Bantaran Citarum Dimanfaatkan Untuk Lahan Tanam Palawija

Thursday, February 26, 2009

JAYAKERTA, RAKA - Warga Dusun Pawanda, Desa Medang Asem, Kecamatan Jayakerta kembali menanam palawija di bantaran Sungai Citarum setelah beberapa tanaman milik mereka habis digerus banjir luapan sungai ini pada pertengahan Januari 2009 lalu. Secara turun-temurun warga setempat memanfaatkan bantaran sungai ini untuk menanam berbagai jenis sayuran.
 
Seperti diungkapkan, Enim (50) warga RT 11/03. Baginya, lahan garapan di bantaran Sungai Citarum ini merupakan tempat mata pencahariannya. Dalam waktu 40 hari, dia bisa memproduksi sayuran emes yang biasa dijualnya ke pasar Rengasdengklok. "Pada saat panen, tidak sekaligus hasilnya petik, tapi dua hari sekali saya petik hasilnya selama sebulan," katanya saat ditemui RAKA, Rabu (25/2) sore.
 
Petani sayuran emes ini tidak kerugian pada saat banjir terjadi, karena mereka usai panen pada saat sungai meluap. Namun naas bagi petani jagung dan singkong, mereka harus menelan kerugian besar karena tanamannya habis digerus luapan Sungai Citarum, padahal saat itu dalam waktu sebulan lagi tanaman jagung dan singkong akan panen. Akhirnya, petani hasrus kembali menanam dengan modal yang tidak sedikit.
 
Diketahui, di sepanjang bantaran Sungai Citarum banyak tanaman jenis sayuran milik warga setempat. Mereka memanfaatkan lahan tersebut untuk usaha, karena mayoritas warga tersebut tidak memiliki pekerjaan selain menanam sayuran di lahan Sungai Citarum. Namun begitu, mereka pun menanggung rugi jika air citarum mendadak meluap. "Tidak ada yang tahu naik-turunnya air Citarum, tapi di hujan seperti kemarin, sebagian petani sudah memperkirakan akan terjadi luapan air," kata petani lainnya, Andi (45) warga Dusun Pawanda.
 
Dijelaskan Andi, untuk mengantisipasi kerugian akibat luapan sungai, dia memanen sayurannya lebih awal sebelum masa panen tiba. Hal ini untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Semisal cabe merah dipanen lebih awal jadi cabe hijau, karena belum matang. Otomatis harga pasaran pun anjlok dari harga cabe yang sudah matang. "Lebih baik seperti ini, dari pada kami rugi besar," tukasnya. (spn)
 

SMPN 1 Jayakerta Gencar Bimbel

JAYAKERTA, RAKA - SMPN 1 dan SMP kelas Jayakerta kini gencar laksanakan bimbingan belajar (bimbel) untuk kelas 3 yang akan menghadapi Ujian Nasional (UN). Sementara, try out belum dilaksanakan karena menunggu pelaksanaannya sesuai jadwal yang telah ditentukan.
 
Kepala SMPN 1 Jayakerta, Drs. Agus Imam Mulyana menjelaskan kepada RAKA, Rabu (25/2) siang, untuk mempersiapkan keberhasilan siswa kelas 3 dalam UN, maka sekolah mengambil langkah-langkah, diantaranaya menempatkan guru senior strata S1 sesuai jurusannya, kemudian menerapkan disiplin pada siswa yang bekerjasama dengan orang tua siswa dan mengadakan bimbel selama empat bulan termasuk rencana try out yang akan dilaksanakan 2 hingga 3 kali menjelang pelaksanaan UN yang akan dilaksanakan pada 27-30 April 2009 mendatang.
 
"Kami berterima kasih pada Pemda Karawang melalui Dinas Pendidikan yang telah menyiapkan lahan untuk sekolah kelas jauh seluas 10.227 meter persegi di Dusun Pawanda, Desa Medang Asem, Kecamatan Jayakerta. Diatas tanah ini telah dibangun 7 ruang kelas baru pemberian dari Pemda Karawang ditambah fasilitas lain dari proyek Unit Sekolah Baru (USB) APBN 2008 terdiri ruang kantor, ruang guru, 3 ruang kelas baru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang OSIS, 1 ruang pramuka, 1 ruang PMR dan masjid untuk sarana ibadah," jelasnya.
 
Try out di sekolah ini, lanjutnya, akan dilaksanakan pada 27-28 Februari 2009 nanti. Kata Agus, pelaksanaan kegiatan bimbel dan try out ini gratis, pihak sekolah tidak memungut biaya apapun, karena sudah didanai dari dana Biaya Operasional Sekolah (BOS). Sebenarnya bimbel dan try out gratis ini sudah dilaksanakan pada tahun ajaran kemarin. Pada try out mendatang, sebanyak 601 siswa SMPN 1 Jayakerta akan mempersiapkan diri menghadapi UN.
 
 
Sementara itu, pekerjaan bangunan SMP kelas jauh di Dusun Pawanda ini sudah rampung dan sudah digunakan siswa dan guru untuk kegiatan belajar mengajar. Dan menurut informasi pada April 2009, jalan Pawanda yang menuju SMP kelas jauh ini akan diperbaiki, mengingat akses jalan sangat dibutuhkan siswa. "Menurut dirjen pendidikan, SMP kelas jauh ini telah dinyatakan 100 persen selesai," kata Pembina OSIS SMPN 1 Jayakerta kelas jauh, Cacan S.Pd. (spn)

Pertamina EP Survei Seismik 3D di Kecamatan Jayakerta

Wednesday, February 25, 2009

JAYAKERTA, RAKA - Pertamina EP sosialisasikan rencana pengeboran minyak di wilayah Kecamatan Jayakerta, Selasa (24/2) siang di aula kecamatan setempat. Sosialisasi tahap awal ini didengarkan semua kepala desa se-kecamatan untuk menentukan posisi minyak bumi.
 
Seperti dijelaskan Chif Humas Pertamina, Rizal, survei yang dilakukan pihaknya ini tidak akan merugikan pemukiman, sawah dan perkebunan setempat. Dan Pertamina siap mengganti rugi jika dalam tahap pekerjaannya merugikan properti warga setempat, seperti sawah, ladang dan rumah. "Saat ini kita hanya survei saja, pelaksanaanya masih belum ditentukan," ujarnya.
 
Kata Rizal, cadangan minyak di Indonesia lebih besar dibanding kebutuhan masyarakat, sehingga Pertamina bisa ekspor. Kendati demikian, kebutuhan bahan bakar ini terus meningkat seiring dengan pertumbuhan masyarakat yang semakin banyak. Dia berulang menegaskan, akan mengganti kerugian jika selama pekerjaan pengeboran minyak merugikan masyarakat.
 
Camat Jayakerta, Drs. Hamdani ingin memastikan pengeboran ini tidak merusak area sawah. Dengan begitu, camat memerintahkan aparat desa untuk mendata pemilik sawah sekaligus memberi arahan pada pemilik sawah tentang pengeboran itu. "Nanti, jika ada kerusakan yang disebabkan pengeboran dari Pertamina siap mengganti rugi sesuai dengan kerusakannya," ujarnya. (spn)
 

Cuaca Laut Sekarang Membahayakan Nelayan

BATUJAYA, RAKA - Bulan Februari biasanya merupakan puncak musim hujan. Namun matahari sering muncul dan cuaca sudah sering bersahabat. Akan tetapi di laut kodisinya berbeda. Angin menyebabkan gelombang tinggi dan membahayakan nelayan yang melaut. Bahkan penduduk di sekitar pesisir pun dapat terkena imbas dari fenomena alam ini.
 
Demikian kata guru pecinta alam SMAN 1 Batujaya, Kholid Al Kautsar, kepada RAKA, Selasa (24/2) siang. Menurutnya, laut adalah bagian terbesar dari keseluruhan luas bumi, mencakup 70% wilayah bumi. Artinya keberadaan laut dan fenomena di dalamnya sangat besar peranannya terhadap kehidupan manusia. "Namun fenomena yang terjadi di laut justru sering kian mengancam kehidupan manusia. Gelombang laut misalnya, dapat menimbulkan bencana hingga hilangnya mata pencaharian nelayan karena takut melaut," ucapnya.
 
Gelombang laut, lanjutnya, diakibatkan oleh dua aspek, yaitu angin dan gaya tarik menarik bumi-bulan-matahari atau lebih dikenal dengan sebutan pasang air laut, angin terbentuk oleh perbedaan temperatur. Semakin tinggi perbedaan, semakin tinggi angin yang dihasilkan. Dengan kata lain, perbedaan temperatur yang ekstrem dapat memicu munculnya angin yang ekstrem. Sedangkan pasang air laut terjadi adanya bulan purnama atau bulan baru.
 
Angin yang menghasilkan gelombang tinggi di Indonesia banyak dipengaruhi fenomena 'La Nina', yaitu pembentukan awan yang mengarah ke Indonesia yang disebabkan oleh suhu muka laut di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia lebih rendah dibanding Indonesia. Dampaknya cukup besar, curah hujan menjadi tinggi di wilayah Indonesia dan angin otomatis bertiup sangat kencang.
 
Belum lagi 'Siklon' yaitu angin yang berputar ratusan kilometer perjam, ini berpengaruh cukup besar terhadap gelombang tinggi. Siklon terbentuk karena adanya pemanasan sinar matahari yang membuat daerah sekitarnya bertekanan udara rendah sehingga ada perputaran udara di atas tempat tersebut, radiusnya bisa sampai 200 km.
 
Saat ini yang mesti diwaspadai adalah 'pasang maksimum' pada saat bulan purnama atau bulan baru. Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Bandung, fenomena ini akan terjadi pada tanggal 25 Februari dan potensi terjadinya pasang maksimum pada tanggal 23 sampai 27 Februari. Pasang maksimum ini bila diperkuat dengan cuaca buruk, berpotensi terjadinya gelombang tinggi dan banjir ROB. "Apa lagi saat ini adalah puncak musim hujan, nelayan dan warga pesisir pantai diharap waspada," jelasnya. (spn)
 

Pemda Karawang Harusnya Melirik Perbaikan Tanggul Citarum Bekasi

Tuesday, February 24, 2009

Anak-anak Dusun Tangkil bermain di bantaran Sungai Citarum yang sedang dalam perbaikan.
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Warga Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya menganggap Pemda Karawang lamban mengerjakan perbaikan tanggul Sungai Citarum yang jebol, mereka cemas jika tiba-tiba sungai kembali meluap dan menghancurkan tanggul yang tengah dalam perbaikan. Tentunya, ribuan rumah akan kembali terendam.
 
Hal ini diungkapkan beberapa warga setempat, seperti dikatakan Sofyan (30) kepada RAKA, Senin (23/2) siang, Pemda Karawang tidak seperti Pemda Bekasi yang telah membangun tanggul Sungai Citarum permanen di Desa Karangsegar, Kecamatan Pebayuran yang lokasinya bersebrangan tepat dengan Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel. "Yang saya tahu, anggaran pembuatan tanggul permanen di Bekasi itu sekitar Rp 2 miliar-an. Dengan tanggul yang kokoh seperti itu, warga Pebayuran merasa terlindung jika sungai meluap, tidak seperti warga kita yang selalu cemas," ucapnya
 
Di menjelaskan, perbaikan tanggul Citarum di Desa Karangsegar itu menggunakan rucuk-rucuk dari semen, bukan dari kayu. Bahkan pembuatan satu rucuk saja menghabiskan semen murni sebanyak 10-40 sak. Tanah tanggulnya menggunakan batuan beton, dibawah tanggulnya tetap menggunakan batuan beronjong. Dan itu sudah terbukti, warga Bekasi tidak dicemaskan jika sungai meluap tinggi. "Kita juga heran, kenapa Bekasi bisa tapi Karawang tidak, harusnya Pemda Karawang menganggarkan untuk perbaikan tanggul permanen," jelasnya.
 
Diketahui, jebolnya tanggul Citarum di Dusun Kaceot, Kelurahan Tunggak Jati, Kecamatan Karawang Barat dan di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya bebrapa waktu lalu yang menyebabkan banjir di wilayah tersebut, kini sedang dalam perbaikan. Awal pekerjaan ini ditangani oleh Dinas Bina Marga Kabupaten yaitu menutupi kembali bagian tanggul sungai yang jebol dengan tanah. Sedangkan pemerintah provinsi akan mengambil alih melakukan pengokohan dengan batuan beronjong lagi.
 
Sementara itu, semua pihak menilai jika perbaikan tanggul Sungai Citarum ini hanya selesai sebatas batuan beronjong, tentunya ini dinilai tidak layak dan warga akan sangat dirugikan. Alasan minimnya dana yang selalu disebut-sebut pemerintah dalam membangun tanggul Sungai Citarum, sehingga perbaikan tanggul tidak maksimal, ini membuktikan ketidak seriusan pemerintah dalam menangani bencana alam dan derita masyarakat akibat tanggul Citarum jebol.
 
 
Dilihat, satu alat berat yang mengeruk tanah Tanggul Citarum mogok total, sehingga tidak bisa beroperasi lagi. Selain itu, waktu yang dikerjakannya pun tampak molor. Beberapa warga setempat pun menilai pengerjaan tanggul Sungai Citarum ini seolah tidak sungguh-sungguh. Layaknya alat keruk yang selalu mogok, kadang terlihat maju-mundur di tempat itu-itu juga. Hal itu menambah geram warga, mereka menilai pemerintah telah menurunkan alat keruk yang rusak dan berakibat tidak maksimalnya pekerjaan tersebut. (spn)
 
 

Syarief Hidayatullah: DBE Membantu Peningkatan Kualitas Pendidikan

"Ada tiga fokus utama program Decentralisation Basic Education (DBE) yang dibahas dalam kerjasama antara pemerintah Indonesia melalui Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat dengan Pemerintah Amerika Serikat melalui USAID, yaitu DBE 1, DBE 2, dan DBE 3," kata Pengawas TK/SD UPTD TK,SD Kecamatan Rengasdengklok, juga sebagai Master Training Teacher (MTT) DBE 2, Syarief Hidayatullah, kepada RAKA, Senin (23/2) siang.
 
Fokus utama DBE 1, lanjutnya, ialah meningkatkan kapasitas manajemen dan tata pelayanan pendidikan. Program itu menyangkut upaya peningkatan kemampuan sekolah dalam memenej pendidikan dasar agar lebih efektif. Kedua, memperkuat pelayanan pendidikan di setiap level (dari orang tua ke komite sekolah, dewan pendidikan dan DPRD). Ketiga, meningkatkan penggunaan sumber-sumber informasi sebagai sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pendidikan, melalui pengembangan kemitraan antara pemerintah dengan lembaga-lembaga dunia usaha dan industri.
 
Sedangkan DBE 2 mengadopsi kebijakan Depdiknas yang akan diterapkan pada sekolah dasar. Dijelaskannya, nasional punya program sedangkan kualitas pendidikan terletak pada guru. Program Depdiknas yang akan dikembangkan ke sekolah langsung dikembangkan DBE pada guru dan sekolah, yaitu dengan sistem PAKEM. DBE telah membantu program pemerintah pusat untuk sekolah-sekolah, melalui pelatihan pada guru sekolah dasar.
 
Diantaranya materi pelajaran IPA yang berbasis lingkungan, Matematika, pengelolaan kelas, Lingkungan Sebagai Sumber Belajar, Development Activ Learning With Information Comunnication Technology, dalam bentuk Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Kemudian, Inteltech menggunakan alat-alat elektronik yang akan dikembangkan diluar binaan. Dan DBE akan berakhir masa kontrak dengan USAID hingga tahun 2010.
 
Untuk DBE 3-nya ialah berusaha memajukan remaja untuk mengembangkan kecakapan hidupnya. Termasuk didalamnya peningkatan kompetensi guru, diantaranya pelatihan komputer. Dengan kecakapan hidup, para remaja dapat mempersiapkan diri untuk masa depannya dan menjadi anggota masyarakat yang terampil, aktif, serta produktif. (spn)
 
 

SMA se-Kabupaten Karawang Gelar Try Out

Siswa kelas 3 SMAN 1 Rengasdengklok serius menjawab soal try out.
 
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Semua SMA se-Kabupaten Karawang melaksanakan try out tiga hari dalam rangka persiapan Ujian Nasional (UN) pada 20 April 2009 mendatang. Seperti di SMAN 1 Rengasdengklok, mulai Senin (23/2) pagi, sebanyak 287 siswa serius menjawab soal-soal yang akan di UN kan.
 
Wakasek Urusan KurikulumYunanto S.pd, menjelaskan, dari try out ini bisa terukur kemampuan siswa dan kesiapan mereka menghadapi UN. Try out ini merupakan evaluasi tentang kekurangan-kekurangan siswa. Dalam waktu yang tersisa selama dua bulan kedepan, ada waktu bagi guru-guru untuk mengejar materi yang akan disampaikan pada siswa.
 
Selain untuk mengukur kemampuan, try out ini membiasakan peserta UN untuk mengisi Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN). Tentunya, selama try out ini, siswa pun diwajibkan membuka materi kelas 1 dan 2 termasuk kisi-kisi UN yang telah dibagikan guru pada siswa.
 
Senin kemarin, try out yang dilakukan siswa IPA diantaranya Bahasa Inggris dan Kimia, sedangkan IPS Bahasa Inggris dan Geografi. Hari ini, IPA try out Bahasa Inggris dan Kimia, sedangkan IPS Bahasa Inggris dan Geografi. Rabu besok, IPA try out Fisika dan Biologi, kemudian IPS try out Ekonomi dan Sosiologi. Masing-masing soal dikerjakan 120 menit. Dan soal try out ini dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Tingkat Provinsi Jawa Barat. "Try out ini untuk melihat kesiapan materi peserta UN, hasilnya untuk mengevaluasi dan menambah kekurangan agar bisa dikejar hingga 20 April 2009," ucap Yunanto.
 
Di tempat sama, Pengawas SMA Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Karawang, Tri Hartono mengatakan, kesiapan siswa tergantung sekolah masing-masing, setelah bimbingan belajar (bimbel) guru-guru pun harus bisa meluangkan waktu mereka memberikan pendalaman materi di luar jam pelajaran sekolah. "Saya tekankan pada guru-guru, dalam kegiatan belajar mengajar siswanya harus dipersiapkan dan diberi pengarahan. Saya ingin peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Karawang," ucapnya.
 
Kepala SMAN 1 Rengasdengklok, Drs. H. Tarya Sukmana mengatakan, pelaksanaan try out ini untuk kedua kalinya sejak awal kegiatan bimbel Agustus 2008 lalu. Try out pertama digelar dinas pendidikan kabupaten pada 9-14 Februari 2009 kemarin. Dan try out kedua ini penyelenggaranya adalah tingkat provinsi. "Kita berusha semaksimal mungkin sesuai harapan supaya siswa bisa lulus 100 persen. Kita sudah berupaya maksimal dan memang perkembangan siswa sudah terlihat bagus. Hasil try out kemarin sudah disampaikan pada orang tua siswa," ujarnya.
 
Usai try out, dua siswi kelas 3 IPS 2, Pipit dan Sarni menjelaskan, mereka berdua kini telah mengurangi waktu main untuk digunakan belajar dan membuka materi pelajaran kelas 1 dan 2, termasuk materi baru di kelas 3. Mereka akui, soal try out itu sebenarnya telah dibahas bersama guru, tapi ketika menghadapi soal itu kadang mereka lupa. "Selama ini tidak ada kendala, malah try out kemarin saya mendapat nilai bagus," kata Pipit. (spn)
 
 

Reuni SMAN 1 Rengasdengklok Angkatan '88 dan '89

Monday, February 23, 2009

 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Karawang, Saan Mustopa gelar reuni angkatan 1988-1989 SMAN 1 Rengasdengklok di lokasi pemancingan Adi Mix Farm, Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok, Sabtu (21/2) siang.
 
Disela sambutannya, Saan mengatakan, sekolah merupakan keluarga besar dan akan menjadi lebih oleh para lulusannya. "Sekolah bisa maju tergantung keluarga besar sekolah itu termasuk alumninya, mudah-mudahan reuni ini bisa membuat kita peduli pada almamater kita. Kedepannya kegiatan ini harus diperluas lagi dari angkatan pertama hingga terakhir. Mudah-mudahan kedepan kita bisa reuni lagi, karena hanya dengan kebersamaan bisa membuat kita besar," ucapnya.
 
Lebih lanjut Saan menerangkan, dia bersama alumni SMAN 1 Rengasdengklok lainnya akan bikin ikatan alumni. Nantinya, ikatan alumni ini akan terlibat dalam pembangunan almamaternya. Dia mencontohkan, segala kebutuhan sekolah sedikitya bisa terbantu dari para alumni, untuk membantu kebutuhan siswa sekolah saat ini. Diharap, para alumni bisa membantu lulusan sekolah masuk ke perguruan tinggi. "Ketika mereka punya kesulitan, maka kita bantu," tukasnya.
 
Kepala SMAN 1 Rengasdengklok, H. Tarya Sukmana menyampaikan hal senada, reuni seperti ini perlu ditumbuh kembangkan dan terus dilakukan setiap tahun. Kadang, lanjutnya, ketika pertemuan reuni bukan jabatan yang sering ditanya melainkan anak dan keluarga, karena pada reuni ada kedekatan melebihi jabatan yang telah disandang, yaitu kekeluargaan.
 
Kata Tarya, ada baiknya reuni SMAN 1 Rengasdengklok dilaksanakan di sekolah sambil melihat-lihat kondisi gedung sekolah saat ini. Dia juga mengajukan pada alumni lainnya yang hadir untuk mengukuhkan Saan Mustopa sebagai ketua alumni SMAN 1 Rengasdengklok semua angkatan. "Setiap tahun, perkembangan SMAN 1 Rengasdengklok semakin meningkat dan prestasinya tidak kalah dengan SMA lain. Sekarang, SMAN 1 Rengasdengklok merupakan sekolah rintisan Sekolah Standar Nasional (SSN). Dan Saya harap semua lulusan bisa terus meningkatkan prestasinya," ucapnya. (spn)
 
 

Pengobatan Gratis Buddha Tzu Chi di Rengasdengklok

 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Dengan prinsip 'setiap detik berjuang demi kebajikan', Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia terus berjuang untuk misi cinta kasih yang universal. Minggu (22/2) siang, sekitar 130 relawan Tzu Chi dikerahkan mengobati 1500 warga Desa Rangasdengklok Utara, Desa Rengasdengklok Selatan dan Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok.
 
Lokasi bakti sosial pengobatan gratis ini dilakukan di gedung SDN Rengasdengklok Utara I, tiap ruang kelas diubah menjadi ruang pelayanan kesehatan untuk mengobati warga setempat, terutama bagi para korban banjir. "Sebenarnya, bantuan ini khusus bagi korban banjir Desa Rengasdengklok Selatan, tapi kami pun memberi pelayanan kepada dua desa tetangganya," kata Koordinator Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kabupaten Karawang, Rubbyanto, di tengah kesibukannya mengatur pengobatan pada warga setempat.
 
Lebih lanjut Rubbyanto menjelaskan, kegiatan amal sosial ini akan dilakukannya pada korban banjir atau yang sekira membutuhkan tanpa diminta. Kegiatan ini terus berputar ke setiap daerah dan rencananya Yzu Chi Indonesia akan melaksanakan bakos bersama di Blitar, Jawa Timur. Untuk baksos di Rengasdengklok ini, pihaknya telah mensurvei warga yang butuh bantuan, terutama mereka yang rumahnya kebanjiran.
 
Sementara itu, dua warga yang berobat gratis diketahui mengidap penyakit usus buntu, kemudian atas rekomendasi yayasan ini, keduanya dibawa ke RS Bayukarta Karawang untuk diobati lebih intensif dengan hanya menunjukan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Untuk penanganan penyakit parah yang diderita masyarakat, Yayasan Tzu Chi telah kerjasama dengan RS Bayukarta. "RS Bayukarta sangat bagus, kami terus berhubungan dengan pengurus rumah sakit untuk membantu berobat warga tak mampu," ucapnya.
 
Kata Rubbyanto, yayasan ini tidak membedakan suku golongan maupun politik, karena jika diboncengi politik dikhawatirkan niat suci yayasan ini akan mempengaruhi yayasan dalam membantu masyarakat. Dan dana obat-obatan ini dikumpulkan dari semua relawan, bukan dari seseorang yang memiliki kekayaan lebih. Bahkan relawan dokter dari 24 rumah sakit di Jakarta membentuk Tzu Chi International Medical Assosiation (TIMA), termasuk dokter dari Kabupaten Karawang beserta perawatannya.
 
Buddha Tsu Chi sudah tersebar di beberapa negara dan beberapa kota di Indonesia. Buddha Tsu Chi ini memperjuangkan misinya dengan landasan empat hal. Pertama, misi amal sosial, yakni dengan membantu masyarakat tidak mampu dan sedang tertimpa musibah. Kedua, pengobatan gratis. Misi ketiga adalah pendidikan, di mana Buddha Tsu Chi berusaha agar pendidikan dapat dinikmati masyarakat seluas-luasnya. Dan misi keempat adalah budaya kemanusiaan.
 
Dalam misi ini, Buddha Tsu Chi menyebarkan misi cinta kasih terhadap sesama yang universal. Walaupun terdapat nama Buddha, bukan berarti Buddha Tsu Chi mengusung misi agama, melainkan misi yang dilakukan berpijak pada misi sosial dan tidak memandang ras, suku, agama, maupun bangsa. Untuk memperjuangkan misinya itu, Yayasan Buddha Tsu Chi Indonesia melaksanakan bakti sosial berupa pengobatan gratis kepada masyarakat untuk beragam penyakit. (spn)
 

Wagub Jabar dan Jatim Kunjungi YPI Nurul Ansor

JAYAKERTA, RAKA - Sabtu (21/2) malam, Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf dan Wakil Gubernur Jawa Timur juga sebagai Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor, Saepul Yusuf bersama Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sofyan Yahya hadir pada acara tabligh akbar dan silaturahmi antara ulama dan umaro di Kampus Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Nurul Ansor, Desa Kemiri, Kecamatan Jayakerta.
 
Silaturahmi yang mendatangkan dua wakil gubernur ini juga dihadiri Ketua Pengurus Wilayah (PW) Ansor Komarudin Taher termasuk Ketua Pengurus Cabang Kabupaten Karawang Emay Ahmad Maehi. Acara rutin tahunan ini jadi meriah saat menghadirkan Dede Yusuf. Bahkan, mayoritas warga menyebutkan, Wakil Gubernur Jawa Barat ini lebih dikenal sebagai bintang iklan dibanding jabatannya sekarang. Meski hal itu ditepis Dede sendiri yang diakuinya kini ia lebih fokus pada jabatannya sebagai pejabat pemerintah.
 
Pada kesempatan itu, Dede Yusuf meresmikan 6 lokal bangunan YPI Nurul Ansor Jayakerta. "Saya mendukung program YPI Nurul Ansor, yang penting adalah perjuangan supaya pendidikan ini bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat. Dan sudah dianggarkan untuk pembangunan dan fasilitas sekolah-sekolah. Jika tidak bisa direalisasikan tahun 2009 ini, selambatnya hingga tahun 2010. Sedangkan bantuan dana untuk pondok pesantren masih perlu penyesuaian dari Departeman Agama," kata Dede.
 
Ketua YPI Nurul Ansor Endang Sobirin mengatakan, kedatangan tiga tokoh yaitu Dede Yusuf, Saepul Yusuf dan Sofyan Yahya memang dianggap kerabat yang sangat dekat dengan dirinya. Dan kedatangan mereka ke YPI Nurul Ansor tidak ada muatan politik sedikit pun. Dijelaskannya, sejak berdiri YPI Nurul Ansor tahun 2000 lalu tidak pernah memungut biaya. "Saya ikhlas berjuang menyelamatkan anak bangsa yang tidak memiliki biaya sekolah. Memang kita repotnya sejak tahun 2000 sampai 2006, setelah ada BOS 2006 saya merasa ringan,"
 
Sementara itu, Saepul Yusuf mengatakan kehadirannya ini memang karena kedekatan dengan Endang Sobirin. Dia juga mengatakan Dede Yusuf adalah sosok masa depan Jawa Barat dan sengaja diajaknya berkunjung ke YPI Nurul Ansor untuk mempererat tali silaturahmi. (spn)

WHO Dukung Fatwa MUI Tentang Bahaya Rokok

Saturday, February 21, 2009

RENGASDENGKLOK, RAKA - Akhir-akhir ini masyarakat dikagetkan oleh fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) atas diharamkannya merokok, fatwa tersebut memang terasa aneh. Keterkejutan publik secara sosiologi layak difahami, karena bahaya merokok di Indonesia masih menjadi isu pinggiran.
 
Demikian kata guru pembimbing pecinta alam SMAN 1 Batujaya, Kholid Al Kautsar, kepada RAKA, Jumat (20/2) siang. Menurutnya, selama ini ulama Indonesia hanya memberikan fatwa merokok makruh hukumnya. Berbeda dengan jumhur ulama di negara-negara Timur Tengah. Bahkan Malaysia dan Brunai Darussalam, sejak dulu sudah menfatwakan merokok itu haram.
 
 
Ulama terkenal Syeikh Yusuf Al-Qordowi, kata Khlid, termasuk salah satu ulama yang mengharamkan merokok. Dari sisi kesehatan, bahaya merokok sudah tak terbantahkan lagi, bukan hanya menurut WHO, tapi lebih dari 70 ribu artikel ilmiah membuktikan hal itu. Dalam kepulan asap rokok terkandung 4000 racun kimia berbahaya, dan 43 di antaranya bersifat karsinogenik (merangsang tumbuhnya kanker, red).
 
Zat berbahaya dalam kandungan rokok itu diantaranya Tar, Karbon Monoksida (CO) dan Nikotin. Akibatnya, berbagai penyakit pun mengintai si perokok seperti kanker paru. Diketahui, 90% pengidap kanker paru pada pria disebabkan merokok, dan 70% pada wanita yaitu kanker mulut, kanker bibir, asma, kanker leher rahim, jantung koroner, darah tinggi, stroke, kanker darah, kanker hati, Bronchitis, Impotensi dan rusaknya kesuburan bagi wanita.
 
Maka, lanjutnya, tidak heran jika menurut estimasi WHO, pada tahun 2020 dampak merokok menjadi permasalahan terbesar di bidang kesehatan. Menurut WHO pula, ucap Kholid, ironisnya saat ini trend penggunaan tembakau di negara maju mulai menurun. Pada tahun 1996 mencapai 32%, pada 2001 hanya 28%. Namun di negara-negara berkembang trend konsumsi tembakau malah mengalami kenaikan yaitu 68% pada 1996, menjadi 72% pada 2001.
 
"Dampak bahaya merokok memang unik dan klasik. Tidak ada orang mati mendadak karena merokok. Dampaknya tidak instan, beda dengan minuman keras dan narkoba. Dampak merokok akan terasa 10 - 20 tahun pasca dikonsumsi. Dan perlu diingat, dampak asap rokok bukan hanya untuk si perokok aktif juga berdampak serius bagi perokok pasif. Orang yang tidak merokok akan terpapar asap rokok dengan dua kali lipat racun yang dihembuskan pada asap rokok oleh para perokok. Sangat tidak adil, tidak merokok, tetapi malah menghirup racun dua kali lipat," jelasnya.
 
Kata Kholid, begitu banyaknya orang yang cuek merokok tanpa peduli akan hak orang lain untuk menghirup udara sehat. Maka salah satu cara untuk membatasi perilaku merokok semau gue, WHO mencanangkan program Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di tempat-tempat umum. Program seperti ini lazim diterapkan di berbagai negara, termasuk di Asean, seperti Malaysia, Singapura, bahkan Vietnam. "Di Malaysia orang merokok di tempat umum didenda 500 ringgit, di Bangkok didenda 2000 baht," ucapnya.
 
Bahkan WHO sekarang sudah menerapkan konvensi bernama Framework Convention on Tobacco Control ( FCTC ), dan sudah ditanda tangani oleh lebih 160 negara anggota WHO. Lebih dari 40 negara telah meratifikasinya, dan sekarang FCTC sudah menjadi hukum internasional. Selain mengatur soal larangan merokok di tempat umum, FCTC juga berharap pemerintah untuk menanggulangi dampak rokok secara elegan dan komprehensif. Misalnya menaikan cukai rokok, larangan iklan di media massa dan promosi, serta larangan penyelundupan (smuggling).
 
Menaikan cukai rokok merupakan instrumen penting, selain membatasi segmentasi perokok, juga untuk meningkatkan pendapatan negara. Tapi sungguh ironis, mayoritas perokok di Indonesia adalah orang miskin. Menurut survey Bappenas (1995), orang miskin justru mengalokasikan 9% total pendapatannya untuk rokok. Sangat besar manfaatnya jika dana itu digunakan untuk kesehatan, pangan atau pendidikan.
 
Rokok memang memberikan kontribusi signifikan berupa cukai. Bayangkan tahun 2004 cukai rokok sebesar Rp 27 trilyun. Belum lagi kontribusi sektor pertanian dan tenaga kerja. Namun itu tidak seimbang dengan biaya kesehatan akibat merokok yang ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat. Menurut data di berbagai negara dan juga di Indonesia, biaya kesehatan yang ditanggung pemerintah dan masyarakat sebesar 3 kali lipat dari cukai yang didapat.
 
Jadi, kata Kholid, kalau cukainya Rp 27 trilyun, maka biaya kesehatannya sebesar Rp 81 trilyun alias devisit. Cepat atau lambat, pemerintah harus mengambil kebijakan konkrit dan komprehensif untuk menanggulangi bahaya rokok. Jika tidak, bukan hal yang mustahil berbagai penyakit yang diakibatkan merokok akan menjadi wabah. (spn)
 

FOTO Lepas, Anak Nelayan

Anak-anak nelayan Cilebar, kebutuhan mereka tergantung penghasilan orang tuanya, apalagi saat ini hasil tangkapan para nelayan merosot. Bahkan lebih besar biaya produksi melaut dibanding pendapatannya. Foto, Jumat (20/2) siang.

Warga Kutawaluya Ditemukan Hanyut di Sungai Pedes

PEDES, RAKA - Warga Pedes digegerkan penemuan mayat pria paruh baya yang mengapung di saluran irigasi Dusun Kobak Kendal, Desa Kendaljaya, Kecamatan Pedes, Jumat (20/2) pukul 01.00 WIB. Mayat yang diketahui bernama
Sartim bin Rasta (45) warga Dusun Poris, RT 01/03, Desa Kutamukti, Kecamatan Kutawaluya ini dinyatakan hilang dan dicari keluarganya sejak Selasa (17/2).
 
Pada saat ditemukan, mayat tersebut tampak kaku, kedua tangannya meregang, matanya hampir keluar dari kelopak mata dan lidahnya pun menjulur keluar. Kondisi muka dan tangannya membusuk, ini diduga mayat sudah terendam lama dalam air. Kepada Polsek Kecamatan Pedes, adik kandung Sartim, yaitu Sarkum Bin Rasta menjelaskan, kakanya ini tidak memiliki anak-istri dan bermata rabun, sehingga tidak bisa melihat jelas obyek yang ada di depannya. Dan Sarkum menolak jasad kakaknya di otopsi.
 
Semula korban ditemukan Adi Yusuf Ahmad, warga Dusun Tanjung Gebang, RT 01/03 Kecamatan Cibuaya dan Nandang Mulyana RT 02/02 Dusun Pedes I, Kecamatan Pedes pada Jumat pukul 01.00 WIB. Pagi dini hari itu, keduanya bersama beberapa orang lainnya sedang mencari ikan dengan menggunakan alat jala di saluran irigasi Dusun Kobak Kendal, Desa Kendaljaya, Kecamatan Pedes.
 
Kemudian, kedua orang tersebut menemukan sosok mayat dalam keadaan terapung di saluran air dan sudah tak bernyawa, kemudian saksi tersebut melaporkan ke Polsek Pedes. Korban memang sering mencari ikan-ikan di dalam lumpur sepanjang saluran air. Namun naas, pada Jumat dini hari kemarin, Sartim ditemukan tewas dalam kondisi yang mengenaskan.
 
Sartim diketahui keluarganya sudah tewas ketika banyak warga yang membicarakannya di pasar Rengasdengklok, mengenai penemuan mayat laki-laki di Kecamatan Pedes. Warga yang membicarakan penemuan mayat itu adalah dari arah Desa Sungaibuntu, yang biasa belanja ke pasar Rengasdengklok saat dini hari. Di jalan para pedagang ini melihat beberapa warga yang sedang mengevakuasi mayat dari sungai.
 
 
Merasa penasaran ingin mengetahui jasad itu, pihak keluarga Sartim datang ke Polsek Pedes pukul 02.00 WIB, karena Sartim belum pulang selama dua hari. Setelah melihat jasad korban, pihak keluarga Sartim tak asing dengan wajah familinya yang terbujur kaku itu, pukul 08.00 WIB jasad Sartim dibawa pulang. Pada jasad korban tidak diketahui bekas penganiayaan, Sartim diduga meninggal akibat sakit.
 
 
Diketahui beberapa tahun lalu, di tempat sama warga Desa Payungsari, Kecamatan Pedes pun meninggal di tempat yang sama. Seorang pria paruh baya jatuh ke saluran irigasi dari sepedanya dan meninggal dunia dengan wajah dan badannya tertutup lumpur. Sementara itu, tahun 2008 kemarin, korban hanyut banyak terjadi di saluran induk Rengasdengklok. (spn)
 

Mengais Rezeki di Perahu Eretan Sungai Citarum

Friday, February 20, 2009

Dua pekerja perahu eretan di Kecamatan Rengasdengklok saat melayani penumpang yang menyebrang.
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Sehari, satu unit perahu eretan penyebrangan Sungai Citarum bisa meraup hasil Rp 1-2 juta-an. Seperti perahu eretan penghubung Kecamatan Rengasdengklok dengan Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi. Angkutan jasa ini pun selalu memberi kontribusi pada dua desa di dua kabupaten tempat perahu eretan berada.
 
Seperti diungkapkan, Enda (25), seorang pekerja perahu eretan asal Desa Sumbersari, Kecamatan Pebayuran. Hampir setiap tahun, penghasilan satu unit perahu ini telah banyak memberi sumbangan kepada desa termasuk pada kepolisian setempat. "Kalau ada kegiatan desa, aparat desanya datang dan meminta bantuan pada kami. Dengan senang hati, kami selalu membantu," ujarnya saat ditemui RAKA, Kamis (19/2) siang di tengah kesibukannya melayani warga yang akan menyeberang Sungai Citarum.
 
Perahu eretan yang berada antara Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok dengan Kabupaten Bekasi ini terdapat empat unit, ke empat unit itu dikelola oleh warga Pebayuran. Satu unit perahu ini mempekerjakan 10-14 orang, pekerja sebanyak itu dibagi dua 'shift' siang dan malam. Kata Enda, perahu eretannya ini merupakan milik sekeluarga. Dijelaskannya, sekali melintas penumpang pejalan kaki dikenakan biaya Rp 1000, sepeda motor Rp 2000 dan mobil Rp 5000. "Kami 'patungan' untuk membeli perahu ini dan merawatnya bersama-sama, hasilnya pun dibagi rata, tapi ada juga perahu eretan yang dimiliki satu orang, sedangkan pekerjanya diupah," ujarnya
 
Dia menyebutkan, harga satu unit perahu penyeberangan Sungai Citarum ini sekitar Rp 40 juta-an. Harga ini memang sesuai dengan kontruksinya yang kokoh, bahkan bisa mengangkut mobil 'carry' berpenumpang dan truk besar yang kosong. Tentunya ini bukan hal aneh bagi warga di kedua kecamatan beda kabupaten ini yang memang setiap harinya hilir-mudik menggunakan perahu eretan Sungai Citarum. Beda dengan warga yang baru merasakannya, kadang ada rasa takut jika perahu itu tenggelam, mengingat muatannya pun tak tanggung-tanggung berbobot berat.
 
Kendati begitu, pada saat air Sungai Citarum ini meluap, otomatis usaha yang dilakoni Enda ini pun terhenti, karena luapan air yang cukup besar itu sangat beresiko. Selain arus airnya besar, kedalaman air pun bertambah 10 kali lipat. "Tentu, saya takut melihat air Sungai Citarum ketika meluap, makanya kami mengentikan aktivitas, karena sedikit saja kesalahan akan fatal dan membahayakan nyawa penumpangnya," ujarnya.
 
Diakuinya, pada saat Sungai Citarum meluap, para pekerja dan pengusaha eretan pun berupaya membandung beberapa titik tanggul-tanggul sungai dengan ratusan karung tanah. Dan ketika luapan surut, pekerja eretan ini tidak hanya bekerja membantu warga melintas, melainkan harus membenahi tanah-tanah lumpur di sekitar perahu eretan yang berlumpur. Ini dimaksudkan supaya warga pejalan kaki maupun yang membawa kendaraan motor-mobil bisa nyaman saat melewati Sungai Citarum dengan perahu eretan tambang ini. (spn)
 
 

Ramai DBD, Warga Payungsari Minta Fogging

Fogging
 
 
PEDES, RAKA - Menyusul banyaknya warga yang kena Demam Berdarah Dengue (DBD) selama musim hujan ini, warga Desa Payungsari, Kecamatan Pedes meminta fogging. Meski kemarin telah dilaksanakan di Dusun Pedes I, warga di desa ini meminta supaya pengasapan itu dilakukan di semua dusun.
 
Hal ini diungkapkan beberapa warga, termasuk Tata warga Dusun Pedes II. Dia menyanyangkan fogging hanya dilakukan di pemukiman yang terdapat endemik DBD. Padahal menurutnya, antisipasi wabah ini bisa dilakukan di semua dusun, agara korban DBD berikutnya tidak terjadi. "Jangan sampai ada korban kemudian difogging. Saya harap aturan Dinas Kesehatan mengubah supaya fogging dilakukan tidak hanya pada saat ada korban DBD," jelasnya kepada RAKA, Kamis (19/2) sore.
 
Beberapa waktu lalu, Kepala Desa Payungsari, Kecamatan Pedes, H. Endjup Somantri menyatakan, pihak desa memang menginginkan supaya semua dusun di fogging, meski setiap rumah harus membayar biaya pengasapan tersebut, tapi pihak Dinas Kesehatannya tidak bisa merealisasikan. "Kami juga diminta pihak kecamatan supaya melarang fogging liar bukan dari Dinas Kesehatan, karena dikhawatirkan mereka menggunakan obat yang berbahaya bagi kesehatan," ucapnya.
 
Sementara itu, di Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, warga Dusun Jati meminta fogging menyeluruh ke semua pemukiman se-dusun. Beberapa hari kemarin, fogging di dusun ini hanya dilakukan pada sebagian RT, sedangkan pemukiman di RT lainnya belum difogging. "Di musim hujan dan angin kencang ini, satu nyamuk saja bisa berkeliaran jauh. Jadi, yang lebih aman semua rumah difogging," kata Aji warga Jati. (spn)

KPUD Belum Sosialisasikan Cara 'Pencontrengan', Caleg Turun Tangan

Thursday, February 19, 2009

Salah satu warga yang memperlihatkan contoh kertas suara pemilu legislatif 2009.
 
 
 
JAYAKERTA, RAKA - Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) saat ini kurang mensosialisasikan tata cara pencontrengan pemilihan umum (pemilu) yang dilaksanakan April 2009 mendatang. Dengan begitu, pantas bagi calon legislatif (caleg) untuk menjelaskan pada tentang pencontrengan tersebut, supaya masyarakat tidak salah memilih.
 
Demikian kata salah satu caleg PDI Perjuangan daerah pemilihan 3, Uman Rusmana, kepada RAKA, Rabu (18/2) siang. Menurutnya, pemilihan tahun ini beda dengan tahun lalu, pada pemilu legislatif sekarang nama caleg pada lembar kertas suara dicontreng, bukan dicoblos. Ini menghindari kesalahan warga ketika melakukan pemilihan. "Saya masih menemukan masyarakat yang belum paham cara pencontrengan pada pemilu mendatang. Selain saya punya kepentingan sendiri, saya pun membantu sosialisasi KPUD dalam menghadapi pemilu," ucapnya.
 
Penjelasan ini diungkapkannya saat mengadakan silaturahmi dengan warga Desa Medang Asem. Ikut serta pada sosialisasi ini caleg DPR RI, Basar yang memberikan arahan serupa seputar pemilihan mendatang. Di tengah kepentingan mereka ini, beberapa warga tampak antusias, karena sebagian besar warga setempat baru melihat contoh lembar kertas suara dengan ukuran besar yang tentunya akan membingungkan mereka pada saat pemilihan nanti.
 
Pada kesempatan itu, Uman berbincang langsung dengan warga setempat. Dia menegaskan, caleg yang produktif tidak harus mengumbar janji melainkan memberikan bukti nyata ketika dia terpilih menjadi wakil rakyat. "Jadi, setahu saya KPUD kabupaten masih kurang mensosialisasikan tata cara ini ke masyarakat, sehingga saya sebagai caleg yang memiliki ini turun untuk membantu menjelaskan, agar mereka tidak salah menentukan suaranya kepada salah satu caleg yang di idolakannya," ujarnya. (spn)
 
 

Siswa SDN 6 Medang Asem Mulai Latihan UN

Siswa SDN 6 Medang Asem yang sedang melaksanakan latihan ujian.
 
 
 
JAYAKERTA, RAKA - Menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) tahun ajaran 2008 / 2009, SDN 6 Medang Asem mulai mengadakan bimbingan belajar (bimbel) bagi murid kelas 6 sejak Januari 2009 kemarin. Kegiatan ini dimaksudkan menggembleng pelajar untuk kembali memahami materi pelajaran sebelumnya.
 
Kepala Sekolah SDN 6 Medang Asem, Rohiman Adi Susanto A.Ma. Pd, menjelaskan kepada RAKA, Rabu (18/2) siang. Bimbel ini supaya siswa dapat mengingat kembali mata pelajaran yang telah di ajarkan. Selain kelas 6, SD ini menugaskan pada siswa kelas 1 dan 2 yang belum lancar membaca untuk mengikuti bimbel tambahan sepulang sekolah. "Kami buka bimbel sore, jam 14.00 sampai 16.00 WIB, supaya siswa tidak tertinggal mata pelajaran dan bisa mengingat mata pelajaran yang pernah ia dapatkan," ucapnya.
 
Dia menjelaskan, latihan Ujian Nasional (UN) khusus kelas 6 ini dikuti 26 siswa. Mata pelajaran yang dibimbelkan yaitu IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia dan hasilnya akan dilihat melalui komputer komisariat sekolah yang telah dipersiapkan untuk mengetahui kemampuan siswa menjawab soal. Dan soal UASBN untuk tahun pelajaran 2008/2009 ini diperoleh dari Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) dan Komisariat.
 
"Saya harap wali murid agar ikut berperan serta untuk mensukseskan UASBN dengan cara mengingatkan dan mendukung program yang sedang dilaksanakan sekolah kepada putra putrinya agar mendapatkan hasil nilai yang baik, jangan hanya mengandalkan pihak sekolah," ujarnya. (spn)
 
 

Di Musim Hujan ini Pendapatan Nelayan Berkurang

Garman di atas perahunya, usai melaut.
 
 
CILEBAR, RAKA - Sejumlah nelayan tradisional di Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar mengeluhkan turunnya hasil tangkapan ikan. Akibat menurunnya tangkapan, nelayan mengaku kesulitan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan kadang mereka tekor, biaya produksi Rp 160 untuk sekali melaut tidak sebanding dengan harga jual ikan yang diperoleh seharga Rp 150 ribu.
 
Seperti diungkapkan nelayan asal Dusun Betokmati, Desa Pusakajaya Utara, Garman (35), hampir semua pencari ikan di laut mengeluhkan semakin menurunnya hasil tangkapan, yang berdampak terhadap pengurangan pendapatan. Penyusutan pendapatan di bulan ini akibat cuaca. Dibandingkan beberapa tahun lalu, nelayan masih banyak mendapatkan udang paling sedikit 1 kg. Dengan mendapatkan udang 1 kg saja, nelayan bisa membawa uang antara Rp 60 ribu sampai Rp70 ribu, plus ikan-ikan untuk konsumsi sendiri maupun untuk dijual.
 
"Entah kenapa sebabnya, hasil tangkapan nelayan akhir-akhir ini jauh berkurang. Padahal, untuk menangkap udang di laut tidak sedikit modal yang harus dikeluarkan," jelasnya kepada RAKA, Rabu (18/2) siang saat dia dan rekannya berbenah usai sepulang melaut.
 
Tidak hanya nelayan penjaring udang yang mengeluhkan menurunnya hasil tangkapan. Minimnya hasil tangkapan nelayan juga dikeluhkan oleh sejumlah
pedagang ikan. Seperti para penjual ikan bakar di obyek wisata Samudra Baru, Desa Sungaibuntu, Kecamatan Pedes, beberapa pedagang mengaku kesulitan memperoleh ikan dari para nelayan.
 
Jenis ikan yang biasa dicari untuk usaha ikan bakar yaitu ikan Kakap, Cumi dan Etong. Ikan-ikan ini biasa paling banyak didapat oleh nelayan tradisional. Sedangkan ikan bandeng bakar sering didapatkan pedagang dari tambak ikan bandeng setempat. Akibat nelayan mengalami penurunan hasil tangkapan, pedangan ikan bakar kesulitan memperoleh ikan tadi. ''Kadang ikan-ikan itu banyak, kadang susah dicari," tukas seorang pedangan ikan bakar di Sungaibuntu, Usman. (spn)
 

Proyek Perbaikan Tanggul Citarum Batujaya Terkesan Asal-asalan

Wednesday, February 18, 2009

Anggota dewan bersama warga setempat saat mengecek langsung perbaikan tanggul Sungai Citarum di Batujaya.
 
 
BATUJAYA, RAKA - Warga Dusun Tangkil, Desa Kuta Ample, Kecamatan Batujaya menilai proyek perbaikan tanggul Sungai Citarum terkesan asal-asalan. Kontruksi tanah tanggul terlihat 'lembek' dan dua unit alat berat yang digunakan selalu mogok akibat mesinnya rusak. Akibatnya pekerjaan jadi 'molor' terlebih kualitas tanggul sangat mengecewakan warga setempat.
 
Dijelaskan anggota DPRD Fraksi PPP Karawang, Muhtar Somantri yang juga sebagai warga di dusun ini, harusnya tanggul yang kini sudah diarug itu kembali digali, karena konstuksi tanahnya tidak beres. Kata Muhtar, tanah di bawah tanggul sepanjang 50 meter ini lembek, karena diarug dengan lumpur. Sedangkan atasnya diarug dengan tanah yang sedikit keras, sehingga tanggul tampak amblas ke bawah karena tanah lumpur dibawahnya tidak kuat menahan beban tanah keras diatasnya. "Kalau air Citarum meluap, kemungkinan akan terjadi kebocoran lagi ditanah tanggul bagian bawahnya, ini sangat berbahaya," tandasnya.
 
Lebih lanjut Muhtar menambahkan, penanggung jawab proyek ini seolah tidak memperhatikan musibah besar yang menimpa warga. Ini terlihat dari alat-alat berat termasuk rucuk-rucuk 'dolken' yang terlihat murah. Kayu dolken yang seharusnya kuat menahan tanah amblas tampak rapuh dan mudah patah. Warga menduga kayu yang dibuat untuk rucuk-rucuk tanah itu bukan kayu untuk dolken, melainkan kayu-kayu biasa yang sudah lapuk.
 
 
"Dari situ sudah terlihat, ini pekerjaan asal-asalan, pemerintah telah mempekerjakan pemborong yang kurang bonafid untuk menyelesaikan perbaikan tanggul tanggul Sungai Citarum yang jebol kemarin. Dan jika dipermanenkan, kalau yang utamanya yaitu tanah tanggulnya tidak maksimal, maka hasilnya tidak akan maksimal," ucapnya.
 
Jika alat berat dan bahan perbaikan tanggul Sungai Citarum ini tidak maksimal, tambahnya, maka hasil pekerjaannya pun tidak akan maksimal. Dia meminta pada pejabat berwenang untuk memanggil pelaksana perbaikan tanggul Citarum ini, untuk menjelaskan pekerjaan yang dilakukannya, karena hampir setiap hari pekerjaan perbaikan tanggul Sungai Citarum ini selalu dipantau warga setempat untuk mengetahui kualitasnya. "Selama tiga tahun ini, ditanggul yang sama jebol, pada 5 Februari 2007 dan 15 Januari 2009, karena pekerjaan sebelumnya tidak benar, akhirnya merugikan semua masyarakat," ujarnya.
 
Di tempat sama, Kepala Dusun Tangkil, M. Fasilah didampingi, anggota BPD Kuta Ampel Mahmud, RT Tata termasuk warga lainnya Juhana dan H. Mansur Hamdani menyatakan, mereka tidak setuju jika pekerjaan tanggul Sungai Citarum seperti itu. Mereka menilai alat semisal 'beko' dan 'buldoser' sering mogok. Selain itu pekerjaannya terbilang lama. "Kami selalu mengawasi pekerjaan ini, jika ada yang kami rasa tidak bagus, maka usulan-usulan kami disampaikan ke anggota dewan. Kami menginginkan tanggul ini tinggi dan besar supaya kuat, kalau kamarin terlalu kecil dan pendek sehingga ketika air meluap, tanggul tak bisa menahan dan langsung jebol," kata Juhana. (spn)
 
 

SMAN 1 Rengasdengklok Juara Karya Ilmiah SMA se-Jawa

Kepala sekolah dan para guru termasuk 3 siswa peraih karya ilmiah SMA se-Jawa.
 
 
KUTAWALUYA, RAKA - SMAN 1 Rengasdengklok berhasil mengukir prestasi lomba karya tulis ilmiah tingkat SMA se-Jawa dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. SMA ini mendapat thropy bergilir dari Menteri Eklporasi Laut dan Perikanan termasuk piala tetap.
 
Usai upacara bendera, Senin (16/2) pagi, pembimbing karya ilmiah SMAN 1 Rengasdengklok Sri Sugiarti S.Pd menyerahkan thropy tersebut secara simbolis kepada Kepala Sekolah H. Tarya Sukmana dan memberikan piagam penghargaan bagi tiga peserta ilmiah yang bertanding ke Bandung sebagai perwakilan sekolah, diantaranya Rona Lutfi Fauziah kelas X.8, Roli Farasika Simbolon kelas X.8 dan Mochamad Raidz Khairi kelas X.6.
 
Lomba karya tulis ilmiah yang digelar Himpunan Mahasiswa Bologi Formica-FMIPA, Kampus UPI ini diikuti hampir semua SMA se-Pulau Jawa. Dan SMAN 1 Rengasdengklok berhasil memikat juri melalui karya ilmiah yang berjudul 'Energi alternatif EGSO (Eceng Gondok Sekam dan Oli Bekas) Untuk Mengatasi Krisis Energi'. Juara kedua diraih SMA Muhammadiyah Yogyakarta dan Juara ketiga SMAN 1 Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya.
 
"Kita tahu, eceng gondok adalah masalah bagi pengairan kita, sampahnya bisa membuat saluran mampet, tapi kita sudah berhasil mengolahnya menjadi energi yang bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar memasak. Ini bisa dijadikan peluang usaha dalam memanfaatkan eceng gondok menjadi bahan bakar," kata Kepala SMAN 1 Rengasdengklok, H. Tarya Sukmana.
 
Karya ilmiah ini dimulai 26 Desember 2008 lalu, kemudian pada 17 Januari 2009 SMAN 1 Rengasdengklok diumumkan masuk peringkat 8 besar, lalu dilombakan kembali pada babak final tanggal 12 Februari 2009 dan langsung dinobatkan sebagai pememanangnya. Thropy tersebut diambil pada 14 Februari 2009 di gedung JICA Fakultas Pendidikan MIPA UPI. Dan pada Senin kemarin, kemenangan gemilang ini diumumkan kepada semua siswa usai upacara bendera. (spn)
 
 

Pertanian Dunia Harus 'Go' Organik

Tuesday, February 17, 2009

Iwan Ridwan bersama Saan Mustopa saat penyuluhan pupuk organik ke petani Kutawaluya.
 
 
KUTAWALUYA,RAKA - Para petani kini lebih cenderung melihat padi dari tanah ke atas dan tidak memperhatikan tanahnya. Padahal tanah merupakan sumber makanan. Dan penggunaan pupuk kimia yang sangat mahal, susah didapat ternyata hanya mencemari lingkungan tanah. Demikian kata Ketua DPD Partai Demokrat, Iwan Ridwan Sulanjana, saat temu wicara dengan para petani Kutawaluya, Senin (16/2) siang di Desa Kuta Gandok, Kecamatan Kutawaluya.
 
Menurutnya, kerusakan dibidang pertanian di Kabupaten Karawang ini telah terlihat jelas, kerusakan ini akibat pemakaian pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan, ini menyebabkan makhluk hidup dalam tanah mati. Akibatnya produksi padi tidak dapat meningkat lagi meski pupuk kimia ditambah. "Untuk itu, kita inginkan petani menggunakan pupuk organik, karena pupuk organik mudah didapat, alami, ramah lingkungan dan tidak beracun," ucapnya.
 
Diakuinya, dia telah berkecimpung lama di dunia pertanian, kini dia telah mengembangkan pupuk organik dibawah pengawasan Fakultas Pajajaran dengan membentuk Saung Organik Sulanjana di Bogor. Dia membuka diri bagi para petani yang akan mengikuti pelatihan-pelatihan pertanian secara gratis di Saung Organik Sulanjana. "Pertanian organik telah dideklarasikan oleh badan pangan dunia PBB (FAO) bahwa tahun 2010, pertanian di dunia harus sudah 'go organik', tinggal kapan Indonesia memulainya," tukasnya.
 
Dia juga menjelaskan, banyaknya hama tikus disebabkan mata rantai ekosistem terputus, misalnya dengan banyak membunuh ular sawah, berarti memperbanyak habitat tikus. Dia juga menerangkan, untuk memberantas hama tikus bisa dilakukan oleh burung hantu. Selain itu, hampir setiap musim petani selalu memiliki hutang terus menerus tanpa terputus. Dengan begitu, dia mengajak supaya kehidupan petani bisa berubah, semuanya bisa dilakukan dan tidak perlu biaya mahal, yaitu dengan menggunakan pupuk organik yang alami yang bisa menjaga keseimbangan alam.
 
Sementara itu, Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Karawang, Saan Mustopa mengatakan, keidupan petani bisa menjadi lebih baik. Untuk bisa mensejahterakan petani, maka sesuatu hal yang bisa meningkatkan petani harus diupayakan terus, terutama pola pertanian mereka. Saat ini, 1 hektar sawah hanya bisa memproduksi 5 ton gabah. "Kalau seperti itu terus, petani tidak akan mendapatkan nilai lebih dari yang telah diusahakannya. Dari dulu sampai sekarang petani selalu mendapat penghasilan yang tidak berubah. Untuk itu, kita cari terobosan baru, diantaranya mempopulerkan pupuk organik melalui penyuluhan bentuk pelatihan ini," jelasnya.
 
Selain itu, harga pupuk yang tinggi dan selalu langka ini yang jadi problem bagi petani, termasuk saluran irigasi yang rusak. Pihaknya akan berupaya memenuhi sarana pertanian, karena hal yang vital bagi petani adalah membangun infrastruktur di sentral pertanian mereka. Disantara akses jalan yang selalu menyebabkan harga menekan para petani. "Kita ingin memproteksi harga gabah jadi lebih baik, kalau bisa mengembangkan produksi pertanian mereka, maka petani bisa sejahtera secara," imbuhnya. (spn)
 
 

Ketua TPI Betok Mati Diganti

Monday, February 16, 2009

Pengurus lama dan baru Koperasi Mina Fajar Samudra Cilebar.
 
 
CILEBAR, RAKA - Gito Bin Acut (32) terpilih sebagai ketua Koperasi Mina Fajar Samudra, Dusun Betok Mati, Kecamatan Cilebar, masa jabatan 2009-2014, menggantikan H. Mohammad Warim, Sabtu (14/2) siang. Gito ditunjuk sebagai ketua baru secara aklamasi karena calon tunggal. Sedangkan bendahara, sekertaris dan Badan Pemeriksa Koperasi (BPK) koperasi ini dipilih secara voting.
 
Usai pemilihan ketua dan pengurusnya, Bendahara terpilih, Neno Trisno Hartoyo menjelaskan, setelah lama vakum, koperasi ini akan mulai menjalankan pembinaan terhadap anggota. Menurutnya, pengurus koperasi dan nelayan bisa memajukan koperasi menjadi lebih baik jika keduanya melakukan kerjasama yang baik. "Kami ingin membuat dermaga perahu bagi nelayan. Selain itu, kami akan adakan simpan simpan bagi semua anggota," ujarnya.
 
Dia melihat, selama ini koperasi berjalan tanpa manajemen yang baik. Dengan begitu, pihaknya akan memperbaiki hal vital yang perlu diperbaharui di koperasi ini, yaitu sistem admisnitrasi maupun sistem pembinaaan. "Selama ini anggota tidak pernah dibina dan Rapat Anggaran Tahunan (RAT) pun baru dilaksanakan sekali ini sejak koperasi ini berdiri tahun 1999 lalu," ucapnya.
 
Kata Neno, pembinaan bagi anggota koperasi ini sangat penting, supaya nelayan merasa memiliki bahwa koperasi ini juga milik mereka. Maju tidaknya koperasi ini, lanjutnya, adalah oleh anggota dan hal itu akan dia coba pada kesempatan kepengurusannya tahun ini. Dia mengungkapkan, tidak berkembangnya koperasi, karena banyak diantara anggota tidak menjual ikannya ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Jika ada pembinaan, katanya, maka mereka akan menjual ikan ke TPI dan membantu meningkatkan koperasi dan koperasi ini pun bisa mensejahterakan mereka.
 
Diakuinya, Neno salah satu perintis koperasi ini sejak 1997-1998 lalu. Dia berprinsip, karyawan dan pengurus tidak boleh ikut berdagang, kecuali usahanya itu dilimpahkan ke istri atau keluarga. "Karyawan dan pengurus tidak boleh ikut dagang, karena akan menimbulkan kecemburuan sosial bagi nelayan dan akan menghambat laju pertumbuhan koperasi," ungkapnya. (spn)
 
 

Sebuah Rumah di Cibuaya Hangus Dilalap Si Jago Merah

CIBUAYA, RAKA - Sebuah rumah hangus terbakar di Dusun Pejaten II, RT 01/03, Desa Pejaten, Kecamatan Cibuaya, Sabtu (14/2) sore. Pada peristiwa itu, 3 unit mobil pemadam pun diturunkan untuk mengatasi amukan si jago merah. Api mulai berkobar sekitar pukul 15.30 WIB, warga setempat dan petugas pemadam kebakaran berkutat memadamkannya.
 
Dugaan sementara, kebakaran yang menghanguskan rumah Hj. Mbot (60) itu akibat konsleting listrik, karena pada saat itu tak seorang pun di dalam rumah itu yang menyalakan kompor. Seperti diungkapkan tetangganya, Nining (36), semula api berkobar tepat diatas dapur dan api merambat dan membakar seisi rumah. "Api terlihat merambat cepat, saya berteriak minta tolong, karena rumah yang terbakar ini berdekatan dengan rumah lainnya, apalagi hembusan angin sangat kencang, semua warga juga panik," jelasnya.
 
Akibat kebarakan tersebut, kerugian ditaksir ratusan juta. Selain atap rumah yang hangus, dua sepeda motor bebek serta peralatan elektronik seperti TV dan kulkas tidak bisa diselamatkan. Pada saat api berkobar, Hj. Mbot panik mencari cucunya yang dia khawatirkan ada di dalam rumah. "Pada saat itu saya panik, yang ada dibenak saya adalah cucu saya, saya tidak menghiraukan rumah yang hangus terbakar," ujarnya lemas terkulai karena 'shock' melihat seisi rumahnya habis dilalap api.
 
Tiga unit pemadam kebakaran itu, dua dari Karawang dan satu unit armada kebakaran yang siaga di UPTD Cipta Karya Rengasdengklok. Ketiganya meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP) setelah mendapat informasi warga setempat. Sebelum tiga armada sampai di lokasi kejadian, ratusan warga setempat berusaha melawan si jago merah itu dengan menggunakan ember, mereka mengambil air solokan dan air sumur yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Hanya berselang satu jam, api sudah bisa dijinakan warga dan petugas pemadam kebakaran saat api masih terlihat besar.
 
Hingga berita diturunkan, peristiwa tersebut masih dalam penyelidikan Polsek Cibuaya untuk mengetahui penyebab hangusnya rumah besar tersebut. Diketahui, dalam satu rumah itu dihuni empat jiwa, diantaranya Hj. Mbot bersama anak, cucu dan menantu. Untuk sementara ini, Mbot sekeluarga tinggal di rumah sanak keluarganya di Cibuaya. (spn)
 

Banjir Merusak Jalan Raya

 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Pascabanjir, terpantau di sejumlah titik jalan rusak parah. Di beberapa kecamatan wilayah utara Karawang, terlihat jalan hotmix yang tahun lalu dibangun kini terkelupas, retak-retak dan berlubang. Lubang jalan ini rata-rata berdiameter 30 cm hingga 1 meter dengan kedalaman 5-10 cm. Di beberapa titik jalan, warga terpaksa memasang sebuah tong dan tulisan peringatan jalan rusak agar tak mencelakakan pengguna jalan.
 
Di Kecamatan Rengasdengklok, jalan rusak ini terlihat di Jalan Raya Rengasdengklok, Jalan Desa Rengasdengklok Utara, Jalan Dusun Rengasjaya Desa Rengasdengklok Selatan dan Jalan Desa Kertasari. Sedangkan di Jalan Raya Kecamatan Pedes, lubang jalan akibat guyuran hujan terlihat di beberapa titik tiap desa, terutama kerusakan terparah dari arah Desa Karangjaya menuju Desa Labanjaya. Di Kecamatan Batujaya, kerusakan jalan terlihat jelas akibat gerusan air banjir Sungai Citarum di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel.
 
Di Kecamatan Tirtajaya, hampir semua jalan poros desa rusak, bahkan Jalan di Desa Sumur Laban berlubang besar sebandan jalan akibat amblas. Lubang pada jalan-jalan tersebut sudah menjadi perhatian semua pengguna kendaraan, kini mereka semakin waspada melihat kondisi jalan yang tampak mulus, tapi tiba-tiba terdapat lubang besar yang membahayakan, bahkan mengancam jiwa. Kendati demikian, banyak jalan-jalan yang tampak kokoh meski telah direndam banjir, seperti beberapa ratus meter Jalan Raya Tunggakjati, Kecamatan Karawang Barat. Selain jalan cor, hampir semua jalan hotmix rusak. (spn)
 

Banjir Dengklok Mulai Surut

RENGASDENGKLOK, RAKA - Genangan banjir yang menggenangi ratusan rumah di Dusun Kalijaya I dan Kalijaya II, Desa Rengasdengklok Utara termasuk 45 rumah di Dusun Krajan A, RT 05/02, Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok mulai surut. Situasi ini juga didukung dengan cuaca yang tidak turun hujan sejak beberapa hari kemarin.
 
Pantauan RAKA, Minggu (15/2), selain cuaca panas yang mendukung, banjir di wilayah tersebut dibantu pompanisasi menyedot air banjir dan dibuang ke Sungai Citarum yang lokasinya bersebelahan dengan pemukiman itu. Dan banjir yang menggenangi wilayah tersebut secara perlahan telah surut. Ketika hujan lebat turun hampir setiap hari sejak awal Januari 2009 lalu, di wilayah ini banjir sempat merendam rumah-rumah setinggi lutut hingga sedada orang dewasa, ratusan warga setempat langsung mengungsi ke jalan raya dengan mendirikan tenda-tenda, diantara tenda ini bantuan dari PT. Pupuk Kujang dan Pemkab Karawang.
 
Hingga berita ini diturunkan, genangan air di pemukiman tersebut masih tampak, tapi telah berangsur surut dibanding sebelumnya. Kendati demikian, warga yang rumahnya masih terendam hingga kemarin belum beranjak dari tenda pengungsian. Sedangkan, sebagian warga lainnya masih beraktivitas di sekitar rumah membersihkan lumpur-lumpur yang masuk ke dalam rumah mereka. Namun begitu, warga setempat tetap mewaspadai banjir susulan yang akan terjadi, jika hujan lebat kembali turun mengguyur, karena meski dihujani satu-dua hari saja, pemukiman tiga dusun di dua desa ini rentan kebanjiran.
 
Diketahui, sebanyak 1.599 Kepala Keluarga (KK) atau 5000 jiwa di Desa Rengasdengklok Utara kebanjiran pada 2 Februari 2009 lalu, rata-rata ketinggian air sekitar 30-50 cm. Pemukiman di Dusun Jati terendam sekitar 30-50 cm, Dusun Kalijaya I dan Kalijaya II termasuk Cikangkung Barat I terendam 50-70 cm. Warga Kalijaya I dan Kalijaya II sudah pindah ke tenda pengungsian yang sudah disediakan pemerintah. Sedangkan warga Jati dan Cikangkung Barat masih tetap bertahan di rumahnya masing-masing, karena diperkirakan air akan cepat surut.
 
Sementara itu, di Desa Kertasari, sejumlah 164 jiwa atau 45 rumah di Dusun Krajan A, RT 05/02, terendam hingga ketinggian air sepinggang orang dewasa, sejumlah warga ini berbaur mengungsi bersama warga Kalijaya. Banjir yang terjadi di tiga dusun itu akibat tidak ada saluran pembuang, karena pemukiman ini lokasinya berada di tanah yang lebih rendah. Dan memang air tidak akan surut sebulan, kecuali di sedot menggunakan mesin pompa. (spn)
 

Warga Cilebar Waspada Gelombang Laut Besar

Saturday, February 14, 2009

Jalan raya di Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar yang hancur akibat terjangan ombak laut.
 
 
CILEBAR, RAKA - Para nelayan dan warga yang bermukim di sepanjang pesisir pantai utara Karawang mewaspadai gelombang air laut pasang. Pasalnya, alam sudah mulai tidak ramah, pada beberapa bulan ini gelombang air laut pasang telah menerjang beberapa rumah warga, bahkan diantaranya ambruk. Belum lagi hujan deras yang menyebabkan banjir.
 
Diketahui, perairan di laut utara Karawang sangat berpotensi terjadi gelombang tinggi, seperti yang terjadi sebulan lalu di Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar, dua rumah warga setempat ambruk total sedangkan puluhan rumah lainnya rusak berat. Ketika terjadi gelombang tinggi sekitar 3-5 meter di bibir pantai, warga setempat sempat 'shock', beberapa diantaranya mengungsi dan meninggalkan rumahnya, tapi sebagian besar warga setempat tetap bertahan di rumah-rumah mereka hingga sekarang.
 
Beberapa warga mengatakan, kondisi cuaca saat ini kurang kondusif. Gelombang laut yang tinggi ini akan berbahaya bagi perahu-perahu nelayan. Sementara, pihak pemerintah belum melakukan upaya menangani air laut pasang yang sempat meresahkan warga di sepanjang pesisir pantai. "Selain menerjang rumah-rumah, gelombang besar air laut pasang ini menymbat saluran air pembuang dari sawah dan tambak ikan bandeng. Apalagi jika dibaerengi guyuran hujan, otomatis sawah dan tambak ikan akan banjir karena saluran air pembuangnya tersumbat di muara pantai," kata Sahro, warga Dusun Sukamulya, Desa Pusakajaya Utara, kepada RAKA, Jumat (13/2) sore.
 
Sementara itu, gelombang air laut itu pun membawa pasir hingga ke daratan dan menutupi jalan raya, akibatnya muara-muara saluran pembuang dari hulu tersumbat, seperti saluran pembuang dari Dusun Babakan Pedes, Tegal Jero dan dusun lainnya tidak bisa mengalir lancar ke laut karena tersumbat pasir. Untuk mengatasinya, beberapa petani tambak dan sawah termasuk aparat desa setempat melakukan pengalian pada muara-muara saluran pembuang, supaya air tidak mengantung dan mengakibatkan banjir, apalagi saat beberapa hari ini hujan selalu turun.
 
Ombak besar air laut pasang menerjang pemukiman di Dusun Sukamulya, Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar, pada 13 Januari 2009 lalu, pukul 8.00 dan 11.00 WIB. Akibatnya, sebanyak 10 rumah rusak diterjang ombak setinggi dua hingga tiga meter. Dengan kejadian itu, hingga kini warga setempat masih cemas jika gelombang itu terjadi lagi. Seperti diungkapkan Rohi (32), selama diterjang ombak, sebanyak puluhan kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk menghindari terjangan ombak dan jalan sepanjang 1 km rusak berat terkikis terjangan ombak. (spn)
 
 
 
 
 
'Sholat adalah jawaban kehidupan'
e-mail ini dikirim via Nokia 9300
sholat5waktu@yahoo.co.id
0856 9130 9644
Asep Saepudin Hasan (spn)
Reporter RADAR KARAWANG
www.apoedcyber.blogspot.com
www.geocities.com/apoedcyber
'Yang jadi alasan kita beribadah, karena ada kehidupan setelah kematian'

Perahu Penyebrangan Transportasi Dua Kabupaten Karawang-Bekasi

Warga dari seberang Bekasi saat sampai di tepi Sungai Citarum Rengasdengklok.
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Hingga kini, perdagangan di Kota Rengasdengklok berkembang pesat. Pasalnya, masyarakat dari Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi pun melakukan transaksi jual-beli di pasar Rengasdengklok ini. Kedua daerah ini hanya dibatasi Sungai Citarum dan akses penyeberangan warga setempat hanya menggunakan perahu eretan.
 
Sungai Citarum yang lebarnya hanya berjarak ratusan meter ini menghubungkan Desa Sumbersari, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi dan Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok Kabupaten Karawang. Terdapat empat penyeberangan perahu yang menghubungkan di dua daerah ini, semuanya perahu penyeberangan ini tanpa henti melayani kedua penduduk setempat selama 24 jam tanpa henti. Kendati demikian, kedua kabupaten antara Karawang-Bekasi yang terpisah Sungai Citarum ini merupakan tonggak ekonomi yang tidak terpisahkan.
 
 
Seorang pekerja eretan asal warga Desa Sumbersari, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Enda (25) menjelaskan, setiap harinya pendapatan perahu eretan mencapai Rp 1-2 juta-an, apalagi di hari raya atau liburan sekolah. Perahu penyeberangan ini mendapat keuntungan yang cukup lumayan. "Pedagang Rengasdengklok dagang ke Bekasi dan pedagang Bekasi pun banyak yang dagang ke Rengasdengklok," ujarnya.
 
 
Untuk sekali menyeberang, pejalan kaki dikenakan biaya Rp 1000, sepeda motor Rp 2000 dan mobil kecil Rp 5000. Mobil truk pun bisa naik perahu ini, asalkan baknya dalam kadaan kosong tanpa isi, karena jika truk berisi muatan, dikhawatirkan perahu penyeberangan tidak kuat dan tenggelam. Satu unit perahu eretan ini memang kuat karena harganya pun terbilang mahal, sekitar Rp 40 juta-an.
 
 
Seorang warga dari Kecamatan Pebayuran, Yono (35) mengatakan, dengan adanya perahu eretan yang digunakan jembatan kedua warga antara Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang ini sangat membatu masyarakat. Menurutnya, untuk mencapai pasar Cikarang sangat jauh, lebih dekat ke pasar Rengasdengklok, jadi dia membeli segala keperluan ke pasar Rengasdengklok yang aksesnya lebih dekat.
 
 
Beberapa warga dari Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi mengatakan, sejak lama masyarakat di kedua kabupaten ini mendambakan lintasan sungai yang efesien, yakni jembatan penyeberangan. Sekarang, yang menjadi jasa penyeberangan masih dilakukan perahu-perahu eretan. Kata 'eretan' ini karena perahu tersebut menyeberang dengan tali tambang kuat yang diikat ke pohon-pohon di kedua sisi Sungai Citarum, kemudian pekerja perahunya 'mengeret' atau menarik-narik tambang agar perahunya melaju diatas air tanpa terbawa hanyut oleh derasnya air Sungai Citarum. "Ya kalau di Rengasdengklok harus dibuatkan jembatan, maka kami harus mendapatkan ganti rugi, seperti yang dialami pekerja perahu eretan di Batujaya setelah di kecamatan itu dibangun jembatan," ucap Enda (spn)
 

Cucu Cuaca: Berharap Hasil UN Tahun Ini Meningkat

"Bedah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) ini mengantisipasi mutu siswa kelas 3 dalam menghadapi Unjian Nasional (UN). Untuk itu usaha yang dilaksanakan selama antispasi UN ini diantaranya bimbingan belajar (bimbel), try out dan pra-UN. Soal 'try out' diharapkan bisa mendekati sasaran soal-soal UN yang sebenarnya. Dengan begitu, maka diadakan bedah SKL yang didalamnya membuat soal berdasarkan kisis-kisi dari Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP), BNSP ini telah membuat kisi-kisi UN yang secara nasional," kata Kepala Sekolah SMPN 1 Rengasdengklok, Cucu Cuaca, kepada RAKA, Jumat (13/2) sore.
 
Dia berharap, soal-soal empat mata pelajaran UN yang disusun sekolah-sekolah SMP/MTs se-Komisariat Rengasdengklok bisa mendekati kisis-kisi UN. Cucu berharap soal yang dibuat ini tidak jauh beda dengan soal UN nanti. Pembuatan soal yang mengacu pada kisi-kisi BNSP ini pelaksanaaannya di sekolah masing-masing untuk kemudian dijadikan bahan 'try out'. Dengan 'try out' itu diharap siswa terbiasa mengisi soal UN dan mudah-mudahan hasil UN tahun ini ada peningkatan pelulusan dibanding tahun kemarin.
 
Pembuatan soal dari kisi-kisi BNSP ini pun dilakukan enam komisariat se-Kabupaten Karawang. Setelah soal itu dibuatkan tiap komisariat, nantinya antar komiariat se-Kabupaten Karawang akan saling tukar dan menggunakan soal-soal yang telah dibuat. Saat ini, guru-guru empat mata pelajaran yang akan di UN kan itu kembali membuka soal-soal UN tahun lalu dan dibahas dengan siswanya, yang lebih banyak dikaji adalah materi-materi kelas I, II dan III. Pada pelajaran tambahan maupun 'try out' dananya ditanggung BOS. "Yang jadi hambatan adalah keterbatasan waktu untuk mengkaji materi-materi UN, terutama sekolah yang dua shift seperti SMPN 1 Rengasdengklok ini," ujarnya. (spn)

DBE 2 Mengarahkan Guru Tidak Gaptek

Friday, February 13, 2009

Guru se-wilayah Rengasdengklok sedang melaksanakan pelatihan komputer.
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Desentralized Basic Education (DBE) 2, kembali melaksanakan kegiatan pelatihan komputer bagi guru-guru Gugus II dan IV di wilayah Kecamatan Rengasdengklok. Pelatihan ini dilaksanakan 11-14 Februari 2009 dari jam 08.00-16.00 WIB di gedung SDN Rengasdengklok Selatan XII.
 
DBE ini merupakan salah satu program dari United State Agency International Depelopment (USAID). Master Teacher Training (MTT) DBE 2 yang bertanggungjawab di PSBG, Haryati juga sebagai guru SDN Rengasdengklok Selatan X menjelaskan kepada RAKA, Kamis, (12/2), bantuan pertama diturunkan sejak Desember 2007 lalu secara bertahap.
 
Bantuan pertama memberikan alat peraga IPA. Kemudian tahap kedua pada pertengahan tahun 2008 lalu berupa Information Comunication Teknology (ICT) yang sekarang sedang dilaksanakan dan tahap ketiga rencananya akan menurunkan perangkat internet. Tahap satu hingga tiga dibagikan sama kepada PSBG masing-masing kecamatan tapi untuk tahap dua disesuaikan dengan kebutuhan PSBG masing-masing.
 
Di sela kegiatan pelatihan komputer bagi guru se-Rengasdengklok, Kepala UPTD Dinas Pendidikan (Dikdas) Rengasdengklok, Drs. H. Muhrodi Suruzi mengatakan, pada pelatihan yang dilaksanakan di Pusat Sumber Belajar Gugus (PSBG) SDN Rengasdengklok Selatan XII ini alat-alatnya 100% dari DBE, seperti laptop, infokus, alat peraga pembelajaran, TV digital, kamera digital, VCD dan buku-buku tentang bagaimana proses belajar mengajar bisa dilaksanakan dengan baik. Dan BDE, tidak memberi bantuan berupa uang. Pada pelatihan komputer sekarang, instrukturnya dari DBE.
 
Dijelaskan Muhrodi, USAID memiliki progam untuk pendidikan diantaranya DBE 1 yaitu menggarap bagaimana memenej sekolah, DBE 1 ini upaya supaya sekolah memiliki manajemen bagus, misal untuk perencanaan, komite dan kepala sekolah. Kemudian DBE 2 yaitu bagaimana guru bisa mengajar memberikan materi dengan baik kepada siswa, misal cara pendekatan. Dan DBE 3 yaitu berkaitan dengan keterampilan anak. DBE 1 dan DBE 2 masuk ke SD tapi untuk DBE 3 masuk ke SMP dan Paket B.
 
Selama ini, pelatihan-pelatihan DBE 1 dan DBE 2 telah dilaksanakan sejak lama langsung oleh tutor DBE. Kata Muhrodi, mengingat permasalahan di pendidikan sangat kompleks dan banyak, maka para guru-gurunya pun harus bisa berkembang dan saling 'sharing', maka di PSBG ini dilaksanakan kegiatan guru dengan alat-alat dari DBE II. "Supaya PSBG ini bisa dimanfaatkan oleh guru, maka perlu bimbingan dari DBE, selanjutnya gugus sendiri yang punya kewajiban unutk memanfaatkan PSBG ini untuk kepentingan kualitas dan kompetensi guru. Pelatihan ini dilaksanakan supaya guru tidak gaptek (gagap teknologi)," ucapnya. (spn)
 
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan