Setelah gol pertama, sebenarnya banyak peluang bagi kita, hanya saja pemain kita selalu gagal membobol gawang, sampai peluit terakhir, kedudukan tetap 1-0," ungkapnya.


Pada tahun 2006, kata Muslih, tim sepak bola Kabupaten Karawang gagal pada babak penyisihan melawan Kabupaten Bogor, skor babak pertama Karawang unggul 3-2, tapi babak kedua Karawang kalah telak 3-6. Dan pada tahun 2006 lalu, SMPN 4 Rengasdengklok pernah menjadi juara MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) Cup di tingkat Kabupaten Karawang, saat itu finalnya melawan SMPN 2 Karawang. "Anak yang berprestasi dari SMP supaya ada pembinaan lagi, agar bakat mereka bisa diteruskan. Dan Ristek Cup ini dirsakan sebagai pembina kita, terutama dalam ekskul sepak bola," ucapnya. (spn)


Ristek Cup V Rangkul Pemain Sepak Bola Berbakat

Sunday, May 4, 2008

foto: SMPN 2 Rengasdengklok (berdiri) dan SMPN 4 Rengasdengklok saat final, Rabu (30/4) sore.


KUTAWALUYA, RAKA - Kepanitiaan Ristek Cup pantas dicontoh sekolah-sekolah SMP dan MTs di wilayah Utara Karawang, karena sudah lima tahun ini Ristek Cup yang digelar SMK Ristek telah berhasil mengadakan ajang sepak bola dengan hasil baik, tidak ricuh. Bahkan Ristek telah mengeluarkan piala bergilir bagi tim sepak bola SMP dan MTs yang juara. Sedangkan bagi pemainnya sendiri mendapat medali yang bisa mereka bawa pulang sebagai bukti prestasi.
Tentunya ini beda dengan kejuaran sepak bola yang biasa dilaksanakan antar sekolah, tiap kedua sekolah bertanding, selalu berujung ricuh bahkan bentrokan fisik. Terang saja, Ristek Cup bisa mengatasi itu karena panitianya yang solid juga wasit sepak bola ini sengaja diturunkan dari Persika Karawang. Dengan begitu, ribut antar sekolah buntut dari sepak bola bisa dihindari. Ini adalah kebanggan bagi SMK Ristek.
Tidak hanya itu saja, SMK Ristek pun merangkul pemain bola dari SMP dan MTs yang terbaik untuk diikut sertakan dalam pembinaan sepak bola. Tercatat, tahun ini ada 64 pemain bola SMP dan MTs yang akan dibina di Sekolah Sepak Bola (SSB). Memang, selama ini sepak bola Rengasdengklok belum pernah masuk tingkat Kabupaten Karawang. Dengan Ristek Cup ini semua berharap akan muncul pemain andal yang bisa berlaga untuk mewakili tingkat kabupaten melawan tim sepak bola kabupaten lain.
Wakil Ketua Ristek Cup juga sebagai guru penjas, Tarwin menjelaskan kepada RAKA, Jumat (2/5) siang. Kata Tarwin, bagi yang juara Ristek Cup supaya bisa mempertahankan prestasinya, diharapkan supaya guru sekolah bisa membina lagi siswanya yang masuk dalam tim sepak bola. Selama ini, Ristek Cup sudah menjadi wadah bagi siswa pemain bola. "Saya tidak ingin ekskul mereka sia-sia, karena hasil Ristek Cup ini akan diteruskan dengan pembinaan lagi. Dan bagi yang kalah, diharapkan lebih meningkatkan keahliannya, supaya bisa meraih juara pada Ristek Cup tahun berikutnya," katanya.
Ristek Cup dilaksanakan 1-30 April 2008 selama 21 hari pertandingan dan 9 hari libur, finalnya pada 30 April 2008. Tahun ini, yang menjadi juara pertama yaitu SMPN 4 Rengasdengklok dengan meraih piala bergilir dan medali bagi tiap pemain dan pembinanya, selain itu mendapat uang pembinaan Rp 1.250.000. Juara kedua dimenangkan SMP 2 Rengasdengklok dengan medali bagi pemain dan pembina juga uang pembinaan sebesar Rp 1 juta. Juara ketiga SMPN 1 Rengasdengklok meraih uang pembinaan Rp 750 ribu dan juara harapan pertama yaitu MTs Al Faridiyah dengan meraih uang pembinaan Rp 350 ribu.
Top skor atau pencetak gol terbanyak saat pertandingan Ristek Cup V ini yaitu Mahpudin dari SMPN 1 Rengasdengklok dan mendapat uang pembinaan Rp 300. Ristek Cup I tahun 2005 juara pertama diraih SMPN 4 Rengasdengklok, Ristek Cup II tahun 2005 diraih SMPN Tirtajaya I, Ristek Cup III tahun 2006 diraih kembali SMPN 4 Rengasdengklok, Ristek Cup IV tahun 2007 dijuarai SMPN 2 Rengasdengklok dan Ristek Cup V tahun 2008 dimenangkan lagi SMPN 4 Rengasdengklok. Jadi SMPN 4 Rengasdengklok telah meraih juara Ristek Cup tiga kali. (spn)

Kabupaten Karawang Potensi Rumput Laut




TIRTAJAYA, RAKA - Perairan Indonesia, termasuk wilayah Utara Karawang memiliki kekayaan berbagai jenis rumput laut, dari berbagai jenis rumput laut yang mempunyai nilai ekonomis sebagai komoditi perdagangan adalah kelompok penghasil agar-agar (Gracilaria, Gelidium, Gelidiella dan Gelidiopsis) dan kelompok penghasil karaginan (Eucheuma dan Hypnea). Rumput laut marga Gracilaria dan Eucheuma mempunyai potensi untuk dibudidayakan.


Petani rumput laut Tirtajaya, Usup mengatakan rumput laut yang kini sedang ditanam di areal tambak Desa Tambaksari adalah jenis Gracilaria. "Sedangkan, untuk meningkatkan produksi dan kualitas rumput laut serta memanfaatkan lahan perairan Indonesia maka upaya pengembangan budidaya rumput laut masih perlu dikaji dan dipelajari," katanya, Minggu (1/5).


Kata Usup, pemilihan lokasi budidaya rumput laut merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. Pilihlah lokasi pesisir pantai yang tidak tercemar sampah industri, limbah rumah tangga dan lainnya yang dapat meningkatkan kekeruhan air, karena kondisi tersebut dikhawatirkan dapat menurunkan kualitas air laut, yang pada akhirnya akan menurunkan daya dukung lingkungan terhadap perkembangan rumput laut yang dikembangkan.


Selain itu, lokasi harus terhindar dari angin kencang dan gelombang besar, karena dapat merusak rumput laut yang dibudidayakan. Mengingat makanan rumput laut berasal dari aliran air yang melewati, gerakan air yang cukup harus diperhatikan, karena selain dapat membawa nutrisi, juga dapat mencuci kotoran yang menempel, membantu pengudaraan, dan mencegah fluktuasi suhu air yang besar.


Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi adalah, sebaiknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal, supaya mudah melakukan pengawasan. Lokasi juga harus ada sarana jalan untuk pengangkutan bahan, sarana budidaya bibit, tempat penjemuran dan mudah dalam pemasaran hasil. Suhu yang baik sekitar 20 – 28 derajat celcius, besarnya kecepatan arus antara 20 – 40 cm/detik dan kecerahan perairan lebih dari 1 meter di atas permukaan air.


Persyaratan tersebut sangat penting diperhatikan, agar rumput laut masih mendapat panetrasi sinar matahari yang sangat berguna untuk sumber energi dalam proses fotosintesis. Metode budidaya sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut itu sendiri. Sampai saat ini telah dikembangkan empat metode budidaya rumput laut berdasarkan pada posisi tanaman terhadap dasar perairan.


Pertama metoda lepas dasar, metode ini dilakukan pada dasar perairan yang berpasir atau berlumpur pasir untuk memudahkan penancapan patok atau pacang. Namun hal ini akan sulit dilakukan bila dasar perairan terdiri dari batu karang.Kedua metode rakit apung, yaitu metode cara membudidayakan rumput laut dengan menggunakan rakit yang terbuat dari bambu atau kayu.


Ketiga metode long line, yaitu metode budidaya dengan menggunakan tali panjang yang dibentangkan. Metode budidaya ini banyak diminati oleh masyarakat karena alat dan bahan yang digunakan lebih tahan lama dan mudah untuk didapat. Teknik budidaya rumput laut dengan metode ini adalah menggunakan tali sepanjang 50-100 meter yang pada kedua ujungnya diberi jangkar dan pelampung besar, setiap 25 meter diberi pelampung utama yang terbuat dari drum plastik atau styrofoam.


Pada setiap jarak 5 meter diberi pelampung berupa potongan styrofoam atau karet sandal atau botol aqua bekas 500 ml.Keempat metode jalur, yaitu metode budidaya rumput laut di masing-masing daerah berkembang sesuai dengan kebiasaan dan kondisi lokasi perairan di wilayah tersebut. Dari ketiga metode budidaya yaitu lepas dasar, rakit apung dan longline telah berkembang di masyarakat beberapa metode baru, salah satunya adalah metoda jalur. (spn)

SMK Perbankan Indonesia Berbasis Teknologi Informasi


KUTAWALUYA, RAKA - Era digital sedang berkembang di Indonesia, demikian pula dengan SMK Perbankan Indonesia (PI) di Kecamatan Kutawaluya yang sedang mengembangkan sekolah berbasis Teknologi Informasi. SMK ini tidak kalah saing dan mempunyai produktifitas yang tinggi, terlebih SMK ini sedang membangun gedung sekolah minimalis futuristik. Siswanya diperkenalkan dini dengan suasana kerja, sesuai jurusan mereka yaitu Akuntansi dan Administrasi.
SMK yang terbilang berumur dua tahun ini ternyata berkembang pesat, segala model belajar telah diperkenalkan pada siswa, yaitu yang berkenaan sesuai jurusan. Dan kelengkapan belanjar seperti komputer di ruang kelas dan proyektor akan terus dikembangan, sehingga sekolah ini akan menjadi sekolah yang berkualitas pendidikannya dengan sarana yang mendukung.
Kepala Sekolah SMK PI, Bambang Pranowo kepada RAKA, Jumat (2/5) siang menjelaskan, biaya di SMK PI relatif murah bahkan dibawah SMK swasta umumnya, selanjutnya sekolah ini akan tetap membatasi biaya siswa yang murah, karena SMK PI tidak menutup mata ekonomi masyarakat di wilayah Utara Karawang masih relatif minim. Begitu pun dengan SMK Ristek dan SMK PI yang satu wadah dalam Yayasan Gema Cendikiawan Indonesia, memiliki tujuan mengembangkan pendidikan dengan basis teknologi informasi.
Kata Bambang, ektra kulikuler (ekskul) kedua SMK yaitu PI dan Ristek ini paling aktif, pembinaan siswanya terpadu, kemudian Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di dalam kelas dan ruang pratek yang memadai, karena Standar Opersional Prosedur mengacu pada sekolah berstandar nasional. "Di ruang kelas, KBM sudah mengarah pada penggunaan multimedia, seperti alat bantu laptop dan proyektor. Lalu pelaksanaan 'toeic' atau Bahasa Inggris menjadi prioritas supaya siswa mempunyai bekal baik," katanya.
Sementara itu, komposisi sekolah yang sedang direalisasikan pemerintah saat ini, kapasitas gedung sekolah diarahkan supaya memenuhi standar kebutuhan, yaitu dengan menambah jumlah SMK yang diproyeksikan menjadi 60 persen, sedangkan SMA hanya 40 persen. Alasannya, karena tuntutan terhadap 'out put' pendidikan membutuhkan siswa-siswa yang memiliki keahlian sesuai kebutuhan industri.
Dan untuk menciptakan 'out put' itu hanya bisa dilakukan di SMK dengan mendorong pertumbuhan lulusan yang memiliki keahlian khusus.Di kedua SMK itu, siswa baru akan dihadapkan segudang kegiatan yang akan menjadi wadah pengembangan bakat siswa. Intinya, kedua SMK ini mengarapkan lulusannya tidak sekedar menenteng ijazah melainkan memiliki keahlian sesuai jurusan mereka untuk menghadapi persaingan usaha dan industri global.
Kedua SMK itu hingga kini terus melengkapi fasilitas, bahkan seperti SMK PI yang kini sedang membangun, berencana membangun sekolah minimalis futuristik, artinya membangun gedung sekolah layaknya tempat kerja. Jadi siswa akan memiliki kesan beda dan tidak akan asing jika masuk dunia kerja sebenarnya.SMK PI membuka pendaftaran gelombang I tanggal 1-20 Mei 2008 dan gelombang II 20 Mei sampai 20 Juli 2008.
Keistimewaan gelombang pertama, prioritas jurusan diutamakan, sementara gelombang II seleksinya lebih ketat, karena peminat yang akan masuk ke SMK PI dan Ristek ini padat, untuk itu dilakukan dua gelombang, kalau gelombang pertama memenuhi kuota maka tidak akan ada gelombang kedua, pada tahun ini SMK Ristek membuka 14 kelas dan SMK PI membuka 8 kelas untuk siswa baru. (spn)

Beras Karawang Merangkak Naik, Suplay Turun Hingga 30%

Thursday, May 1, 2008



KARAWANG, RAKA - Harga beras di Pasar Johar Karawang sudah bergerak naik sejak sepekan terakhir. Jenis super dari sebelumnya hanya dijual antara Rp 4.700 sampai Rp 4.900/kg, sekarang menjadi Rp 5.200/kg. Begitu pun untuk IR-1 awalnya paling tinggi Rp 4.500/kg, saat ini harga terendah Rp 4.600/kg. Atau tertingginya dijual Rp 4.800/kg.


Sedangkan jenis IR-2 awalnya paling mahal dijual di tingkat kios Rp 4.200/kg, sampai Selasa (29/4) sudah pada posisi harga Rp 4.500/kg. Kalau pun beras IR-2 ini kurang bagus kualitasnya, terendah dijual Rp 4.300/kg. Khusus kelas medium, seperti IR-3 yang paling banyak diburu masyarakat sekarang menjadi Rp 4.000-an/kg.


Padahal sepekan lalu masih bisa dibeli seharga Rp 3.800/kg. Naiknya harga beras yang mendadak tinggi ini, menurut pemilik kios Sriwijaya di Pasar Beras Induk Johar, H. Darim, dipicu oleh berkurangnya pasokan beras yang masuk pasar ini hingga 30% dari biasanya.


Selain itu, sejak diberlakukannya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah per 22 April lalu menjadi pemicu naiknya harga gabah di tingkat petani. Akibat harga gabah terus bergerak naik hingga sekarang, menurut H. Darim, membuat petani Karawang yang baru memanen banyak yang menahan gabahnya. Dengan harapan, gabah mereka masih akan terus naik. "Kalau petani untuk sementara tidak mau menjual gabah, otomatis suplay beras yang masuk pasar berkurang. Dampaknya hukum pasar terjadi," ungkap H. Darim.


Selain itu, tambah dia, hasil produksi gabah petani musim panen kali ini menurun drastis. Bahkan penurunan produksinya hingga 50%. Penyebabnya, secara merata tanaman padi terserang hama. "Itu beberapa faktor yang membuat suplay beras yang masuk Pasar Beras Johar berkurang. Antara demand dan suplay tidak seimbang. Wajar kalau kemudian harga beras naik," tandas H. Darim.


Penyebab lain yang dapat mempengaruhi harga beras di pasar naik, sambung dia, cakupan panen di wilayah Kabupaten Karawang hampir habis. Sedangkan kiriman dari luar daerah di luar Jawa Barat, masih mandeg. Ditambah sejak kenaikan HPP, kabar yang ia peroleh Sub Divre Bulog Karawang-Bekasi sudah mulai dapat menyerap beras petani langsung melalui mitra kerjanya.


"Akibat pasokan berkurang, kita juga di sini sedikit kesulitan memenuhi stok penjualan, terutama untuk dikirim ke luar daerah, terutama Pasar Cipinang Jakarta. Jadi lebih banyak santai seperti ini. Mudah-mudahan sih secepatnya normal kembali. Kendati untuk harga beras dalam kondisi sekarang sulit diprediksi bisa secepatnya turun. Tapi kalau bicara secara umum, naiknya harga beras juga berpengaruh ke petani-petani juga," ujar H. Darim lagi.


Sementara itu, dalam waktu bersamaan, Ketua Komisi B DPRD Budiwanto, S.Si, MM, yang melakukan sidak di pasar Johar kemarin, mengungkapkan bahwa ia minta Bulog segera mengantisipasi harga beras di pasaran jangan sampai terus dibiarkan bergerak sendiri. Sebab bila itu tanpa kendali, ia khawatir harga beras di pasaran bergerak tanpa kendali. Apalagi disaat suplay dan demand sudah tidak seimbang.


"Pergerakan harga beras di pasar harus terus dimonitoring. Sehingga ketika ada gejolak harga yang tidak rasional, atau melambung terlalu tingi, pemerintah melalui Bulog melakukan operasi pasar. Dan kami minta Bulog juga bisa menjamin ketersediaan stok hingga pada batas yang aman. Masalahnya, beras bagi petani di sini cukup unik. Produsen sekaligus konsumen. Jadi kalau harga beras naik, malah petani sendiri yang terkena dampak," ujar Budiwanto.


Di tempat terpisah, anggota Komisi B Rajendhiren saat usai mengikuti rapat paripurna DPRD tentang LKPJ bupati tahun anggaran 2007, kemarin, mengungkapkan, bahwa kenaikan harga beras bukan hanya terjadi di tanah air. Tapi juga di Malaysia harga beras telah tembus ke angka Rp 8.000-an/kg. Malah di negara-negara Afrika, kabar yang diterima Rajendhiren menyebutkan, harga beras sampai Rp 12.000-an/kg.


"Di Amerika Serikat saja kabarnya beras sudah mulai dijatah. Ini sudah jadi sejarah dunia. Oleh karenanya bila pemerintah kita mau mengekspor beras, terus terang harus dapat dicegah. Kendati dari perhitungan bisnis sangat menggiurkan, tapi kepentingan bangsa jauh di atas segala-galanya. Kita harus dapat mengamankan stok beras nasional bukan hitungan hari. Tapi butuh durasi panjang," ujar Rajendhiren mengingatkan. (Alvino-Radar Karawang)

Tirtajaya Berpotensi Budidaya Rumput Laut Terbesar di Jabar




Pemkab Diminta Lirik Rumput Laut


TIRTAJAYA, RAKA - Pantai Utara Karawang berpotensi memproduksi rumput laut terbesar di Jawa Barat. Sayangnya, potensi ini belum dilirik oleh Pemerintah Karawang, sebagai penguasa wilayah. Padahal selain dapat meningkat taraf perekonomian setempat juga sebagai upaya menekan tingginya angka pengangguran di kabupaten tersebut.


Berdasarkan pantauan RAKA, meski belum memasyarakat namun sejumlah petani rumput laut sudah memulai kegiatannya menanam rumput laut. Meski bisa dikatakan pengelolaannya masih bersifat manual karena kurangnya pengetahuan modal yang dimiliki. Seperti diungkapkan usup, petani rumput laut di Kecamatan Tirtajaya, Minggu (27/4).


Menurut dia, area tambak ikan bandeng di sepanjang pantai Utara Karawang berpotensi sebagai penghasil rumput laut terbesar di Jawa Barat. Penghasilan rumput laut lebih besar dibanding budidaya ikan bandeng tradisional. Penanamannya pun tidak repot, hanya melakukan pola polikultur yang dipadukan antara rumput laut, ikan bandeng dengan udang windu.


"ini merupakan pola budidaya polikultur, artinya dalam satu petak tambak ada tiga komoditi yang ditanam, ketiganya tidak saling merugikan bahkan saling menunjang. Polikultur ini tergantung dari lokasi lahan, diantaranya pasokan air cukup dengan ketingguian air kolam sekitar 30-40 cm. Dengan begitu polikultur ini tidak perlu ada pakan untuk ikan dan udang, karena akan timbul pakan alami seperti lumut. polikultur ini initinya harus rumput laut sedangkan penghasilan kedua bandeng dan ketiga udang," kata petani rumput laut di Tirtajaya, Usup kepada RAKA, kemarin.


Dijelaskannya, hingga sekarang petani rumput laut di Kampung Sarakan, Desa Tambaksari hanya baru satu kelompok yang terdiri dari 15 orang. Petani ini sudah melakukan usahanya sejak lima tahun lalu, tapi baru bisa berkembang tahun ini dan mulai meluas. Hingga kini, sekitar 40 hektar tambak ikan bandeng di Kampung Sarakan telah dialih fungsikan untuk produksi rumput laut jenis 'gracillaria'.


Sebenarnya, kata Usup, Kecamatan Tirtajaya berpotensi untuk memproduksi rumput laut, di kecamatan ini memiliki 1000 hektar untuk lokasi budidaya rumput laut, tapi yang saat ini sedang digarap hanya sekitar 40 hektar. Milik Usup sendiri, sekitar 5 hektar yang sudah menghasilkan 2 ton rumput laut kering dalam sebulan. Idealnya, satu hektar bisa mencapai 3-4 ton. Hasil 2 ton itu, karena saat ini musim hujan, juga pengadaan bibitnya belum penuh. Saat ini bibit masih dipasok sebuah perusahaan inti rumput laut dari Tanggerang.


Diakuinya, minimnya pembudidaya rumput laut di Tirtajaya, karena masyarakat belum mengenal analisis usaha dan keuntungannya, juga belum mengetahui teknis budidaya rumput laut."Untuk bisa mengembangkan usaha ini, harus ada peran dari Dinas Kelautan yang mendorong pengembangan potensi rumput laut. Perbandingan budidaya rumput laut dangan ikan bandeng tradisonal sebenarnya lebih menguntungan rumput laut, karena dari lima hektar yang dipanen 2 ton saja, bisa menghasilkan produksi kotor sekitar Rp 6 juta.


Sementara hasil ikan bandeng dari 5 hektar yang menggunakan pola tradisional dengan hasil 2 ton, hanya meraup Rp 18 juta dengan masa panen sekitar 2-5 bulan," jelasnya.Setiap hari, aku Usup, sebuah perusahaan membutuhkan sekitar 40 ton pasokan rumput laut kering untuk diolah menjadi keraginan atau agar-agar. Untuk itu, dia melihat di sepanjang Kecamatan Pakisjaya hingga Tirtajaya yang memiliki sekitar 6000 hektar tambak ikan bendeng sangat cocok untuk budidaya rumput laut. (spn)


Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan