Relokasi Warga Sarakan, Tinggal Tunggu Keputusan Bupati

Saturday, November 29, 2008

Camat Wawan saat meninjau langsung Sarakan beberapa waktu lalu.
 
 
 
 
TIRTAJAYA, RAKA - Hitung-hitung, dana relokasi lahan untuk 44 KK (kepala keluarga) warga Dusun Sarakan, Desa Tambaksari mencapai Rp 107.500.000. Biaya ini untuk operasional alat berat yang akan mengarug lahan pemukiman baru yang tidak jauh dari pemukiman semula. Meski Pemda Karawang pernah menawarkan camat dan kepala desa untuk mencarikan lahan baru di sekitar Dusun Tambaksari II, tapi ke 44 KK itu enggan bermukim jauh dari pantai.
 
Hal itu, karena ke 44 warga Sarakan yang tiap tahun dilanda banjir air laut pasang ini mayoritas nelayan, mereka enggan menjauh dari pantai, karena akses melaut dianggap mudah dan cepat. "Jika mereka ditempatkan jauh dari pantai dikhawatirkan lokasi pemukiman baru yang disediakan pemerintah akan mereka tinggalkan. Jadi, sekarang kita berupaya memobilisasi warga ini untuk mengerahkan tenaganya membantu pembangunan relokasi ketika dananya diturunkan," kata Camat Tirtajaya, Drs. H. Wawan Setiawan NK, kepada RAKA, Jumat (28/11) sore di ruang kerjanya.
 
Selama ini, aku camat, pihak desa dan lembaganya telah memfasilitasi keinginan warga Sarakan untuk relokasi, sedangkan camat sendiri mempersiapkan persyaratan bantuan tersebut. Dana yang telah dihitung-hitung itu diajukan pada Bupati Karawang, H. Dadang S. Muchtar, setelah itu warga, pihak desa maupun camat tinggal menunggu realisasinya. Kendati demikian, semua pihak di Kecamatan Tirtajaya berharap, ajuan relokasi ini bisa terwujud, meski bupati punya cara sendiri untuk mengatasinya.
 
Masing masing KK, lanjut camat, telah menandatangani perjanjian, jika lahan sudah disiapkan oleh Pemda Karawang, mereka berjanji tidak akan kembali lagi ke lahan semula yang telah mereka tinggalkan. Diantara isi pernyataan yang dibuat warga itu berbunyi, 'Apabila saya akan mendapatkan lahan pengganti, maka saya akan meninggalkan lahan yang lama di pinggir pantai'. Pernyataan tersebut dibuat berdasarkan keinginan warga Sarakan agar secepatnya pemerintah merealisasikan relokasi.
 
"Kita berdoa saja, semoga yang kita upayakan dalam menghadapi bencana ini bisa terealisasi, karena banjir di beberapa kecamatan merupakan hal yang sering terjadi, kita berupaya untuk mencegah atau meminimalisair agar di desa Sarakan tidak terjadi banjir tahunan lagi," ucapnya berharap. (spn)
 
 
 

HET Minah Mencapai Rp 4 Ribu/Liter

Antrian minyak tanah di Tirtajaya
 
 
TIRTAJAYA, RAKA - Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak tanah di Desa Gempol Karya, Kecamatan Tirtajaya sudah mencapai Rp 4000/liter. Sementara, beberapa warung mengecer minyak tanah sudah menjual Rp 6000/liter. Dan paket gas elpiji konversi yang telah turun ke desa sejak Rabu (26/11) lalu, hingga kemarin belum dibagikan karena terhitung kurang.
 
Dari 1.428 kepala keluarga (KK) penerima paket gas konversi, paket gas elpiji hanya diturunkan 1000 tabung. Sementara, 3 diantaranya bocor, akhirnya yang bisa dibagikan cuma 997 tabung gas elpiji. Menghindari gejolak masyarakat, sebelum jumlah pengiriman sesuai dengan penerima, maka pihak desa menunda pembagian sampai paket gas elpiji susulan diturunkan. "Saya masih nunggu paket gas konversi sampai hari ini (kemarin, red)," kata Kepala Desa Gempol Karya, Acep Doyok kepada RAKA, Jumat (28/11) siang.
 
Soal minyak tanah, salah seorang pemilik pangkalan di Dusun Cibarusah, RT 02/01, Desa Gempol Karya mengatakan, harga HET Rp 4000/liter karena pangkalannya bukan merupakan minyak tanah bersubsidi, jadi dia menaikan harga dari 3.150/liter menjadi Rp 4000/liter. Tiap warga yang antri di pangkalan ini menebus bahan bakar memasak itu Rp 13.000 untuk 4 liter, sedangkan Rp 1000 diperuntukan beli karcis antri.
 
Warga setempat, Kanim (35) menjelaskan, tetangganya sudah menunggu pembagian paket gas elpiji konversi yang hingga kemarin belum turun. Diakuinya, kini mencari minyak tanah sudah sulit, sudah waktunya masyarakat menggunakan gas elpiji. "Saya lihat paket gas itu ada, tapi masih disimpan di rumah kepala dusun, alasannya jumlah paket itu masih terhitung kurang. Kepala dusun khawatir ada gejolak warga jika paket gas itu hanya dibagian kepada sebagian kepala keluarga, sedangkan masih banyak kepala keluarga lainnya yang belum dapat," ujarnya.
 
Pada pembagian paket gas elpiji di Desa Gempol Karya, setiap kepala keluarga akan dikenakan pungutan Rp 5000/paket gas. Uang lelah bagi aparat desa di tiap-tiap dusun tersebut dianggap tidak terlalu mahal dan wajar mengingat rumah warga yang akan dibagikan terpencil-pencil. (spn)

Dana PNPM Tirtajaya Mulai Dikucurkan

"Dana PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Perdesaan telah dikucurkan ke 10 desa, Kecuali Desa Sabajaya yang kena sanksi tunggakan pengembalian ekonomi. Kalau kita total, kucuran dana PNPM untuk 10 desa itu sekitar Rp 2,7 miliar dari Rp 3 miliar. Dana itu diantaranya digunakan ke sarana desa yang ketentuannya sudah baku termasuk untuk ekonomi masyarakat," kata Ketua Unit Pelayanan Kecamatan (UPK) Tirtajaya, Nurlaela Sari, kepada RAKA, Kamis (27/11) siang di tempat kerjanya.
 
Dia menyebutkan, desa yang mendapat kucuran dana PNPM diantaranya Desa Bolang mendapatkan Rp 304.407.000 untuk sarana fisik desa, kemudian Desa Srikamulyan Rp 229.369.000, Desa Kutamakmur Rp 309.283.000, Desa Sumur Laban Rp 236.159.000, Desa Srijaya Rp 356.019.000, Desa Tambaksari Rp 333.387.000, Desa Gempolkarya Rp 264.789.000, Desa Medan Karya Rp 225.632.000, Desa Pisang Sambo Rp 243.789.000 dan Desa Tambaksumur Rp 197.526.000.
 
Diakuinya, Setiap desa pasti memiliki tunggakan ke UPK, tapi ada presentase pengembalian. Sesuai sanksi lokal di MAD (Musyawarah Antar Desa), jika pengembalian tunggakan kurang dari 80 persen maka desa itu ditinggalkan dan tidak akan mendapat kucuran dana. Sesuai rangking, desa yang minim tunggakan yaitu Desa Tambaksari, kemudian Desa Srijaya, lalu Desa Kutamakmur, Desa Bolang, Desa Medang Karya dan seterusnya, semua itu pengembalian dari dana ekonomi atau pinjaman.
 
Untuk mengatasi tunggakan, kata Nurlaela, ada tim penyehat penjaman, awalnya tim ini dilakukan dari kelompok yang menagih, kedua pihak desa dan selanjutnya UPK yang akan turun langsung. Penangannya pun berbeda-beda. Semua desa punya tunggakan. "Tapi kita ada verifikasi turun ke desa, apakah penyalah gunaan atau mandeg di masyarakat dan penangannnya berbeda. Ada kelompok yang nakal dan ada juga yang kena musibah. Yang kita tangani serius yaitu dana yang disalahgunakan, misalnya ketua kelompok yang belum menyalurkannya kembali ke UPK, ada juga yang membayar tidak sesuai jatuh tempo," jelasnya. (spn)
 

TKW dari Tirtajaya Meninggal di Arab

TIRTAJAYA, RAKA - TKW (Tenaga Kerja Wanita), Iis (35) warga Dusun Kedung Asem, Desa Srikamulyan, Kecamatan Tirtajaya meninggal di Arab Saudi 2 hari lalu di Rumah Sakit Saudi Arabia. Almarhum yang memiliki tiga anak itu berangkat ke Arab sebagai babu 22 bulan lalu.
 
Kades Srikamulyan, Rusdi Kasurkaya menjelaskan, informasi warganya yang meninggal di Arab Saudi itu berawal dari kedatangan pihak PT sebuah penyalur tenaga kerja, Rabu (26/11) malam, ke kediaman Rusdi. Pihak penyalur tenaga kerja itu memberitahukan Iis Binti Alek meninggal dunia di Arab Saudi. Meski belum diketahui pasti, Iis meninggal dunia disebabkan gagal ginjal dan sakit pernapasan.
 
"Malam kemarin saya kedatangan tamu dari PT penyalur tenaga kerja yang memberitahukan ada warga di desa ini yang meninggal di Arab Saudi. Mereka memperlihatkan dokumen-dokumen Iis yang meninggal di salah satu rumah sakit karena penyakit gagal ginjal dan pernapasan, tapi saya tidak mengerti isi dokumen tersebut, karena menggunakan huruf Bahasa Arab," katanya.
 
Diakuinya, pada malam itu juga, setelah petugas dari PT penyalur tenaga kerja pulang, dia ditemani kepala dusun Kedung Asem menyampaikan berita duka cita itu langsung ke rumah keluarga Iis. Namun, sebelum menyampaikan pesan itu, Rusdi dan kadusnya mengajak keluarga Iis berbincang-bincang, karena kades tidak ingin membuat kaget keluarga almarhum. Tapi, tetap saja isak tangis keluarga Iis tak tertahankan setelah Rusdi mengatakan Iis meninggal dunia di tengah pergulatan ekonomi untuk keluarganya di Arab Saudi.
 
Kata Rusdi, setelah dia menyampaikan berita duka cita tersebut, dia pun pesan dari petugas PT tenaga kerja yang menawarkan kepada pihak keluarga korban untuk pemakaman jasad Iis, apakah mau dianter ke kampung halaman atau disemayamkan di Arab Saudi. Dan pihak keluarga memilih untuk mengebumikan Iis di Arab Saudi. Ketika menyampaikan berita duka cita, kades memberikan titipan dari PT tenaga kerja sebesar Rp 1 juta sebagai uang 'bela sungkawa' terhadap keluarga korban
 
Sementara, PT tenaga kerja tersebut berjanji akan memberikan sisa uang gaji Iis sebesar 6000 real secepatnya. Dihitung-hitung, selama 22 bulan di Arab Saudi, Iis telah memiliki uang gaji yang dikumpulkan sebesar Rp 22 juta. Namun, beberapa waktu lalu Iis telah mengirimkan uang Rp 9 juta ke tetangganya. (spn)
 

Desa Srikamulyan Baru Terima Paket Gas Konversi

Paket gas elpiji konversi di halaman kantor Desa Srikamulyan.
 
 
 
TIRTAJAYA, RAKA - Paket gas elpiji yang lama ditunggu-tunggu warga Desa Srikamulyan, Kecamatan Tirtajaya akhirnya datang juga, mengingat minyak tanah di desa ini sulit dicari. Mayoritas masyarakat setempat menggunakan kayu bakar selama menunggu pembagian paket gas elpiji konversi dari pemerintah.
 
Seperti dituturkan beberapa warga setempat kepada RAKA, Kamis (27/11) siang. Minyak tanah untuk memasak hanya bisa diperoleh dari pangkalan minyak tanah, karena warung-warung sudah tidak lagi menjualnya. Setiap minggu, warga hanya mendapat 4 liter dari pangkalan minyak tanah, bahkan kadang tanki minyak tanah telat datang hingga 10 hari.
 
Kepala Desa Srikamulyan, Rusdi menjelaskan, paket gas elpiji yang turun ke desanya secara berangsur, yaitu pada Rabu dan Kamis kemarin. Total paket gas yang diterima sekitar 1900-an lebih. Untuk sementara, paket gas konversi ini dibagi per rumah tangga supaya kebgaian semua, karena total penerima paket gas sekitar 2225 kepala keluarga (KK). "Kita bagi per rumah tangga, bukan per KK, karena jika dibagi per KK dikhawatirkan kurang. Meski serumah ada 3 KK, tetap kita kasih 1 paket gas elpiji," ujarnya.
 
Untuk UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yaitu para pedagang kecil, untuk sementara ini belum dikasih, karena yang saat ini diutamakan yaitu rumah tangga. Kurangnya, kata Rusdi, akan diusulkan untuk susulan. Dan paket gas ini akan dibagikan pada tiap dusun. Pada saat pembagian, akan diawasi anggota BPD dan LPM yang menjadi tim yang membagikan paket gas konversi. Keempat dusun itu diantaranya, Dusun Jati Tengah, Kedung Asem, Ciwaru I dan Dusun Ciwaru II. (spn)
 
 

Tirtajaya Butuh Bendungan Pertanian

Friday, November 28, 2008

Saluran air Bembang yang diarug 8000 karung di Desa Srikamulyan.
 
 
TIRTAJAYA, RAKA - Rencana pembangunan bendungan untuk sarana pertanian di Desa Srikamulyan, Kecamatan Tirtajaya masih wacana. Kepala desa, petani dan camat berharap di APBD 2009 mendatang Pemkab Karawang bisa merealisasikan dana untuk pembangunan tersebut, mengingat kepentingan petani ini sangat mendesak.
 
Bendungan yang lokasinya tidak jauh dari kantor Desa Srikamulyan ini hampir setiap tahun dibendung warga dengan menggunakan ribuan karung tanah. Ini dilakukan karena ratusan hektar sawah di tiga desa seperti Desa Srijaya, Srikamulyan, Tambaksumur dan Desa Kutamakmur kekurangan air. Untuk mengangkat air dari saluran air Bembang tersebut, maka saluran itu harus dibendung.
 
"Sementara ini, kaitan bendungan itu masih dalam RAPBD 2009 dan realisainya kita tinggal tunggu ketuk palu. Dan ajuan kita ini akan di pertarungan dalam APBD 2009, saat ini kita baru mengusulkan. Masyarakat, termasuk kades meminta pembangunan bendungan itu terealisasi, karena menyangkut kepentingannya ratusan sawah di beberapa desa," kata Camat Tirtajaya, Drs. H. Wawan Setiawan kepada RAKA, Rabu (26/11) siang di ruang kerjanya.
 
Di sebut-sebut, biaya pembangunan bendungan itu sekitar Rp 1 miliar. Namun, camat masih belum memastikan biaya sebesar itu untuk pembangunan bendungan yang lokasinya akan dibangun tepat bedekatan dengan kantor Desa Srikamulyan. Sebelum bulan puasa kemarin, petani membendung saluran Bembang dengan 8000 karung tanah. Bendungan ini menghabiskan dana swadaya masyarakat sebesar Rp 15 juta.
 
Bendungan ini lokasinya di Dusun Ciwaru, Desa Srikamulyan, saluran air yang memiliki lebar sekitar 20 meter dan kedalaman 4-5 meter itu diarug warga selama beberapa hari. Dana operasionalnya dari saku Desa Srikamulyan, Desa Srijaya dan dari kocek para petani. Bendungan ini akan dipugar kembali setelah kebutuhan bercocok tanam padi usai. Dan jika dibutuhkan lagi untuk mengairi sawah, maka sungai ini akan kembali dibendung. Dan kemungkinan, biaya pembangunan itu akan diambil dari pagu kecamatan sebesar Rp 1 miliar APBD 2009 nanti.
 
Beberapa waktu lalu, Kades Srikamulyan, Rojali mengungkapkan, bendungan itu sudah enam kali bongkar pasang sejak beberapa tahun lalu, tujuannya untuk mengangkat debit air dan mengairi persawahan di Desa Srijaya dan sekitarnya. Lokasi bendungan, akunya, sudah ditetapkan di Dusun Ciwaru. "Selama ini petani sangat menggantungkan diri pada bendungan itu, makanya kita galang dana untuk membendung sungai," ujarnya.
 
Hal senada dijelaskan Kades Srijaya, Durahman Hamied, bendungan itu telah mampu mengairi sebanyak 100 hektar dari 360 hektar sawah di desanya. Selebihnya, sawah di desa ini mengambil air sekunder yang mengalir dari Desa Gempol Karya dan Sumur Laban. "Bagaimanapun, petani sangat membutuhkan air yang dihasilakan dari Sungai Bembang," tukasnya. (spn)
 

Korban Banjir Rob Sarakan Akan Direlokasi Pemkab

Thursday, November 27, 2008

TIRTAJAYA, RAKA - Sebanyak 44 kepala keluarga (KK) warga Dusun Sarakan, Desa Tambaksari yang kena banjir Rob minggu lalu, kini akan menempati relokasi pemukiman baru. Meski tidak jauh dari pemukiman semula, setidaknya lokasi tersebut lebih tinggi dan aman dari banjir air laut pasang. Relokasi yang sebelumnya disebut-sebut dan diminta warga, hasilnya tidak direalisasikan, karena masih lahan Perhutani.
 
Relokasi untuk 220 jiwa warga Sarankan itu merupakan upaya Pemda Karawang yang beberapa hari lalu turun ke lokasi musibah banjir Sarakan, diantaranya Sekda H. Arifin HK, didampingi Kesbang Linmas Pemda Karawang Suhartoyo. Bahkan, H. Arifin memerintahkan kepada Camat Tirtajaya Drs. H. Wawan Setiawan dan Kades Tambaksari Arum untuk mencari lahan relokasi pemukiman bagi warga Sarakan seluas 1,5 hektar yaitu dilahan pemukiman warga, bukan lahan Perhutani.
 
Meski tawaran itu diterima Kades Arum, tapi ke 44 KK Dusun Sarakan itu menolak bermukim di lokasi yang jauh dari pantai. Hal itu dimaklumi Kades, mengingat profesi warga Sarakan adalah nelayan. "Mereka tidak mau bermukim jauh dari pantai, mereka memilih tinggal dipantai. Jadi, saat akan direlokasi ke pemukiman dekat dengan Tempat Pelelangan Ikan, warga Sarakan ini menolak, alasannya terlalu jauh dari pantai," kata Arum.
 
Kata Wawan Setiawan, kemarin pihaknya sudah mengukur-ngukur dan menghitung-hitung lahan relokasi bagi warga Sarakan. Lokasi relokasi ini hanya beberapa meter dari pemukiman semula, yaitu di saluran sungai yang telah tertimbun pasir. Hanya saja, pemerintah tinggal memadatkan lagi tanah di sekitar saluran sungai itu dengan menancapkan pasak-pasak kayu kedalam tanah supaya lahan pemukiman stabil.
 
"Kita usulkan (anggaran relokasi, red) ke bupati, kita akan sewa 'ponton' dengan beko besar. Tidak jauh dari pemukiman mereka, ada 'kali mati' yang tidak berfungsi, sungai itu akan diarug untuk pemukiman baru warga Sarakan. Dan relokasi warga Sarakan ini harus terealisasi, karena persoalan Dusun Sarakan ini selalu berulang-ulang setiap tahun. Kita ingin relokasi itu jadi, supaya tenaga kita bisa tercurah ke pembangunan lainnya di kecamatan ini," ujarnya.
 
Diakui Wawan, pada saat banjir menenggelamkan pemukiman Sarakan, sebanyak 220 jiwa warga Sarakan ini tidak menginginkan bantuan berupa uang dari pemerintah, mereka hanya meminta agar pemerintah menyediakan lahan aman bagi kelangsungan hidup nelayan-nelayan itu. "Akhirnya, sesuai kesepakatan, 220 jiwa warga Sarakan itu akan menempati lahan bekas saluran sungai yang terkubur pasir," tukasnya. (spn)
 

Lagi, Warga Dengklok Temukan Mayat Hanyut

Mayat bugil tanda identitas saat sedang diangkat warga.
 
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Sosok mayat laki-laki bertelanjang bulat dan tanpa identitas ditemukan mengambang di saluran induk Rengasdengklok Desa Kertasari, Rabu (26/11) pukul 06.00 WIB. Ciri-ciri mayat itu berkepala botak itu diperkirakan berusia 30 tahun, giginya tonggos, kulit hitam, tinggi sekitar 160 cm. Saat ditemukan, mayat mengeluarkan darah segar dari mulutnya.
 
Selain itu, dibelakang kepalanya terdapat luka yang diduga akibat benda tumpul. Mayat langsung dibawa ke RSUD oleh unit identifikasi Polres Karawang. Diperkirakan mayat tenggelam semalaman di saluran induk tersebut. Warga menduga, mayat hanyut dari arah Pasar Rengasdengklok. Lokasi penemuan mayat di RT 01/01, Dusun Krajan, Desa Kertasari dan yang pertama menemukan mayat tersebut adalah warga setempat, Irom (30).
 
Dia tidak sengaja melihat sosok tubuh manusia yang mengambang di atas air, ketika dia sedang menyebrang jembatan bambu. Awalnya dia ragu jika yang dilihatnya tubuh manusia, tapi setelah didekati dia yakin itu sosok laki-laki yang sudah tidak bernyawa dan posisi telungkup. "Saya langsung lapor pada kepala desa dan tidak lama kemudian polisi langsung datang," katanya.
 
Hingga kemarin, identitas mayat laki-laki itu belum diketahui. Pada saat evakuasi mayat, ratusan warga menyaksikan kejadian tersebut. Beberapa warga terjun ke air untuk mengangkat mayat atas perintah polisi, diantaranya Irom. Sebelum mayat diangkat, warga mengenakan kain sepinggang pada tubuh mayat tersebut untuk menutupi auratnya. Diketahui, saluran induk ini sering ditemukan mayat tenggelam. (spn)

HUT PGRI, Pijakan Guru Untuk Maju

Lomba 'nasi tumpeng' guru-guru PGRI di SDN Kertamukti I.
 
 
CILEBAR, RAKA - Pada HUT PGRI ke-63 ini, diharuskan bagi para guru untuk dijadikan momentum introspeksi dan menjadi pijakan untuk meningkatkan potensi guru ke arah yang lebih profesional, yaitu guru yang mahir, ahli dan cakap sesuai dengan tuntutan dan norma yang belaku melalui proses pendidikan.
 
Demikian kata Kepala UPTD Pendidikan Dasar Kecamatan Cilebar, Drs. Anang Sutarman kepada RAKA, Selasa (25/11) siang usai upacara HUT PGRI Cilebar di SDN Kertamukti I. Menurutnya, saat ini semua guru sedang melakukan ke arah kualifikasi baik. "Sekarang, guru harus lebih bersyukur, karena kita telah diakui legalitasnya oleh negara dan masyarakat, karena tenaga guru merupakan tenaga profesional. Dulu, profesi guru hanya pengakuan sepihak tanpa didukung aturan dan undang-undang," ujarnya.
 
Hanya saja, lanjut Anang, permasalahnnya tidak semua guru bisa mencapai setifikasi, padahal itu sebagai bukti. Untuk itu, UPTD Pendidikan Dasar Cilebar mengarahkan para guru untuk mencapai sertifikasi. Kata Anang, guru digiring untuk mendapat sertifikat dengan aturan kinerja kegiatan belajar mengajar (KBM) dan lainnya di sekolah. Jadi, tugas guru bukan hanya sebagai pelatih dan pembimbing melainkan juga harus menjadi seorang yang menganalisis KBM. Anang tidak berharap, usai mengajar guru tidak melihat kemajuan anak didiknya. "Memang harusnya guru menganalisis KBM yang dilakukannya," ucapnya.
 
Sementara itu, Ketua PGRI Asep Ismail Yusuf didampingi Pengurus Ranting PGRI Kecamatan Cilebar Ajas Saputra menjelaskan, kegiatan HUT PGRI di kecamatannya berlangsung sejak Rabu (19/11) lalu diawali lomba bola voli semua anggota PGRI tiap ranting. Kegiatan itu terus digelar setiap hari dengan acara lomba olah raga hingga di tutup lomba 'nasi tumpeng' pada Selasa (25/11) siang. Puncak acaranya, Senin (24/11) dengan menggelar pentas seni. Pada pentas seni dilombakan tari jaipong, degung dan dangdutan yang sengaja diadakan untuk menggali potensi para guru.
 
Di Kecamatan Cilebar, tercatat 220 tenaga pengajar, diantaranya Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 120 orang, guru daerah terpencil sebanyak 5 orang dan sisanya sukwan. Di sepuluh desa se-Kecamatan Cilebar, terdapat 28 SD, 2 SMP, 2 MI dan 1 MTs. Dan Pada acara HUT PGRI ini, tercatat 6 tenaga pengajar yang akan mendapat sertifikasi pada awal Desember 2008 mendatang, diantaranya Drs. Abdul Kalim Kepsek SDN Ciptamargi II, Tugiran Spd, Kepsek Kertamukti I, Dedi Mulyana SDN Cikande I, Suwarno Spd, guru Kertamukti III, Yudi Purwadi Spd, guru Pusakajaya Utara II, H. Sambyo Spd, Guru SDN Cikande II. "Setifikat ini pengakuan pemerintah terhadap guru profesional, imbalannya tunjangan profesi," kata Asep Isamil Yusuf. (spn)
 
 

Menghadapi Banjir Tahunan, Desa Butuh Mesin Pompa

RENGASDENGKLOK, RAKA - Menghadapi musim hujan, desa-desa di Kecamatan Rengasdengklok butuh mesin pompa. Melihat banjir tahun lalu, air yang menggenangi pemukiman sulit surut kecuali dipompa, seperti banjir yang pernah terjadi di Dusun Sinar Sari, Desa Kalangsari dan Dusun Krajan A, Desa Kertasari, termasuk Desa Rengasdengklok Utara.
 
Kepala Desa Kalangsari, Aan Heryanto mengatakan, solusi untuk mengatasi banjir tahunan yang selalu merendam puluhan rumah di Dusun Sinar Sari adalah pompanisasi, karena tidak ada celah air mengalir kecuali dibuang ke Sungai Citarum. Tahun lalu, banjir di dusun ini tidak surut hingga dua bulan, karena tidak mengalir. "Dari dusun itu tidak ada celah untuk membuang air, kecuali dibuang ke Sungai Citarum. Jadi, kita butuh memiliki mesin pompa untuk mengantisipasinya," katanya kepada RAKA, Selasa (25/11) siang, menceritakan mesin pompa yang digunakan pada banjir tahun lalu hasil sewa.
 
Kepala Desa Kertasari, Apud Mahpudin menjelaskan, yang paling rawan banjir di desanya adalah Dusun Krajan A, pada Februari 2008 lalu, sekitar 60 rumah lebih direndam banjir dan penghuninya mengungsi ke jalan raya. Untuk membuang air, kata Kades, tidak ada cara lain selain di pompa dan dibuang ke Sungai Citarum. "Saat ini, kita sudah kerahkan semua warga dan aparatur desa mengeruk saluran-saluran air yang kemungkinan menghambat laju air banjir," ucapnya.
 
Begitu pun dengan Desa Rengasdengklok Utara. Tahun lalu, jumlah warga yang kebanjiran lebih banyak dibanding Kalangsari dan Kertasari, hampir semua pemukiman di desa ini direndam banjir, termasuk kantor kepala desa. Akses jalan pun putus, aktivitas warga nyaris terhenti. Air dari Kertasari dan Rengasdengklok utara ini mengalir ke Desa Dewisari, alhasil desa ini pun ikut kebanjiran. "Kita menerima air buangan dari arah Rengasdengklok dan Batujaya, tak bisa dielakan lagi, banjir pasti terjadi," kata Kepala Desa Dewisari, Aning.
 
Selain desa tersebut, Desa Karyasari pun tidak luput dari banjir tahunan di musim hujan. Kepala Desa Karyasari, Asur Pudian menjelaskan, pada musim hujan tahun lalu, lima dusun di desanya terendam semeter. Dengan demikian, menghadapi musim hujan bulan ini, dia menghimbau pada warganya untuk merawat saluran air, karena jika saluran airnya tidak lancar, maka air yang mengantung di lima dusunnya itu sulit mengalir. "Kalau dari jalan raya memang banjirnya tidak kelihatan, tapi kalau masuk kedalam, maka akan kelihatan pemukiman terendam banjir," ujarnya. (spn)

Kades Berantas Hama Tikus, Petaninya Tidak Ikut

RENGASDENGKLOK, RAKA - Kemarin, giliran Kepala Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok, M. Aning Anwar Arifin memburu hama tikus bersama aparat desa dan dibantu anak-anak sekolah dasar. Perburuan hama tikus ini serangkai dengan kegiatan kebersihan di desa tersebut untuk menghadapi musim hujan, diantaranya mengantisipasi penyakit demam berdarah. Namun, pada perburuan tikus ini, para petani tidak ikut.
 
Pada perburuan hama tikus, terhitung sekitar 800 ekor tikus diberantas. Teknik memburunya yaitu dengan cara memasukan air kedalam lubang sarang tikus, pada saat air membanjiri sarang tersebut, tikus-tikus berhamburan keluar sarangnya. Namun, beberapa pentungan sudah dipegang kuat-kuat untuk menyambut tikus saat keluar dari lubang. Hasilnya, sebagian besar tikus mati berserakan di sawah.
 
Diketahui, Desa Dewisari mempunyai area sawah seluas 174 hektar. Musim kemarin, produksi padi di desa ini berhasil hingga 6 ton/hektar. Dengan begitu, Kades Aning menghimbau kepada para petani agar ikut serta dalam segala kegiatan yang menyangkut pertanian di desanya, diantaranya pemberantasan hama tikus, perbaikan saluran tersier dan membersihkan sampah eceng gondok pada saluran-saluran irigasi. "Ini kita lakukan untuk kepentingan petani," ujarnya.
 
Kendati demikian, Kades Aning menyayangkan pada saat pemberantasan hama kemarin, tidak satu pun petani sxetempat hadir untuk ikut memberantas tikus sawah. Padahal, pada kegiatan ini yang paling berperan adalah para petani, karena pemberantasan hama sawah dengan mengerahkan semua aparat desa dan anak-anak sekolah dasar ini adalah untuk kepentingan petani supaya produksi padi pada panen mendatang bisa lebih baik.
 
Meski begitu, Aning berharap jangan ada kesan aparat desa kurang peduli terhadap hama sawah tikus. Diakuinya, sebelum pelaksanaan memberantas hama tikus, dia sudah membuat pengumuman terbuka dan tertulis yang isinya mengajak para petani dan masyarakat untuk bersama-sama memberantas hama tikus di sawah. (spn)
 

Saan: Kekecewaan Rakyat Kita Akhiri di Tahun 2009

Tuesday, November 25, 2008

RENGASDENGKLOK, RAKA - Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Karawang, Saan Mustopa bersilaturahmi dengan warga Dusun Gambarsari, Desa Kalangsuria, Kecamatan Rengasdengklok, Senin (24/11) siang. Pada kesempatan itu, Saan memperagakan cara memilih nomor urut dan berpesan supaya warga memilih calon legislatif yang aspiratif.
 
Dia menyatakan niatnya sebagai calon legislatif (caleg) DPR RI nomor urut 2 daerah pemilihan 7. Selain dia, hadir caleg DPRD Provinsi Jawa Barat, Toto Purwanto dan caleg DPRD Kabupaten Karawang, Endang Lestari. Di tengah-tengah warga, dia menyampaikan seorang wakil rakyat bisa diukur kedekatannya dengan rakyat. "Semakin dekat dengan rakyat, berarti dia semakin bertanggung jawab. Hal yang tidak mungkin dilakukan seorang anggota dewan untuk membantu rakyat jika dia tidak dekat dengan rakyat. Seorang wakil rakyat harus memiliki perasaan sama dengan rakyat. Dan dengan silaturahmi ini juga kita membangun perasaan yang sama, " kata Saan.
 
Lebih lanjut dia menegaskan, wakil rakyat harus memiliki kepekaan terhadap rakyatnya dan itu merupakan fungsi seorang wakil rakyat. Ketidak pekaan wakil rakyat, dia buktikan dengan para anggota DPR yang telah terpilih tahun 2004 lalu, kini terbukti diantara mereka tidak peduli pada rakyat yang padahal telah mengangkatnya untuk bisa duduk di kursi DPR.
 
Dia mengatakan, emosional antara anggota DPR dengan rakyat harus terbangun. Wakil rakyat harus membangun perasaan yang sama dengan yang diawakilinya, ini akan membuat wakil rakyat lebih bertanggung jawab, karena dia akan lebih memahami dan mengerti persoalan rakyat. Jika wakil rakyat tidak peka, maka dia tidak akan peduli.
 
"Kita lihat sekarang, antara anggota DPR dan rakyat seperti hidup di dua alam yang berbeda. Hal inilah yang membuat anggota DPR memiliki jarak dengan rakyat yang diwakili. Dan harusnya, anggota dewan bisa menyuarakan perasaan bersama (anggota DPR dan rakyat, red), istilahnya manifestasi perasan masyarakat harus sama seperti yang dia pikirkan untuk kemudian direalisasikan dan diangkat. Dan harusnya, caleg harus terus menerus banyak membangun komuniksi dengan rakyat. Saya harap kekecewaan kita (rakyat, red) harus berakhir tahun 2009," jelasnya.
 
Sementara, Toto Purwanto Sandi yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Purwakarta mengatakan, sebuah partai dan anggota dewannya harus mampu memberikan bukti, bukan hanya sekedar janji. "Kita menjadi para caleg ini memiliki kepentingan, yaitu menjaga kepentingan politik di desa ini, sudah bukan jamannya lagi bagi para caleg untuk mengumbar janji-janji saja. Parpol itu layaknya selalu bisa menerima aspirasi masyarakat yang diempelmatasikan dalam kebijakan. Saat ini memang partai kita sedang bekuasa, kebijakan kita pro rakyat yang sudah banyak digulirkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," ujarnya.
 
Pada kegiatan silaturahmi kemarin, usai di Dusun Gambarsari, Saan Mustopa bersama rombongan mengunjungi Dusun Babakan Buah di desa yang sama, kemudian meneruskan kunjungannya ke Desa Amansari bertemu dengan pengurus karang taruna setempat. Usai Isya, Saan melangkah bertatap wajah dengan warga di Kampung Sarengseng, Kecamatan Cibuaya. Silaturahmi ini akan terus dilakukan hingga Pemilu bahkan usai pemilu nanti. (spn)
 

Dengklok Utara Gelar Pilkadus Kalijaya Baru

Susana pengitungan suara Pilkadus di Dusun Kalijaya Baru, Rengasdengklok Utara.
 
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Budi Santoso terpilih sebagai Kepala Dusun (Kadus) Kalijaya Baru, Desa Rengasdengklok Utara dengan perolehan suara 290 mengalahkan Endang Sulastri yang hanya memperoleh 88 suara dan Eddy Hasan 61 suara dari jumlah total 444 surat suara yang mencoblos pada Pilkadus tersebut, Minggu (23/11) siang.
 
 
Ketua Panitia Pilkadus Kalijaya Baru, Akhmad Suja'i, Sp.Pd, mengatakan, jumlah hak pilih pada Pilkadus di dusun ini sebanyak 578 orang. Dusun Kalijaya Baru ini merupakan dusun baru, pecahan dari Kalijaya I. Di Kalijaya Baru ini, tercatat 7 RT (Rukun Tetangga) yaitu RT 04 sampai RT 10. Panitia hanya menyediakan 5 Bilik Suara yang terbuat dari kardus.
 
Pilkadus ini dilaksanakan berdasarkan rapat para calon kadus yang disaksikan para ketua RT, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda pada Jumat (14/11), mereka membuat kesepakatan diantaranya menyetujui lokasi pilkadus di lapangan pos keamanan lingkungan RT 04/09, biaya Pilkadus ditanggung bersama oleh calon dan yang mempunyai hak pilih hanya diwakili seorang dari tiap-tiap kepala keluarga (KK). Sedangkan waktu kampanye dilaksanakan sejak 17-21 November 2008 dan panitia menyerahkan bentuk kampanye pada masing-masing calon kadus.
 
Sebelumnya, kandidat calon Kadus sebanyak empat orang, diantaranya E. Eddy Hasan, Abdul Hadi, Endang Sulastri dan Budi Santoso. Namun, Abdul Hadi mengunurkan diri dan alasannya pun tidak diketahui jelas oleh panitia Pilkadus. Meski demikian, acara Pilkadus ini lancar bahkan lengang. Pencoblosan dilaksanakan sejak pukul 7.30-13.00 WIB. Hingga penutupan bilik suara, kartu suara yang masuk pada kotak suara Pilkadus hanya tercatat 444 surat suara, sedangkan sisanya tidak hadir.
 
Pada saat penghitungan suara, sejumlah warga berkumpul di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Sama seperti Pilpres (Pemilihan Presiden), Pilgub (Pemilihan Gubernur) dan Pilbub (Pemilihan Bupati), warga antusias mengikuti penghitungan tersebut. Mereka harap, kepala dusun yang telah mereka pilih lebih aspiratif. (spn)
 

Perhutani Harus Pentingkan Jiwa Warga Sarakan

H. Tono Bahtiar bersama warga Sarakan di lokasi musibah banjir Rob, kemarin.
 
 
 
TIRTAJAYA, RAKA - Anggota DPRD dari Fraksi PDIP Kabupaten Karawang, H. Tono Bahtiar kecewa pada Perhutani yang seolah menolak warga Sarakan menempati tanggul-tanggul di 500 meter dari pantai untuk dijadikan pemukiman baru. Diakuinya, keselamatan warga lebih utama dibanding bisnis Perhutani yang selama ini menyewakan lahannya pada petani ikan bandeng.
 
Diketahui, seminggu lalu sebanyak 44 kepala keluarga (KK) atau 220 jiwa usik warga Dusun Sarakan, Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya dibanjiri air laut pasang akibat pemanasan global dan perubahan iklim lainnya di laut (Rob). Akibatnya, sebanyak KK tersebut terancam jiwanya, bahkan mereka takut jika harus tetap tinggal di pesisir pantai yang tidak aman. Untuk itu, mereka meminta pemerintah untuk merelokasi pemukiman mereka di tempat yang aman. Dan satu-satunya tempat yang dimaksud adalah di 500 meter dari pantai, yaitu di lahan Perhutani.
 
Kata Tono, lahan yang akan digunakan relokasi pemukiman warga Sarakan tidak akan mengganggu lahan perhutani, karena warga memilih posisi di tanggul-tanggul Sungai Sarakan. Jadi, tanggul itu diarug, ditinggikan dan dilebarkan dengan alat berat beko. Dan warga tidak membutuhkan lahan yang luas, apalagi jika harus membuka lahan hingga puluhan bahkan ratusan hektar, tapi cuma mendirikan rumah di tanggul-tanggul Sungai Sarakan. "Saya lihat, selama ini pemerintah hanya mengucurkan dana pada Perhutani untuk menjalankan program pemulihan terhadap konservasi hutan bakau, tapi realisasinya belum kelihatan," ujarnya.
 
Lebih lanjut Tono menjelaskan, untuk menuntaskan soal pemulihan hutan bakau di pesisir pantai Karawang, dia akan mendatangi Menteri Kehutanan dan menanyakan realisasi kucuran dana untuk reboisasi sepanjang pantai Kabupaten Karawang. Meski begitu, Tono menduga, Perhutani hanya menyedot dana pemerintah, sedangkan pemeliharaannya tidak ada. "Ini jelas merugikan keuangan negara, nanti akan saya tanyakan hal itu pada menteri," ujarnya.
 
Dia juga meminta pada Bupati Karawang, Drs. Dadang S. Muchtar supaya secepatnya mewujudkan keinginan warga Sarakan, termasuk di beberapa daerah pesisir pantai lainnya se-Kabupaten Karawang. "Saya kira, jika tanggul milik Perhutani itu digunakan untuk relokasi warga Sarakan, itu hal yang wajar, karena warga tidak akan mengganggu, bahkan mereka akan memeliharanya dengan baik. Jadi, Perhutani tidak harus khawatir jika lahannya digunakan untuk pemukiman, ini demi menyelamatkan nyawa mereka. Selanjutnya, Perhutani bisa terus melakukan programnya," jelas Tono. (spn)
 

Ratusan Siswa dan Guru SD Dengklok Gelar Jalan Santai

RENGASDENGKLOK, RAKA - Sabtu (22/11) merupakan puncak acara HUT PGRI ke-63 Kecamatan Rengasdengklok, sebanyak 700 siswa dan 200 guru dari 44 SD se-kecamatan melakukan jalan santai sepanjang 4 km. Start dan finish di kantor UPTD Dinas Pendidikan (Dikdas) Rengasdengklok.
 
Disela kegiatan, Ketua Cabang PGRI Rengasdengklok, Obang Norbayu SH, menjelaskan, kegiatan HUT PGRI Rengasdengklok ini dilaksanakan 18-22 November 2008, diawali lomba bola voli antar guru, kemudian dilanjutkan tenis meja dan jalan santai. Usai jalan santai, malam harinya lomba catur dan ditutup pada upacara HUT PGRI tanggal 25 November 2008 di kantor Kecamatan Rengasdengklok. "Jalan santai ini merupakan gebyar kegiatan HUT PGRI Rengasdengklok," ucapnya.
 
Secara nasional, HUT PGRI tahun ini bertajuk meningkatkan mutu pendidikan melalui guru profesional, sejahtera dan terlindungi. Tercatat, dari ke 44 SD ini, satu diantaranya SD swasta, masing-masing SD mengirimkan perwakilan siswa 10 anak. Namun, ada juga diantara sekolah yang mengirimkan 4 hingga 20 siswa. Rute jalan santai, melewati Jalan Tugu Proklamasi.
 
Kepala UPTD Dikdas Rengasdengklok, Drs. Muhrodi Suruzi berharap, kegiatan jalan santai ini anak-anak bisa memahami tentang pentingnya kesehatan, sehingga anak-anak bisa melaksanakan tentang hidup sehat, karena ada istilah 'al aqlu sallim fi zismi sallim', artinya dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Selain itu, pada HUT PGRI ini diharapkan supaya masyarakat memahami betapa pentingnya sosok guru dalam mencerdaskan kehidupn bangsa.
 
Tampak, iring-iringan jalan santai ini diwarnai canda-tawa, tidak tampak lelah diwajah anak-anak sekolah melainkan keceriaan. Begitu pun dengan para guru-gurunya, asik bersenda gurau dan 'ngobrol-ngobrol' sambil jalan kaki melewati pemukiman sepanjang 4 km. Sebelumnya, start jalan santai dilepas Kepala UPTD Dikdas Rengasdengklok, Drs. Muhrodi Suruzi pukul 8.15 WIB.
 
Pada 30 November 2008 nanti, HUT PGRI Kabupaten Karawang pun akan menggelar jalan santai di lapangan Karang Pawitan Karawang. Dan pada 1 Desember 2008, akan dilaksanakan upacara HUT PGRI kabupaten di tempat yang sama. (spn)
 

Keberhasilan Penanaman Mangrove di Bawah 50%

Sunday, November 23, 2008

Tanaman bakau dan tambak ikan bandeng di Kecamatan Tirtajaya yang dibanjiri air laut pasang.
 
 
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Kawasan hutan mangrove di Cikeong, Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya yang terbentang luas, kini kondisinya rusak. Hutan yang sempat diresmikan mantan Presiden RI Soeharto beberapa tahun silam ini tidak terawat dengan baik.
 
Kawasan hutan mangrove tersebut, masih merupakan wilayah kerja Asper Perhutani Rengasdengklok. Seperti dijelaskan Petugas Asisten Perhutani Rengasdengklok, Diki Marwan. Menurutnya, tingkat keberhasilan penanaman tanaman penahan gelombang laut di wilayah kawasan hutan Cikeong ini tingkat keberhasilannya dibawah 50 persen.
 
Kegagalan ini disebabkan, penanaman hutan mangrove tersebut tidak didukung warga setempat, pemahaman warga sangat kurang untuk melestarikan pohon mangrove. Mayoritas dari warga tidak memahami, manfaat dari tanaman tersebut. "Kegagalan mangrove di wilayah kami disebabkan oleh sumber daya manusia penduduk setempat, yang belum memahami manfaat dari tanaman tersebut," katanya kepada RAKA, kemarin.
 
Dia menjelaskan, selama ini pemahaman masyarakat pesisir pantai hanya berfikir instan, mereka cenderung mengutamakan pemanfaatan lahan pinggir pantai ini untuk area tambak ikan, bukan untuk hutan. "Perlu diketahui, kami terus menggalakan penanaman mangrove sampai sekarang, tapi tetap saja terbentur oleh masyarakat sekitar yang belum bisa melestarikan mangrove yang kami tanami, mereka malah mementingkan tambak ikan dibanding keselamatan abrasi pantai," ucapnya.
 
Dia mencontohkan Dusun Sarakan, Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya yang sekarang dilanda gelombang Rob. Kata Diki, hal itu akibat masyarakat kurang memahami fungsi mangrove, akibatnya lambat laun pemukiman disana terkikis habis dan pengikisan daratan di daerah tersebut berjalan begitu cepat. "Untuk itu, daerah hutan mangrove di sekitar Dusun Sarakan menjadi wilayah prioritas kerja kami saat ini," ujarnya. (spn)

Nurul: Caleg Harus Jaga Etika

Saturday, November 22, 2008

Nurul Arifin disambut warga Blokraton, mereka berebut meminta berpose bersama artis cantik ini.
 
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Jumat (21/11) sore, Caleg DPR RI dari Partai Golkar, Nurul Arifin berkunjung ke Dusun Blokraton, Desa Rengasdengklok Selatan. Pada kesempatan itu, artis Nurul Arifin berpesan kepada masyarakat setempat soal Pemilu 2009 mendatang.
 
Pada Pemilu Legislatif tahun 2009 mendatang, kata Nurul, Partai Golkar tidak hanya bersiang dengan partai lain, melainkan bersaing di 'intern' partai sendiri. Untuk itu, sesama calon legislatif (caleg) harus bisa menjaga etik supaya tidak saling merugikan dan menjatuhkan. Diakuinya, etika persaingan calon legislatif sudah terkikis, banyak pamplet dan stiker-stiker salah satu caleg disobek dan diganti oleh caleg lainnya.
 
Dengan begitu, tindakan tanpa etika itu harus ditegur keras oleh DPP Partai Golkar. Bahkan, jika memasang bendera pun harusnya bisa harus rame-rame, jangan saling menjatuhkan yang ujung-ujungnya akan merugikan Partai Golkar sendiri. "Jadi saya mohon untuk menjunjung tinggi etika sesama calon dan semoga perjuangan kita bisa membesarkan Partai Golkar. Kalau dulu Golkar pernah menang, jadi sekarang pun harus menang," tandasnya.
 
Hal tersebut sengaja dikatakan Nurul berdasarkan hasil Rapimnas (Rapan pimpinan nasional) DPP Partai Golkar Pusat, yaitu tata cara berkampanye dan pencoblosan di TPS (Tempat Pemungutan Suara). Pada kesempatan bertatap wajah dengan warga Blokraton, Rengasdengklok, artis cantik ini menegaskan berulang-ulang, orang-orang di Partai Golkar harus tetap solid. Sejarah partai pohon beringin ini, kata Nurul, tidak pernah pecah meski di dalam tubuh sendiri sedang ada konflik. Namun demikian, dia pun menyayangkan ada beberapa orang Partai Golkar yang hengkang dan bergabung dengan partai baru.
 
Penasehat Partai Golkar Rengasdengklok, Atang Suwarno menjelaskan, bagaimana pun partainya harus tetap kompak dan solid, meski caleg di daerah pemilihan III sejumlah 99 orang dari berbagai partai dan dari Partai Golkar sendiri ada 8 orang, maka Partai Golkar harus beriringan saling mendukung, meski yang harus menang diantara 8 orang itu hanya satu untuk bisa duduk di 50 kursi DPRD Karawang.
 
Tetap harus harmonis meski dengan partai lain, apalagi dalam satu kandang, jangan saling sikut, makanya kita harus melakukan pembinaan di wilayah-wilayah, karena jika tidak ada pembinaan maka akan berantakan, saya harap (DPP Partai Golkar, red) harus melakukan pembinaan ke masing-masing anggota Partai Golkar yang ada di daerah-daerah," jelasnya.
 
Caleg Daerah Pemilihan 3 Partai Golkar nomor urut 1, H. Deni Nuryadi SH, mengatakan, pada pemilu 2009 ini, tiap caleg harus memberi wawasan berdemokrasi, karena semua keputusan ada pada tangan rakyat. Bagaimana pun, caleg harus meraih simpatik dari masyarakat dan membantu mereka untuk terus berkembang, jangan dibodohi oleh janji-janji atau politik bohong. (spn)
 
 

Caleg Partai Gerindra Bangun Penahan Abrasi

Wednesday, November 19, 2008

CIBUAYA, RAKA - Mengatasi abrasi yang terus meluas, caleg dari Partai Gerindra, Roycke B. Sahetapy membuat dam penahan abrasi dari batuan di sepanjang pesisir pantai Cemarajaya. Hal itu dilakukannya untuk membantu kekhawatiran warga setempat yang lahannya terus digerus ombak laut selama bertahun tahun.
 
Warga setempat, Marta (51) mengatakan, dalam kurun setahun, pesisir pantai di Cemarajaya terkikis sekitar 3 meter, bahkan lebih. Pada tahun 2001 lalu, Pemda Karawang bersama pengusaha tambak ikan bandeng di Cemarajaya sempat membuat karung-karung pasir besar untuk memecah gelombang, tapi kini sudah hancur. Tidak lama berselang, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung pun turun tangan membuat penahan ombak dari batuan yang dipasang sepanjang pantai.
 
Warga setempat sering melihat, ada beberapa petugas dari intansi tertentu yang mengukur-ukur pesisir pantai Cemarajaya, seolah pesisir pantai itu akan dibangun penahan abrasi, tapi hingga kemarin belum kunjung ada realisasinya. Sampai akhirnya caleg Roycke B. Sahetapy menempati janjinya membangun penahan abrasi di sepanjang pantai Cemarajaya. Diketahui, Caleg dari Partai Gerindra nomor urut 1 ini akan bersaing dikancah pemilihan legislatif di daerah pemilihan IV meliputi, Cilebar, Pedes, Cibuaya, Tirtajaya, Batujaya, Pakisjaya.
 
Pembuatan dam penahan gelombang air laut di Cemarajaya ini telah dilakukan sejak Selasa (18/11) siang, hingga berita ini diturunkan para pekerja masih sibuk memikul-mikul batu besar dan disusun berjejer di sepanjang pantai. Batuan itu diangkut ke Desa Cemarajaya dengan truk, untuk Dusun Cemara II batuan yang diturunkan sebanyak 10 truk dan untuk Dusun Cemara I sebanyak 5 truk. Pekerjanya dilakukan oleh warga setempat.
 
Dijelaskan tim sukses caleg Roycke B Sahetapy, Yaukin dan Kardi, dia ingin membuktikan partai baru ini tidak sekedar selogan peduli pada rakyat, tapi dibuktikan dengan bantuan-bantuan untuk kepentingan masyarakat, diantaranya membuat penahan gelombang laut di Cemarajaya. "Saya juga berharap pada partai lain untuk berlomba kebaikan dan membuktikan pada masyarakat tentang eksistensi partai," katanya.
 
Warga lainnya, Subarna (67) di RT 03/03, Dusun Cemara II, mengatakan, dia berterima kasih dari Roycke B. Sahetapy yang peduli pada warga Cemara. "Saya harap Roy bisa jadi anggota DPRD Kabuapten Karawang, karena belum jadi pun dia sudah memberikan sumbangan yang besar bagi warga, apalagi jika dia sudah terpilih jadi anggota DPRD," katanya. (spn)

Kompor Gas Konversi Meledak, Sekujur Tubuh Korban Luka Bakar

RENGASDENGKLOK, RAKA - Sebuah kompor gas meleduk di RT 13/04, Dusun Bengle, Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok, Selasa (11/11) pukul 16.00 WIB. Korban bernama Salba (30) mengalami luka bakar serius di muka, kedua tangan dan kakinya. Diduga, kompor gas menyemburkan api besar setelah korban hendak mengganti tabung gas isi ulang, tapi tabung baru itu tidak terdapat 'klep sil'.
 
Keterangan warga setempat, saat korban memasukan 'regulator', gas tidak mengalir pada selang melainkan menghembus keluar dan dalam hitungan detik gas yang bocor itu menyambar api yang berasal dari tungku yang sedang memasak nasi. Tanpa diduga, Salba bergelut dengan api yang menyelimuti ruang dapur. Menghindari kebakaran besar di rumahnya, Salba memberanikan diri mengambil tabung gas yang sedang menyemburkan api, tapi naas tubuh Salba terbakar lagi saat tangannya berusaha mengambil tabung untuk dilempar ke luar ruang dapurnya.
 
Melihat kejadian ini, beberapa warga yang menyaksikan langsung menolong korban dan melarikannya ke RS Proklamasi Rengasdengklok. Sementara, tabung gas yang menyemburkan api di dalam ruang dapur itu berusaha dikeluarkan ketua RT setempat dengan galah kayu. Setelah berhasil dikeluarkan, tabung yang masih menyemburkan api itu dibuang ke tengah sawah yang berlumpur. Beberapa kali tabung itu disiram dan ditutup pasir tapi tetap saja menyemburkan api hingga isi tabung gas habis sekitar 5 menit.
 
Ledakan kompor gas ini, diketahui yang pertama sejak konversi minyak tanah ke gas elpiji beberapa waktu lalu. Ledakan yang dialami Salba, bukan kerusakan kompor gas, selang maupun regulatornya, melainkan pada tabung gas itu tidak terdapat 'klep sil' yang menyebabkan gas nyembur ke luar dan tidak masuk selang. Menanggapi hal ini, Kepala Desa Dewisari, Aning menghimbau, supaya tidak menjadi ketakutan bagi masyarakat, karena kejadian ini akibat kelalaian pengguna gas elpiji. "Ini murni 'human error' (kesalahan manusia, red), karena pengguna gas tidak teliti," ujarnya.
 
 
Sampai hari kemarin, Salba masih berbaring di RS Proklamasi Rengasdengklok, dia berharap ada membantu pengobatannya. Kesaharian Salba, berprofesi sebagai buruh tani. Selama ini, dia yang selalu memasangkan tabung gas baru di rumah orang tuanya, karena sejak pembagian tabung gas, orang tuanya sendiri masih ketakutan dan menugaskan Salba untuk mengisi ulang sekaligus memasang tabung gas baru. (spn)

Relokasi Korban Rob Sarakan Peluangnya Kecil

RENGASDENGKLOK, RAKA - Relokasi warga Dusun Sarakan yang dilanda banjir air laut pasang (Rob) peluangnya sangat kecil, warga terancam tidak bisa pindah ke lokasi aman dari terjangan Rob. Hal ini dijelaskan Asper Perhutani Rengasdengklok Diki Marwan, kepada RAKA, kemarin.
 
Petugas Asper Rengasdengklok ini mengatakan, sesuai aturan yang digunakan menteri kehutanan, kemungkinan lahan Perhutani di Dusun Sarakan, Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya itu tidak bisa memberikan peluang untuk dijadikan relokasi hunian baru, karena lahan Perhutani yang ada di pesisir pantai sarakan merupakan hutan konservasi yang berfungsi sebagai perlindungan dari arus gelombang laut yang mengikis daratan.
 
"Kalau melihat aturan sangat kecil peluangnya lahan tersebut untuk dijadikan tempat relokasi (warga Sarakan yang dilanda musibah banjir, red), karena fungsi hutan konservasi tersebut untuk perlindungan," katanya.
 
Kendati demikian, pihaknya akan membantu mengajukan ke tingkat pusat sampai ke Mentri Kehutanan tentang relokasi warga Sarakan, karena pihaknya hanya pelaksana bukan pembuat kebijakan. Dengan begitu, jika lahan Perhutani akan dijadikan lahan hunia baru, itu pun harus menempuh proses yang lama, sebab kebijakan tersebut hanya dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan, beda halnya jika Pemkab Karawang menempuh jalur cepat dengan langsung mengajukan ke Menteri Kehutanan, mungkin akan lain hasilnya.
 
"Beda jika Pemerintah Kabupaten Karwang langsung mengajukan ke Menteri Kehutanan, pasalnya sekarang ini sudah Otonomi Daerah, yang pasti kami hanya akan membantu mengajukan ke tingkat yang lebih tinggi," jelasnya.
 
Di tempat terpisah, anggota DPRD Karawang dari Partai PDIP, H. Tono Bahtiar mengatakan, pihaknya segera mengusahakan supaya warga Dusun Sarakan memiliki pemukiman baru yang layak. Menurutnya, daratan yang kini dihuni di Dusun Sarakan telah rusak. Dan lokasi yang memungkinkan untuk mereka tempati adalah di area perhutani yang jaraknya sekitar 500 meter dari lepas pantai di Dusun Sarakan.
 
"Kami akan mencoba untuk mendesak melalui pemerintah Kabupaten Karawang supaya lahan Perhutani ini diijinkan untuk relokasi hunian baru, bila perlu kami akan memintanya langsung ke Mentri Kehutanan" ujarnya.
 
Kata Tono, relokasi tersebut harus secepatnya dilakukan, sebab menyangkut keselamatan warga Dusun Sarakan. "Lahan Perhutani masih merupakan lahan pemerintah, karena kondisinya darurat, saya harapkan agar menteri kehutanan bisa memberikan ijin lahan tersebut untuk ditempati sebagai hunia baru," ucapnya. (spn)
 
 

Gagal Mencuri, Maling Kabur, Motornya Dibakar Masa

JAYAKERTA, RAKA - Sebuah motor bebek dibakar warga Dusun Pawanda, Desa Medang Asem, Kecamatan Jayakerta. Pasalnya, motor itu diketahui milik pencuri yang akan maling domba. Untungnya pencuri itu kepergok warga dan kabur meninggalkan dua ekor domba, keranjang besar dan motornya. Kejadian itu pada Selasa (11/11) pukul dua dini hari.
 
Keesokan harinya, warga setempat membakar motor bebek itu, karena mereka kesal dan ingin memberi pelajaran pada pencuri domba yang kabur itu. Padahal sebelumnya, warga telah wanti-wanti supaya tidak membakar motor itu tapi menyerahkannya kepada Polsek Rengasdengklok. Namun, warga tidak sabar menunggu polisi datang.
 
Pencuri itu digagalkan warga Kepala Dusun Pawanda, Husen (38), ketika dia dan RT setempat melintas di jalan desa dekat tanggul Sungai Citarum, tampak sosok yang mencurigakan berada di tanggul gelap. Curiga pada sosok dikegelapan itu, aparat desa ini mencoba mendekati dan menegur, tapi sosok sesorang yang tidak diketahui wajahnya itu malah lari tunggang langgang.
 
Melihat hal itu, aparat desa ini mengejarnya sambil teriak 'maling'. Kontan, warga yang mendengar berhamburan keluar rumah dan bertanya-tanya dimana posisi malingnya. Namun, gelapnya malam menghilangkan jejak orang yang dicari warga hingga akhirnya pencuri itu menghilang di rerumpunan Sungai Citarum. Setelah lelah puntang-panting mencari pencuri, akhirnya warga berkumpul di tengah pemukiman warga sambil ramai membicarakan kejadian tersebut.
 
Dan warga melihat kendaraan milik pencuri yang ditinggalkan beserta dua ekor domba yang telah berada di dalam dua 'beronjong' tempat sayuran. Siang hari, warga akhirnya melampiaskan kekesalannya dengan membakar motor sedangkan dua ekor domba diserahkan kepada pemiliknya yang juga masih warga setempat. Sementara, motor yang dibakar dibawa ke Polsek Rengasdengklok. (spn)

DPC DPIP Karawang Bantu Korban Banjir Rob di Sarakan

TIRTAJAYA, RAKA - Selasa (18/11) sore, DPC PDIP Kabupaten Karawang mengirim bantuan logistik, selimut dan pengobatan pada korban banjir air laut pasang (Rob) di Dusun Sarakan, Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya. Bantuan ini yang pertama sejak terjadi Rob minggu lalu di kampung pesisir pantai tersebut.
 
Ketua DPC PDIP, Karda Wiranata menjelaskan, bantuan ini sifatnya berkelanjutan, maksudnya PDIP melalui tim Bantuan Bencana Alam (Baguna) akan mendata dan membantu daerah yang kena banjir Rob. "Kita sudah terbiasa menangani bencana banjir dengan tim sendiri PDIP yaitu Baguna. Baguna ini sudah bergerak dan bekerja optimal membantu korban. Kedatangan dihari pertama ini, merupakan bentuk kepeduliannya kami terhadap kampung yang kena air rob. Selanjutnya, kita akan siapkan secara matang bantuan-bantuan kepada warga yang sangat membutuhkan," ucapnya.
 
Jika warga Sarakan membutuhkan perahu karet untuk evakuasi, lanjut Karda, PDIP akan menyediakannya. Diakuinya, sekuat upaya PDIP akan terus membantu dan menyisir daerah bencana alam. Bantuan ini murni kemanusiaaan, tidak melulu untuk kepentingan Pemilu (Pemilihan umum). "Kita minta kepada pemerintah untuk merelokasi warga Sarakan, karena setelah melihat lokasi bencana di kampung itu, memang masyarakat tidak layak tinggal diam di lokasi berbahaya. Sudah tidak memungkinkan masyarakat untuk nyaman. Dan PDIP akan mendorong pada pemerintah untuk membantu warga Sarakan, Kita akan berupaya meminta pada Pemda Karawang untuk merelokasi sejumlah 44 kepala keluarga atau 220 jiwa usik di Kampung Sarakan ini," jelasnya.
 
Hal senada ditegaskan Wakil Ketua DPC PDIP Karawang, H. Tono Bahtiar, setelah melihat berita di media masa, Sekertaris DPP PDIP Pusat, Ir. Pramono Anung sempat mengintruksikan pada Ketua DPC PDIP Karawang untuk membantu daerah yang kena musibah. Itu langsung dibuktikan dengan turunnya DPC PDIP Karawang ke lokasi bencana alam. "Selain di Tirtajaya, kita pun akan membantu bencana serupa di pesisir pantai Karawang lainnya, karena musibah ini terjadi merata di pantai laut Jawa," ujarnya.
 
Dia juga mengajak kepada calon legislatif (caleg) dari PDIP untuk turun langsung membantu korban bencana banjir Rob. Termasuk caleg di wilayah Karawang, Purwakarta, Bekasi dan di Jawa Barat, supaya mereka berinterksi langsung dan dekat dengan masyarakat. Dan menurutnya, banjir Rob ini tidak pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. (spn)

Waskat Dapat Bantuan Kaki Palsu Gratis

Monday, November 17, 2008

JAYAKERTA, RAKA - Beruntung bagi Waskat (32), warga RT 11/04, Desa Medang Asem, Kecamatan Jayakerta, dia mendapat kaki palsu gratis setelah pergelangan kaki kanannya patah tertimpa beton dua tahun lalu. Dia dikasih kaki palsu selutut yang terbuat dari plastik oleh Yayasan Peduli Tuna Daksa (Yay. Sadhu Vaswani) Jakarta.
 
Dia mendapatkan kaki palsu berawal sejak saudara sepupunya bernama Ipon 'ngojek' di pasar Rengasdengklok, dia kebetulan dapat penumpang yang berkaki palsu. Sepanjang jalan, penumpang itu bercerita dia mendapatkan kaki palsu dari Yayasan Peduli Tuna Daksa. Mendengar hal itu, Ipon menceritakan punya saudara yang kena musibah dan pergelangan kaki kanannya buntung. Setelah sampai tujuan, penumpang itu turun dan memberi alamat yayasan tersebut, dia berpesan supaya saudaranya itu segera dibawa ke Jakarta.
Mendapat informasi tersebut, dengan girang Ipon menceritakan semuanya pada Waskat. Dan keesokan harinya, Waskat, Ipon dan ditemani saudaranya seorang staf Desa Teluk Haur, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Soma (40) berangkat ke Jakarta. Sampai di tempat tujuan, Waskat mendapat kaki palsu selutut setelah dia menyerahkan identitas kependudukan termasuk Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Kaki palsu itu dibuat mendadak dan dicetak sesuai ukuran kaki Waskat. Melihat hal ini, Waskat bangga dan terharu, bahkan dia banyak cerita pada tetangganya telah dibantu Yay. Sadhu Vaswani Jakarta.
 
Setelah mendapat kaki palsu tersebut, Waskat yang selama ini selalu menggunakan tongkat bisa kembali main sepak bola. Ini hal yang sangat luar biasa bagi Waskat dan keluarganya. Keseharian Waskat sekarang adalah buruh tani, dia bisa leluasa masuk ke ladang dan sawah dengan dua kakinya yang bisa berjalan seperti sekarang. Diketahui, istri Waskat, Sidah (25) sejak 1,5 tahun lalu jadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) di negeri Arab Saudi, selain untuk mengangkat ekonomi keluarga, kepergian Sidah jadi TKW ini agar bisa membelikan kaki palsu untuk suaminya.
 
 
Hilangnya pergelangan kaki Waskat sejak dia bekerja di Cibitung pada perusahaan limbah. Naas, saat dia sedang membongkar balok beton sebuah gedung tua, kakinya tertimpa beton hingga tumit sampai telapak kakinya remuk dan buntung seketika. RS Karya Medika Cikarang langsung mengamputasi kakinya. Setelah kejadian itu, Waskat kembali ke kampung halaman dan tidak bisa mencari nafkah seperti biasanya, lalu istrinya memberanikan diri jadi TKW. Hingga kemarin, Sidah belum dikasih tahu bahwa suaminya telah mendapatkan kaki palsu. (spn)
 

Kerja Bakti 2 Desa Menghadapi Musim Tanam Padi dan Banjir

CILEBAR, RAKA - Dua kepala desa, Pusakajaya Utara Warman Abdurahman dan Pusakajaya Selatan Mintra Hendra, Kecamatan Cilebar kompak mengerahkan aparat desa dan warganya membersihkan saluran sekunder Randu sepanjang 4 km yang menghubungkan dua desa tersebut, Sabtu (15/11) pagi pukul 07.00 WIB.
 
Dijelaskan Warman, sesuai intruksi bupati, air dari hulu akan mulai digelontorkan pada 18 Desember 2008 untuk area persawahannya. Menghadapi hal itu, dia berkoordinasi dengan Mintra untuk membersihkan saluran utama di dua desa tersebut. Saat ini memang air belum dibutuhkan, mengingat beberapa petak sawah sedang panen. Tepatnya, pada pertengahan Desember 2008 nanti petani di dua desa ini akan mulai tanam.
 
Sawah yang diairi saluran sekunder Randu ini mencapai 650 hektar, meliputi 380 hektar persawahan di Desa Pusakajaya Selatan dan sisanya sawah di Desa Pusakajaya Utara. Sepanjang saluran sekunder antara Kampung Cikunir, Pusakajaya Selatan hingga Kampung Krajan, Pusakajaya Utara, sekitar 50 aparat desa dan masyarakat turun ke saluran dan mengangkat tumbuhan air yang membuat laju air lambat dan kadang menghambat sampah yang mengalir diatasnya.
 
"Kebutuhan kita sama, sama dan lokasi yang perlu dibersihkan pun sama. Untuk itu kita sengaja melaksanakan kerja bakti. Sebelum kerja bakti ini, seminggu lalu kita sudah saling koordinasi dan mengagendakan Sabtu sebagai hari tepat untuk kerja bakti, karena di hari Sabtu kita punya luang," ucap Warman di tengah kesibukannya bersama aparat desa dan warga yang sibuk membersihkan saluran sekunder.
 
Hal senada dikatakan Mintra Hendra, pada masa tanam padi musim ini air untuk persawahan terbilang cukup. Namun begitu, dia tetap mengambil langkah antisipasi pembenahan semua saluran air supaya laju air lancar saat dibutuhkan. Pembenahan saluran air ini pun tidak menutup kemungkinan untuk mencegah banjir. "Memang untuk saluran tersier belum kita jamah, karena masih panen. Pembenahan saluran sekunder ini supaya saluran lancar. Setelah saluran utama ini bersih, selanjutnya pembenahan saluran tersier diteruskan oleh masing-masing desa," katanya. (spn)
 

Rob Masih Jadi Ancaman Bagi Warga Sarakan

Niman dan keluarganya.
 
 
TIRTAJAYA, RAKA - Hingga kemarin, air pasang laut (Rob) masih menerjang pemukiman di Dusun Sarakan, RT 16/06, Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya. Seperti dialami keluarga Niman (30), rumahnya doyong akibat diterjang ombak dan tiupan angin kencang. Menghidari ambruk, nelayan satu anak menurunkan sebagian genting rumahnya.
 
"Sejak pertama air pasang laut terjadi (Senin (10/11), red) rumah saya terendam dan tampak mau ambruk, kemudian pada hari Jumat kemarin saya menurunkan sebagian genting supaya atapnya tidak berat, karena tiang-tiang rumah terlihat tidak kuat menahan beban," ujarnya.
 
Selain air pasang laut dan tiupan angin kencang, Niman bersama anak-istrinya harus rela kehujanan karena atapnya terbuka. Meski demikian, Niman hingga kemarin masih tetap bertahan di rumahnya itu, menunggu kepastian Pemda Karawang menyiapkan relokasi pemukiman baru bagi dia dan tetangganya. "Saya ingin pindah pak, saya juga takut jika harus tinggal lama disini," ucapnya.
 
Diketahui, air pasang laut atau bahasa kelautannya di sebut 'rob' mulai membanjiri pesisir pantai Karawang, termasuk pesisir pantai Jakarta dan Laut Jawa sejak Senin (10/11) lalu. Rob ini datang memuncak sekitar pukul 09.00-11.00 WIB, setelah Dzuhur, Rob kembali surut dan kembali datang di keesokan harinya pada jam yang sama. Sejak Senin minggu lalu, Rob kian hari semakin besar, hingga Senin (17/11) kemarin banjir itu masih melanda warga Sarakan.
 
Dilihat, beberapa rumah di dusun ini diikat tambang besar, ini dimaksudkan supaya rumah bambu tersebut tidak ambruk saat ditiup angin kencang yang biasanya datang pada malam hari. Di dalam rumah mereka, sudah tidak tampak rapih, semua perabotan rumah tangganya basah. Sepertinya, tidur pun tidak akan nyenyak jika disekeliling rumah di dusun ini riuh angin dan ombak besar. Mirip seperti tidur dalam perahu yang kena badai. (spn)

44 Rumah di Tambaksari Diterjang Rob

Rumah warga Sarakan di pesisir pantai yang terjebak air laut pasang.
 
 
 
TIRTAJAYA, RAKA - Camat Tirtajaya, Drs. H. Wawan Darmawan didampingi Kepala Desa Tambaksari Arum Saepulloh beserta aparatnya mengunjungi lokasi pemukiman yang dilanda banjir air laut pasang di Dusun Sarakan, RT 16/06, Desa Tambaksari, Sabtu (15/11) siang.
 
Sejak Rabu (12/11) siang pukul 09.00-11.00 WIB sekitar 44 KK (Kepala Keluarga) atau 220 jiwa usik warga setempat direndam air laut setinggi 40-60 cm. Sedangkan 4 rumah warga setempat rusak berat. Kepada camat, warga setempat meminta supaya mereka dipindahkan ke lokasi aman jauh dari lepas pantai. Dalam bahasa kelautan, air laut pasang ini dinamakan 'rob', terjadi akibat global warming (pemanasan global) yang mengakibatkan dorongan air laut, gelombang laut dari jarak jauh dan badai yang sering terjadi di laut.
 
Seperti dikatakan Sugeng, sebelumnya abrasi pantai Sarakan belum separah ini, pada tahun 2006 saja, hamparan pasir pantai masih membentang luas sekitar 200 meter dari kondisi sekarang. "Tapi setelah melihat abrasi yang parah seperti ini, kita memilih pindah dibanding harus tetap tinggal diam. Kami tidak keberatan pindah, yang penting lokasi pemukiman baru bagi kami dekat dengan sungai, karena mayoritas penghuni (yang kena musibah abrasi, red) adalah nelayan," katanya.
 
Dihadapan warga tersebut, Camat Wawan mengatakan, dia akan ajukan permintaan warganya itu pada Bupati Karawang Drs. Dadang S. Muchtar. Relokasi pemukiman baru yang akan jadi tempat hunian baru warga Sarakan adalah area pertambakan setempat yang tidak jauh dari pesisir pantai. "Kita coba ajukan ke bupati, karena pada tahun 2006 sekitar 82 rumah warga Sarakan pernah dibantu untuk mengungsi dari bibir pantai yang abrasi. Namun, yang pindah cuma setengahnya, alasannya karena relokasi rumah saat itu terbatas akhirnya sebagian warga masih dipantai sampai sekarang," jelasnya.
 
Warga setempat, Karmin (32) mengatakan, dirinya sudah beberapa hari tidak melaut mencari ikan sejak air laut pasang, karena dia khawatir pada keluarganya. Dia pun takut jika rumahnya ambruk direndam banjir. "Tuh, rumah itu saja sudah doyong mau ambruk, makanya saya tidak melaut, karena saya harus menjaga keluarga dari musibah ini," katanya sambil menunjukan satu rumah yang doyong.
 
Selain pemukiman di Dusun Sarakan, sekitar 90 rumah di Dusun Tambaksari II dan 50 hektar tambak ikan bandeng terendam. Di area tambak, tanggul-tanggul sungai tampak jebol, ini disebabkan air limpas. Kata Kepala Desa Tambaksari, Arum Saepulloh, tanggul sungai itu harus diturab, karena kalau tidak dibangun maka air akan limpas dan turun ke pertambakan. "Sepanjang 2 km kiri-kanan tanggul sungai harus diturab untuk menahan limpasan air," ucapnya. (spn)
 

Partai Golkar Tirtajaya Target 60% Suara Pada Pemilu 2009

Monday, November 10, 2008

Suasana silaturahmi Partai Golkar Karawang di Tirtajaya.


TIRTAJAYA, RAKA - Caleg (Calon legislatif) DPR RI, H Ade Komarudin
mengajak semua mesin penggerak Partai Golkar mulai dari PD (Pengurus
Daerah), PK (Pengurus Kecamatan) hingga DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
untuk memenangkan Pemilu (Pemilihan Umum) tahun 2009 yang akan
diselenggarakan 14 April 2009 mendatang.

Hal itu disampaikannya di acara selaturahmi Partai Golkar di kediaman
Ketua PK Partai Golkar Tirtajaya, H. Sapin, Sabtu (1/11) lalu.
"Rentetan road show saya sudah 25 kecamatan untuk mengajak kader
Partai Golkar melali PK dan PD untuk memenangkan pada Pemilu 2009,"
ucapnya.

Pada kesempatan itu, H. Ade Komarudin sempat bertanya target PD
se-Kecamatan Tirtajaya. Beberapa PD menjawaba mereka sanggup
memenangkan porsentase telak 60% untuk Kecamatan Tirtajaya. Mendengar
hal itu, Ade Komarudin malah hanya menargetkan 30% pememangan Pemilu
2009 di kecamatan tersebut. Hal senada diungkapkan, H. Sapin, dia
optimis perolehan suara Pemilu 2009 di kecamatannya sebanyak 60%.

Sementara itu, H. Sapin meminta apabila H. Ade Komarudin terpilih
kembali menjadi Anggota DPR RI, pembangunan aspirasi di kecamatannya
harus diprioritaskan, karena sudah terbukti pada pemilu tahun lalu
Kecamatan Tirtajaya merupakan pemecah rekor suara terbanyak di
Kabupaten Karawang. "Kami tidak gentar dengan maraknya atribut partai
yang 'membredel' di sepanjang jalan, sebab kami yakinkan mesin Partai
Golkar masih berfungsi dengan baik," ucap H. Sapin.

Dikatakan H. Sapin, kini pembangunan yang dibutuhkan di Kecamatan
Tirtajaya adalah pembenahan di sektor pariwisata, insfratuktur jalan
dan sarana ibadah. Dengan perolehan suara terbanyak, aku Sapin, dia
berharap Partai Golkar kedepan lebih memprioritaskan pembangunan di
Tirtajaya, jangan sampai aspirasi tersebut didahului partai-partai
lain. "Karna saya percaya mesin politik Partai Golkar masih aktif dan
produktif untuk memenangkan Pemilu 2009 mendatang," jelasnya.

Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Karawang Didin Syamsyudin menyatakan
kesiapan dirinya untuk memperjuangkan pembangunan di Kecamatan
Tirtajaya. Namun, akibat dirinya sedang melalui tahapan PAW
(Pergantian Antar Waktu), kini masih belum bisa berbuat apa-apa.
Kendati begitu, dia berjanji jika dia terpilih pada periode 2009 -
2014, dirinya akan memperjuangkan pembangunan fasilitas desa yang ada
di Kecamatan Tirtajaya. (spn)

SD-SMA Terus Kembangkan Perpustakaan

Kepala sekolah dan siswa SDN Rangdumulya II di depan gedung perpus
baru mereka yang sedang dibangun.


PEDES, RAKA - Untuk pertama kalinya, sejak berdiri tahun 1979 silam,
SDN Rangdumulya II, Kecamatan Pedes membangun gedung perpustakaan baru
dari dana Provinsi Jawa Barat. Pembangunan ini disambut antusias siswa
dan masyarakat setempat. Pasalnya, Kepala Sekolah Sarli Sudarli
membuka perputakaan ini untuk umum, tidak dibatasi hanya untuk
siswanya sendiri.

Dijelaskan Sarli, perputakaan berukuran 7 x 8 meter ini akan menggugah
siswa dan masyarakat untuk rajin membaca. Ribuan buku dari berbagai
pelajaran pun sudah disiapkan. Pekerjaan gedung khusus membaca ini
dimulai sekitar 25 hari lalu. "Kepada masyarakat, silahkan datang ke
perpustakaan sekolah ini, karena kami membuka perpustakaan untuk umum,
supaya masyarakat termasuk anak-anak sekolah bisa memperluas
pengetahuan," katanya kepada RAKA, Jumat (7/11) siang sambil mengamati
pembangunan perpustakaan itu.

Hal itu sengaja dia utarakan, mengingat SDN Rangdumulya II ini
lokasinya berada di tengah masyarakat, bahkan jika ada pembangunan
lagi, dia berharap posisi bangunan sekolah ini menghadap perkampungan,
tidak membelakanginya. Memang perpustakaan itu milik sekolah, tapi dia
tidak menutup bagi siapapun masyarakat setempat untuk datang ke
perpustakaan dan membedah ilmu pengetahuan. Dana anggaran buku yang
telah disiapkan sebesar Rp 37 juta dan bangunan perpustakaannya
dianggarkan Pemerintah Provinsi Rp 53 juta.

Menengok perpustakaan di SMAN Rengasdengklok, Kepala Sekolah H. Tarya
Sukmana menjelaskan, pengelolaan perpustakaan yang baik itu dilihat
dari administrasinya yang baik pula. Beberapa waktu lalu, dua guru
sempat ditatar tentang pengelolaan administrasi yaitu Otang Suganda
dan Hasan Ashari. "Rencananya, Senin akan ada survei dari Bandung ke
sekolah ini untuk melihat hasil penataran dua guru tersebut, sambil
ada dana bantuan untuk perpustakaan. Perpustaakan sekolah ini
terlengkap pengadministrasiannya dibanding sekolah lain di Karawang,
bahkan perputakaan SMAN 1 Rengasdengklok dijadi barometer percontohan
pengadminitrasian," ucapnya.

Diharapkan Tarya, perpustakaan sekolahnya bisa mendapatkan bahan buku
yang lebih lengkap. Kelelngkapan perpustakaan ini didukung dari APBS
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah), SSN (Sekolah Standar
Nasional) dan dari bantuan pemerintah lainnya. "Kita juga merencanakan
akan beli buku khusus mata pelajaran yang berlebel KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pelajar) yang ada ijin dari direktorat, tapi harganya
murah. Dengan buku yang selalu 'up date' dan tidak melulu mengandalkan
buku yang lawas maka pengetahuan siswa akan terus berkembang,"
jelasnya. (spn)

Nelayan Betokmati Gelar Pesta Laut

Saturday, November 8, 2008

Nelayan Cilebar, di tengah kesibukannya sebelum pesta laut.
 
 
CILEBAR, RAKA - Hari ini, Sabtu (8/11) pesta laut Betokmati, Kecamatan Cilebar dilaksanakan, seekor kerbau dipotong sebagai syarat persembahan menurut kepercayaan para nelayan. Kepala kerbau dan beberapa bagian daging dibungkus kain putih dan ditaruh pada 'dongdang' (perahu keranda) untuk kemudian dihanyutkan ke tengah laut, konon hal itu dipercaya oleh para nelayan supaya laut tidak membuat malapetaka yang bisa merugikan para nelayan.
 
Pada hari ini, TPI (Tempat Pelelangan Ikan) dipenuhi para nelayan lokal dan dari berbagai daerah Cilamaya, Ciparage dan daerah lainnya. Beberapa perahu dihias dan mengiringi 'dongdang' hingga ke tengah laut. Sesampainya di tengah laut, beberapa perahu nelayan berlomba untuk menabrakan perahunya pada dongdang yang didalamnya berisi kepala kerbau. Hal itu dipercaya nelayan akan mendapat keberkahan.
 
Tidak hanya itu, setelah dongdang hancur ditabrak beberapa perahu nelayan mengambil air laut dari disekitar dongdang yang hancur terburai, kemudian disiramkan pada dek perahu mereka. Namun, kepala kerbau dan beberapa dagingnya tenggelam ke dasar laut. Pada detik-detik tersebut, tampak di tengah laut beberapa perahu saling tabrak-menabrak sesama perahu mereka, tapi tabrakan itu tidak keras.
 
Dijelaskan Sekertaris Koperasi Fajar Samudera, Drs. Mintra Hendra, selama ini produksi ikan nelayan 'melorot' tajam. Pesta laut ini dilaksanakan atas desakan para nelayan untuk melakukan 'ruwatan', karena acara yang dianggap sakral ini akan mampu menambah produksi ikan laut. "Kita mengikuti kemauan nelayan untuk mengadakan ruwatan pesta laut, karena pesta ini sudah dianggap tradisi bagi nelayan, kita pun ingin menggelar pesta laut tiap tahun, tapi memang anggaran yang dibutuhkan cukup besar," katanya kepada RAKA, Jumat (7/11) siang.
 
Dengan pesta laut, lanjut Mintra, diharapkan nelayan tidak kesulitan menangkap ikan laut. Diakuinya, produksi ikan di Betokmati ini sebenarnya mampu mengangkat PAD (Pendapatan Asli Daerah) untuk Kabupaten Karawang. Pesta laut di Betokmati ini, terakhir digelar tiga tahun lalu, mengingat biaya untuk melaksanakannya tidak mudah, perlu digalang dari nelayan, tapi produksi nelayan saat ini diketahui merosot tajam.
 
 
Koperasi Fajar Samudera, Betokmati, Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar membuka pesta nadran laut 2008. Pesta laut bagi nelayan Cilebar ini terakhir dilaksanakan tiga tahun lalu. Acara ini berlangsung hingga Minggu malam Senin nanti dengan acara-acara menarik sekaligus hiburan.
 
Dijelaskam, Mintra Hendra juga sebagai Kades Pusakajaya Selatan, yang memfasilitasi pesta laut tahunan ini adalah Koperasi Fajar Samudera, karena acara ini punya nilai positif bagi nelayan untuk mensyukuri hasil ikan yang selama ini mereka peroleh dari laut. Selain pesta, acara nadran laut ini pun untuk memberikan motivasi pada para nelayan agar tetap berlayar. "Ruwatan ini dianggap keramat, nelayan menganggap acara ini bisa menyelamatkan mereka selama mengarugi lautan," katanya didampingi Sekertaris Halim Darsono dan Bendahara Pesta Laut Wawan Darmawan.
 
Ini acara nelayan, aku Mintra, kalau pengurus koperasi sebenarnya hanya mengikuti tradisi nelayan yang setiap tahun harus dilaksanakan. Meski keinginan menggelar acara setahun sekali tidak terlaksana, setidaknya tradisi ini tetap bisa dilaksanakan. Diakuinya, koperasi hanya bisa melaksanakan tiga tahun sekali, karena terlaksananya nadran laut ini sangat tergantung kemampuan menggalang dana dari nelayan. "Dari target kita sekitar Rp 80 juta, yang bisa dikumpulkan hanya Rp 45 juta, sumber dananya dari pihak sponsor Sampoerna Hijau dan nelayan itu sendiri," ujarnya.
 
Cara penggalangan dana ini dengan menyebar kupon hadiah kepada masyarakat seharga Rp 1000 dan akan diundi untuk mendapatkan hadiah TV dan hiburan lainnya. Selain itu, koperasi dan sponsor akan mengadakan lomba miniatur perahu yang akan dipamerkan. Dari lomba itu akan ketahuan ilmu pengetahuan dan teknologi nelayan dalam membuat perahu. "Hal ini bertujuan sebagai motivasi supaya nelayan pun bisa membangun perahu besar," akunya.
 
Hal yang penting dalam nadran laut ini, lanjut Mintra, yaitu menabur sesaji ke tengah laut sebanyak 150 jenis, termasuk membuang kepala dan daging kerbau di tengah laut yang akan diiring semua nelayan. Pelaksanaannya yaitu besok, Sabtu (8/11) siang. Jumat malamnya akan digelat 'ruwatan' dengan wayang golek. Dan acara hiburan spektakulernya akan menggelar aktraksi 'orang pemakan batang besi' lalu dilanjutkan organ tunggal. Dan Minggu malam Senin digelar sandiwara dari Indramayu. "Semuanya itu hasil kerja keras panitia," kata Mintra. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan