Karawang Akan Tambah SMK

Tuesday, July 29, 2008




RENGASDENGKLOK, RAKA - Pemerintah Karawang akan menambah jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari total yang ada sekarang. Dari rencana anggaran yang disiapkan sebanyak 60 persen diantaranya akan dialokasi untuk pembangunan sekolah tersebut. Sementara sisanya diperuntukan bagi Sekolah Menegah Atas (SMA).

Ketua Komite SMKN 1 Rengasdengklok juga anggota DPRD Karawang Fraksi Partai Golkar, H. Deni Nuryadi, SH, mengatakan itu, Kamis (17/7). Dia didampingi Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Sigit Muratmadi SPd. Menurut Deni, pembangunan SMK dinilai perlu mengingat untuk daerah Utara Karawang tidak ada SMK Negeri. Apalagi, selama ini siswa lulusan SMP/MTs di daerah ini sekolah harus menempuh jauh untuk sekolah di SMK Negeri di Karawang. SMKN 1 Rengasdengklok akan digunakan 21 Juli 2008 ini.

Pemerintah Pusat sendiri telah respon terhadap itu. Yaitu agar kabupaten/kota harus menyediakan lahan untuk pembangunan gedung SMK. Sedangkan dana pendapinmgnya dari APBD juga memiliki jumlah siswa yang cukup. Jadi, tidak begitu saja mendirikan SMKN. Dan Kecamatan Rengasdengklok baru pertama kali memiliki SMK Negeri. "Minimal lulusan SMKN ini bisa tersalurkan ke perindustrian," katanya.

Sekarang tinggal tugas dari sekolah untuk meningkatkan kualitas. Kabupaten Karawang sendiri memiliki misi ingin meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan. Dan SMKN 1 Rengasdengklok telah bekerjasama dengan perusahaan Daihatsu. Diakuinya, memang tepat apa yang dikemukankan bupati yang mengungkapkan masyarakat Karawang harus terserap kerja di pabrik industri daerah sendiri.

"Sekarang dikembalikan lagi pada sekolah masing-masing. Saya tidak ingin SMKN 1 Rengasdengklok hanya terpenuhi kuantitas saja. Sedangkan kualitasnya tidak ada, apa yang ucapkan bupati harus dipahami maksudnya, yaitu sekolah harus meningkatkan kualitas siswanya agar bisa terserap kerja di industri. Jadi, perusahaan industri tidak harus menyerap tenaga kerja dari luar daerah jika kualitas lulusan sekolah Karawang sudah baik dan potensial," jelasnya.

Diakui Deni, sebelum menjadi wakil rakyat di DPRD pun dirinya sudah memiliki keinginan mengembangkan dunia pendidikan di Rengasdengklok, karena anggota dewan ini pun sebagai dosen Fakultas Hukum di Kampus Unsika. Akhirnya, gagasannya dan hasil tim, berdirilah SMKN 1 Rengasdengklok yang dibantu SMKN 1 Karawang, Pemda Karawang dan masyarakat Rengasdengklok. "Saya ingin menjadi berguna bagi masyarakat Rengasdengklok dan sekitarnya untuk mengembangkan pendidikan di kabupaten ini, khususnya untuk Rengadengklok," ungkapnya.

Hal itu dibenarkan Sigit, jika tidak ada gagasan dari Deni, maka SMKN 1 Rengasdengklok tidak akan terwujud, ini pun atas dukungan semua pihak yang peduli pada pendidikan. Sementara ini, tenaga pengajar SMKN 1 Rengasdengklok sekitar 80 persen dari SMKN 1 Karawang dan 20 persen dari pengajar daerah Rengasdengklok. Yaitu sekitar 21 guru normatif matematika, fisika, kimia dan adaptif agama, PKNS, penjas dan tenaga pengajar produktif otomotif dan ekeltronik dari SMKN 1 Karawang.

"SMKN 1 Rengasdengklok ini akan konsen ke teknologi industri dan dapat ijin oleh pemerintah pusat Teknik Komputer Jaringan (internet). Kami sebagai pengelola ingin merubah akan membuka teknik permesinan, jurusan ini masih dilobi ingin TKJ diubah ke jurusan permesinan," jelasnya.

Saat ini, SMKN 1 Rengasdengklok hanya memiliki lima kelas kelas baru, diantaranya 4 kelas otomotif 1 kelas elektro, PSB masih dilaksanakan di SMKN 1 Karawang. Sekarang, lahan yang digunakan baru sebagian kecil dari luas total 29.500 meter persegi, termasuk jalan masuk yang memotong persawahan 90 meter dari jalan raya. (spn)

PPP Target 15 Persen Suara




PEDES, RAKA - Partai Persatuan Persatuan Pembangunan (PPP) mentargetkan 15 persen kursi di DPR pada pemilu 2009 mendatang.
Kendati disadari untuk mencapai target itu tidak mudah tetapi tetap harus diraih. Apalagi target tersebut merupakan angka minimal partai berlambang Ka'bah itu.

"Untuk mencapai targert itu maka semua pengurus partai harus bersatu sehingga suara dalam tubuh partai tidak pecah. "Harus 15 persen, tidak ada kompromi," tandas Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP, Drs. Suryadharma Ali, Sabtu (19/7) saat silaturahmi dengan DPC, PAC dan pengurus harian DPP PPP Kabupaten Karawang di Pantai Wisata Samudera Baru, Desa Sungaibuntu, Kecamatan Pedes.

Suryadharma Ali juga mengingatkan jangan sampai partai yang dipimpinnya ini hanya memiliki resep yang muluk. "Maksudnya konsep yang hanya sekedar konsep, tapi konsep yang harus dilaksanakan. Dan melaksanakan konsep itu tidak bisa dilakukan jika tidak bersatu," ungkapnya.

Untuk itu, lanjutnya, awal kepemimpinannya di DPP pada periode 2007-2012, dia menginginkan PPP bangkit bersama untuk membangun perubahan. "Jadi kalau tidak bersama kita cuma bisa ngomong doang, untuk itu kita harus bersatu," ujarnya. Hal ini pun diungkapkannya menyikapi DPC PPP Karawang yang sempat pecah.

Selanjutnya, dia juga berpesan pada kader-kadernya untuk menjaring hak suara seperti jaring laba-laba. Suryadharma Ali menjelaskan bahwa yang dimaksud 'jaring laba-laba' itu berarti PPP harus memikirkan konsep perolehan suara sebanyak-banyaknya.

Hal itu diakuinya bagian terakhir dari semua yang telah diupayakan. Kata Suryadharma, dalam meraih simpatik rakyat jangan ada kader yang hanya petantang-petenteng kemudian mudah disulut oleh satu-dua orang yang keinginannya cuma membuat situasi tidak akur. "Pada saat kampanye, harus kampanye dengan damai, sejuk, tenang dan jangan terpancing keributan, apalagi konflik sesama partai dan agama. Kalau kita bisa sejuk, pasti bisa dicintai masyarakat," ujarnya. (spn)

Pantai Wisata Terancam Punah




PEDES, RAKA - Pantai Wisata Samudera Baru, di Desa Sungaibuntu, Kecamatan Pedes, terancam punah bila tidak segera mendapat perhatian serius Pemerintah Karawang. Selain ancaman keganasan abrasi jumlah pengunjung yang datang ke lokasi objek wisata juga semakin menurun.

Hal itu diungkapkan Kepala Desa Sungaibuntu, Tata Husen, Senin (21/7) ketika dikonfirmasi RAKA terkait keluhan puluhan pelaku bisnis di objek wisata tersebut yang mengaku sepi pembeli. Mereka menilai kondisi saat ini di objek wisata pantai Samudera Baru bertolak belakang dengan pernyataan bupati Karawang yang mengunggulkan objek wisatanya sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Ancaman yang paling besar terhadap tempat wisatanya ini adalah abrasi," jelas Tata yang juga pengelola Objek Wisata Samudera Baru tersebut. Dia sendiri mengaku mulai kerepotan mengelola objek wisata itu. Sebab, menurut dia, selama ini, dirinya terus menambah fasilitas obyek wisata ini dari hasil tiket masuk. Sementara pengunjung wisata yang datang terbilang sangat sedikit.

Ganasnya abrasi yang terjadi disekitar objek wisata tersebut tak dipungkiri oleh Tata. Dia sendiri mengaku menyerah jika pesisir pantainya sepanjang 2 kilo meter ini habis. Apalagi, belakang kerap terjadi air laut yang masuk ke warung-warung yang berjejer disepanjang pantai belum lagi gelombang laut yang tinggi dan sering menghamburkan pasir. Untuk mengantisipasi pasir-pasir itu pelaku bisnis melakukannya dengan membuat tanggul-tanggul karung berisi pasir. Akibatnya sekitar wisatapun jadi terlihat kumuh.

Sementara, puluhan bibit pohon bakau yang di tanam Tata Husen di sepanjang pantai pun habis terkikis. Nyaris pantai wisata ini seolah tidak berkutik saat menghadapi air pasang. Terlebih airnya keruh. Namun demikian Tata menyadari, hanya dengan cara inilah ekonomi masyarakatnya bisa terbantu. Yaitu dengan membebaskan mereka untuk buka warung, tanpa dipungut biaya apapun.

Dana hasil tiket, lanjut Tata, tidak bisa untuk memperbaiki kondisi pantai, kecuali untuk membangun fasilitas seperti Mandi Cuci Kakus (MCK), Mushola dan saung-saung berteduh yang sengaja didirikan di sepanjang pantai. Sedangkan untuk membangun turap pemecah gelombang memerlukan biaya yang sangat besar. Pantai sepanjang 2 kilo meter ini memerlukan pemecah gelombang dari batuan yang menjulur ke lepas pantai sepanjang 200 meter dan jarak masing-masing pemecah gelombang itu sekitar 100 meter. "Kalau ada pemecah gelombang, pantai ini bisa aman dari abrasi, malah bisa menghasilkan tanah timbul dan pantai jadi semakin luas," katanya.

Hingga saat ini tidak ada satu donatur pun untuk membantu Tata dan mengembangkan potensi pantai yang kini sedang dikelolanya. Selama ini, fasilitas obyek wisata di wilayah Utara Karawang ini hanya mengandalkan tiket masuk. "Untuk kendaraan motor Rp 2000 dan truk lebih dari sepuluh ribu rupiah," ucap Tata.

Pengunjungnya dari warga Karawang dan sekitarnya, juga banyak pengunjung dari Kabupaten Bekasi. Apalagi saat hari libur besar seperti Idul Fitri dan tahun baru, ribuan orang dari berbagai daerah memadati pantai wisata ini. "Banyak keinginan saya untuk mengembangkan pantai wisata ini, seperti panggung hiburan dan perahu wisata, kalau bukan dari pemerintah atau investor, saya tidak sanggup mewujudkannya, bisa tapi bertahap, tapi rasanya sangat sulit," jelasnya.

Seorang pengunjung setempat, Warsa (28) mengatakan, pantai wisata ini sangat potensial jika menjadi andalan Kabupaten Karawang. Karena meskipun kondisi pantainya tidak seindah Ancol, masyarakat patut berbangga memiliki tempat yang nyaman untuk istirahat dan melepas penat di pantai ini.

Diakuinya, memang jika tidak didukung modal kuat, pantai ini tidak akan berkembang kecuali bertahap dan lambat. Buktinya, pantai wisata Pisangan di Kecamatan Cibuaya malah rusak. Memang tidak ada yang bisa menghadang abrasi kecuali perencanaan yang matang dengan membangun penahan abrasi dengan biayanya cukup besar. (spn)

Desa Tuntut Bus Angkutan Sekolah



JAYAKERTA, RAKA - Bagi masyarakat Kecamatan Rengasdengklok, Jayakerta, Tirtajaya dan Pedes menyaksikan siswa bergelantungan diatas angkot sudah biasa. Pasalnya, angkutan umum di daerah tersebut memang tidak sebanding dengan jumlah siswa yang keluar sekolah secara bersamaan.

Seperti di SMPN 1 Jayakerta, pada siang hari sekitar 750 anak keluar sekolah dan sore harinya sekitar 400 anak, sedangkan cuma ada 3 angkutan umum jenis elf yang setia mengantar siswa pulang-pergi sekolah. Layaknya, satu angkutan umum itu hanya diperbolehkan mengangkut hingga 15 penumpang, tapi kenyataannya hingga 35 anak berjejal dalam satu angkutan umum. Seperti diungkapakan seorang sopir di Jayakerta, Wawan (25). Dia menjelaskan, di dalam mobilnya berjejal sekitar 20 anak, karena selebihnya tidak tertampung, maka 15 anak lainnya naik di atas mobil tersebut. Semuanya bayar ongkos sama, yaitu Rp 1000 per anak.

Jadi, pendapatannya sekitar Rp 35.000 sekali jalan, bahkan lebih jika mengangkut hingga 20 siswa yang bergelantungan di pintu-pintu dan bamper mobil depannya. Kata Wawan, meski siswa bergelantungan di belakang dan atas mobilnya, belum ada siswa yang jatuh. "Selama perjalanan, saya membawa mobil pelan-pelan," ucapnya.

Menanggapi hal ini, Wakasek SMPN 1 Jayakerta juga PLH SMPN 2 Jayakerta Engkus Sutisna, S.Pd menjelaskan, memang hal itu sering menjadi kekhawatiran pihak sekolah, tapi jika melihat kondisi daerah Jayakerta yang jarang angkutan umum, mau tidak mau siswa rela bergelantungan diatas mobil yang melanju kencang.

Dia menceritakan, kejadian terakhir pada tahun 2001 lalu, saat salah satu siswanya duduk diatas angkutan umum, ketika mobil itu melewati batang pohon mangga, anak itu memegangnya dan tertinggal bergelantungan di batang pohon tersebut yang kemudian jatuh. Sopir angkutan itu sendiri yang membawanya ke UGD RS Proklamasi Rengasdengklok, tapi kondisinya lukanya tidak begitu parah.

Sementara, di SMPN 2 Jayakerta sejumlah 850-an siswa pun berjejer di sepanjang jalan raya Batujaya, mereka menunggu angkutan umum dari arah Rengasdengklok ke Batujaya atau sebaliknya. Jika tidak kebagian tempat duduk, belasan siswa pun terpaksa bergelantungan di pintu, belakang dan atap kendaraan. Ada juga angkutan umum yang sengaja menjemput, mereka mengangkut siswa dengan ongkos yang murah Rp 500.

Angkutan umum kecil ini hanya sanggup menampung 15 siswa di dalam dan 10 siswa diatasnya termasuk yang bergelantungan di pintu dan belakang mobil. Kendati begitu, ketidak nyamanan ini tetap saja dianggap tantangan oleh siswa tersebut. Seperti diungkapkan beberapa siswa, mereka tidak keberatan naik di kap mobil.

Camat Jayakerta, Drs. H. Hamdani menyatakan, dirinya pernah menghimbau kepada sekolah-sekolah supaya melarang siswanya bergelantungan di atas mobil, tapi kenyataannya tetap saja siswanya yang nakal. "Kita tahu, angkutan pelajar di kecamatan lain pun tidak efektif. Memang sulit menangani hal ini, karena meski masyarakat sudah dikasih, tapi kenyataannya tetap saja seperti itu, saya sudah menghimbau pada kepala sekolah supaya jangan ada yang diatas karena membahayakan nyawa pelajar," ujarnya. (spn)

Camat Pakisjaya Akan Buat DAS, Untuk Atasi Krisis Air Sawah

PAKISJAYA, RAKA - Pemerintah Kecamatan Pakisjaya berencana membuat sodetan (cela) Sungai Citarum di Desa Teluk Buyung. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengatasi krisis air persawahan di kecamatan tersebut.

Camat Pakisjaya, Drs. Heri Paryono mengatakan itu kepada RAKA Minggu (27/7) kendati diakuinya pihaknya juga mendapat bantuan dari Perum Jasa Tirta (PJT) II Rengasdengklok. Dijelaskan Heri, sodetan atau celah tanggul Sungai Citarum itu akan dibangun agar airnya bisa turun ke 'kali mati' yang sudah lama tidak digunakan warga. Kali mati sepanjang 500 meter itu awalnya saluran buangan persawahan setempat jika terjadi banjir. Kini, saluran itu akan kembali digali untuk menghubungkan Sungai Citarum dan saluran sekunder Pakisjaya.

"Jadi, kami akan membuat pompa air yang menyedot air Citarum. Pembangunanya jelas butuh biaya hingga Rp 1 Miliar, tapi kami akan lakukan hal yang kecil terlebih dahulu. Yaitu membuat bendungan pompanya yang perkiraan kami hanya menghabiskan Rp 130 juta-an," kata Heri.

Diakuinya, sudah beberapa hari ini PJT sudah menghitung tata letak perbaikan bendungan tersebut sekaligus anggarannya. Jika sudah, maka dia bersama Seksi PJT II Rengasdengklok Djoko Sutantyo akan membuat laporan ke Bupati Karawang dan meminta supaya rencana ini dianggarkan dalam Rencana Anggaran Belanja (RAB). Dan pekerjaannya diperkirakan akan memakan waktu 15-20 hari. Supaya hal ini bisa segera terealisasi, camat akan mengumpulkan semua petani di kecamatannya untuk swadaya membeli mesin pompa, sedangkan pembuatan 'lening' saluran biayanya dari bupati.

Total sawah di Kecamatan Pakisjaya sekitar 3.119 hektar dan sawah tadah hujannya tercatat 1.500 hektar. Pembangunan saluran air dari Sungai Citarum untuk mengairi saluran sekunder ini diharapkan bisa mengairi seluruh sawah sekaligus sawah tadah hujan.

Selama ini, untuk menolong para petani dari kekurangan air, camat sering membuka-tutup pintu air saluran sekunder di daerah Rengasdengklok. Bahkan dia pernah 'ngelas' pintu air supaya tidak ditutup petani Jayakerta. "Saya melakukan itu karena saya sayang pada warga saya, apapun resikonya. Untuk itu, mudah-mudahan rencana saya ini direspon baik oleh bupati," ujarnya. (spn)

TKW Meninggal di Arab, Keluarga Tuntut Gaji

RENGASDENGKLOK, RAKA - Pihak keluarga Sari binti Sanip, tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok yang tewas di Arab Saudi, tetap menuntut PT Binhasan Maju Sejahtera agar mengeluarkan gaji dan santunan terhadap korban.

Hal itu disampaikan Kepala Desa Kertasari Apud Mahpudin, Kamis (23/7) siang kepada RAKA. Dia juga menunjukan surat yang ditandatangani keluarga Sari yang menyatakan mereka merelakan Sari dikebumikan di tanah Arab Saudi.

"Pihak keluarga merelakan Sari untuk dimakamkan di negeri tempat dia bekerja dan keluarganya tidak akan mengambil jasadnya ke tanah air. Namun begitu, pihak keluarga tetap menuntut hak-hak Sari untuk diberikan pada keluarganya. Seperti uang gaji selama almarhum bekerja dan santunan dari PT. Binhasan Maju Sejahtera selaku perusahaan yang memberangkatkan Sari," ungkap Apud.

Seperti diketahui, pada 13 Juli 2008 lalu, Konsulat Jendral RI Jeddah menghubungi keluarga Sari dan menyatakan seorang warga negara Arab Saudi bernama Faisal Mubarak Marzuki Al Syawali wakil majikan atas nama Sari Binti Sanip Suhadi melaporkan meninggalnya TKI tersebut di Taif wilayah Makkah.

Hingga kemarin, jenazahnya masih berada di Rumah Sakit King Abdul Azis. Sari dinyatakan meninggal pada Kamis 10 Juli 2008 di rumah sakit tersebut, kematiannya disebabkan sakit radang paru dan otak sesuai dengan visum rumah sakit. "Cerita TKW ini seperti sinetron yang tidak ada hentinya setiap tahun. Saya berharap, harunya dibentuk organisasi yang melindungi TKW, karena kematiannya mencurigakan. Kalau memang dia sakit (saat cek medikal, red), baiknya perusahaan tidak menerbangkan dia ke Arab," kata Kades Apud.

Selain Sari, ada satu warga RT 12/05 Dusun Tegal Asem, Desa Kertasari bernama Titin Binti Asmadai (28) yang hingga kemarin tinggal di Kedutaan Besar Republik Indonesia, dia sengaja meminta perlindungan karena selama 3 tahun bekerja belum digaji, kecuali hanya 5 bulan saat dia tiba di rumah majikannya itu pada Februari 2005, setelah digaji lima bulan hingga kini Titin seperti dikerja paksakan tanpa upah.

Suami Titin, Rudi Permana yang juga Kaur Trantib Desa Kertasari sangat menyayangkan tidak bisa menemukan catatan kontrak istrinya ini, karena perusahaan yang memberangkatkan Titin dinyatakan sudah bangkrut. "PT yang memberangkatkan istri saya katanya sudah bangkrut, dan ini sangat tidak bertanggungjawab. Saya harap istri saya bisa segera pulang ke rumah dengan gaji yang bisa diselesaikan kedutaan," ujarnya. (spn)

Krisis Keuangan, SMAN 1 Pedes Buka Infak




PEDES, RAKA - Akibat devisit keuangan, SMAN 1 Pedes membuka infak bagi orang tua siswa saat Penerimaan Siswa Baru (PSB) sebesar Rp 115 ribu. Dari dana tersebut terkumpul Rp 36 juta-an dan akan disalurkan untuk pembangunan fasilitas sekolah.

Hal itu disampaikan Kepala Sekolah SMAN 1 Pedes, Undang Muhdan, SPd, kepada RAKA, Kamis (24/7) siang. Menurut dia, fasilitas yang akan mendapat alokasi dana seperti laboratorium skill, tata busana, tata boga dan elektro. Termasuk kegiatan menyablon yang dihimpun dalam kegiatan BKLK (Berwawasan Keunggulan Lokal Kelautan) yang sudah menjadi ekskul andalan sekolah ini.

Kepala Sekolah SMAN 1 Pedes, Undang Muhdan, S.Pd menjelaskan, dana sumbangan siswa tersebut tidak wajib, karena dia tetap mengacu pada Dana Sumbangan Pembangunan (DSP) yang telah ditetapkan bupati yaitu sebesar Rp 785 ribu/siswa. "Awalnya saya menyampaikan pada komite keadaan keuangan sekolah yang devisit, kemudian ditindak lanjuti oleh komite dengan melakukan musyawarah pada orang tua, hasilnya menentukan dana DSP ditambah infak dan disetujui.Dan hasil ini sudah saya sampaikan ke Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang," katanya.

Diakui Undang, dia sendiri tidak mengajukan dana Infak itu melainkan hanya menyampaikan kondisi keuangan pada komite. Dan setelah dimusyawarahkan dengan orang tua murid, sebagain besar menyanggupinya. Namun, buntut dari dana tersebut, sekolah banyak didatangi wartawan, tokoh masyarakat hingga anggota dewan.
Mereka tidak setuju terhadap dana itu, karena dianggap rancu dan menyalahi peraturan. "Hal ini pun telah saya sampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Karawang, memang dia sangat menyayangkan, tapi setelah kami berusaha menjelaskan, dia pun mau memahami," jelasnya.

Pada tahun ini, SMAN 1 Pedes akan mendapatkan dana APBD untuk kelas baru sebanyak dua lokal sebesar Rp 124 juta. Sementara, SPP kelas X selama 12 bulan ditahun ajaran ini Rp 230.400.000, SPP kelas XI Rp 211.680.000 dan SPP kelas XII Rp 184.800.000. "Dana infak atau hibah itu dibayar terlebih dahulu, kemudian DSP dibayar berikutnya, kami pun tidak ingin menyalahi peraturan yang telah ditetapkan bupati, tapi sekolah ini memiliki program Berwawasan Keunggulan Lokal Kelautan (BKLK) juga membutuhkan pengarugan tanah untuk bangunan baru," ucapnya.

Tahun ini pendaftaran siswa baru sebanyak 617 dan yang diterima hanya 320 orang untuk delapan kelas, yang ditolak 296 calon siswa baru. Dana infak itu, kata Undang, dimasukan ke dalam Rencana Anggaran Pembelanjaan Sekolah (RAPBS) untuk operasional pendidikan selama setahun kedepan. Dia menambahkan, selama setahun berjalan, sekolah pun memerlukan biaya yang tidak sedikit. "Ya, saya tahu jika dana infak itu akan dianggap pungutan yang menyalahi peraturan. Memang dilematis bagi kami, disatu sisi ingin melengkapi fasilitas, tapi disisi lain kami harus melawan aturan," ujarnya. (spn)

PKS Bidik IPM dan Tempat Ibadah



RENGASDENGKLOK, RAKA - Kendati dikatakan berhasil mendongkrok Indeks Prestasi Manusia (IPM) pendidikan dan kesehatan namun Pemerintah Karawang gagal meningkatkan perekonomian dan daya beli masyarakat.

Demikian diungkapkan anggota DPRD Jabar Eka Hardiana dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat resesnya ke Rengasdengklok baru-baru ini. Ia memisalkan kesejahteraan petani, nelayan dan pengangguran. Ini tentu tidak bisa dikerjakan satu partai politik saja melainkan harus melibatkan semuanya, termasuk masyarakat.
Eka didampingi Ketua Fraksi PKS DPRD Karawang, Dedi Sudrajat dan Ketua DPP PKS Kabupaten Karawang Karmin Amrullah. Lebih lanjut Eka memaparkan, daya beli masyarakat ini harus bisa diselesaikan, apalagi Karawang ini merupakan lumbung padi, jadi jelas sektor ekonomi yang potensial inilah yang harus diperbaiki.

Saat ini, pendapatan domestik masyarakat memang besarnya dari sektor industri manufaktur, tapi kenyataannya kekuatan pangan malah lebih besar dan berpotensi. "Potensi Karawang ini harus dijaga, saya dukung 'sawah abadi' (tidak ada lahan sawah yang dijadikan pabrik, red), kalau itu dipertahankan maka Karawang akan maju. Saya bukan anti pabrik ya, jangan sampai sawah di Karawang ini dialih fungsikan dan mematikan sektor pangan," jelasnya.

Sementara, Dedi Sudrajat menyatakan, fraksi PKS telah berjuang memenuhi kebutuhan masyarakat Karawang, diantaranya sarana ibadah dan keagamaan yang telah dibangun sekitar 400 lebih. Dan semua ini tentunya berkat kerjasama antara para tokoh yang berpartisipasi. "Kami berhasil mengajak dari fraksi parpati politik lainnya untuk berjuang bersama membantu sarana ibadah dan keagamaan. Mereka tanggap dan merespon dengan sangat baik, selama ini kami memperjuangkan supaya pembangunan fisik bisa bergeser ke fasilitas keagamaan," jelasnya.

Diakuinya, selama ini fraksi PKS tidak menghendaki hanya mengumbar janji. Untuk itu, pada kesempatan reses tersebut pihaknya ingin mendengar aspirasi langsung dari masyarakat untuk pembangunan di Kabupaten Karawang. "Kami merasa masih banyak kekurangannya dan belum melakukan aspiratif terhadap masyarakat, karena memang aspiratif tidak begitu saja langsung masuk ke anggaran APBD, tetapi diverifikasi terlebih dahulu. Kami memang belum maksimal berjuang di kabupaten ini. Untuk itu, kami mohon doa restu supaya bisa menyelesaikan pembangunan yang belum direalisasikan," jelasnya. (spn)

Jalan Bedeng Dipaku Beton



RENGASDENGKLOK, RAKA - Dinas Bina Marga Karawang kembali memperbaiki Jalan Raya Bedeng, Kecamatan Rengasdengklok. Kini, perbaikannya menggunakan paku beton di sepanjang 120 meter pinggir jalan tersebut.

Sebanyak 40 paku beton itu ditancapkan untuk menahan tanah jalan agar tidak bergeser dan menyebabkan jalan amblas seperti yang sering terjadi. Pelaksana Teknis Bina Marga Rengasdengklok H. Adang menjelaskan kepada RAKA, Senin (28/7) siang.

Jalan Bedeng itu sudah kokoh setelah beberapa bulan lalu tanahnya digilas batuan sekaligus dipasak pakai kayu-kayu gelondongan. Paku beton yang kini sedang dilakukan hanya untuk menahan jalan itu supaya tanahnya tidak 'sleding' atau longsor ke sungai. "Setelah perbaikan sebelumnya jalan ini tidak lagi longsor, tapi kita tetap membuat penahan yang kuat dengan paku beton, agar jalan itu tidak amblas lagi," katanya.

Diketahui, jalan ini selalu rusak bahkan hotmix sering patah akibat tanahnya labil dan amblas kebawah. Bahkan pemborong jalan ini terbilang rugi, karena hanya tiga bulan setelah perbaikan, jalan ini kembali rusak. Meski ditutup batuan dan tanah diatasnya, jalan sepanjang 120 meter ini tetap saja selalu amblas. Untuk itu, saat ini Bina Marga Karawang mengambil jalan final dengan memaku pinggiran jalan yang langsung menyentuh saluran air sekunder ini dengan paku beton dengan masing-masing bobotnya sekitar 2 ton.

Jalan sepanjang 120 meter ini pernah dijadikan saluran sekunder yang mengairi persawahan di Kecamatan Pedes dan Kutawaluya. Itu dilakukan ketika pemerintah sedang memperbaiki bendungan saluran air yang menghubungkan saluran induk dan sekunder. Setelah pekerjaan bendungan selesai, saluran sekunder itu kembali ditutup dan diarug. Setelah banyak dilalui kendaraan, jalan yang sempat dipotong untuk saluran air ini selalu amblas, karena di dalamnya masih banyak mengandung lumpur yang tidak mampu menahan bobot berat kendaraan.

Sementara itu, jika jalan Bedeng sudah dinyatakan stabil dan tidak lagi amblas, maka dalam waktu cepat Bina Marga Karawang akan kembali menyulam jalan itu dengan hotmix. "Percuma dihotmix kalau kondisi tanahnya labil, kita akan lihat, sampai sejauh mana ketahanan jalan ini, kalau terbukti sudah kuat, baru kita akan hotmix," kata Adang. (spn)

SDN Rangdumulya II Menjadi Korban Percurian Berkali-kali





PEDES, RAKA - Bupati Karawang Dadang S Muchtar ditagih pembangunan gedung SDN Rangdumulya di Kecamatan Pedes. Terlebih kondisi gedung kini sudah keropos dan bolong-bolong hingga acap kali menjadi korban pencurian.

"Bupati pernah bicara langsung kepada semua kepala sekolah, jangan merengek-rengek meminta perbaikan gedung baru, meski tidak merengek pun akan saya (bupati, red) prioritaskan. Tahun depan, saya akan merampungkan perbaikan sekolah hingga tahun depan," ucap Kepala Sekolah SDN Rangdumulya II, Sarli Sudarli kepada RAKA, Senin (28/7) merilis pernyataan bupati beberapa waktu lalu.

Diakuinya, kondisi sekolahnya memang sudah parah, terutama 3 ruang kelas yakni ruang kelas 1,2 dan 3 termasuk 1 ruang guru. "Kalau pemborong yang membangun gedung ini tidak mementingkan kualitas pasti sudah ambruk. Larena empat ruang gedung lama ini dibangun sejak tahun 1979," ungkap Sarli.

Sementara, tiga kelas baru untuk kelas 4, 5 dan 6 sudah diperbaiki beberapa bulan lalu. Kata Sarli, Bupati Karawang telah berjanji akan menuntaskan pembangunan gedung sekolah hingga tahun 2009 nanti.
Memang, gedung lama ini tampak bagus jika dilihat dari luarnya, karena selalu dirawat guru dan kepala sekolahnya. Tapi kini keroposnya makin menjadi-jadi sehingga sulit ditambal lagi. Dan sudah dua tahun ini, sekolah itu tidak lagi ditambal.

Bahkan banyak kayu-kayu atap yang disanggah supaya tidak ambrol ke bawah. Dengan kondisi seperti ini, jelas butuh perhatian serius dari Pemerintah Karawang. Dan, ironisnya, kondisi sedemikian justru dimanfaatkan maling untuk menguras aset-aset sekolah. "Pencuri itu jelas tidak berpendidikan, karena melakukan tindakan kriminal dengan merugikan aset pendidikan," tegas Sarli kesal.

Namanya juga maling, tidak peduli gedung SDN Rangdumulya di Kecamatan Pedes ini keropos atau tidak. Dan tanpa peduli kalau selama ini guru-guru di sekolah ini bersusah payah tanggung renteng menambal dinding-dinging kelas yang bolong-bolong tapi tetap saja dicuri.

Sejumlah aset sekolah yang berhasil disikat pencuri diantaranya peralatan listrik dan alat pompa milik sekolah. Dan, ini terjadi beberapa kali dalam dua bulan belakang. Memang di sekolah ini tidak ada penjaga khusus, jadi sangat rentan jika dibobol maling.

Hingga kemarin, pencuri aset sekolah ini belum ditemukan. Lucunya, pihak sekolah baru mengetahui jika kabel-kabel listriknya hilang ketika guru mengajak siswa senam pagi. Berulang kali 'tape' dicolokan ke kontak listrik tetap saja 'tape' itu tidak nyala, setelah ditelusuri, ternyata semua kabel listriknya hilang termasuk lampu-lampunya. (spn)

Musancabsus PDIP Jaring Calon Legislatif




KUTAWALUYA, RAKA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Karawang gelar Musyawarah Anak Cabang Khusus (Musancabsus) di Aula Desa Sindangmulya, Kecamatan Kutawaluya, Senin (30/6) siang. Rapat tersebut mengagendakan penentuan hasil calon legislatif dari partai berlambang moncong putih itu.

Hasil Musancabsus PDIP Kecamatan Kutawaluya, untuk calon anggota DPRD Kabupaten . Karawang diantaranya, 1.Uman Rusmana, 2.H.Amo Rusjanto, 3.Ir.Rahmat Taufik Jambak alias Buyung, 4.Ny.Saryati Purwaniagara, SS, 5.Abdul Arif, SE, 6.Enjay, AMKP 7. Imun Munandar 8. H. Udin Haerudin 9. H.Ahmad Basari 10. Ny.Aisyah 11. H.Suharyana. Sedangkan calon anggota DPRD Provinsi Jawa Barat yaitu 1. H. Tono Bahtiar SP, 2. H.Jejen Afandi Nugraha 3. H.Slamet Jayusman dan 4. Drs.K.H. Ajie Mubarok Rahmat, MM.
Dijelaskan Sekertaris DPC PDIP Karawang, Drs. H. Deden Darmansyah, Musancabsus di Desa Sindangmulya ini merupakan hari ke 6 dari 11 kecanatan, jadi sehari mengadakan Musancabsus di dua kecamatan. Musancabsus ini menyaring calon anggota legeslatif DPRD Kabupaten Karawang dan Provinsi Jawa Barat, diantaranya merekapitulasi hasil rapat pleno ranting PDIP di tiap kecamatan.

Sebelum acara Musancabsus ini, PAC sudah melakukan rapat, yang kemudian ranting partai ini berwenang mencalonkan satu calon anggota DPRD kabupaten. Sedangkan untuk rapat PAC, partai berwenang mencalonkan sekurangnya satu anggota DPRD Provinsi dan dua kali kuota DPRD sesuai daerah pemilihannya. Rapat yang dilakukan PAC dan ranting itu dinamakan penjaringan, sedangkan Musancabsus ini merupakan rapat penjaringan calon legeslatif.

Ini merupakan penyaringan rekapitulasi hasil penjaringan, kata Deden, dan sudah ada sepuluh kecamatan yang sudah terjaring. Diakuinya ada dua kelemahan partai ini, yaitu kader perempuan baru terdapat tiga orang, sementara yang dibutuhkan adalah 18 orang, ini untuk memenuhi ketentuan UU No. 10 Tahun 2008 tentang pemilihan umum DPRD, DPR RI dan DPD tahun 2009 yang menyatakan, setiap parpol sekurang-kurangnya mendaftarkan caleg gender 30 persen, sementara untuk kabupaten 60 caleg, berarti sekurangnya 18 orang.

Dari caleg yang terjaring di sepuluh kecamatan, sekitar 20 persen dialokasikan untuk caleg yang memiliki kemampuan, yaitu dalam bidang pemerintahan, pendidikan dan kesehatan, ini diharapkan mucul dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) aktif maupun pensiunan, kalau ini dapat terwujud fraksi PDIP Karawang mengharapkan akan mampu lebih mewarani dalam memperjuangkan pendidikan, kesehatan dan pemerintahan. "Mudah-mdahan 20 kecamatan lagi kekurangan itu dapat terpenuhi," katanya.

PDIP ingin menunjukan pada masyarakat, partai ini adalah parpol terbuka dan merangkul tokoh masyarakat yang memiliki potensi untuk mewakili masyarakat di kursi DPRD. Sehingga kesempatan ini dibuka seluas-luasnya bagi masyarakat. Dan target PDIP, kegiatan ini selesai pada 9 Juli 2008. Sedangkan pada 12 Juli 2008 akan dilaksanakan Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) dalam rangka merekapitulasi hasil-hasil Musancabsus di 30 kecamatan se-Kabupaten Karawang.

“Insya Allah, setelah Musancabsus akan dibentuk tim verifikasi sebagai acuan rapat pleno cabang dalam menetapkan 60 orang caleg definitif. Rapat peleno itu akan dilaksanakan 15 Juli 2008 di DPC PDIP Karawang. Setelah 60 caleg tersaring, maka pada 16-25 Juli 2008 ke-60 caleg itu diharapkan bisa memenuhi persyaratan yang diatur SK 210 dari DPP PDIP dan pasal 50 ayat 1 dan 2 UU No 10 Tahun 2008,” jelasnya.

Kemudian, pada 28 Juli 2008, tambahnya, daftar caleg diharapkan sudah disahakan oleh DPP PDIP, lalu pada 5 Agustus 2008 calog DPRD Kabupaten Karawang dari PDIP sudah mengisi formulir yang diberikan Komite Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Karawang. Pada 9 Agustus 2008, calog itu sudah didaftarkan ke KPUD berikut persyaratannya. Sehingga pada awal bulan september 2008 sudah ada daftar calon sementara yang dikeluarkan KPUD. Dan kampanye dilaksanakan mulai 8 Juli 2008 sampai 1 April 2009, yaitu mengkampanyekan partai dan nomor urutnya, serta mengkampanyekan calon yang akan diusung PDIP.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPC PDIP Karawang, H. Tono Bahtiar, SP menyatakan, target pemenangan di daerah Kecamatan Kutawaluya, Jayaerta, Rengasdengklok dan Kecamatan Rawamerta pada pemilu legeslatif 2004 lalu menempatkan dua orang kader tebaiknya duduk di legeslatif. Pada pemilu legeslatif tahun 2009 mendatang akan memberbaiki titik-titik daerah yang masih dianggap lemah dalam pendulangan suara. “Kami sedang mengkaji peta politik di setiap desa dan kecamatan yaitu titik-titik yang danggap masih lemah, kami akan memaksimalkan semua kerja dari jajaran pengurus tingkat kecamatan, desa hingga perwakilan sampai ke tingkat TPS, kami akan memasang target pada pemilu tahun 2009 ini di daerah pemilihan Karawang III, menjadi tiga kursi, dimana target ini tidak menjadi irasional karena pemilu 2009 ini PDI menjadi pilihan terbaik rakyat,” ucapnya.

Diakuinya, selama ini PDIP konsisten dengan perjuangan ‘wong cilik’, termasuk fraksi PDIP Karawang telah banyak membantu masyarakat, diantaranya sarana infrastruktur jalan, jembatan, irigasi pertanian, masjid, mushola, sekolah dan penguatan modal usaha pada kelompok Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
“Ini merupakan hal yang telah dilakukan fraksi kami dan yang telah diamanatkan PDIP Karawang untuk terus menerus berjuang terdepan untuk Kabupaten Karawang.

Dan penjaringan di Kutawaluya ini telah muncul nama-nama tokoh masyarakat yang merupakan sosok yang cukup dikenal oleh masyarakat luas. Ini merupakan modal untuk penambahan suara pada pemilu tahun 2009, sekaligus Pilpres yang akan menempatkan ketua Umum PDIP Hj. Megawati Soekarnoputri untuk kembali memimpin bangsa dan negara ini kedepan,” tegasnya. (spn)

Camat Tirtajaya Lantik Pjs Kepala Desa

Friday, July 11, 2008



TIRTAJAYA, RAKA - H. Timan Sukirman Kades Tambak Sumur, Kecamatan Tirtajaya akhirnya dengan sukarela menyerahkan jabatan kepada Pjs Kades Dadan Gandara yang sebelumnya menjabat Kaur Ekbang. Pelantikan berlangsung di Aula Kecamatan Tirtajaya, Jumat (4/7) sekitar pukul 09.00 WIB langsung dilakukan oleh Camat Wawan Setiawan.

Selain Desa Tambak Sumur, Camat Tirtajaya Wawan Setiawan juga melantik Pjs Kades Tambak Sari Bunyamin sebelumnya menjabat Kaur Pemerintahan menggantikan Arum Saepullah HL. Sementara empat desa lagi, yaitu Srijaya, Medan Karya, Pisang Sambo dan Kutamakmur, rencananya akan dilaksanakan pelantikan Pjs pada pertengahan bulan ini. Sedangkan Desa Sumur Laban telah dilantik Pjs pada Maret 2008 karena Kepala Desa Alm. Jakam meninggal karena sakit dan Alm. Jakam ini termasuk Kades 179.

Kata camat, khusus untuk dua desa ini merupakan contoh bagi rekan-rekan desa lainnya, dengan lengsernya kedua mantan kades ini bisa menjadi contoh yang baik dengan ketulusannya menyerahkan jabatan kepala desa. Diakui camat, memang suatu keputusan tidak selalu menyenangkan semua pihak, ada yang diuntungkan dan ada yang dirugikan. Mantan kades yang ikhlas meletakan jabatannya ini, mudah-mudahan bisa diikuti desa 179 lainnya.

Camat merasa bangga dan sangat salut dengan kedua mantan kepala desa yang secara langsung menyerahkan estafet kepemimpinan. Sejak proses pengajuan Pjs oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) beberapa hari lalu, mereka selalu hadir bahkan mendukung proses Pjs itu tanpa memiliki rasa dongkol jabatannya akan dicabut. "Tarik ulur itu wajar, tapi tahapan pengusulan Pjs kades berjalan baik. Ini patut dicontoh dan ditiru oleh desa lainnya, karena meski kades bertahan pun tetap saja semuanya akan meletakan jabatannya, sebab ini sudah diatur. Dan pada Pjs yang sudah dilantik, jabatan ini bukan untuk mengembangkan diri, jangan mengira jabatan ini enak, tapi harus bisa menggemban tugas yang sangat berat ini dengan sebaik-baiknya," jelasnya.

Usai pelantikan, mantan Kades Tambak Sumur, H. Timan menyatakan, dengan pelantikan Pjs ini memberi contoh pada desa-desa lain yang sulit di-Pjs-kan, karena memang jabatan ini bukan milik pribadi. Dan semua ini sudah diatur oleh undang-undang, kalau habis masa jabatan, mau tidak mau harus berbaik hati dan menerima lengser. Diharapkannya, Pjs bisa melakukan tugas dengan baik, karena jabatan yang diemban ini adalah amanah, masih banyak pekerjaan yang belum selesai, intinya aparat desa harus betul-betul melayani masyarakat.

"Ini dibuktikan oleh saya. Kalau hanya baik di pemerintahan tapi tidak baik di masyarakat maka akan jadi kendala dan tidak ada artinya, saya sudah dua kali mempimpin di Desa Tambak Sumur dan berharap pada pimpinan-pimpinan seterusnya lebih bagus dibanding saya sehingga masyarakat merasa puas," katanya.

Pjs Kades Tambak Sari Bunyamin mengungkapkan, dia senang dengan jabatan ini meski beresiko karena memang tanggungjawabnya besar, terutama tentang pelayanan masyarakat dan menghadapi pelaksanaan pembagian dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi keluarga miskin. Kata Bunyamin, saat ini pihaknya sedang melakukan perencanaan matang dan mendata perubahan penerima BLT supaya pada pelaksanaan nanti tidak kisruh. Di desa ini, penerima BLT tercatat sekitar 1.075 kepala keluarga. (spn)

Butuh Reserve Atasi Kebutuhan Listrik Industri



KARAWANG, RAKA - Penurunan pemakaian listrik di kawasan industri mencapai 30 MW atau sekitar 10 persen. Untuk itu harus ada reserve. Misalnya jika pembangkit terbesar di Jawa padam maka ditentukan untuk Karawang mendapat tambahan kuota pemadaman. Dan itu baiknya memang disiapkan oleh industri.

Misalnya tambahan kuota pemadaman sebesar 16 MW, berarti 30 MW penurunan listrik di kawasan industri tambah 16 MW tambahan kuota pemadaman, hasilnya jadi 46 MW. Dan 46 MW itu bisa diturunkan untuk industri. Demikian dikatakan Manajer PLN APJ Karawang, Ir. Mimin Insani, kepada RAKA, kemarin.

Diakuinya, memang ganguan listrik terbesar tidak melulu industri, pelanggan rumah pun sama-sama merasakan dampak yang cukup besar akibat pemadaman ini. Namun, padam listrik dua jam lalu hidup dan mati lagi selama dua jam itu lebih baik dibanding mati listrik melebihi empat jam, dampaknya tentu akan mengarah pada makanan di kulkas akan busuk karena teperatur suhu dinginnya mati terlalu lama.

Untuk mensiasati pelanggan industri, saat ini PLN melakukan koordinasi dengan pengelola kawasan industri untuk mendapatan jadwal yang paling aman untuk padam. Dan PLN alan mengeluarkan data riil supaya kemungkinan buruk bisa teratasi akibat pemadaman ini.
“PLN sama sekali tidak berharap listrik untuk kawasan industri ini padam, cuma persoalannya di dalam kawasan ini ada ‘dualisme’, satu sisi ada industri yang menghendaki pemadaman total dan satu sisi lagi ada industri-industri yang menginginkan supaya PLN hanya mengurangi beban saja, kita jelas tidak bisa melaksanakan keduanya, kecuali salah satu dari itu, PLN pun ingin menggeser hari libur kerja industri pada waktu yang tepat untuk pengurangan beban listrik supaya tidak mengganggu operasional perusahaan itu,” katanya.

Menyikapi krisis ini, dia berharap selain industri, masyarakat umum pun harus paham terhadap kondisi PLN. Saat ini bahan bakar perbarel sekitar 143 US dollar, apalagi kalau nembus 200 US dolar per barel, tidak hanya PLN tapi negara ini bisa bangkrut. Dan semua orang sudah tahu ini tidak hanya terjadi di Indoesia tapi merupakan krisis dunia, kemungkinan ini terjadi karena ulah spekulan minyak.

Sebenarnya pembangkit listrik bisa dibangun oleh pihak swasta, tapi bagaimana mereka mau membangun jika harga jual listrik masih rendah, kalau harga jual listrik PLN masih rendah, sementara swasta tidak boleh menjual langsung pada pelanggan, apa yang menarik bagi pihak swasta. Jadi bagaimanapun Tarif Dasar Listrik (TDL) harus naik. Jika menunggu harga listrik tidak naik maka PLN harus membangun pembangkit baru, tapi siapa yang akan memberikan jaminan pinjaman ke PLN. “Jadi, ini bukan hanya masalah PLN, tapi juga merupakan persoalan nasional,” katanya, (spn)

Camat Jayakerta Lantik 4 Pjs Kades



JAYAKERTA, RAKA - Pelantikan Pjs Kades menggantikan kades yang telah habis masa jabatannya masih terus bergulir. Kini giliran Camat Jayakerta H. Hamdani melantik empat Pjs kepala desa sekaligus, Kamis (3/7) siang di aula Kecamatan Jayakerta.

Keempat Pjs Kades yang dilantik masing-masing Pjs Kades Ciptamarga Sarimin yang sebelumnya menjabatan sekdes menggantikan M. Romli, Pjs Kades Medang Asem Jaenal Abidin sebelumnya Kaur Pemerintahan menggantikan Dadang M. Tamin, Pjs Kades Makmur Jaya Engkos Kosasih sebelumnya Kaur Trantib menggantikan Ade Suryadi dan Pjs Kades Jaya Makmur Endang sebelumnya Kaur Kesra menggantikan H. Syafei.

Keempat desa ini telah diriksus dalam waktu bersamaan pada Senin 30 Juni 2008 di aula kecamatan. Sementara, yang pertama mengusulkan Pjs adalah Desa Ciptamarga pada 18 Juni 2008 kemudian diikuti tiga desa lainnya. Pelantikan bersama ini karena waktu hasil pleno BPD dari desa-desa tersebut waktunya tidak berjauhan.

Pelantikan ini hanya diikuti satu mantan Kepala Desa Ciptamarga yaitu M. Romli sementara mantan kades lainnya tidak hadir karena keperluan pribadi, kecuali hanya menitipkan stempel kepala desa kepada camat untuk diberikan pada Pjs. kades. Pada kesempatan bicara, Romli menyatakan, Pjs. kepala desa agar bisa meneruskan jejaknya, terutama mengendalikan masyarakat yang akan menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT). "Kalau ada keluhan langsung dari warga kita, mohon ditanggapi segera," singkatnya.

Sementara, Pjs Kepala Desa Ciptamarga, Sarimin menjelaskan, selama ini BPD telah memercayakan pada dirinya sebagai Pjs Kades, namun begitu dia juga tetap akan meminta petunjuk dari mantan kepala desanya untuk bisa membangun desanya, karena tanpa panduan dari mantan kades dia mengaku gagap memerintah desa dan butuh koordinasi termasuk dengan masyarakat.

Ketua BPD Medang Asem Yayat Supriatna SH, mengatakan, pelantikan ini menandakan proses hukum perda No. 8 itu telah dilaksanakan dengan baik. Memang selama proses Pjs ini tidak pelak harus berbenturan dengan masyarakat. Kendati begitu, rekomendasi bupati hasil Pengadilan Tata Usaha Negeri (PTUN) Bandung menjadi landasan yuridis bagi BPD untuk mengambil langkah sesuai perundangan yang berlaku.

Dengan begitu, BPD bisa mengusulkan Pjs kades yang akhirnya bisa dilantik. "Saya ucapkan selamat jalan pada mantan kades yang telah melakukan dedikasi tinggi selama menjalankan tugasnya," katanya.

Sementara, Camat Hamdani berpesan supaya BPD dan Pjs. kepala desa mempersiapkan diri menghadapi Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di desa mereka masing-masing. Selain itu, dia juga berharap pada pelaksanaan pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) di kecamatannya kondusif dan bisa diantisipasi pihak desa dengan benar. (spn)

PLN - Apindo Bahas Pemadaman Bergilir



KARAWANG, RAKA - PT. PLN APJ Karawang temu pelanggan dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Cabang Karawang, Rabu (2/7) sore di Graha KIIC Karawang. Selain membahas kondisi suplay listrik mereka juga mengeluhkan penyuplayan listrik saat ini yang sering padam dan dinilai mengganggu produksi perusahaan.

Keluhan yang dilontarkan pelanggan besar diatas 200 kVa itu dibahas bersama Ketua Apindo Jabar Dedi Wijaya, Apindo Karawang Sujianto, Manajer APJ Ir. Mimin Insani SE, Manajer Bidang Niaga PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Denny Pranoto dan Pengelola Kawasan KIIC, Sani Iskandar. Dalam pertemuan tersebut, perusahaan yang berada di kawasan KIIC Karawang meminta ketegasan pada PLN mengenai jadwal pemadaman bergilir. Sedangan PLN menjawab, hal tersebut merupakan persoalan nasioanl, karena saat ini PLN sedang mengalami devisit daya listrik akibat kondisi pembangkit tenaga listrik nasional.

Kata Denny, pihaknya sudah bentuk jadwal pemadaman bergilir untuk kawasan perusahaan industri di beberapa daerah termasuk Karawang. "Situasi ini yang harus kita sikapi karena lorongnya (krisis listrik PLN, red) masih panjang, mudah-mudahan pada tahun 2009 listrik bisa kembali normal," jelasnya.

Dijelaskan Danny, kondisi tahun 2008 setelah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bulan lalu, industri cenderung mengalihkan dari ‘captive power’ (pembangkit sendiri milik industri) ke pembangkit PLN. Selain itu belum ada kesadaran menghindari pada konsumsi energi listrik yang boros di masyarakat, pertumbuhan suplai pembangkit tidak mengimbangi pertumbuhan permintaan konsumen, bahkan beberapa unit pembangkit mengalami gangguan termasuk investasi PLN yang terbatas.

Jumlah pelanggan se-Jabar Banten saat ini sekitar 7,9 juta. Data pelanggan semakin naik sementara pembangkit tidak bertambah, pembakit yang dimiliki hanya itu-itu yang hingga kini di rawat baik-baik. Pertumbuhan kelistrikan Jawa Barat, konsumsi energi listriknya sekitar 6,86 persen, sedangkan permintaan sambungan baru konsumen Industri yang belum dilayani sekitar 326 MW.

Sementara, langkah meminimalkan pemadaman yaitu mengatasi pertumbuhan konsumsi energi listrik dengan melakukan dua cara, yaitu cara konsumen dan pembangkit. Dari sisi konsumen diantaranya penghematan pemakaian listrik konsumen, pengaturan kembali pola pemakaian listrik, penggunaan peralatan rumah tangga yang hemat energi, penertiban pemakaian ilegal dan mengaudit energi listrik pelanggan besar. Sedangkan dari sisi pembangkit, diversifikasi sumber energi primer pembangkit, optimalisasi pola operasi pembangkitan pengembangan sumber energi.

Perusahaan yang hadir pada temu wicara ini diantaranya, perusahaan PT. ABC President Enterprises Indonesia, PT. Bhineka Karya Manunggal, PT. Bridgestone Tire Indonesia, PT. Ceres Meiji Indotama, PT. Chiyoda Integre Indonesia, PT. Dai-Chi Kimia Raya, PT. Esa Kertas Nusantara, PT. Freya Abadi Indotama, PT. Gemilang Jaya Makmur Pratama, PT. Industri Sadang Nusantara, PT. Keramika Indonesia Asosiasi Tbk, PT. Kyokuni Technologies, PT. Minda Asean Automotive.

Kemudian, PT. Mitra Karawang Jaya, PT. Monokem Surya, PT. Nikawa Textile Industry, PT. Onamba Indonesia, PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills, PT. Plasindo Lestari, PT. Polychem Indonesia, PT. Polysindo Eka Prakasa, PT. Satonas Utama, PT. Suncall Indonesia, PT. Suryacipta Swadaya, PT. Toyo Besq Precision Part Indonesia, PT. Toyobo Kniting Indonesia, PT. World Yamatex Spinning Mills, PT. Yamaha Motor Part Mfg Indonesia, PT. Yamatogomu Indonesia, PT, Samaro Indonesia dan PT. Dunlop. (spn)

Berhasil Dengan Perencanaan Matang



KARAWANG, RAKA - Keberhasilan bukan sesuatu yang instan, melainkan perlu perencanaan dan visi yang jelas juga komitmen untuk menjalaninya. Kesungguhan lembaga pendidikan SMK Ristek ini merupakan upaya untuk mewujudkan cita-cita membangun sumber daya manusia yang handal dan bisa bersaing di dunia usaha dan industri nasional maupun internasional.

Demikian kata Ketua Yayasan Gema Cendikiawan Indonesia (YGCI) Drs. H. Hartono Kosasih MM, saat acara wisuda ke-VII SMK Ristek di aula Husni Hamid Pemda Karawang, Minggu, (29/6) lalu. Menurutnya, Ristek memiliki target agar bisa jadi sekolah unggulan di Kabupaten Karawang. Sementara, para lulusan sendiri punya kesiapan untuk mengisi pekerjaan lokal, nasional dan intenasional.

Pada tahun ini, Ristek meluluskan 100 persen siswanya, sebanyak 425 dari jurusan audio video, mesin perkakas dan mesin otomotif. Lulusan Ristek ini diharap jadi manusia yang visioner dan berkarakter serta mampu beradaptasi dengan perubahan global yang berwawasan lingkungan. Selain mendidik siswa berwiraswasta, juga mendukung lulusannya masuk ke perguruan tinggi.

Diakuinya, selain dana, untuk membangun lembaga pendidikan yang kuat adalah komitemen pada rencana peningkatan kualitas sekolah. Namun begitu, YGCI memiliki rencana jangka menengah, yaitu membangun 17 sekolah SD, SMP, SMK hingga perguruan tinggi termasuk pondok pesantren di beberapa daerah. Saat ini, YGCI telah memiliki beberapa sekolah di Jakarta, diantaranya SMK Mercusuar, SMK Pelayaran Dewa Ruci, SMK Parawisasta, SMK Ristek Perbankan Nasioanal dan SMK Ristek Jaya Jakarta, sekolah itu ada dalam satu komplek di Jalan Raya Bekasi KM 26, Ujung Menteng Cakung, Jakarta Timur.

Dan dua sekolah lagi ada di Karawang yaitu SMK Ristek dan SMK Perbankan Indonesia. " Kita membuat sistem standarisasi pendidikan dari 7 sekolah yang dikelola yaitu di Jakarta dan Karawang, semuanya sesuai sencana yayasan. Dan semua SMK dalam satu yayasan di Jakarta sudah diwisuda akhir Mei 2008 lalu," jelasnya.

Sementara, H. Hartono menyebutkan, yayasannya ingin menerapkan pembangunan tujuh mental bagi tiap siswa sekolahnya, diantaranya disiplin, kerjasama, visioner, peduli, kasih sayang, adil dan tanggungjawab. "Kita bangun siswa dengan mental tersebut, kita bekali mereka dengan 'skill'. Dengan begitu mereka akan memiliki kemampuan berstandar nasional yang dibuktikan dengan sertifikasi dan kemampuan teknik. Saya harap, siswa bisa dua bahasa Inggris dan Arab yang merupakan bahasa Internasional ke dua, terutama lapangan pekerjaan di Negara Timur Tengah sangat memadai untuk lulusan Ristek," katanya. Dan dia juga mengharapkan lulusan yang soleh dan solehah menghormati kedua orang tuanya dan membalas jasa guru-guru yang telah membawa mereka pada pengetahuan dunia. (spn)

PDIP Jaring Calon Legislatif



KUTAWALUYA, RAKA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Karawang gelar Musyawarah Anak Cabang Khusus (Musancabsus) di Aula Desa Sindangmulya, Kecamatan Kutawaluya, Senin (30/6) siang. Rapat tersebut mengagendakan penentuan hasil calon legislatif dari partai berlambang moncong putih itu.

Hasil Musancabsus PDIP Kecamatan Kutawaluya, untuk calon anggota DPRD Kabupaten . Karawang diantaranya, 1.Uman Rusmana, 2.H.Amo Rusjanto, 3.Ir.Rahmat Taufik Jambak alias Buyung, 4.Ny.Saryati Purwaniagara, SS, 5.Abdul Arif, SE, 6.Enjay, AMKP 7. Imun Munandar 8. H. Udin Haerudin 9. H.Ahmad Basari 10. Ny.Aisyah 11. H.Suharyana. Sedangkan calon anggota DPRD Provinsi Jawa Barat yaitu 1. H. Tono Bahtiar SP, 2. H.Jejen Afandi Nugraha 3. H.Slamet Jayusman dan 4. Drs.K.H. Ajie Mubarok Rahmat, MM.

Dijelaskan Sekertaris DPC PDIP Karawang, Drs. H. Deden Darmansyah, Musancabsus di Desa Sindangmulya ini merupakan hari ke 6 dari 11 kecanatan, jadi sehari mengadakan Musancabsus di dua kecamatan. Musancabsus ini menyaring calon anggota legeslatif DPRD Kabupaten Karawang dan Provinsi Jawa Barat, diantaranya merekapitulasi hasil rapat pleno ranting PDIP di tiap kecamatan.

Sebelum acara Musancabsus ini, PAC sudah melakukan rapat, yang kemudian ranting partai ini berwenang mencalonkan satu calon anggota DPRD kabupaten. Sedangkan untuk rapat PAC, partai berwenang mencalonkan sekurangnya satu anggota DPRD Provinsi dan dua kali kuota DPRD sesuai daerah pemilihannya. Rapat yang dilakukan PAC dan ranting itu dinamakan penjaringan, sedangkan Musancabsus ini merupakan rapat penjaringan calon legeslatif.
Ini merupakan penyaringan rekapitulasi hasil penjaringan, kata Deden, dan sudah ada sepuluh kecamatan yang sudah terjaring. Diakuinya ada dua kelemahan partai ini, yaitu kader perempuan baru terdapat tiga orang, sementara yang dibutuhkan adalah 18 orang, ini untuk memenuhi ketentuan UU No. 10 Tahun 2008 tentang pemilihan umum DPRD, DPR RI dan DPD tahun 2009 yang menyatakan, setiap parpol sekurang-kurangnya mendaftarkan caleg gender 30 persen, sementara untuk kabupaten 60 caleg, berarti sekurangnya 18 orang.

Dari caleg yang terjaring di sepuluh kecamatan, sekitar 20 persen dialokasikan untuk caleg yang memiliki kemampuan, yaitu dalam bidang pemerintahan, pendidikan dan kesehatan, ini diharapkan mucul dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) aktif maupun pensiunan, kalau ini dapat terwujud fraksi PDIP Karawang mengharapkan akan mampu lebih mewarani dalam memperjuangkan pendidikan, kesehatan dan pemerintahan. "Mudah-mdahan 20 kecamatan lagi kekurangan itu dapat terpenuhi," katanya.

PDIP ingin menunjukan pada masyarakat, partai ini adalah parpol terbuka dan merangkul tokoh masyarakat yang memiliki potensi untuk mewakili masyarakat di kursi DPRD. Sehingga kesempatan ini dibuka seluas-luasnya bagi masyarakat. Dan target PDIP, kegiatan ini selesai pada 9 Juli 2008. Sedangkan pada 12 Juli 2008 akan dilaksanakan Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) dalam rangka merekapitulasi hasil-hasil Musancabsus di 30 kecamatan se-Kabupaten Karawang.

“Insya Allah, setelah Musancabsus akan dibentuk tim verifikasi sebagai acuan rapat pleno cabang dalam menetapkan 60 orang caleg definitif. Rapat peleno itu akan dilaksanakan 15 Juli 2008 di DPC PDIP Karawang. Setelah 60 caleg tersaring, maka pada 16-25 Juli 2008 ke-60 caleg itu diharapkan bisa memenuhi persyaratan yang diatur SK 210 dari DPP PDIP dan pasal 50 ayat 1 dan 2 UU No 10 Tahun 2008,” jelasnya.
Kemudian, pada 28 Juli 2008, tambahnya, daftar caleg diharapkan sudah disahakan oleh DPP PDIP, lalu pada 5 Agustus 2008 calog DPRD Kabupaten Karawang dari PDIP sudah mengisi formulir yang diberikan Komite Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Karawang. Pada 9 Agustus 2008, calog itu sudah didaftarkan ke KPUD berikut persyaratannya. Sehingga pada awal bulan september 2008 sudah ada daftar calon sementara yang dikeluarkan KPUD. Dan kampanye dilaksanakan mulai 8 Juli 2008 sampai 1 April 2009, yaitu mengkampanyekan partai dan nomor urutnya, serta mengkampanyekan calon yang akan diusung PDIP.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPC PDIP Karawang, H. Tono Bahtiar, SP menyatakan, target pemenangan di daerah Kecamatan Kutawaluya, Jayaerta, Rengasdengklok dan Kecamatan Rawamerta pada pemilu legeslatif 2004 lalu menempatkan dua orang kader tebaiknya duduk di legeslatif. Pada pemilu legeslatif tahun 2009 mendatang akan memberbaiki titik-titik daerah yang masih dianggap lemah dalam pendulangan suara. “Kami sedang mengkaji peta politik di setiap desa dan kecamatan yaitu titik-titik yang danggap masih lemah, kami akan memaksimalkan semua kerja dari jajaran pengurus tingkat kecamatan, desa hingga perwakilan sampai ke tingkat TPS, kami akan memasang target pada pemilu tahun 2009 ini di daerah pemilihan Karawang III, menjadi tiga kursi, dimana target ini tidak menjadi irasional karena pemilu 2009 ini PDI menjadi pilihan terbaik rakyat,” ucapnya.

Diakuinya, selama ini PDIP konsisten dengan perjuangan ‘wong cilik’, termasuk fraksi PDIP Karawang telah banyak membantu masyarakat, diantaranya sarana infrastruktur jalan, jembatan, irigasi pertanian, masjid, mushola, sekolah dan penguatan modal usaha pada kelompok Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

“Ini merupakan hal yang telah dilakukan fraksi kami dan yang telah diamanatkan PDIP Karawang untuk terus menerus berjuang terdepan untuk Kabupaten Karawang. Dan penjaringan di Kutawaluya ini telah muncul nama-nama tokoh masyarakat yang merupakan sosok yang cukup dikenal oleh masyarakat luas. Ini merupakan modal untuk penambahan suara pada pemilu tahun 2009, sekaligus Pilpres yang akan menempatkan ketua Umum PDIP Hj. Megawati Soekarnoputri untuk kembali memimpin bangsa dan negara ini kedepan,” tegasnya. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan