Nelayan Pedes Tidak Melaut Sehari Karena Badai Besar

Tuesday, March 31, 2009


PEDES, RAKA - Sebagian besar nelayan Desa Sungaibuntu, Kecamatan Pedes dan nelayan Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar memutuskan tidak melaut sehari karena badai angin yang membahayakan jiwa melanda perairan utara Karawang, Minggu (29/3) sore.

Hingga kemarin, beberapa mengatakan tidak akan melaut terlalu jauh dari daratan, mengingat perubahan cuaca kadang datang tiba-tiba. "Daripada bertaruh nyawa lebih baik tidak usah melaut dulu, memang sekarang ini lagi musim badai," kata seorang nelayan asal Sungaibuntu, Anwar (43).

Diakuinya, sejumlah nelayan lain di Desa Sungaibuntu sejak Minggu (29/3) siang tidak melaut, sambil menunggu musim badai reda, para nelayan memilih berdiam di rumah dan memperbaiki jala dan jaring mereka. "Untuk biaya sehari-hari kami gunakan uang simpanan yang masih ada sedikit," ujarnya.

Cuaca yang tidak menentu ini, membuat sejumlah kapal tangkap ikan milik nelayan yang sebagian besar kapal motor dengan alat tangkap sederhana itu terlihat berlabuh di sepanjang muara sungai, Desa Sungaibuntu. Hal sama dilakukan nelayan Desa Pusakajaya Utara, sejumlah nelayannya istirahat melaut dan memilih mengerjakan jaring tangkapan mereka. "Kalau tidak melaut, kami beres-beres perahu dan memperbaiki jaring ikan," Atmo.

Badai besar pun tidak hanya melanda perairan, di beberapa ruas jalan di beberapa kecamatan, sejumlah pohon dikabarkan tumbang. Badai yang melanda di wilayah Karawang Kota hingga pesisir utara Karawang sempat membuat warga resah, terutama pemukiman yang berdekatan dengan pepohonan. Bahkan, kendaraan pun sulit melaju di jalan raya akibat hempasan angin kencang. (spn)

Deden Darmansyah: Pendidikan dan Kesehatan Tanggungjawab Negara

"Kondisi Kabupaten Karawang sekarang sudah bagus, terutama dari sisi pendidikan yang sudah kita sudah tuntaskan dengan menyelesaikan perbaikan sarana gedung untuk SD, SMP dan SMA. Kita (Pemkab dan DPRD, red) secara konsisten jadi pelopor dana pendamping BOS (Biaya Operasional Sekolah) yang besarannya signifikan. Untuk SD swatsa dan negeri Rp 2500/bulan, SMP Rp 10 ribu/bulan dan yang lebih hebat lagi pada Juli 2009 Pemda Karawang akan hapus DSP (Dana Sumbangan Pembangunan) SMA dan SMK negeri," kata anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan Kabupaten Karawang, H. Deden Darmansyah, kepada RAKA, Senin (30/3) siang.
 
Di bidang kesehatan, lanjutnya, mungkin baru rumah sakit swasta yang ada di Karawang yang mampu memberikan pelayanan gratis bagi keluarga miskin (gakin). Mengenai infrastruktur, hampir jalan poros desa sudah diperbaiki, meski kini tergerus dan rusak lagi akibat banjir. Dan di tahun 2009 ini, sudah diplot Rp 10 miliar untuk pijaman kios dan PKL (Pedagang Kaki Lima). Menurutnya, bupati dan DPRD Karawang sudah cukup maksimal memberi pelayanan pada publik.
 
"Yang jadi persoalan sekarang, bagaimana Pemda Karawang mempermudah perijinan pada pengusaha dan investor. Menurut pengamatan saja, mekanisme perijinan masih belum maksimal dalam hal standar, waktu dan tarif. Kalau perijinan ini bisa diberikan secara maksimal, maka lengkaplah Pemda Karawang (membangun kesejahteraan masyarakat, red). Di mata saya, Pemda Karawang sudah sangat kredibel dan memuaskan," ungkapnya.
 
Dia memaparkan, dari 2.98.000 jiwa usik masyarakat Kabupaten Karawang, sebanyak 729 ribu jiwa usik bermata pencaharian di pertanian. Sementara sisanya diperdagangan dan industri. Kedepan, akunya, konsentrasi Pemda Karawang harus tercurah pada pertanian, diantaranya infrastruktur pertanian maupun pinjaman bergulir untuk petani. Soal abrasi, Deden mengatakan, persoalan ini harus melihat siapa yang berwenang menangani hal ini, ada kewenangan daerah untuk mengatasi abrasi termasuk pengerukan saluran air yang dangkal di wilayah Cikampek, yaitu Sungai Citarum dan akan sungai Cikarang Gelang yang harus jadi prioritas perbaikan. Sementara prioritas di wilayah utara Karawang, yaitu perbaikan jalan dengan dibeton, karena tanahnya yang tidak stabil.
 
"Untuk kesinambungan program Kabupaten Karawang dan Provinsi Jawa Barat, maka diperlukan wakil rakyat yang memang paham betul kondisi Kabupaten Karawang dari partai manapun, tentunya yang bisa membawa misi Karawang ke tingkat Provinsi. Terutama mengingatkan gubernur tentang janji kampanye dia mengenai pembebaskan biaya pendidikan 12 tahun, karena selama ini cuma Karawang saja yang mampu bebaskan DSP SMK dan SMU negeri (di tahun 2009 ini, red), tinggal nanti bagaimana wakil rakyat membebaskan iuran SPP sekolah tiap bulannya, karena pendidikan dan kesehatan sesungguhnya merupakan tanggungjawab negara," jelasnya. (spn)
 

SMPN 1 Cilebar Siap UN dan PSB

Monday, March 30, 2009

CILEBAR, RAKA - Belum ada petunjuk dan teknis mengenai PSB (Penerimaan Siswa Baru) dari pemerintah, apakah tahun ini harus menerima semua lulusan SD atau tidak. Jika pemerintah mewajibkan untuk menampung semua siswa yang mendaftar ke SMP, maka akan ada penggelembungan siswa tahun ini.
 
Demikian dikatakan Kepala SMPN 1 Cilebar, Neneng Lisnawati, S.Pd, kepada RAKA, Sabtu (28/3) di sela acara Maulid Nabi Muhammad SAW di sekolahnya. Dia menjelaskan, saat ini sekolahnya memiliki 16 rombel (rombongan belajar) kelas VII, VIII dan IX. Semuanya ditangani 21 tenaga pengajar, meski kenyataanya masih membutuhkan sekitar 11 tenaga pengajar lagi. "Saat ini baru ada pendataan-pendataan saja menjelang PSB, kami pun menunggu keputusan dari pemerintah. Namun, kita pun berupaya menjaga mutu dan kualitas siswa yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN)," ujarnya.

Kata Neneng, idealnya tiap mata pelajaran membutuhkan satu tenaga pengajar. Kendati begitu, pihaknya tetap berusaha mengoptimalkan tenaga pengajar yang ada. Bahkan sekolahnya ini telah memiliki ruang komputer yang sudah akses internet, ini merupakan kebanggan bagi sekolahnya, terutama mengajarkan siswa pada dunia 'cyber' untuk menemukan pengetahuan dunia di internet.


Pada kesempatan pidato Maulid Nabi Muhammad SAW, Neneng menegaskan pada siswanya, untuk wajib berdoa dan bekerja, kalau hanya bekerja saja bagai orang buta dan lumpuh. Menurutnya, keduanya harus berirama, selain mendapat ketenangan batin, apa yang diusahakannya itu bisa diraih dengan baik. Selain itu, dia juga menginginkan akademis siswa bisa mendapat nilai rata-rata terbaik. Jadi, tidak hanya sekedar bisa lulus.

"Selain pelajaran, di ekskul juga terus ditingkatkan, diantaranya menabah nomor pada olah raga. Kita bukan hanya juara komisariat saja, tapi sudah targetkan juara kabupaten," ujarnya sambil menunjuk piala juara utama MKKS Cup Komisariat Rengasdengklok tahun 2009 ini yang berhasil diboyong SMPN 1 Cilebar.

Pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW ini, pagi pukul 8.30 WIB semua siswa menggelar Istigosah atau doa bersama, terutama siswa yang akan mengikuti UN bulan depan. Istigosah ini dipimpin guru agama, Ajas Saputra. Sedangkan ceramah pada acara maulid mengundang Iis Ilmiyati S.Ag, dari MTs Negeri Rengasdengklok yang bertausiyah memotivasi siswa untuk terus tumbuh dan berkembang. (spn)
 


Firefox 3: Lebih Cepat, Lebih Aman, Dapat Disesuaikan dan Gratis.

4 Gugus SD se-Rengasdengklok Berebut Posisi Olimpiade

RENGASDENGKLOK, RAKA - Olimpiade Olah Raga dan Seni tingkat kecamatan digelar di SDN Rengasdengklok Selatan II dan IV, Sabtu (28/3) siang. Empat gugus Sekolah Dasar (SD) berjibaku prestasi memperebutkan posisi untuk mewakili kecamatan ke tingkat kabupaten.


Ketua Kegiatan Siswa dan Guru Tingkat Kecamatan Rengasdengklok, Dedi Suryadi, menegaskan olimpiade itu untuk mencari bibit siswa berprestasi dalam bidang olah raga dan seni untuk mengikuti olimpiade tingkat Kabupaten Karawang. "Saya berharap diantara siswa SD di Kecamatan Rengasdengklok bisa lolos olimpiade hingga tingkat internasional," ucapnya seraya menambahkan mudah-mudahan kegiatan ini terus berkelanjutan setiap tahun.


Olimpiade Olah Raga dan Seni tingkat kabupaten, telah menunjuk Kecamatan Rengasdengklok sebagai tuan rumah. Untuk sementara ini, kata Dedi, persiapan tuan rumah sudah dikondisikan. Dia berharap pada pelaksanaan nanti, olimpiade tingkat kabupaten ini tidak mengecewakan tamu dari kecamatan lain se-Kabupaten Karawang. "Kami sudah siapkan sarana dan tempat, begitu juga kerjasama dengan kepsek dan PGRI juga dari UPTD TK, SD sendiri. Mudah-mudahan, selain tuan rumah, Kecamatan Rengasdengklok juga bisa jadi juara umum Olimpiade Olah Raga dan Seni tingkat kabupaten," ujarnya.


Pada olimpiade tersebut, dilombakan sebanyak 13 cabang olah raga dan seni. Untuk lomba pupuh putra diraih Rhaka Rohmat dari SDN Rengasdengklok Selatan II. Kemudian juara dua Muhklis SDN Rengasdengklok Selatan VII dan juara tiga Leri Muntara SDN Kalangsari IV. Lomba pupuh putri diraih Rika Fauziyah SDN Rengasdengklok Selatan II, juara kedua Yuni Rahma SDN Kalangsari I dan juara tiga Eva Fauziyah SDN Kalangsari I.


Sedangkan untuk lomba dongeng dimenangkan Hasan Alashari SDN Rengasdengklok Selatan VI. Juara puisi putra dimenangkan Andri Wijaya SDN Karyasari II dan juara purtinya Rika Kartika SDN Karyasari III. Lomba biantara atau pidato sunda putra dimenangkan Nana Rusnanta SDN Dukuhkarya III dan putrinya Ida Rizki Amelia SDN Rengasdengklok Selatan VI. Lomba solo putra diraih Febri Pradana SDN Rengasdengklok Utara II dan juara putrinya Evita Wahyudi SDN Rengasdengklok Selatan IV.


Pada cabang olah raga, juara sepak takraw diraih SDN Kertasari I. Kemudian trilomba atletik, lari, lompat dan lempar putra yaitu Dede Andre Setiawan dari SDN Karyasari I, dan purtinya Siti Masriah dari SDN Kartasari V. Sedangkan tenis meja putra Muhammad Rizki SDN Rengasdengklok Selatan II dan juara putrinya diraih Dini dari SDN Dewisari II. (spn)
 


Yahoo! Toolbar kini dilengkapi Anti-Virus dan Anti-Adware gratis. Download Yahoo! Toolbar sekarang .

Bendungan Walahar Jebol

Saturday, March 28, 2009




KLARI, RAKA - Karawang geger. Bendungan Walahar yang menampung air limpasan Sungai Citarum dinyatakan jebol. Tidak ada korban jiwa memang namun sempat menciptakan kepanikan ditengah masyarakat. Bahkan sebagian dikabarkan sudah bersiap-siap akan mengungsi.


Berdasarkan pantuan yang dihimpun RAKA bagian bendungan yang mengalami kejebolan adalah pintu sebelah utara bendungan. Dinformasikan, kejadian ini terjadi pada Selasa (24/3) sekitar pukul 11.30 WIB. Sejumlah warga mengungkapkan mereka sempat panik karena khawatir jebolnya bendungan akan mengakibatkan banjir di sejumlah desa seputaran bendungan.


Sa'i (53) salah seorang warga Walahar pada RAKA saat ditemui dilokasi kejadian mengakui itu. Dia malah menuturkan pada saat kejadian, sempat terdengar ada suara kencang seperti guntur sebanyak tiga kali. Awalnya dirinya tidak menyangka bahwa suara tersebut berasal dari pintu bendungan walahar.


Setelah terdengar suara itu, ada teriakan dari orang yang sedang memancing di depan pintu bendungan walahar. "Orang yang memancing langsung berteriak 'walahar jebol' sambil berlari menyelamatkan diri. Saya tidak tahu secara pasti kenapa bendungan itu bisa jebol, mungkin tekanan dari debit air yang tinggi atau apa saya gak ngerti," katanya.


Sa'i merasa bersyukur pada kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa walaupun ada beberapa orang yang sedang memancing di bawah jembatan tersebut, pemancing tersebut berhasil menyelamatkan diri. Namun dia menuturkan ada dua orang anak berusia 6 tahun dan 19 tahun yang sedang bermain disekitar walahar sempat hanyut terbawa arus tapi akhirnya dapat diselamatkan oleh kakaknya anak tersebut, selain itu satu sepeda motor milik warga yang hanyut terbawa arus. "Biasanya di bawah jembatan orang sering mencuci motor, pada saat kejadian pemilik motor tersebut tidak dapat menyelematkan motornya itu," terangnya.


Sementara itu, Slamet BE, Kepala Divisi II perum Jasa Tirta saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab utama jebolnya pintu air tersebut pihaknya akan melakukan terlebih dahulu penyebab utama kejadian ini. Namun untuk sementara pihaknya memprediksi kejadian tersebut terjadi karena kelemahan struktur pintu tersebut. "Pintu ini sudah lama belum dilakukan perbaikan, kemungkinan akibat sudah lamanya pintu tersebut material yang ada sudah kelelahan sehingga tidak dapat lagi menahan arus air yang ada. Kami juga belum bisa memastikan kerugian yang kami alami," jelasnya pada RAKA.


Jembatan tersebut, lanjutnya, memiliki lima pintu dan masing-masing pintu memiliki panjang 15 hingga 20 meter, dengan jebolnya pintu bendungan tersebut, diperkirakan pasokan air untuk pesawahan, perusahaan dan PAM akan mengalami kendala. Namum pihaknya memastikan bahwa pasokan air tersebut tidak akan sampai tidak terpasok, pasalnya saat ini pihaknya telah melakukan langkah antisipatif.


"Pintu tersebut tidak memiliki cadangan, namun kami akan menurunkan stop log, untuk mengatur air yang keluar, sehingga pasokan air untuk pertanian maupun perusahaan bisa tetap terpenuhi. Kami pastikan dari kejadian ini tidak ada daerah yang kebanjiran, "terangnya.


Kejadian ini, tuturnya baru terjadi saat ini, pintu bendungan ini sempat mengalami perbaikan. Namun sudah cukup lama sampai saat jebolnya tanggul ini belum diadakan perbaikan lagi, perbaikan yang sering dilakukan hanya bagian luar saja, untuk bagian dalam pihaknya jarang melakukan pemeriksaan. Pihaknya telah mengajukan perbaikan dan ajuan tersebut telah diakomodir oleh balai besar walahar sungai citarum (BBWSC). "Kalau bahan materialnya ada, kemungkinan perbaikan akan memakan waktu kurang lebih dua bulan, dikhawatirkan kami kesulitan materialnya karena materialnya merupakan bahan yang lama, "terangnya.(marsyahid/RAKA)

Bambang Pranowo: Harus Bisa ikuti Perubahan



"Jika ingin eksis maka harus bisa mengikuti perubahan global yang berlangsung, tidak menghindarnya, tapi terlibat menjadi pelaku perubahan. Dan, ini tidak hanya berlaku untuk sekolah kita, tapi bagi seluruh sekolah secara universal. Bagaimanapun, lembaga pendidikan harus menyiapkan kompetensi anak didiknya sesuai tingkat kebutuhan masyarakat," kata Kepala SMK Perbankan Indonesia, Bambang Pranowo, S.Pd, kepada RAKA, Jumat (27/3) siang di tempat kerjanya.


Bambang melanjutkan, ketika siswa belajar di sekolah ada manfaat yang bisa diperoleh untuk diaplikasikan di tengah-tengah masyarakat, baik bekerja atau mengembangkan usahanya sendiri. Pendidikan ini, kedepannya akan menuju pada satu keadaan yang hanya membutuhkan orang yang kompetitif. Dulu, orang cenderung beranggapan tidak perlu pendidikan untuk bekerja, karena memang dulu cukup seimbang antara suplai dan deman (permintaan), tapi sekarang hanya orang kompetitif saja yang dibutuhkan. "Dengan persaingan kompetitif ini, maka harus disediakan orang-orang berpendidikan," jelasnya.


Bicara soal tekhnologi, Bambang menjelaskan, cara belajar kedepan akan menggunakan akses internet seluas luasnya, melalui akses internet itu maka sumber pelajaran jadi tak terbatas. Dan media informasi bisa didapatkan dimana saja dan kapan saja tanpa sebuah buku. Dengan begitu, hanya orang-orang yang mengikuti perkembangan jaman ini lah yang tidak akan mengalami keterpurukan. "Kita harus jadi yang pertama, jangan mengikuti apa yang telah dilakukan orang lain," jelasnya mengatakan perkembangan jaman ini harus diikuti dengan kreatif dan inovatif. (spn)

YGCI Tawarkan Nilai Spiritual




KUTAWALUYA, RAKA - Semua sekolah dibawah naungan Yayasan Gema Cendekiawan Indonesia (YGCI) harus bisa menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain. Terutama dalam hal nilai spritual dan personal. Demikian Ketua Yayasan Gema Cendekiawan Indonesia, Drs. H. Hartono Kosasih, MM, kepada RAKA, Jumat (27/3), saat rapat Penerimaan Siswa Baru (PSB) di SMK Perbankan Indonesia di Kecamatan Kutawaluya.

Menurutnya, ada kebijakan dan otonomi bagi tujuh SMK di Jakarta dan Karawang untuk mengembangkan inovasi dan kreasi di lembaganya masing-masing. Dan ini menjadi kunci kebijakan dan kerjasama. Menurut dia, SMK Ristek dan SMK Perbankan Indonesia di Karawang telah memenuhi target sesuai harapan yayasan. "Kita ingin visi dan target yang telah saya buat menjadi suatu haluan bagi lembaga agar kedepannya lembaga pendidikan ini menjadi baik. Yang jelas, yayasan berpandangan kedepan, apapun yang telah kita capai saat ini," ujarnya.


Dia menegaskan, setiap lembaga harus mampu meningkatkan kualitas guru, mereka harus tetap membenahi diri dan menjadi guru masa kini dan masa depan. Ini yang harus disadari oleh guru. Dia bersyukur selama ini pemerintah memberi perhatian lebih pada lembaga pendidikan, diantaranya membantu kualitas guru yang harus ditingkatkan. "Saya menginginkan guru yang memiliki kualitas masa sekarang dan masa yang akan datang," paparnya.

Bicara soal lulusan, dia menyadari jumlah siswa yang begitu banyak. Sementara semua siswa itu harus bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi atau masuk ke dunia industri dengan nilai yang baik. Tentunya, aku Hartono, ini menjadi pekerjaan semua pihak, diantaranya sekolah, orang tua, industri dan pemerintah, karena untuk menjadi lulusan sekolah yang produktif harus ada kesiapan bekerja atau berwira usaha. "Nah ini yang harus bersama-sama dipecahkan, agar lulusan jadi produktif. Dan memang kita dorong mereka supaya jadi tamatan yang produktif," jelasnya. (spn)

Darsono Sumedi: Iringi Belajar Dengan Doa Supaya UN Lulus

Friday, March 27, 2009

KUTAWALUYA, RAKA - Menjelang Ujian Nasional (UN), Kepala SMK Ristek, Drs. Darsono Sumedi menegaskan agar siswanya terus berdoa untuk membuat rilek selama membuka materi-materi pelajaran sekolah. Bahkan, dia menyarankan pada guru-gurunya supaya membawa siswa ke masjid untuk berdzikir jika mengalami jenuh belajar dalam ruang kelas.
 
"Saya anjurkan pada siswa, terlebih bagi kelas tiga yang akan ikut UN dan umunya bagi semua siswa agar belajar dengan diimbangi doa. Nanti, seminggu sebelum UN, kita akan melaksanakan doa bersama dan sholat malam. Dari 10 kelas, setiap malamnya akan dilaksanakan 1 kelas untuk sholat tengah malam dengan dibimbing guru. Minimal, kegiatan ini mampu mengurangi depresi," ujarnya kepada RAKA, kemarin di ruang kerjanya.
 
Dia juga mengatakan, kalau siswa sudah terbiasa belajar tentunya tidak ada masalah, beda dengan siswa pemalas yang harus mendapat pembinaan khusus. Menurutnya, kelas tiga yang akan mengikuti UN, tidak melulu harus dipadati materi pelajaran yang akan menyebabkan mereka stress. Untuk itu perlu mengadakan penyegaran rohani melalui sholat malam berjamaah. "Memang, saya selalu menyarankan pada guru untuk membawa siswanya ke masjid, terutama pada jam pelajaran menjelang Dzuhur, supaya siswa berdzikir dan mengaji. Ini merupakan penyegaran bagi siswa," tuturnya.
 
Baginya, meluluskan siswanya 100 persen merupakan hal yang harus dicapai. Dengan demikian, dia bersama staf guru berupaya mendidik siswanya dengan berbagai cara, diantaranya pendisiplinan siswa melalui 'recovery', kerohanian dan lainnya. Jadi, selama pihak sekolah membina siswa, aku Darsono, siswa pun harus membantu dirinya untuk disiplin dan mengikuti aturan dengan baik, karena pihak sekolah berusaha meluluskan siswanya dan bisa masuk perguruan tinggi atau masuk dunia industri. (spn)
 

Pemilu 2009 dan Prospek Wakil Rakyat Indonesia

Wednesday, March 25, 2009




RENGASDENGKLOK, RAKA - Setelah penyelenggaraan Pemilu 2004 lalu yang didukung Amerika dengan uang Rp 32 milyar melalui 28 institusi, Indonesia diberi medali oleh IAPC (Asosiasi Internasional Konsultan Politik). Indonesia juga menjadi tuan rumah Konferensi IAPC ke 40 di Bali tahun 2007.


Pengamat Politik, Kholid Al Kautsar, kepada RAKA, Rabu (24/3) siang memaparkan, Cochairman Komite Konferensi IAPC, Robert Murdoch pernah berkata, pemilihan ini sebagai penghormatan bagi Indonesia sekaligus syiar demokrasi. Untuk pesta demokrasi 2008 - 2009 KPU menganggarkan Rp 47,9 trilyun. Berasal dari APBN Rp 22,3 trilyun dan dari APBD Rp 25,6 trilyun. Dibanding Pemilu 2004, Pemilu kali ini memang agak berbeda. Mahkamah Konstitusi menetapkan calon terpilih tidak lagi berdasarkan nomor urut tapi suaranya terbanyak. Konsekuensinya, menurut seorang pengamat dana kampanye akan naik 10 kali lipat. Dana kampanye tidak hanya dari Partai, tapi para caleg harus merogoh kantongnya sendiri untuk bersaing dengan sesama rekan separtai," katanya.


Lanjutnya, wajar jika seorang caleg ada yang mengatakan, seorang caleg DPR RI harus menyediakan dana minimal Rp 400 juta. Iklan politik menjadi primadona bagi para kontestan pemilu untuk menjaring preferensi publik. Riset seorang ahli menunjukan, dana iklan politik tahun 2008 mencapai Rp 2,208 trilyun, meningkat 66% dibanding tahun 2007 yang mencapai Rp 1,327 trilyun. Angka yang sesungguhnya pasti lebih besar, karena riset ini belum menghitung belanja iklan politik untuk media radio, internet serta media luar ruang.


Dana iklan politik juga masih akan menggelembung, kata Kholid, karena menjelang pemilu legislatif April 2009 dapat dipastikan iklan politik semakin gencar.Namun gegap gempita iklan politik selalu meninggalkan persoalan kompleks. "Tapi, bagaimana transparansi dan akuntabilitasnya. Publik tidak pernah tahu secara persis besaran dana iklan politik itu. Dari mana asalnya, siapa saja donaturnya, dibelanjakan untuk apa saja, serta bagaimana konsekuensinya terhadap kinerja pemerintahan yang baru nanti. Pengalaman pemilu 2004 menunjukan hal itu," ucapnya.


Paling tidak, kata guru SMAN 1 Batujaya ini, ada dua model datangnya dana bagi kampanye ini. Pertama yaitu caleg itu orang kaya, sehingga mampu membiayai dirinya sendiri. Kedua, caleg dibiayai oleh orang lain. Kedua-duanya berbahaya, karena orang kaya akan berusaha bagaimana mendapatkan uang yang telah diinvestasikan selama kampanye saat duduk di kursi dewan nanti. Sedangkan orang yang maju karena didukung para 'cukong' akan memberikan konsesi kebijakan atau berupa proyek kepada para pemodalnya tersebut.


Setiap pengusaha pasti memiliki hitung-hitungan, caleg yang didukungnya akan jadi atau tidak. Jika prediksinya jadi, maka didukung, imbalannya yaitu berupa Undang-Undang atau regulasi dan juga proyek-proyek yang bakal menguntungkan pengusaha konglomerat. "Kalau ditanya siapa yang diuntungkan dari proses demokrasi dengan biaya mahal ini, jawabannya sangat mudah, para pengusaha besar dan orang-orang yang mendukungnya," jelasnya.


Dalam proses berikutnya, para wakil rakyat itu akan berusaha memulihkan kembali kekayaan yang pernah dikeluarkannya sebagai investasi. Para cukong juga akan menagih janji. Di sinilah kemungkinan penyelewengan terbuka lebar. Semakin besar biaya kampanye yang dikeluarkan oleh caleg, semakin besar kemungkinan untuk korupsi terjadi, dan sebaliknya sangat sedikit keuntungan untuk rakyat. Karena boro-boro akan memikirkan rakyat, tetapi orang yang dipilih rakyat ini akan memikirkan bagaimana mengembalikan uang yang sudah ke luar. Maka tak mengherankan bila Transparansi Indonesia menempatkan DPR sebagai salah satu sarang korupsi. Menarik disimak data ICW ( Indonesia Corruption Watch) dari Januari hingga Desember 2004 mengenai kasus korupsi yang melibatkan anggota dewan menunjukan beberapa hal.


Pertama, dari sisi jumlah kasus, perbuatan korupsi yang melibatkan anggota DPR merupakan jumlah terbanyak, yakni 102 kasus dari total 239 kasus korupsi yang muncul di sebagian besar wilayah negeri ini. Data ini paralel dengan hasil survey Transparansi Internasional Indonesia pada tahun 2004 yang menempatkan partai politik sebagai lembaga yang dianggap paling korup. Dengan demikian, terdapat korelasi yang masuk akal antara kondisi partai politik yang buruk dan perilaku anggota Dewan yang korup.


Kedua, secara umum terdapat empat modus korupsi di DPR. Modus pertama adalah menggelembungkan batas alokasi penerimaan anggota Dewan atau yang lebih akrab disebut mark up. Modus kedua, menggandakan item penerimaan anggota Dewan melalui berbagai strategi. Strategi yang paling kerap muncul adalah memasukan item anggaran yang berbeda-beda untuk satu fungsi. Modus ketiga adalah mengada-adakan pos penerimaan anggaran yang sebenarnya tidak diatur dalam PP Nomor 110/2000. Kemudian modus keempat adalah korupsi dalam pelaksanaan program kegiatan Dewan. Dari aspek tindakan, korupsi jenis ini adalah korupsi yang paling telanjang dan nyata. "Ini sebagaimana telah dilakukan oleh anggota DPRD kota Padang yang telah memalsukan tiket pesawat perjalanan dinas atau SPJ fiktif Rp10,4 milyar," ungkapnya. (spn)

Pengeboran Minyak Bumi dan Gas


Rabu (25/3) siang, Pertamina mulai mengebor sawah untuk keperluan 'sesimik' gas dan minyak dalam bumi. Tampak pekerja sedang mengebor tanah dengan kedalaman 30 meter dan kemudian ditanam dinamit yang getarannya untuk mengetahui kandungan perut bumi. Lokasi di persawahan SMAN 1 Batujaya.(spn)
 

Besok, Olimpiade Olah Raga dan Seni Dengklok Digelar

RENGASDENGKLOK, RAKA - Sabtu (28/3) besok, empat gugus sekolah se-UPTD TK,SD Kecamatan Rengasdengklok akan bertanding di ajang Olimpiade Olah Raga dan Seni, lokasinya di Tugu Proklamasi. Olimpiade ini kecamatan ini untuk menyaring siswa berprestasi yang kemudian akan menjadi wakil kecamatan pada Olimpiade Olah Raga dan Seni Kabupaten Karawang 6-7 Mei 2009 mendatang.
 
Dijelaskan Kepala SDN Rengasdengklok Selatan XII, Muhtar Efendi kepada RAKA, kemarin, Olimpiade tingkat kecamatan ini hasil seleksi siswa berprestasi dari 42 SD negeri, 1 SD swasta dan 3 Madrasah Ibtidaiyah se-kecamatan pada awal tahun 2009 lalu di masing-masing gugus. Dan pada Sabtu besok, akan ditampilkan siswa berprestasi dari empat gugus tersebut untuk kembali mengukur sampai sejauh mana olah raga dan seni yang mereka dalami.
 
Pada cabang olah raga, yang akan dilombakan diantaranya voli mini, takraw, catur, bulu tangkis dan tenis meja. Sedangkan seninya yaitu lomba mengarang, melukis, pupuh, pidato dan solo. "Tiap gugus sudah mempersiapkan anak-anak yang aka mengikuti lomba. Terlabih dahulu, mereka yang akan mengikuti ajang bergengsi ini sudah mempersiapkan diri dengan bimbingan khusus, untuk meraih juara tingkat kecamatan, yang kemudian akan terus dibina hingga bisa kembali meraih juara tingkat kabupaten, provinsi, nasional dan internasional," ujarnya.
 
Di tempat sama, Kepala UPTD TK,SD Kecamatan Rengasdengklok, Drs. H. Muhrodi Suruzi mengatakan, nantinya pemenang 1,2 dan 3 tingkat kecamatan akan dibina dan diantara mereka yang yang terbaik akan dikirim ke tingkat kabupaten. Jadi, belum tentu juara 1 bisa menjadi maju ke kabupaten jika juara 2 dan 3 lebih baik prestasinya selama jenjang pembinaan tersebut.
 
Diakuinya, hingga kini peningkatan olah raga dan seni tiap sekolah berkembang signifikan, tiap gugus sudah berupaya membina dan meningkatkan siswanya untuk bisa menyandang prestasi dari segala bidang, terutama olah raga dan seni. Memang, akunya, guru kesenian di sekolah masih terbilang langka. Selama ini, yang jadi guru kesenianan adalah guru kelas yang memiliki keahlian seni. "Ya, seperti guru borongan, guru kelas juga merangkap guru seni. Kalau tidak ada di sekolah tersebut, maka guru seni akan didatangkan dari sekolah lain atau dari masyarakat setempat," ungkapnya.
 
Kata Muhrodi, tuan rumah Olimpiade kabupaten pun dilaksanakan di Tugu Proklamasi Rengasdengklok, dia berharap dengan dijadikan tuan rumah, Rengasdengklok mampu menjadi juara umum tingkat kabupaten dan pelaksaannya bisa berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. Selama Olimpiade kabupaten, tugu sejarah ini pun akan menjadi pusat kunjungan semua kecamatan se-kabupaten. "Dengan dijadikannya tuan rumah, akan keuntungan bagi pedagang di Rengasdengklok, karena semua kecamatan akan 'tumplek' di Rengasdengklok, ini akan meningkatkan ekonomi masyarakat Rengasdengklok," ujarnya. (spn)
 

SMP Nurul Ansor Unggul Dalam Bahasa


Dewan guru SMP Nurul Ansor, Kecamatan Jayakerta.

JAYAKERTA, RAKA - Beda dengan sekolah lain, SMP Nurul Ansor memiliki lab bahasa yang memungkinkan siswanya mahir berbahasa Inggris dan Arab. sekolah yang bernaung di bawah payung Yayasan Pendidikan Islam Nurul Ansor ini cenderung lebih mengarahkan siswanya pada nilai Islami.
 
Seperti dijelaskan Pembina OSIS SMP Nurul Ansor, Oji kepada RAKA, Rabu (25/3) siang, setelah memiliki lab bahasa dan komputer, kedepannya sekolah ini akan membangun lab MIPA. "Dengan lab bahasa ini, siswa akan mampu berkomunikasi bahasa internasional, terutama Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, tapi untuk Bahasa Arab masih dalam rencana pengembangan kedepan. Kita tahu, di kancah internasional, kita kalah dalam berkomunikasi bahasa asing," ujarnya.
 
Sementara itu, menghadapi Ujian Nasional (UN), sebanyak 115 siswa SMP Nurul Ansor ini tengah melakukan 'try out' yang dilaksanakan sejak 23-27 Maret 2009 dan ini merupakan hari terakhir pelaksanaan try out tersebut. "Sistem pendidikan kita sama seperti sekolah lainnya, tapi ada nilai plusnya, yaitu kita lebih kental memiliki nilai pendidikan agama Islam dan pondok pesantren," tuturnya.
 
Dia menjelaskan, hampir 20 persen pelajar TK, MDA, SMP, SMK LPI Nurul Ansor yang juga sebagai siswa pondok pesantren Nurul Ansor, sebanyak 80 persen tidak mondok. Pada 'try out' sekarang, merupakan kedua kalinya setelah 'try out' pertama soal-soal dari MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) Komisariat Rengasdengklok. "Bantuan BOS pemerintah selama ini telah membantu kami. Dan kami harap sekolah kami terus mendapat perhatian pemerintah," ujarnya. (spn)
 

Tono Bahtiar Berkampanye Kerja Bakti Bersihkan Saluran Air Petani

Tuesday, March 24, 2009

TIRTAJAYA, RAKA - Senin (23/3) pagi, caleg kabupaten PDI Perjuangan, H. Tono Bahtiar bersama simpatisannya turun ke saluran air untuk membersihkan sampah tumbuhan air yang menyumbat saluran tersebut. Dia sengaja melakukan itu untuk kepentingan pengairan petani yang saat ini sedang masa tanam.
 
Sedikitnya 500 simpatisan turun menyusuri saluran air di Desa Pisangsambo, Kecamatan Tirtajaya. Semuanya memegang parang dan galah untuk mengangkat sampah tumbuhan air. Sedangkan rumput ilalang yang tumbuh di pinggiran jalan dibabat dan dibakar. "Kita manfaatkan jadwal kampanye PDI Perjuangan ini dengan bekerja, tidak arak-arakan. Dan ini dilakukan oleh semua caleg-caleg kabupaten, provinsi dan pusat. Kampanye seperti ini ini untuk membantu kebutuhan masyarakat," katanya.
 
Bicara soal pertanian, Tono menegaskan, pertanian saat ini harus lebih maju. Dia pun meminta Pemda Karawang untuk menyediakan pupuk sawah secukupnya bagi masyarakat Tirtajaya, Pakisjaya dan Cibuaya termasuk kecamatan lainnya se-kabupaten. "Saya memang dianggap orang yang paling ribet oleh PT. Pupuk Kujang, karena saya selalu menekan supaya mereka sediakan pupuk bagi petani tanpa petani harus kocar-kacir mencarinya. Saya pun meminta pada Dinas Pertanian untuk terus meninjau persawahan dan merealisasikan aspirasi masyarakat mengenai kebutuhan pupuk," ucapnya.
 
Menurutnya, harus ada Perda (peraturan daerah) tentang pertanian yang mempersempit industri tumbuh di wilayah pertanian Karawang. Dengan begitu, pada kesempatan kampanye ini, dia fokus membersihkan saluran air untuk membantu para petani yang kadang kesulitan air akibat tersumbat sampah tumbuhan. "Memang seharunya, di Pakisjaya dan Cibuaya harus dibangun waduk air untuk menampung air hujan bagi kepentingan petani sawah. Ini memang mahal, tapi kebutuhan ini harus direalsasikan dari dana 'roll sharing' Pemda Karawang, Provinsi dan Pusat," ujarnya. (spn)
 

Program Pendidikan Pemda, Dirasa Guru Positif

JAYAKERTA, RAKA - Fasilitas pendidikan di Kabupaten Karawang sudah bagus dan mendapat perhatian lebih dari bupati. Diantaranya kualitas anak didik dan sarana gedung sekolah guna meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia). Demikian kata pengajar SDN Kertajaya III, Kecamatan Jayakerta, A. Hambali, S.Pd, disela acara maulid Nabi Muhammad SAW PGRI Jayakerta, Senin (23/3) siang.
 
Menurutnya, SDM anak didik bisa meningkat jika diawali dari sosok guru. Untuk itu, pada acara maulid yang dilaksanakan di halaman SDN Kertajaya III ini bisa kembali merefleksikan diri tentang jati diri guru di mata anak didik dan masyarakat. Kendati begitu, memang masih banyak sekolah-sekolah yang tidak memiliki tenaga pengajar lengkap, diantaranya guru olah raga dan Pendidikan Agama Islam. Tema pada maulid ini, aktualisasi iman sebagai penyejuk qolbu menuju moralitas pendidik yang bermartabat agar tercipta insan guru yang bijak dan profesional dengan penceramah, KH. Hasan Alawi dari Desa Kampung Sawah, Kecamatan Jayakerta.
 
Di tempat sama, Ketua PGRI Jayakerta, Adi Susanto menjelaskan, perhatian Pemda Karawang terhadap pendidikan tiap tahunnya memang dirasa baik, ada kemajuan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dia pun menyatakan, memang tenaga pengajar olah raga dan Pendidikan Agama Islam sangat kurang. "Tapi kalau menurut pemerintah sudah cukup, kekurangan ini disebabkan penempatannya yang tidak seimbang, ini pun disesuaikan dengan banyak dan sedikitnya siswa di sekolah," ujarnya.
 
Tercatat, guru PNS (Pegawai Negeri Sipil) beserta honor se-Kecamatan Jayakerta sebanyak 137 orang, kepala sekolah sebanyak 26 orang, sedangkan guru agama hanya 15 orang dari 26 SDN di kecamatan ini. Sementara itu, Kepala UPTD TK, SD Jayakerta, Dedi Suhendi mengatakan, program bupati telah berjalan baik dan banyak gedung SD yang direhab, tapi yang dirasa kurang adalah mebeler, diantaranya banyak kursi kelas yang masih kurang banyak. (spn)
 

Kampanye PDI Perjuangan Karawang Serentak Bekerja Untuk Rakyat

KARAWANG, RAKA - Senin (23/3), PDI Perjuangan Kabupaten Karawang kampanye serentak di masing-masing daerah se-kabupaten. Sebanyak 16 caleg dari partai banteng moncong putih ini akan turun ke desa-desa melakukan bakti sosial didampingi caleg provinsi dan kabupaten termasuk para pengurus ranting partai masing-masing kecamatan.
 
Dijelaskan Badan Pemenangan Pemilu PDI-P, H. Tono Bahtiar didampingi Deden Darmasyah dan Slamet Djayusman kepada RAKA, Minggu (22/3) siang, jadwal kampanye hari ini dimanfaatkan untuk bekerja dan melakukan bakti sosial, semua caleg DPR RI, DPRD provinsi dan kabupaten akan berbaur dengan masyarakat membersihkan saluran air irigasi, mencat mushola, memberikan cendramata pada pengguna jalan, menyantuni pasien di rumah sakit dan lainnya.
 
 
Selain untuk menarik simpatik masyarakat, partai ini cenderung membuat kampenye yang bermanfaat dibanding memusatkan kampanye disatu tempat dan membuat keramaian masa. "Kami sengaja merubah pola kampanye yang biasa arak-arakan keliling desa dan kota sekarang kami isi dengan bekerja di daerah pemilihan masing-masing para caleg," tandasnya.
 
Selain bekerja, ada acara 'kongkow' mancing bareng di Warung Bambu, tempat Deni Ananda. Kampanye ini, lanjutnya, untuk mengubah imej kampanye hura-hura. Sedangkan Deden Darmansyah, hari ini pun mengadakan saresehan dengan keluarga miskin di Desa Cikampek Selatan. Sarasehan ini bertujuan untuk mengevaluasi program asuransi kesehatan keluarga miskin yang telah digulirkan Pemda Karawang.
 
 
Di daerah pemilihan III, para caleg PDI Perjuangan akan mendatangi pangkalan becak di Rengasdengklok dan bakti sosial di rumah Djaw Kie Siong, tempat singgah Soekarno, karena partai ini adalah bagian dari perjuangan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu dengan tokoh nasionalis Bung Karno yang sekarang secara turun-temurun dilanjutkan perjuangannya oleh Hj. Megawati Soekarno Putri. Di Kecamatan Rawamerta, para caleg akan berjarah ke makam pahlawan di Monumen Rawagede.
 
Lebih lanjut Tono Bahtiar mengatakan, dia dan simpatisannya sebanyk 1000 orang akan turun ke saluran sekunder berbasah-basahan untuk membersihkan sampah tumbuhan air yang menjadi penyebab arus air ke hilir terhambat, lokasinya antara Desa Pisangsambo hingga Tambaksumur, Kecamatan Tirtajaya. Dan di Kampung Cikunir, Desa Pusakajaya Selatan, Kecamatan Cilebar akan dilaksanakan fogging untuk memberantas nyamuk dewasa, terutama nyamuk demam berdarah. "Pada kampanye kita ini, intinya ingin berbuat dan bekerja untuk rakyat," ujarnya.
 
Pada gebyar kampanye PDI Perjuangan 3 April 2009 mendatang di lapangan kantor Kecamatan Cikampek rencannya akan dihadiri Ketua Umum PDI Perjuangan Hj. Megawatir Soekarno Putri. "Di daerah pemilihan II, Toto Suripto dan Chataman membagi sirtu untuk perbaikan jalan lingkungan dan majlis ta'lim setempat. Di daerah pemilihan VI fokus pada pelayanan di sentra nelayan," kata Tono. (spn)
 

PPK Jayakerta Bintek PPS

Monday, March 23, 2009

JAYAKERTA, RAKA - Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Jayakerta, Drs. Iyan Sukatma Wijaya memberikan Bimbingan Teknik (Bintek) pada para Penyelenggara Pemungutan Suara (PPS) se-kecamatan, Sabtu (21/3) siang di aula kecamatan. Dia menegaskan, jangan sampai pemilu 2009 di Kecamatan Jayakerta gagal akibat kesalahan PPS, karena berapa dana yang harus dibayar pemerintah untuk memperbaiki satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) jika pemilu harus diulang lagi.
 
Harapan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini pada pelaksaan Pemilu nanti, kata Iyan, tidak ada kesalahan dalam pengsian administasi penyelenggaraan Pemilu, yang berpotensi memunculkan peselisihan, baik antar caleg maupun antar Parpol peserta Pemilu. Dia menegaskan, agar tidak terjadi perdebatan antara saksi dan petugas KPPS dalam pelaksanaan nanti. Tercatat, jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) se-kecamatan sebanyak 104 lokasi dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 43.633 orang.
 
Lebih lanjut Iyan menjelaskan, pada pelaksanaan Pemilu 9 April 2009 mendatang, sedikitnya 40 persen dari 43.633 penduduk bisa hadir di TPS. Dari jumlah tersebut, akunya, bisa memperjuangkan empat calon legislatif yang akan duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Karawang. Dengan begitu, dia mengajak pada penyelenggara Pemilu agar melakukan kegiatan ini dengan penuh tanggungjawab. "Mudah-mudahan pelaksanaan disini aman dan lancar. Makanya kalau ingin berhasil kita harus membuat peserta pemilu hadir di TPS," ujarnya.
 
Sementara, PPK Jayakerta secepatnya akan melaksanakan simulasi pemungutan suara. Mengingat, jika simulasi dilaksanakan sebelum bintek maka PPS tidak akan memahami sepenuhnya tata cara Pemilu tahun ini. Sedangkan bintek di aula Kecamatan Jayakerta ini dilakukan pagi hingga sore dengan membahas materi-materi Pemilu Legislatif hingga Pemilu Presiden.(spn)
 

Foto Lepas, SKJ

Sunday, March 22, 2009

13 SDN se-Gugus I Kecamatan Jayakerta bersaing di ajang lomba Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) 2008 di SDN Makmurjaya II, Kamis (19/3) siang. Pemenanganya akan dilombakan kembali di tingkat kecamatan.(spn)
 

SMPN 1 Jayakerta Kemalingan 7 CPU Komputer


JAYAKERTA, RAKA - Sebanyak 7 unit CPU (Central Procesing Unit) Komputer SMPN 1 Jayakerta raib digondol maling, Kamis (19/3). Kawanan pencuri yang diduga lebih satu orang ini berhasil mengeluarkan 7 dari 16 CPU komputer yang ada di ruang lab komputer melalui satu jendela yang dicongkel.
 
Diduga, kawanan maling ini beraksi malam hari saat suasana lingkungan sekolah hening, apalagi di sekolah ini tidak ada penjaganya. Salah satu pencuri itu masuk ke dalam ruang lab melalui jendela yang dipasang tralis besi horizontal. Setelah masuk kedalam ruang lab, pencuri ini langsung mencopot kabel-kabel listrik dan mengangkut CPU ke luar ruang, sedangkan kawannya sudah siaga menerima CPU dari dalam lab.
 
Dilihat, tralis besi horizontal yang membentang pada jendela itu lebarnya seukuran CPU. Jadi, sangat mudah bagi pencuri untuk mengeluarkan CPU tersebut keluar ruangan. Sedangkan mereka tidak bisa mengeluarkan monitor komputer, karena ukuran tralis terlalu kecil. Kerugian akibat pencurian ini, satu CPU saja ditaksir Rp 1 juta.
 
Dijelaskan Kepala SMPN 1 Jayakerta, harga 1 komputer Rp 4 juta dan yang dimiliki sekolah adalah komputer seken Rp 1,7 juta/satu unit. Pembelian komputer seken itu mengingat dana anggran sekolah yang minim. Diakuinya, meski komputer seken, tapi bisa digunakan siswa untuk belajar komputer hingga mahir. "Bank saja yang memiliki empat satpam bisa dilumpuhkan, apalagi sekolah yang hanya dijaga seorang penjaga di malam hari," ujarnya.
 
Kehilangan 7 unit CPU baru diketahui pukul 9.30 WIB, ketika kelas 3 akan belajar praktek komputer. Setelah pintu ruang lab dibuka, salah satu guru kaget, karena beberapa komputer yang berjejer di ruang itu tanpa CPU, awalnya dia mengira CPU sedang diservis. Kehilangan ini sempat membuat geger para guru dan siswa. Namun, hingga kemarin siang, pihak sekolah belum melaporkan hal itu pada kepolisian. (spn)
 

Dengklok Selatan Sebarkan Paket Beras dari Yayasan Amalillah

RENGASDENGKLOK, RAKA - Kamis (19/3) siang, aparat Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok baru menyebarkan 7 ribu paket beras berisi 5 kg dari Yayasan Amalillah untuk masyarakat. Namun, masih tersisa 1.200 paket beras lagi yang rencananya akan diturunkan besok lusa, mengingat persediaan beras dari yayasan tersebut yang terbatas.
 
Di sela pembagian beras ke tiap dusun di desa ini, Humas Yayasan Amalillah Karawang, Anwar mengatakan, pembagian beras ini dilakukan yayasannya hampir di ke seluruh Indonesia. Dan pada Juni 2009 mendatang, yayasan ini akan sebarkan bantuan serupa ke masyarakat Kabupaten Karawang untuk 2.500.000 kepala keluarga. Beras yang dipaket dari pasar beras Johar Karawang ini merupakan upaya yayasan untuk membantu masyarakat, terutama yang tidak mampu.
 
Hal senada dijelaskan, Ketua Majlis Ta'lim Yayasan Amalilah Keliling, Budi Herman, bantuan beras ini sengaja diturunkan sesuai kebutuhan masyarakat terhadap makanan pokok. Dan setelah pembagian 7 ribu paket beras di Desa Rengasdengklok Selatan selesai, pihaknya akan melanjutkan pembagian paket serupa di Desa Rengasdengklok Utara sebanyak 7 ribu paket juga. "Saat ini baru beras yang sangat dibutuhkan masyarakat, kita belum memberikan bantuan lainnya," ucapnya.
 
Diketahui, Yayasan Amallilah Karawang menurunkan bantuan beras sebanyak 7 ribu paket untuk sembilan dusun di Desa Rengasdengklok Selatan pada Minggu (8/3) lalu sebanyak 4 ribu paket. Dan sisanya 3 ribu paket baru diturunkan kemarin, itu pun masih kurang 1.200 paket lagi. Sebelumnya, sebanyak 4 ribu paket plastik yang bertuliskan Guswara Musika Enterteinmen itu masih disimpan di aula desa, satu kantong beras pun dijaga, mengingat jumlah paket yang akan dibagikan sudah sesuai dengan jumlah penerimanya.
 
Kemarin, paket beras yang telah disalurkan sebanyak 5800 paket dari 7 ribu paket, sisanya 1200 paket akan disalurkan paling lambat besok lusa, langsung ke Dusun Warudoyong Selatan. Di dusun itu tercatat penerima paket beras sebanyak 1.647 kepala keluarga dan paket yang dibagikan baru 421 paket, sisanya menyusul. Sebelum bantuan turun, pihak yayasan telah mendata jumlah warga yang akan menerima paket tersebut. Kemudian paket beras itu dikumpulkan di aula desa, untuk kemudian disebar pada tiap-tiap dusun sesuai jumlah yang didata yayasan. (spn)
 

PPK Tirtajaya Gelar Simulasi Pemilu 2009

TIRTAJAYA, RAKA - Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tirtajaya gelar simulasi mencentang kertas suara pemilihan umum (Pemilu) 9 April 2009 mendatang, Jumat (20/3) siang di halaman kantor kecamatan setempat. Simulasi ini guna melihat sejauh mana kesiapan masyarakat mengikuti pesta demokrasi rakyat ini.
 
Ketua PPK Tirtajaya Aan Daryanto didampingi anggotanya Ujang Saepuloh menjelaskan, PPK ingin mengetahui sejauh mana kesiapan KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) dimasing-masing desa di Kecamatan Tirtajaya. Setelah dipraktekan, ternyata 80 % KPPS bisa melakukan pemungutan hingga penghitungan suara dengan baik, termasuk menangani masalah ketika pemungutan suara berlangsung, semisal menangani manula dan tuna netra.
 
Simulasi ini dilaksanakan dua termen, pagi dan siang, mengingat waktu terselang Sholat Jumat. Termen pagi yaitu bagi KPPS Desa Bolang, Kutamakmur, Srikamulyan, Srijaya dan Sumur Laban. Kemudian usai Sholat Jumat termen kedua dilanjutkan KPPS Desa Tambaksari, Tambaksumur, Sabajaya, Medang Karya, Gempol Karya dan Desa Sambo. Pada simulasi ini, Ketua PPK sengaja menguji pemilih pemula, orang dewasa dan manula. Diketahui, pemilih pemula bisa melakukan pencontrengan dan melipat surat suara selama 3 menit di balik kotak suara. Sedangkan orang dewasa 4 menit dan manula membutuhkan waktu hingga 15 menit.
 
Kata Aan, dari 11 desa se-Kecamatan Tirtajaya tercatata 126 TPS (Tempat Pemungutan Suara). Diakuinya, memang masih banyak masyarakat yang belum memahami tata cara pencontrengan Pemilu tahun ini. Dengan begitu, langkah PPK untuk mensosialisasikan hal itu melalui perangkat desa pada rapat minggon desa. Disitu PPK melakukan demo cara Pemilu 2009. Selain pada rapat minggon, PPK meminta desa untuk menjadwal sosialiasasi serupa di tingkat dusun. Kemudian, dari tingkat dusun dilanjutkan hingga tingkat RT supaya semua masyarakat tersentuh sosialisasi tersebut.
 
Menurut Aan, kemungkinan mayoritas kesalahan terjadi pada proses mencentang kertas suara, karena banyak masyarakat belum memahami secara benar tata cara pemilihan dengan model ini karena masih terbiasa dengan model pencoblosan. Pada pemilihan gubernur Jawa Barat tahun lalu, tingkat kehadiran masyarakat sebanyak 72%. Pada Pemilu 9 April besok, dia berharap kehadiran masyarakat meningkat hingga 80% lebih. Dengan demikian, dia berupaya menekankan elemen di Kecamatan Tirtajaya agar membantu PPK untuk terus mensosialisasikan pada masyarakat agar menyalurkan suaranya pada Pemilu mendatang dan berusaha melakukan sosialisasi cara pencontrengan untuk menekan angka tidak sah.
 
Di tempat sama, Camat Tirtajaya, Drs. H. Wawan Setiawan mengatakan, simulasi ini sebagai antispasi dan upaya maksimal untuk meminimalisir tingkat kesulitan saat pemungutan suara berlangsung. Jika dilihat dari peraturan baru, memungkinkan terjadi surat suara tidak sah, karena saat tahun ini bukan dicoblos, tapi dicentang atau dicontreng. Camat berharap, mudah-mudahan hasil pemungutan suara mendatang sesuai dengan yang diharapkan.
 
"Pada waktu bersamaan, disimulasi ini akan ditemukan masukan dan hal-hal baru yang mungkin terjadi pada saat pemungutan suara mendatang. Dan ini bisa sama-sama diselesaikan persoalannya. Pada masyarakat, saya menghimbau untuk hadir pada waktu pencontrengan untuk memilih putra Tirtajaya terbaik," ucapnya.
 
Pada simulasi ini, surat suara yang digunakan adalah selembar HVS, tapi kolom namanya disesuaikan dengan kolom asli sesuai surat suara berukuran besar. Sedangkan surat suara besar hanya diberikan untuk tiga orang, yaitu hanya untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan saat pemungutan suara berlangsung bagi pemula, orang dewasa dan manula. Di simulasi ini, para pelaku pencontrengan adalah PPK, KPPS, masyarakat dan para hansip desa. Mereka gelar simulasi layaknya suasana pemungutan suara sebenarnya. (spn)
 

Berharap Rengasdengklok Bisa Berkembang


"Pembangunan yang dilaksanakan bupati saat ini manfaatnya sudah bisa dirasakan masyarakat, tapi waktu 5 tahun pembangunanan tidaklah cukup. Siapapun pimpinannya nanti, pembangunan kesehatan, pendidikan dan infrastruktur harus dilanjutkan, ditambah program pembangunan baru lainnya, supaya Kabupaten Karawang tumbuh dan berkembang," kata anggota DPRD Fraksi Partai Golkar Kabupaten Karawang, H. Deni Nuryadi SH, kepada RAKA, Jumat (20/3) siang.
 
Masih program pembangunan yang harus dituntaskan pemerintah kabupaten, provinsi dan dinas terkait, yang paling penting saat ini adalah membantu kesulitan para petani, produksi mereka kian makin merosot. Diantara penyebab anjloknya produksi dan penghasilan mereka karena unsur hara tanah akibat pupuk kimia berlebih, juga infrastruktur saluran air yang kurang memadai. Dia berharap, semua petani menggunakan pupuk organik supaya tanah persawahan tidak jenuh akibat keseringan ditabur pupuk kimia.
 
Bicara soal tata ruang Rengasdengklok, Ketua Komite SMKN 1 Rengasdengklok ini menegaskan, masih perlu penataan pasar dan infrastrukturnya, artinya menata ruang Kota Rengasdengklok supaya lebih baik. Menurutnya, Kota Rengasdengklok jangan keterusan semerawut seperti sekarang, harus ada penataan, diantaranya tentang relokasi pasar. Pembangunan relokasi pasar Dengklok ini harus mendapat kesepakatan bersama, antara pemerintah dan pelaku usaha. "Saya adalah bagian dari rakyat. Yang harus kita pikirkan bersama adalah bagaimana membangun Dengklok kedepan," ujarnya.
 
Dan ekonomi kerakyatan harus berjalan, terutama untuk memakmurkan para pedagang di Pasar Rengasdengklok. Diakuinya, memang harusnya pasar Dengklok punya lembaga keuangan, jangan sampai rentenir menguasai pedagang. "Jika ekonomi kerakyatan ini bisa berjalana baik, semua elemen termasuk pengangguran bisa usaha, apalagi mencari lepangan pekerjaan saat ini sulit. Saat ini ekonomi kerakyatan memang sudah berjalan, tapi diharap bisa lebih berkembang lagi melalui bank pasar. Maksudnya, di pasar ini harus ada lembaga keuangan yang dikelola oleh pemerintah daerah, supaya pedagang tidak terjerat rentenir," jelasnya. (spn)
 

Antar Guru dan Siswa SD di Jayakerta Dilombakan

JAYAKERTA, RAKA - Lomba guru dan siswa berprestasi tingkat Kecamatan Jayakerta digelar Rabu (18/3) di SDN Medang Asem VI. Sejumlah guru dan siswa perwakilan masing-masing gugus diuji bakatnya. Pelaksanaan lomba ini dua hari sampai Kamis (19/3).
 
Di sela kegiatan, Kepala UPTD TK-SD, Dedi Suhendi menjelaskan, tujuan pengelengaraan ini untuk meningkatkan bakat dan minat guru lebih berprestasi, kemudian untuk mengukur kemampuan guru dalam melaksanakan tugas. Selain itu, menumbuhkan minat guru untuk berkarya, berprestasi dan profesional. Dan untuk mengukur keberhasilan guru dalam mencapai hasil kualitas siswa. "Guru ini diharapkan memiliki kreatifitas dan metode menddika anak, supaya siswa berkualitas. Ini merupakan upaya peningkatan kualitas siswa dan guru," ujarnya.
 
Pada lomba ini, guru dan siswa mengerjakan soal yang dibuat Korwas (Koordinator Pengawas) se-wilayah Rengasdengklok. Selain mengerjakan tes tulis, juga menampilkan bakat kreativitas sesuai keahlian masing-masing. Ketua Panitia Penyelenggara Lomba Guru dan Murid Berprestasi, Dra. Hj. Mintarsih berharap, ada guru dan siswa yang bisa meraih lomba serupa di tingkat kabupaten. "Ini persiapan untuk mengikuti lomba tingkat kabupaten, saya harap hasilnya baik," ujarnya.
 
Hingga siang kemarin, diketahui hasil lomba siswa berprestasi diantaranya Amalia Ratna Mustika Dewi dari SDN Kampungsawah V unggul sebagai juara pertama. Juara kedua Indra A. Rizki dari SDN Kemiri dan juara tiga yaitu Umaroh dari SDN Medang Asem I. Sedangkan juara harapan pertama Siti Faridah dari SDN Makmurjaya III. Juara harapan dua yaitu Usrotus Saadah dari SDN Kampung Sawah I, juara harapan III yaitu Sinta dari SDN Ciptamarga I. (spn)
 

30 Koordinator LPDKM Karawang Dilantik

Saturday, March 21, 2009

RENGASDENGKLOK, RAKA - Sebanyak 30 Koordinator LPDKM (Lembaga Pemberdayaan Dewan Keluarga Masjid) Kabupaten Karawang dilantik, Rabu (18/3) siang di Plaza Mahkota, Rengasdengklok. Pada kegiatan ini, hadir para tokoh daerah dan partai Kabupaten Karawang.
 
Koordinator LPDKM yang dilantik diantaranya, Kecamatan Karawang Barat Drs. A. Fauzi Barizi. Kemudian Koordinator Kecamatan Karawang Timur H. Cecep Syarif Husen, Kecamatan Teluk Jambe Barat Drs. Solehudin, Kecamatan Telukjambe Timur Ust. Ujang Yusuf Hadi S.Ag, Kecamatan Ciampel Drs. H. Asep Dadang K, Kecamatan Pangkalan Ust. Dudung Al Misbah, Kecamatan Tegalwaru KH. Sehabudin, Kecamatan Klari Ust. Mujahidin Akbar, Kecamatan Cikampek A. Hilman Nawawi S.Ag.
 
Kemudian Koordinator LPDKM Kecamatan Majalaya Ust. Yahya, Kecamatan Telagasari Ust. Sofyan Sauri, Kecamatan Lemah Abang H. Sulhan Sulfian S,Pd.I, Kecamatan Tirtamulya Ust. Abdul Aziz, Kecamatan Jatisari H. Eji Fauzi, Kecamatan Bayusari Ust. Sofyan Hadi, Kecamatan Kota Baru Ust. Tirtamulya, Kecamatan Cilamaya Wetan Ust. Santa, Kecamatan Cilamaya Kulon KH. Samsuri Al Hafidz, Kecamatan Pakisjaya H. Usman S.Pd.I, dan Kecamatan Batujaya Ust. Asep Yaqub Baihaki S,Ag.
 
Selain itu, Koordinator Kecamatan Tempuran H. Enjang Damiri, Kecamatan Cilebar H. Z. Komar Munawar, Kecamatan Pedes H. Enjun Jaenudin, Kecamatan Cibuaya H. Ahmad Zuhdi Faridi, Kecamatan Jayakerta Ust. Encep Suryadi S.Th.I, Kecamatan Kutawaluya Ust. Maman Darman Huri, Kecamatan Rengasdengklok H. Mahfudin S.Ag, Kecamatan Tirtajaya Ust. Abdul Wahid, Kecamatan Rawamerta Ust. Dedi Muhtadi S.Ag, dan Kecamatan Purwasari Ust. Wawan Ridwan.
(spn)
 

Ekonomi Kerakyatan Harus Bangkit

Wednesday, March 18, 2009

"Saya sudah sering mengingatkan, sejak tahun 1983 lalu bangsa kita ini jangan tergantung pada bantuan dan modal asing. Bantuan itu memang perlu, tapi jangan tergantung, membutuhkan bukan berarti tergantung, kita harus cinta karya bangsa sendiri," kata Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Barat, Prof. Dr. Ir. Ginanjar Kartasasmita pada kesempatan bicara saat pelantikan LPDKM Karawang, Rabu (18/3) siang di Rengasdengklok.
 
Dulu, akunya, banyak industri kecil yang dilindungi, sekarang industri itu sudah besar dan eksport produknya ke luar negeri. Dia mencontohkan produksi buah-buahan. Diakuinya yang penting sekarang adalah buah itu harus berkualitas, sudah bertahun-tahun berkembang salak pondoh, jeruk pontianak, bahkan pihaknya melarang buahan import.
 
Menurutnya, bangsa ini akan menghadapi krisis ekonomi besar, bahkan lebih besar dari krisis ekonomi tahun 1998 lalu, tapi memang belum dirasakan. Dia menjelaskan, krisis global saat ini diawali dari Negara Amerika, krisis itu terjadi karena mereka memperbolehkan spekulasi, maka terjadilah lonjakan harga, akhirnya beberapa perusahaan bangkrut. Ambruknya ekonomi Amerika ini menjalar ke ekonomi Eropa dan Jepang. Saat ekpor Amerika berhenti, maka negara lain pun ikut terhenti.
 
"Konsep yang saya kembangkan yaitu ekonomi rakyat, saat itu saya bersama kawan-kawannya telah mengembangkan ekonomi sejak lama, meski memang mengalami bangkrut tahun 1998 lalu. Kami sudah susun buku tentang ekonomi kerakyatan yang sekarang dijadikan pedoman di sekolah perguruan tinggi. Yang penting adalah bagaimana pertumbuhan ekonomi itu dihasilkan dan bagaimana pertumbuhan itu dinikmati masyarakat. Jika hanya dinikmati kelompok tentunya itu tidak akan berkesinambungan," jelasnya.
 
Dia menceritakan, perbandingan krisis ekonomi tahun 1998 dengan saat ini. Pada tahun 1998 krisinya kecil, yang kena hanya negara Asia, tetapi ekonomi dunia tidak krisis, makanya kita dibantu ekonomi dunia, mereka memberi bantuan dengan harga komoditi yang naik. Pada krisis ekonomi tahun 1998 itu Indonesia kesulitan pangan, makanya beras diambil dari Taiwan. Tapi sekarang tidak ada ekonomi dunia yang bisa menolong, karena saat ini semuanya jatuh.
 
"Kalau kita ambil pelajaran krisis tahun 1998, ada dua sektor utama, pertama adalah ekonomi pedesaan, ketika bank ambruk maka kita berhutang, yang menyelamatkan kita adalah ekonomi pedesaan. Jadi pada waktu pekerjaan di kota berkurang, pekerjaan ekonomi desa bertambah, semisal pekerjaan sawah cukup 2 orang jadi bertambah 3 orang. Kedua adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM)," ujarnya.
 
Untuk memperkuat ekonomi kerakyatan, maka yang harus diperkuat adalah UKM (Usaha Kecil dan Menengah), dari UKM maka akan tumbuh usaha besar. Selain itu, harus membangun kemandirian, yaitu menjadikan pasar kita jadi pasar yang berkualitas dalam negeri, bukan meminta barang import. "Jangan sampai ada batik buatan Cina, ini kan gak lucu," ujarnya. (spn)
 

Abrasi dan Pertanian Harus Diprioritaskan

 
"Kita tetap fokus pada pertanian, terutama mengatasi saluran irigasi yang banyak masalah, karena jika tidak segera diatasi ini akan jadi ancaman serius bagi Kabupaten Karawang. Ada dua hal mengenai saluran air yang jadi sarana pertanian, diantaranya kontruksi saluran air yang rusak akibat lama dibiarkan dan pemerataan pembagian air. Kita tahu, daerah yang jadi korban kekurangan air adalah Kecamatan Pakisjaya," kata anggota DPRD Fraksi PKS Kabupaten Karawang, Dedi Sudrajat, SP,MM, Selasa (17/3) sore.
 
Selain pertanian, lanjutnya, permasalah abrasi pun jadi agenda fraksi partainya.
Diakuinya, permasalahan di wilayah utara Karawang memang sanga besar dan harus disikapi secara serius oleh pemerintah. "Perbaikan abrasi di wilauah utara Karawang harus jadi prioritas pembangunan. Anggaran perbaikan itu telah kita perjuangkan di detik-detik 'injury time' pembahasan anggaran kemarin," ujarnya.
 
Sebagai anggota komisi B, lanjutnya, dia mendorong agar pemerintah memusatkan perhatian penanganan abrasi di utara Karawang jadi prioritas perhatian kabupaten, provinsi dan pemerintah pusat, yaitu eksekutif dan legislatif. "Kita fokuskan diaspirasi murni 2009 apa yang diminta masyarakat pantai utara, diantaranya Desa Sungaibuntu, Kecamatan Pedes, kemudian Desa Pusakajaya Utara dan Pusakajaya Selatan, Kecamatan Cilebar untuk pengerukan saluran air pembuang yang tertutup abrasi. Ketika masyarakat disana meminta, kebetulannya momentumnya pas reses dan akhirnya diprioritaskan," ungkapnya. (spn)
 

PPK Dengklok Belum Dapat Bilik Suara

Tuesday, March 17, 2009

RENGASDENGKLOK, RAKA - Data hak pilih dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Rengasdengklok, jumlah hak pilih se-Kecamatan Rengasdengklok sebanyak 71.074 orang, terdiri dari perempuan sebanyak 35.154 orang dan laki-laki 35.920 orang, jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebanyak 169 titik yang tersebar di sembilan desa.
 
Pengelola Data Pemilih PPK Rengasdengklok, Iwan Purwanto mengatakan kepada RAKA, Selasa (17/3), sejauh ini persiapannya data pemilih sementara untuk Pemilihan Presiden (Pilpres). Kita menunggu masuk dari PPS dan pengajuan dari masyarakat untuk data pemilihan Pilpres. Sedangkan rekapitulasinya sudah ditetapkan sejak Februari 2009 lalu," ucapnya.
 
Logistik surat suara, akunya, banyak yang rusak, tapi sudah dilaporkan dan dikirim ke KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah) Kabupaten Karawang, diantaranya surat DPR sejumlah 2.400 lembar, DPD 124 lembar, DPRD Provinsi 188 lembar dan surat suara DPRD Kabupaten 43 lembar. Katageori rusak ada yang sobek, warna tidak jelas juga akibat bercak tinta yang nempel saat dilipat, ada juga yang cetakannya tidak sempurna. "Kita agak terhambat saat menghadapi jadwal tahapan pemilu, tapi kita siap melaksanakan pemilu," ujarnya.
 
Di tempat sama, Teknis Penyelenengara PPK Rengasdengklok, Juanda mengatakan, hingga kemarin siang, bilik suara bilik suara belum dikirim dari KPUD. Dan belum dijanjikan turunnya bilik suara. Bahkan PPK mengkhawatirkan bilik suara itu tidak turun. Sementara, tentang pencontrengan masih banyak masyarakat yang belum paham. "Saya akan buatkan stiker tata cara pencontrengan, nanti kita akan sebarkan dan ditempel di setiap dusun. Ini sosialisasi awal saya supaya masyarakat paham," ujar Juanda. (spn)
 

LPI Al Hurriyyah Kutawaluya Gebyarkan Harlah dan Maulid Nabi

KUTAWALUYA, RAKA - Minggu (15/3) Lembaga Pendidikan Islam Al Hurriyyah Kecamatan Kutawaluya gebyarkan hari lahirnya (harlah) ke-41 bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Pada gebyar ini hadir penceramah dari Bandung, KH. Raden Muhammad Hariri Abdul Aziz.
 
Di sela kegiatan, Kepala MTs Al Hurriyyah, Wawan Setiawan S.Pd menjelaskan, pihaknya sengaja membuat gebyar hari lahir lembaga pendidikan ini yang waktunya bersamaan dengan Maulid Nabi, karena acara tersebut tidak hanya seremonial semata, tapi merupakan hari memotivasi mental kepada masyarakat setempat, khususnya guru dan siswa Al Hurriyyah.
 
Disebutkannya, lembaga pendidikan ini memiliki Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Terutama Untuk MTs, kata Wawan, tahun lalu perolehan siswa menurun. Dengan begitu, dia berharap pada tahun ini jumlah siswanya bertambah. "Makanya selain proses kegiatan belajar mengajar juga memunculkan harlah, biasanya kita gelar harlah cuma seremonial, kini kita panggil mubalig," ujarnya.
 
Hari lahir ke-41 lembaga pendidikan Islam ini tanggal 15 Februari 2008, tapi tidak bisa dilaksanakan gebyarnya, kecuali hanya melaksanakan upacara saja, mengingat pada bulan tersebut hujan deras terus mengguyur hampir setiap hari, terlebih di beberapa kecamatan mengalami musibah banjir. Akhirnya, harlah diundur hingga dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
 
Diharapkannya, Pemda Karawang tidak diskriminatif sekolah negeri dan swasta, karena sesuai undang-undang saat ini tidak ada dikotomi negeri dan swasta. "Dalam mencerdaskan kecerdasan bangsa, kalau sekolah A dapat bantuan, maka sekolah lain pun harus dapat. Dengan begitu, pilihan sekolah diberikan pada orang tua untuk menentukan sekolah bagi putra-putrinya," ujarnya.
 
Kepala SMK Al Hurriyyah, Drs. Ita Sugiyono mengatakan hal senada. Dia mengharapkan, dengan kegiatan ini ada perubahan dan penyegaran rohani bagi siswa dan guru. Kedepannya, aku Ita, kegiatan belajar mengajar guru dan siswa akan sinkron. Bicara soal Ujian Nasioanl (UN) mendatang, pihaknya berupaya membantuk siswa berprestasi. "Yang kita lakukan saat ini adalah kerja keras, karena sebelumnya ada ujian ulangan, tapi kini kalau tidak lulus, maka siswa harus ikut UN lagi tahun depan. Dengan adanya harlah, guru dan siswa merasa memiliki terhadap sekolah ini," katanya. (spn)
 

Perbaikan Tanggul Tangkil Harusnya 500 Meter Permanen

BATUJAYA, RAKA - 'Desain maker' perbaikan tanggul Sungai Citarum yang jebol di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya adalah bupati, karena usulan yang resmi diterima badan terkait perbaikan tanggul ini hanya tanda tangan bupati. Jadi, alangkah baiknya jika di titik rawan jebol ini dibuatkan tanggul permanen 500 meter, jangan cuma 50 meter.
 
Demikian kata Anggota DPRD Fraksi PPP Karawang, Muhtar Somantri, kepada RAKA, Senin (16/3) saat dia meninjau langsung lokasi titik perbaikan tanggul Sungai Citarum yang jebol pada 15 Januari 2009 lalu. "Kemampuan kita hanya bisa menyampaikan usulan, tetap saja 'desain maker' adalah bupati, dan usulan yang resmi diterima badan terkait yang mengurus perbaikan tanggul ini adalah Pemda Karawang, yaitu bupati," ujarnya.
 
Dia menjelaskan, perbaikan titik jebol hanya di Dusun Tangkil ini hanya 50 meter, sesuai panjang jebol saat banjir kemarin. Namun begitu, perbaikan semenisasi (batuan yang dipelster semen, red) tidak akan cukup jika hanya dipermanenkan 50 meter, idealnya perbaikan permanen sekitar 500 meter. Kata Muhtar, di lokasi sama, ada dua titik tanggul yang pernah jebol, yaitu tanggul yang jebol tahun 2007 dan tahun 2009 sekarang. "Sayangnya, titik jebol tahun 2007 lalu itu tidak dipasang batu pada rencana kegiatan (perbaikan, red) sekarang. Saya minta supaya bupati mengajukan surat lagi, saya yakin jika bupati ajukan akan direalisasikan, karena meski 1000 tanda tangan masyarakat Batujaya, tetap saja hanya tanda tangan bupati yang diterima oleh badan yang berwenang memperbaiki tanggul Citarum," jelasnya.
 
Kendati demikian, kemajuan yang tampak sekarang sudah membuat masyarakat nyaman, peninggian tanggul Citarum yang sedang dalam pengerjaan kini tinggal beberapa meter lagi, sekaligus memadatkan tanggul yang jebol. "Yang jelas warga Tangkil minta penambahan kegiatan pemasangan batu di titik jebol tahun 2007, karena titik itu tidak termasuk kategori perbaikan semenisasi sekarang," ucapnya dengan tetap meminta supaya bupati menambah pemasangan batu sepanjang 500 meter dari 50 meter yang telah diajukanya ke badan terkait perbaikan tanggul Sungai Citarum.
 
Sementara itu, Kepala Dusun Tangkil, M. Fadilah mengatakan, masyarakatnya malah terus mempertanyakan perbaikan kontruksi tanggul yang mereka anggap kurang. Bahkan, diantara warga berharap supaya dilibatkan dalam pekerjaan tanggul tersebut. Menurutnya, kalau masyarakat setempat dilibatkan bekerja, selain untuk menambah penghasilan dari upahnya, juga akan bekerja sungguh-sungguh, warga akan mendahulukan kualitas tanggul yang bagus dan merasa memiliki. "Jika diperbaiki warga dari luar Batujaya, dikhawatirkan asal-asalan. Jika warga setempat yang bekerja, tentunya akan lebih baik, karena tanggul itu dibangun untuk kepentingan bersama," ucapnya. (spn)
 

Eksis Usaha Dedak Di Tengah Krisis Ekonomi

RENGASDENGKLOK, RAKA - Di tengah krisis ekonomi global, Yana Supriatna (40) tengkulak dedak asal Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok ini tetap eksis usaha. Ayah tiga anak ini telah menggeluti usaha pakan ternak sejak tahun 2000 lalu dengan modal awal hanya Rp 5 juta yang sekarang berkembang dan beromset ratusan juta. Keberhasilan inilah yang mengangkatnya menjadi pengusaha berhasil di desanya.
 
Kepada RAKA, Senin (16/3) siang dia menceritakan, usaha ini awalnya ia geluti mulai dari dirinya menjadi seorang kuli panggul untuk mendapatkan modal usaha. Kemudian dia mulai mandiri dengan bantuan kakaknya sampai akhirnya menjadi besar. Keberhasilan ini bukan berarti tidak ada kendala, tapi semua usahanya ini dilaluinya dengan sabar dan jujur. "Karena modal uang tidak akan sama dengan modal jujur. Jika hanya modal uang, maka usaha sulit berkembang, tapi dengan diimbangi jujr, maka usaha akan tetap berjalan sampai sekarang, bahkan berkembang," ujarnya.
 
Selain itu dorongan moril keluarga juga salah satu pendukung keberhasilannya, karena tanpa ada kerjasama yang baik itu semua akan sia sia. Usaha dedak dan menir ini ia tekuni bersama saudaranya bernama Iyon. Semula produksi Yayan hanya memasok ke pabrik makanan ternak di Kabupaten Karawang saja, tapi sekarang sudah mengembangkan usahanya ke luar daerah seperti Jakarta, Banten, Bandung, Bogor, Sukabumi dan beberapa daerah di Jawa Tengah, bahkan sampai ke Lampung. Omset penjualan setiap bulannya mencapai 300 ton. Dari usaha ini Yana sudah dapat menyekolahkan putrinya hingga ke perguruan tinggi dan mempekerjakan 10 orang.
 
Diakuinya, usahanya terus merangkak naik. Dengan usahanya ini dia membuktikan segala upaya jika diimbangi jujur maka akan membuahkan hasil gemilang. Tentunya dengan terus berusaha dan mencari peluang keuntungan. Tiap bulannya dia mampu terus mengeruk keuntungan ketika kebanyakan pengusaha lain terpuruk. (spn)

Jelang UN, SMAN 1 Tempuran Istigosah

TEMPURAN, RAKA - Disela peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1430 Hijriyah, sebanyak 132 siswa SMAN 1 Tempuran gelar istigosah dihalaman sekolah, Sabtu (14/3). Dalam doa bersama ini, mereka berharap hasil Ujian Nasional (UN) April 2009 mendatang mendapat nilai bagus dan lulus. Usai istigosah, SMAN ini pun gelar panca lomba keagamaan.
 
Di sela acara, Wakasek Kesiswaaan SMAN 1 Tempuran Hendra Wahyudi menjelaskan, pada Maulid Nabi Muhammad SAW ini sekolahnya punya melakukan dua agenda kegiatan, pertama istigosah untuk kelas tiga supaya UN lancar, sehat, selamat dan bisa lulus 100 persen seperti tahun kemarin. Kedua, menggelar lomba MSQ (Musabaqoh Sahril Quran), puisi Islami, pidato Bahasa Arab, Musabaqoh Kaligrafi Quran (MKQ), bikin nasi tumpeng.
 
Panca lomba ini diikuti kelas X dan XI. Dengan lomba-lomba berwawasan Islami itu pihak sekolah mengharapkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) SMAN 1 Tempuran yang unggul spiritual dan mental. Selain itu, panca lomba ini pun merupakan persiapan lomba-lomba serupa yang akan digelar Departeman Agama tingkat Kabupaten Karawang. Kita pun persiapkan proyeksi lomba untuk tingkat kabupaten," ucapnya.
 
Sementara itu, SMAN 1 Tempuran yang telah mendapat akreditasi A pada Oktober 2008 lalu, siswanya telah banyak menyandang juara, bahkan pada saat Pekan Olah Raga Kabupaten (Forkab) tahun kemarin, hampir 75 persen pesertanya siswa SMAN 1 Tempuran sebagai atlet kecamatan. Juga, lomba 'geo sains' tingkat Kabupaten Karawang tahun 2008 lalu, perwakilan SMAN ini mendapat juara harapan II, sebuah prestasi yang dianggap spektakuler, karena sekolah ini telah mampu menyisihkan sekolah lainnya se-kabupaten.
 
Kata Hendra, baru kali ini sekolahnya fokus pada prestasi, sebelumnya belum muncul. Dia menceritakan, sekolah ini awalnya menginduk di SMAN 1 Telagasari, gedung SMAN 1 Tempuran baru bisa digunakan untuk pertama kalinya setelah meluluskan angkatan pertama tahun 1998 lalu. Sampai saat ini, sudah enam kali pergantian kepala sekolah dan sejak tahun 2007 lalu kepala sekolah masih Dra. Yossie Rosmawati. "Setelah kehadiran Dra. Yossie Rosmawati, ektra kulikuler di sekolah ini muncul," ungkapnya. (spn)
 

Sawah Kebanjiran, Harga Padi Anjlok


JAYAKERTA, RAKA - Sedikitnya 30 hektar hasil panen padi di Dusun Pawanda, Desa Medang Asem, Kecamatan Jayakerta tidak bisa dijual. Pasalnya, petani menuai padi dalam keadaan basah akibat sawah mereka terendam air hujan. Bahkan, mereka pun sulit mengarit batang padi dengan kondisi sawah berlumpur selutut.
 
Seperti diungkapkan petani asal Kampung Karang Anyar RT 13, desa setempat, Idi (50). Harusnya beberapa hektar sawah bisa dipanen tiga hari, tapi karena banjir, hingga seminggu ini petani masih berusaha menuai padi. "Banjir ini akibat saluran air kecilnya dari Desa Mudang Asem menuju Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok tidak lancar. Hujan yang mengguyur beberapa hari kemarin tidak bisa surut dan akhirnya merendam sawah," ujarnya.
 
Diakuinya, untuk mengeringkan padi yang basah membutuhkan waktu selama dua hari jika cuacanya panas, jika cuaca hujan maka akan membutuhkan waktu lebih dari dua hari. Genangan air yang merendam sawah, kata Idi, menyulitkan petani 'mengarit' (menuai batang padi, red). Untuk mengangkat padi, petani menggunakan alat pelampung dari batang pohon pisang yang diikat dan kemudian diseret ke pematang sawah yang dianggap kering.
 
Kendati demikian, hasil panen di sawah ini terbilang standar, hanya 4 ton/hektar. Tentunya setelah padi mengering usai dijemur, harga pun akan anjlok. "Sekarang tidak ada pabrik yang mau beli padi basah seperti ini, harus dijemur dulu. Saya harap pemerintah bisa memperbaiki saluran air sawah ini supaya tidak banjir," ujarnya. (spn)
 

Jurnalisme Literair (Budiman S. Hartoyo)

Monday, March 16, 2009

Kajian kecil dan sederhana, sumbangsih buat kawan-kawan anggota PWI-Reformasi seluruh Indonesia yang ingin maju sebagai wartawan profesional dari Budiman S. Hartoyo yang dikutip kembali oleh Asep Saepudin Hasan untuk dipublikasikan.
 
BELAKANGAN ini ada kecenderungan di kalangan (sebagian kecil) wartawan meminati apa yang disebut "jurnalisme sastrawi". Di kalangan orang awam, bahkan di
kalangan sebagian wartawan sendiri, ada yang belum tahu persis apa itu "jurnalisme sastrawi". Mengapa jurnalisme dihubungkan dengan sastra? Bukankah
jurnalisme mengandalkan fakta, sedangkan sastra mengangkat fiksi? Bukankah
harus dibedakan antara fakta dan fiksi?
 
Benar. Berita, dan dengan demikian juga jurnalisme, memang mengandalkan fakta,
tidak mungkin memperhitungkan fiksi, sedangkan sastra lebih mengutamakan fiksi.
Lalu mengapa ada "jurnalisme sastrawi"? Maksudnya tiada lain ialah jurnalisme
yang ditulis dengan gaya berkisah (mendekati atau agak mirip) dengan (gaya)
menulis sastra. Maksudnya, bukan "bersastra-sastra", atau "memfiksikan fakta"
(yang mustahil), melainkan menuturkan atau menggambarkan suatu fakta secara
detil dan relevan dengan bahasa yang benar dan bagus. Di sinilah pentingnya
penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar!
 
Tapi, saya tidak sepakat dengan penamaan "jurnalisme sastrawi". Saya lebih
menyukai jurnalisme literair karena lebih mendekati penamaan aslinya, yaitu literary journalism. Namun, sekali lagi, saya merasa aneh jika belakangan ini jurnalisme literair
justru diminati oleh (sebagian) wartawan (di kota-kota besar). Padahal, untuk
memahami, apalagi menulis dengan gaya jurnalisme literair, tidaklah mudah.
Sangat sulit! Wartawan yang ingin menulis (dengan gaya) jurnalisme literair,
terlebih dahulu harus mampu menulis feature, sedangkan wartawan yang ingin menulis feature terlebih dulu harus mampu menulis berita yang konvensional,
mulai dari straight news dan berita yang ditulis dengan metode "piramida
terbalik" -- yang semuanya harus mengandung unsur 5-W dan 1-H, yang juga
disebut sebagai jurnalisme dasar (basic journalism).
 
Bagi rekan-rekan pemula yang ingin belajar menulis, silakan membuka salah satu
blog saya yang memuat beberapa tulisan mengenai "pedoman menulis" sebagai
jurnalisme dasar di salah satu blog saya: http://www.budimanshartoyo.blog.com/.
Dan untuk memahami apa itu straight news, news feature, dan sebagainya, silakan
baca tulisan saya, Bagaimana Menulis Feature? dan Bagaimana Menjadi Wartawan Profesional? dalam blog saya yang lain: http://www.budimanshartoyo.multiply. com.
 
Ibarat orang yang mau belajar melukis, tidak bisa dia langsung melukis dengan
gaya kubisme seperti gaya Picasso, AS Budiono, Fajar Sidik, atau modern abstrak
seperti gaya Mondrian atau Affandi. Ia terlebih dahulu harus belajar melukis
dengan gaya Leonardo Da Vinci atau Basuki Abdullah yang naturalis, bahkan
berkali-kali harus studi atau berlatih menggambar anatomi tubuh manusia.
 
Misalnya, wujud tangan kanan mulai dari pergelangan tangan dan lima
jari-jarinya yang sedang mencengkeram, atau wajah seorang perempuan yang sedang
meringis atau menangis tampak guratan urat dan kerut-merut kulitnya. Persis
dan detil! Barulah setelah itu ia boleh mencoba melukis dengan gaya modern,
abstrak atau ekspresionistis. Pendeknya, seorang wartawan yang bermaksud belajar menulis news feature dan literary journalism, terlebih dahulu wajib memahami basic journalism. Ya, wajib!
 
Jurnalisme literair sesungguhnya dimulai pada tahun 1970-an, ketika Tom Wolfe �
seorang jurnalis di New York, Amerika Serikat -- memperkenalkan gaya penulisan
dalam pers yang sama sekali baru yang ia sebut "new journalism." Namun, saya kurang sepakat dengan pendapat, bahwa jurnalisme literair di Indonesia pertama kali diperkenalkan dalam sebuah kursus di Jakarta pada bulan Juli 2001. Menurut saya, secara lebih luas, jurnalisme literair di Indonesia dimulai dengan terbitnya Majalah Berita Mingguan TEMPO, terutama ketika pemimpin redaksinya, Goenawan Mohamad, seperti halnya Tom Wolfe -- memperkenalkan apa yang ia sebut "jurnalisme baru".
 
Menurut GM, gaya TEMPO yakni menulis berita secara bertutur (deskriptif),
adalah kombinasi antara ketrampilan jurnalisme dan kepiawaian bersastra.
Memang, gaya TEMPO seperti itu diakui berkat "cipratan" inspirasi dari gaya
penulisan berita TIME Weekly Newsmagazine. Tapi, jauh sebelumnya sudah ada para wartawan senior yang menulis dengan gaya jurnalisme literair, seperti M. Tasrif, Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar yang menulis laporan perjalanan Dari Rumah ke Barat.
Bahkan jauh sebelumnya, Adinegoro sudah menulis jurnal perjalanan Melawat ke Barat yang dimuat berseri di majalah Pandji Poestaka. (Baca: Laporan Basah Laporan Sampah, Laporan Kering Laporan Berdaging; http://www.budimanshartoyo.multiply.com).
 
SELAIN secara teknis sudah harus memahami apa itu straight news, metode
piramida terbalik, persyaratan 5-W 1-H, dan tentang news feature, seorang
wartawan yang ingin menulis dengan gaya jurnalisme literair harus memenuhi
beberapa persyaratan penting lainnya. Pertama, ia harus punya wawasan luas
karena sering dan banyak membaca buku. Seorang wartawan memang harus banyak
membaca buku. Tentu saja buku yang berkaitan dengan bidang minatnya. Tapi,
membaca buku apa saja, itu penting. Dengan membaca buku, pengetahuan dan
wawasan kita menjadi luas.
 
Dengan wawasan yang luas, pemilihan terhadap topik-topik yang akan kita tulis
bisa beragam dan selektif. Selain itu ketika melakukan wawancara, pertanyaan
yang kita ajukan tidak monotone (datar), bahkan bisa berkembang menjadi diskusi
kecil. Ketika si wartawan melakukan reportase, ia mampu melihat situasi yang
berbeda dibanding hasil reportase wartawan lain. Demikian pula ketika si wartawan melakukan riset untuk memperkaya bahan wawancara atau reportasenya; ia
dapat menemukan bahan-bahan yang lebih kaya. Bahkan ketika menyusun outline dan
menulis, ia mampu mempertimbangkan mana yang bagus untuk dimanfaatkan, dan mana yang lebih baik dibuang.
 
Berkat wawasan yang luas itu pula, ia mampu memiliki kepekaan dalam mengendus
berita, memiliki nose of news. Ia mampu memilih mana kasus atau topik yang menarik atau layak untuk ditulis dan mana yang tidak. Ini sangat penting, sebab sebuah news feature yang ditulis dengan gaya jurnalisme literair tidak hanya harus menarik dari segi gaya penulisannya, melainkan juga tergantung dari menarik tidaknya kasus atau topik
yang ditulis. Berkat nose of news (kemampuan mengendus berita) itulah ia mampu
menentukan atau memilih mana kasus atau topik yang magnitude atau bobotnya
besar sehingga layak untuk kita tulis.
 
Selain itu ia juga cukup cermat ketika melakukan wawancara, reportase atau
riset untuk memperkaya bahan tulisan. Cermat, juga dalam pengertian mampu
memilih bahan (hasil wawancara, reportase dan riset) mana yang perlu dan mana
yang tidak perlu. Ia tidak sembarangan, tidak asal-asalan. Juga dalam proses
menulis, ia cermat mengikuti alur outline, tidak melenceng, tetap setia dengan
angle dalam jalur "garis pendulum" sebagaimana telah ia tentukan dalam outline (kerangka tulisan) sebagai dasar acuan untuk membuat struktur tulisan menjadi lebih baik. Struktur tulisan
 
ini sangat penting. Apa yang disebut outline, angle (sudut pandang tulisan) dan "garis pendulum", lihat tulisan saya, Bagaimana Menulis Feature? dalam blog
saya, http://www.budimanshartoyo.multiply.com. Lebih dari semua itu, ia harus tangguh secara fisik maupun psikis. Mengapa? Sebab, proses penulisan news feature yang disajikan dengan gaya jurnalisme literair memang memerlukan waktu yang cukup lama. Terutama dalam pengumpulan bahan (wawancara, reportase, riset) dan proses menuliskannya. Proses pengumpulan bahan bisa berlangsung lebih dari satu atau dua bulan, sedangkan proses penulisannya bisa makan waktu selama satu sampai dua minggu. Untuk itu tentu diperlukan dana operasional yang cukup dan memadai, di luar honorarium.
 
Hanya wartawan yang memiliki "jam terbang" cukup lamalah yang mempunyai
kemampuan tangguh, punya nose of news, dan mampu "menjahit" atau "memasak" segenap bahan "belanjaan" dari lapangan, meskipun semuanya itu bisa dilatih. Pengertian "jam terbang" di sini tidak hanya mencakup faktor senioritas � yakni lamanya seorang wartawan bergulat di dunia pers, melainkan juga menyangkut kedewasaan (maturity) psikologisnya.
 
Khusus mengenai "jam terbang", sekali lagi yang dimaksud bukan sekedar faktor
senioritas, melainkan bobot prestasi seorang wartawan/redaktur selama lima atau
10 tahun ia menjalani karir. Jika selama itu ia tidak banyak membaca yang
dibuktikan dengan kemampuannya menyebutkan beberapa buku sebagai referensi
dan tidak menghasilkan karya tulis yang berbobot, janganlah sekali-kali berani
mengklaim sebagai "wartawan senior yang profesional dengan jam terbang yang cukup". Ia tak lebih hanyalah seorang kerani, jurutulis, tukang ketik!
 
BAGAIMANA proses menulis news feature yang disajikan dengan gaya jurnalisme
literair? Kini sampailah kita pada pokok diskusi kita. Pertama-tama, hendaknya
terlebih dulu Anda memilih kasus atau topik yang layak untuk ditulis, yang magnitude-nya cukup besar, yang sangat berkaitan dengan kepentingan khalayak ramai (public),
apalagi yang dramatis dan menyangkut nilai-nilai kemanusiaan. Saya paling suka
memberi contoh TPA (Tempat Penampungan Akhir) Sampah di Kecamatan Bantargebang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
 
Beberapa waktu lalu di TPA tersebut terjadi tragedi kemanusiaan yang sangat
dramatis. Kisah "anak manusia" yang sangat tragis, atau sebuah tragedi
kemanusiaan yang dramatis, tapi juga gambaran kehidupan yang cukup kontradiktif
sekaligus mengharukan, memilukan! Ketika itu, tumpukan sampah yang menggunung
-- benar-benar menggunung karena ukurannya yang menyamai tinggi pohon nyiur itu, mendadak sontak runtuh. Jangan tanya lagi betapa busuk baunya!
 
Nah, sampah yang menggunung itu tiba-tiba ambruk menimpa para pemulung,
sehingga ada yang meninggal. Bayangkanlah, di negeri yang sudah merdeka selama
60 tahun ini ada sejumlah warganegara yang mengais-ngais nafkah di pusat
pembuangan sampah dan meninggal gara-gara tertimpa tumpukan barang-barang bekas, yang adalah juga sekaligus nafkah mereka! Kini, susunlah outline berdasarkan kasus tersebut, dengan angle tragedi kemanusiaan yang sangat tragis. Pertimbangkan outline tersebut sebaik-baiknya sebelum Anda melangkah ke tahap wawancara, reportase dan riset. Setelah Anda merasa mantap dengan outline, tibalah
saatnya Anda bertugas sebagai wartawan yang profesional..
 
Cari tahu bagaimana kasus itu terjadi. Anda harus tinggal di sana selama
seminggu -- tentu saja menginap. Anda wawancara dengan berbagai pihak: para
pemulung, keluarga mereka, majikan sampah, sopir truk sampah, tetangga sekitar
TPA, lurah setempat, Pemda Bekasi. Lakukan reportase selengkap mungkin. Bukan
hanya peristiwa runtuhnya tumpukan sampah yang menggunung, tapi juga rumah
tangga para pemulung, warung kopi tempat mereka ngrumpi, berbagai sudut TPA,
dan seterusnya. Tentu saja Anda harus melakukan riset kepustakaan, baik di
Pemda Bekasi maupun di Pemda DKI Jakarta, atau di tempat lain. Jangan lupa:
kumpulkan kliping majalah maupun koran yang memuat kasus TPA Bantargebang
tersebut.
 
Ketika semua "belanjaan di lapangan" sudah Anda anggap cukup, ada baiknya jika
sekali lagi Anda baca ulang ouline dan semua bahan "belanjaan di lapangan" yang
Anda catat dengan cermat dan rinci. Sebab, outline yang telah Anda susun dengan rapih dan susah payah itu mungkin harus diubah, setelah menemukan fakta dan data baru begitu Anda melakukan wawancara, reportase, riset. Juga untuk mencocokkan hasil "belanjan di lapangan" dengan alur outline.
 
Jika Anda sudah benar-benar merasa mantap, silakan duduk di depan komputer
setelah menyiapkan semua bahan "belanjaan di lapangan". Siapkan diri secara
fisik dan mental. Mula-mula Anda akan mengalami kesulitan ketika mulai menulis lead. Ini hal yang biasa, apalagi bagi wartawan pemula. Lead yang paling
bagus ialah menggambarkan (melukiskan, mengisahkan secara deskriptif) suasana
di TPA Bantargebang ketika "gunung sampah" itu runtuh. Deskripsikan suasana ketika itu: malam, pagi, subuh, siang. Bagaimana suasana alam atau cuaca ketika
itu: panas sedang, panas terik, mendung, hujan lebat, gerimis, angin berembus
lembut, cuaca dingin atau sejuk.
 
Lukiskan pula bagaimana aroma sampah yang sangat menyengat, memabukkan, bikin
muntah. Betapa dramatis ketika "gunung sampah" itu runtuh. Lukiskan suaranya,
jerit dan teriakan orang-orang di sekitarnya, gambarkan pula pemulung yang
menjadi korban. Mereka sedang apa, posisinya bagaimana, akibatnya apa, dan
seterusnya. Dari lead pembuka itu, kita meluncur ke body text yang menceritakan,
misalnya, tentang profil (para) korban sedetil mungkin. Panjangnya mungkin bisa
sampai 10 alinea, tergantung jumlah bahan yang Anda miliki. Mengapa mereka
mencari nafkah di tempat yang "tidak layak" itu? Karena faktor kemiskinan --
kutip hasil riset Anda mengenai angka kemiskinan di Jakarta dan Bekasi, juga di
daerah asal si pemulung yang naas itu.
 
Dari sini Anda bisa menulis secara deskriptif tentang suasana TPA Bantargebang.
Anda bisa menulis panjang lebar berdasarkan hasil reportase dan wawancara Anda
di sana. Setelah itu dilanjutkan dengan profil TPA Bantargebang secara
keseluruhan. Bahannya: hasil reportase di lapangan, wawancara dengan warga
Bantargebang dan para pejabat serta hasil riset kepustakaan (dan sejumlah
kliping) mengenai TPA tersebut.
 
Teruskanlah menulis sesuai dengan alur cerita yang sudah Anda gariskan dalam
outline, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang Anda miliki: hasil wawancara,
reportase, riset kepustakaan dan kliping. Cuma, jangan sekali-kali melenceng
dari angle, dan harus setia pada garis lurus pendulum. Tapi ingat, sebuah news
feature yang disajikan dengan gaya jurnalisme literair bukan saja memerlukan
waktu pengumpulan bahan yang cukup lama, menuliskannya pun tidak bisa dalam
waktu singkat. Mungkin bisa makan waktu sampai satu dua minggu. Dan panjangnya
pun minimal 10 halaman majalah. Jika satu halaman majalah 4000 karakter, maka
panjang tulisan Anda bisa mencapai 40 ribu karakter.
 
Manakala merasa bahwa pekerjaan Anda sudah selesai (dan sangat capai!)
janganlah keburu puas. Cobalah baca ulang beberapa kali hasil tulisan Anda yang
cukup panjang itu. Konsentrasikan perhatian Anda pada hasil karya Anda ini.
Jangan pedulikan yang lain. Nah, setelah membaca berulang kali, pasti Anda
menemukan beberapa kekurangan. Misalnya, alinea ke-15 mungkin sebaiknya
dipindah ke alinea ke-10, atau alinea ke-22 misalnya sebaiknya dipindah ke
alinea ke-25, dan seterusnya. Atau mungkin profil para pemulung yang menjadi
korban kurang lengkap, atau suasana di warung kopi TPA Bantargebang, atau
suasana di gubuk para pemulung (terutama yang menjadi korban) kurang
tergambarkan dengan detil, deskriptif dan bagus. Dan seterusnya.
 
 
Kini, sampailah kita pada ending. Bagaimana menulis ending yang baik dan enak dibaca? Banyak pilihan, tapi caranya hanya satu: pilih peristiwa, adegan, data atau ucapan (quotation) yang unik dan sangat menarik. Misalnya, suasana di warung kopi (milik siapa?) tempat para pemulung pada ngrumpi. Mungkin ada di antara mereka yang
biasa-biasa saja, bahkan ada yang masih bersenda gurau, atau ada suasana sedih
yang sangat menekan di sana. Atau ketika seorang ibu dan anaknya masih tetap
memunguti sampah plasik untuk dijual kepada majikan sampah biarpun beberapa
saat sebelumnya terjadi tragedi yang sangat memilukan hati. Biarpun suaminya
meninggal dengan sangat tragis dan memilukan gara-gara kerubuhan gunung
sampah, ia dan anaknya tetap saja mengais-ngais sampah demi sesuap nafkah.
 
Dan alangkah sangat elok jika Anda sempat mencatat ucapan si anak, misalnya,
"Gua tidak takut kerubuhan sampah. Habis, gua lahir dan besar di sini. Kemana
lagi cari uang sekolah kalau bukan di sini ...." Stop sampai di sini, jangan di
tambah kalimat lagi. Adegan dan quotation itu sudah yang sangat mengharukan.
Ini adalah salah satu contoh ending yang bagus. Untuk mendapatkan gambaran mengenai news feature yang disajikan dengan gaya jurnalisme literair, silakan
baca dua tulisan berikut ini: The Ballad of Aryanti Sitepu dan Tiga Malam Menyusup di "Sarang Teroris" dalam blog saya http://www.budimanshartoyo.multiply.com/).
 
Jika Anda ingin menyimpulkan pembicaraan kita mengenai jurnalisme literair,
maka kesimpulannya kira- kira sebagai (yang antara lain saya sarikan dari pendapat rekan saya Farid Gaban, wartawan senior TEMPO, pendiri lembaga pendidikan pers Pena Indonesia, sebagai berikut:
 
Jurnalisme literair ialah karya jurnalisme yang ditulis sebagai creative non-fiction, bergaya sastra, dalam hal ini novel. Bedanya, jika novel mengisahkan fiksi, jurnalisme literair mengisahkan non-fiksi alias fakta. Seperti halnya sastra, jurnalisme literair pun ditulis dengan kreatif. Dengan demikian, jurnalisme literair merupakan gabungan antara teknik jurnalisme dan gaya sastra, yang mengeksplorasi alur cerita dengan narasi, mendeskripsikan suasana dan karakter secara spesifik dan detil, dengan pemilihan kata atau kalimat yang tepat dan kreatif, tapi tetap akurat dan obyektif.
 
Ciri lain jurnalisme literair ialah "keterlibatan" (involvement) si penulis
sedemikian rupa, sehingga sang pembaca merasa "terlibat" pula dalam pasang
surut cerita. Dengan teknik eksplorasi, narasi dan deskripsi serta pengelolaan mood secara kreatif, si penulis "melibatkan diri" dalam cerita sehingga ia mampu memotret bahkan melukiskan fakta atau drama yang terjadi. Itu sebabnya jurnalisme literair lazim ditulis dengan gaya "saya" atau "aku", melukiskan suasana dan karakter secara spesifik, detil dan penuh warna (colourful), bahkan menyertakan dialog dan kilas balik (flash back).
 
 
Hal lain yang membedakan jurnalisme literair dari berita biasa ialah, jika berita
biasa harus obyektif tanpa opini yang bersifat subyektif, jurnalisme literair
bukan tak mungkin mengandung unsur subyektivitas -- dalam derajat tertentu.
Sekali lagi: subyektif dalam derajat tertentu, atau seminimal mungkin, sekedar
untuk memperkaya deskripsi.

Bagaimana menulis feature?
 
Kuliah umum di depan para mahasiswa semester ke-VII Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Komunikasi Universitas Nasional, Jakarta, 18 November 2008.
/ Budiman S. Hartoyo. Ada beberapa jenis berita. Yang paling pendek disebut straight news, yaitu berita singkat padat yang langsung mengabarkan inti berita, tapi tetap
mengandung unsur 5-W 1-H [who (siapa), what (apa), when (kapan), where (di mana), why (mengapa), how (bagaimana).
 
 
Jika berita tersebut sangat penting untuk segera diketahui oleh publik disebut stop press, sedangkan jika ditayangkan di layar televisi atau melalui corong radio disebut breaking news, karena disiarkan sebagai selingan mendadak di sela-sela acara yang sedang berlangsung. Misalnya, sekedar contoh, Mantan Presiden Soeharto
telah wafat pada hari ini, 27 Januari 2008 jam 11:00 WIB di Rumah Sakit Pusat
Pertamina, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dalam usia 87 tahun, setelah
dirawat selama beberapa hari karena sakit usia tua. Jenasahnya kini disemayamkan di rumah duka Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, dan segera akan diterbangkan ke Solo untuk dikebumikan di makam keluarga Astana Giri Bangun, Karanganyar, Jawa Tengah (disiarkan pada tanggal 27 Januari 2008 jam 11:05).
 
Selain harus mengandung unsur 5-W 1-H, penyusunan struktur sebuah berita lazim
mengikuti apa yang disebut metode "piramida terbalik." Maksudnya, yang
pertama-tama ditulis ialah inti berita yang penting, kemudian data yang agak
penting, lalu yang setengah penting dan akhirnya data pelengkap yang kurang
penting. Walaupun singkat padat, susunan straight news tetap harus mengikuti
metode "piramida terbalik." Pada contoh di muka, yang paling penting ialah
wafatnya mantan Presiden Soeharto, sedangkan makam keluarga Astana Giri Bangun
merupakan data pelengkap.
 
Meskipun pada contoh stop press tersebut, wafatnya mantan Presiden Soeharto
dianggap sebagai fakta yang penting -- oleh karena itu ditulis di awal berita
--, unsur paling penting dari sebuah news (berita) ialah when (kapan). Mendengar berita
tentang wafatnya Pak Harto, orang biasanya kontan akan bertanya, "Kapan?"
Dengan demikian, contoh berita tersebut bisa ditulis sebagai berikut: Hari ini, 27 Januari 2008 jam 11:00 WIB, mantan Presiden Soeharto telah wafat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dalam usia 87 tahun, setelah dirawat selama beberapa hari karena sakit usia tua. Dan seterusnya.
 
Unsur 'when' menjadi sangat penting, sebab tanpa unsur yang menyebutkan waktu,
sebuah peristiwa atau kejadian tidak dapat disebut sebagai berita. Bahkan,
berita mengenai apapun wajib mempunyai "cantolan" atau "gantungan", mengapa
atau atas dasar apa sebuah peristiwa atau kejadian ditulis menjadi berita. Yang
dimaksud dengan "cantolan" atau "gantungan" itu lazim disebut sebagai news peg. Tidaklah mungkin kita ujug-ujug menulis berita atau artikel mengenai pemerintahan yang represif atau mengenai mega korupsi, misalnya, tanpa news peg berupa wafatnya Pak Harto.
 
Selain karena adanya news peg, sebuah kasus menjadi penting diberitakan karena
memang layak ditulis sebagai berita. Kelayakan itu berkaitan dengan magnitude (bobot) beritanya yang cukup besar. Bobot berita wafatnya Pak Harto sangat besar, dibanding bobot meninggalnya camat Pondokgede, misalnya. Bobot berita korupsi Tommy Soeharto yang milyaran sangat besar dibanding korupsi yang dilakukan seorang guru SMP Negeri di Kecamatan Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah, yang hanya sekitar lima jutaan rupiah. Tommy bukan saja anak mantan presiden, kasus korupsinya juga
sangat besar, sementara pak guru SMP selain tidak terkenal, bukan public figure, ia melakukan korupsi karena terpaksa, gara-gara gajinya tidak mencukupi.
 
Wafatnya Pak Harto dan kasus korupsi Tommy Soeharto sangat layak diberitakan,
karena selain mereka adalah public figure, kasusnya menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga bernilai "sangat penting". Sebuah kasus perlu juga diberitakan, antara lain karena kejadiannya aneh, langka, atau unik. Dalam hal ini berlakulah kredo sejarawan Inggris, Charles A. Dana, yang pada 1882 mengatakan, When a dog bites a man, that is not a news. But when a man bites a dog, that is a news (Jika
anjing menggigit orang, itu bukan berita. Tapi jika orang menggigit anjing,
barulah itu berita).
 
Maksudnya tentu saja bukanlah semata-mata faktor "menggigit", melainkan faktor unicum, keunikan atau keistimewaan dalam suatu berita. Contoh, kasus Sumanto yang makan daging mayat, seorang ayah yang membantai isteri dan anak-anaknya, seorang legislator yang selingkuh dengan selebriti, dan sebagainya. Ada kriteria lain mengapa sebuah kasus diberitakan. Sesuai dengan keinginan tahu (curiousity) seseorang, pers biasanya memberitakan kejadian buruk ketimbang peristiwa yang baik-baik. Rumah tangga artis yang sakinah dan mawaddah (bahagia penuh kasih sayang) dianggap biasa-biasa saja, sedangkan konflik dalam rumah tangga seorang artis terkenal sehingga mereka bercerai atau bangkrutnya seorang pengusaha terkenal, biasanya dianggap lebih menarik untuk diberitakan. Nah, berita buruk seperti itu biasnya dianggap lebih menarik, sehingga berlakulah teori yang sesungguhnya tidak selalu tepat: a bad news is a good news (berita buruk adalah berita baik). Pengertian good news di sini bukan berarti "berita baik" melainkan berita yang (biasanya) diminati oleh kebanyakan publik.
 
Padahal, rumah tangga bahagia seorang artis, atau sukses bisnis seorang tokoh,
bisa ditulis sebagai success story, kisah sukses seseorang, yang jika ditulis dengan baik juga menarik untuk dibaca. Kelayakan sebuah berita juga ditentukan oleh akurasi datanya. Tingkat akurasi (ketelitian, kecermatan, kebenaran data) menentukan tingkat profesionalitas. Seorang wartawan yang menulis berita tidak akurat, bisa dinilai tidak
profesional. Bahkan seorang wartawan yang tidak tepat dalam penggunaan bahasa
Indonesia, juga bisa dinilai tidak profesional. Selain itu, berita yang baik haruslah berimbang, tidak berat sebelah.
 
 
Dua pendapat yang saling bertentangan, dua-duanya harus dimuat secara adil. Istilah mengenai asas ini disebut cover both sides atau both sides coverage. Kembali pada straight news. Sebagai follow up lebih lanjut dari straight news tersebut, para wartawan menulis berita yang lebih panjang, karena straight news tentulah belum lengkap, dan hanya merupakan dasar dari sebuah berita yang lebih panjang dan lengkap. Beberapa data yang lazim dianggap sebagai pelengkap, misalnya, jenis penyakit Pak Harto (dengan mewawancarai para dokter kepresidenan), siapa saja yang melayat di rumah sakit dan acara tahlil di rumah duka (dengan melakukan reportase), bagaimana rencana pemberangkatan jenazah dan upacara pemakaman (dengan mewawancarai keluarga Cendana dan reportase di Astana Giri Bangun), dan sebagainya.
 
Wafatnya Pak Harto jelas merupakan berita sangat penting, berita besar, big
news. Oleh karena itu para redaktur cepat-cepat memberikan assignment
(penugasan) kepada para reporter untuk menulis berita yang lebih lengkap.
Bahkan beberapa artikel yang berkaitan dengan Pak Harto, dan perannya selama
menjadi presiden (lengkap dengan foto dokumentasi yang diperlukan) sudah
dipersiapkan, begitu Pak Harto dirawat karena sakit keras. Misalnya,
pemerintahan Pak Harto yang represif, kasus korupsi bersama kroni-kroninya, dan
sebagainya. Begitu Pak Harto wafat, artikel seperti itu sudah pressklaar, siap
cetak.
***
 
Ada jenis berita lain yang disebut feature atau news feature, yaitu tulisan
panjang, lengkap, komprehensif, berimbang, dengan kasus yang magnitude-nya
cukup besar, tapi lebih mementingkan unsur why dan how. Yaitu "mengapa" atau sebab
musabab sampai peristiwa itu terjadi, dan "bagaimana" proses terjadinya
peristiwa tersebut. Selain itu, sebuah feature hendaknya ditulis dengan gaya
bertutur, deskriptif, sedemikian rupa sehingga susunan kata dan kalimatnya
mampu menggambarkan atau melukiskan suatu profil atau peristiwa tertentu. Oleh
karena itu, feature sesungguhnya sebuah "cerita", tapi bukan cerita mengenai
fiksi melainkan mengenai fakta. A feature is a story about facts, not about fiction (feature ialah cerita tentang fakta, bukan tentang fiksi). Sedangkan karya tulis tentang fiksi
disebut novel, cerita pendek.
 
Sampai di sini kita diingatkan pada sebuah asas atau dalil klasik dalam dunia
jurnalisme, yaitu mengenai fakta dan opini. Menurut dalil klasik tersebut,
sebuah berita harus hanya memuat fakta tanpa mengikut sertakan opini, hanya
memuat peristiwa-peristiwa yang terjadi dengan sesungguhnya (fact), tanpa pendapat, komentar, ulasan atau tafsir (opinion) si wartawan. Dengan demikian diharapkan berita itu dapat tampil secara obyektif, seperti apa adanya, tanpa bumbu-bumbu lain,
meskipun ditulis dengan deskripsi (penggambaran) yang persis setepat-tepatnya.
Setelah memahami sedikit banyak tentang beberapa persyaratan berita yang harus
kita ketahui, maka sampailah kita pada pertanyaan, "bagaimana menulis feature (yang baik)?"
 
 
Sebelum menulis, pertama-tama pilihlah kasus yang (sangat) menarik, yang menyangkut
kepentingan banyak orang (publik), yang prestisius untuk ditulis. Seorang wartawan atau penulis yang baik dan berpengalaman biasanya memiliki nose of news (daya cium, daya endus berita), yang akan selalu bisa terasah jika ia memiliki "jam terbang" cukup
tinggi. Tapi, nose of news selalu bisa dilatih. Setelah menemukan obyek, kasus atau item tulisan, pikirkanlah apa kira-kira angle-nya. Yang dimaksud dengan angle ialah "sudut pandang", apa kira-kira masalah yang sangat penting dan relevan dari kasus tersebut. Untuk menentukan angle biasanya cukup sulit, sehingga diperlukan pemikiran,
perenungan, bahkan diskusi dengan kawan-kawan.
 
Sekedar contoh kasus, misalnya, TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sampah
Bantargebang, Bekasi, yang sampahnya sempat menggunung lalu roboh dan
menewaskan pemulung. Yang juga menarik, misalnya, banjir yang setiap tahun
menggenangi Jakarta, yang disebabkan oleh penataan kota yang tidak disiplin,
peruntukan lahan yang ngawur. Atau tentang Tanahabang Bongkaran, Jakarta Pusat, sebagai miniatur Indonesia. Di sana ada preman, pedagang kecil, pegawai negeri,
pelacur. Pokoknya berbagai profesi dan etnis yang berbaur dalam kawasan kumuh
sejak puluhan tahun. Kasus lain, Soetan Takdir Alisjahbana (STA) sebagai pendidik dan "pemimpi" yang mengidam-idamkan pendidikan bermutu, sebagai pelopor dan pembina Bahasa Indonesia yang tak kenal lelah.
 
Setelah cukup mantap dengan salah satu kasus tersebut, carilah kaitannya dengan
news peg. Yang dimaksud dengan news peg ialah "gantungan cerita", mengapa kita
menulis feature mengenai sesuatu yang kita yakini sangat menarik minat pembaca.
Mengapa menulis tentang banjir yang menenggelamkan Jakarta? Karena ada news peg
musim hujan di bulan Desember. Kita menerbitkannya di awal bulan Desember,
sesuai dengan news peg-nya, tapi pengerjaannya bisa dilakukan sejak dua atau
tiga bulan sebelumnya. Mengapa kita menulis mengenai STA? Karena akan kita
terbitkan pas pada hari ulang tahun STA, atau HUT Universitas Nasional, atau HUT terbitnya majalah Poedjangga Baroe. Dan seterusnya.
 
Setelah kita menemukan news peg, telitilah apakah kasus yang akan kita tulis
tersebut memenuhi kriteria sebagai item yang sangat terkait dengan kepentingan
publik dan magnitude-nya besar. Contoh-contoh yang kita paparkan di muka cukup
memenuhi kriteria. Setelah itu, susunlah outline (kerangka tulisan), meliputi lead, body text, ending. Seorang penulis yang baik selalu membiasakan diri terlebih dahulu menyusun outline. Di kalangan para wartawan TEMPO di tahun 1980 dulu, dikenal semacam credo: "Mau selamat? Bikinlah outline!" Tapi ingat, cara menyusun outline tidak gampang. Diperlukan latihan tersendiri.
 
Kemudian (inilah tugas yang cukup berat) kuasailah segenap bahan dengan
selengkap dan seakurat mungkin. Lakukan reportase yang mendalam (indeph reporting), wawancara beberapa narasumber yang relevan, riset berbagai bahan, check and recheck. Lakukan pula verifikasi dengan mempertimbangkan both sides coverage. Lakukan semua itu dengan sepenuh semangat dan gairah, tanpa lelah, tanpa bosan, karena proses pengumpulan bahan itu mungkin akan berlangsung sampai berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Namun, ketika kita tengah "berbelanja" bahan-bahan di lapangan, bisa jadi outline akan berubah. Dalam hal ini, yang sangat penting harus dilakukan ialah indeep reporting (reportase mendalam), ialah reportase dan wawancara dari berbagai aspek, sehingga mampu menggambarkan kasus, masalah, atau sosok yang akan kita tulis.
 
Langkah berikut ini lebih sulit lagi, yaitu langkah menulis -- yang harus setia
dengan outline, meskipun ada kemungkinan outline bisa berubah di tengah jalan.
Mula-mula, tulislah lead yang bagus. Lead adalah kalimat pertama sebagai
pembuka, yang harus menarik (baik bahasa maupun materinya) agar supaya pembaca
tertarik untuk terus membaca. Dan itulah fungsi lead yang sebenarnya. Selanjutnya melangkah ke body text, yang hendaknya ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar (tapi populer), deskriptif (bertutur, berkisah), dengan alur cerita yang setia pada outline, dan tetap selalu memperhatikan "gerak pendulum" sehingga tulisan tetap terfokus pada angle.

Pendulum ialah bandul yang menggantung pada seutas tali. Pendulum selalu bergerak dari arah kiri ke arah kanan, berganti-ganti, dan pasti selalu melewati bagian tengah yang searah dengan lurusnya tali tempat pendulum bergantung. Itulah yang dimaksud dengan "gerak pendulum." Artinya, biarpun sang pendulum bergerak ke kanan atau ke
kiri, pasti selalu kembali ke tengah, searah dengan tali gantungan pendulum. Pendulum melambangkan perkembangan cerita yang ditulis dalam sebuah feature, sedangkan tali penggantung melambangkan angle.
 
Jika seluruh bahan cerita sudah ditulis dalam body text, tibalah saatnya kita menulis ending, akhir dari sebuah tulisan. Ending bisa berupa kesimpulan, bisa pula suatu
kejadian lucu (atau tragis dramatis), yang setidak-tidaknya bisa dianggap sebagai suatu kesimpulan. Atau bisa pula berupa persoalan atau pertanyaan yang mengambang, yang tidak perlu dijawab. Sebagaimana lead ada yang menarik dan tidak, ending juga ada yang menarik dan tidak. Tentu saja kita harus memilih yang menarik. Untuk menulis lead dan ending yang menarik, memang dibutuhkan latihan dan "jam terbang" sebagai penulis yang cukup lama. Bagaimana feature yang bagus? Sebuah feature
yang bagus ialah yang lengkap, komprehensif, akurat, dengan verifikasi yang
memadai. Lebih hebat lagi jika feature tersebut merupakan hasil reportase investigasi (investigative reporting), sebuah tulisan yang exclusive (sangat khas, lain dari yang lain) dan ditulis dengan gaya literary journalism, jurnalisme literair. Apakah itu investigative reporting, karya jurnalisme yang exclusive, dan gaya literary journalism? Ketiga-tiganya
sebagai tingkat lebih lanjut dari penulisan feature -- merupakan pembahasan dalam sebuah diskusi tersendiri.
***


Bagaimana menjadi wartawan professional

Pengantar kuliah umum di depan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Komunikasi Universitas Nasional, 18 November 2008. / Budiman S. Hartoyo
 
BANYAK mahasiswa, anak muda pada umumnya, yang ingin menjadi wartawan. Motifnya macam-macam. Ada yang beranggapan, menjadi wartawan itu keren, bergengsi, dapat masuk ke mana-mana, bisa ketemu dengan pejabat atau artis untuk wawancara, dan sebagainya. Persepsi seperti itu sesungguhnya salah, bahkan menyesatkan. Profesi wartawan bukan untuk "gagah-gagahan". Profesi ini sangat jauh dari persepsi yang sepele seperti itu. Dunia pers, dengan demikian juga wartawan,
adalah kepanjangan tangan publik, penyambung lidah rakyat, terutama rakyat yang
tertindas, the silence majority. Bahkan dalam negara yang demokratis, pers merupakan the fourth estate (pilar ke empat) dari sistem demokrasi, di samping eksekutif, legislatif, yudikatif. Luar biasa, bukan?
 
Untuk dapat menjalani profesi wartawan yang benar, serius, sungguh- sungguh, Anda harus memenuhi tiga hal. Bolehlah kita sebut sebagai "trilogi jurnalisme". Pertama,
Anda harus profesional. Bukan hanya wartawan, semua profesi, jabatan, pekerjaan, sesungguhnya harus dikerjakan secara profesional. Wartawan yang profesional ialah yang memahami tugasnya, yang memiliki skill (ketrampilan), seperti melakukan reportase, wawancara, dan menulis berita atau feature yang bagus dan akurat, dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika Anda tidak mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, bisa disebut tidak profesional. Tapi, profesional saja tidaklah cukup. Anda mesti mengenal apa yang disebut "integritas," kejujuran, dalam pengertian bahwa sebagai wartawan Anda mesti jujur (dan paham) terhadap profesi, menyadari jatidiri Anda sebagai kepanjangan tangan dari aspirasi publik, kepada siapa Anda semestinya bertanggungjawab secara moral. Profesional dan punya integritas belum lengkap jika Anda tidak memiliki sikap independen, sebagai bagian yang integral dari "trilogi jurnalisme," yaitu profesional, integritas dan independen, tidak berpihak,
obyektif, dan hanya berpihak atau bertanggung jawab kepada publik. Karena bertanggung jawab kepada publik, dan oleh karena itu harus independen, maka jadilah pers dan dengan demikian juga wartawan merupakan the fourth estate (pilar ke empat) dalam negara yang menganut sistem demokrasi -- di samping eksekutif, legislatif dan yudikatif. Jika pilar demokrasi ciptaan Jean Jacques Rousseau yang disebut "trias politica" itu saling mengontrol satu sama lain, sehingga terjadi check and balance,
maka pers sebagai pilar ke empat berperan sebagai "anjing penjaga" (watch
dog) agar check and balance dalam sistem demokrasi itu berjalan dengan semestinya. Dalam konteks Indonesia, Anda harus memahami UU Nomor 40/1999 tentang Pers yang melindungi tugas wartawan sebagai profesi dan menjamin kebebasan pers. Namun harap diingat, dan jangan salah paham, bahwa kebebasan pers sesungguhnya bukanlah semata-mata merupakan kepentingan pers. Sebab, kebebasan pers (freedom of the press atau press freedom) merupakan konsekwensi logis dari sistem demokrasi, ketika pers menjadi watch dog dalam rangka perannya sebagai the fourth estate. Pengertian "kebebasan pers" tentu saja bukanlah bebas sebebas-bebasnya, menulis semau gue, tak peduli pada aturan apapun, melainkan bebas dalam mengakses informasi yang dibutuhkan oleh publik.
 
 
Sebab, pers sebagai "pilar ke empat" dalam sistem demokrasi -- yang adalah juga
"kepanjangan tangan" dari aspirasi publik -- harus bebas dalam mengakses
informasi publik. Mengapa? Sebab, kebebasan itu merupakan salah satu dari
hak-hak sipil (hak untuk bebas berpikir, berpendapat, berbicara, menulis, berserikat, beragama, mencari nafkah) yang semuanya merupakan hak-hak manusia
yang paling asasi. Dengan mengemban hak untuk mengakses informasi publik secara bebas, dan dengan demikian sebagai "kepanjangan tangan publik" atau "penyambung lidah rakyat", maka pers berkewajiban memperjuangkan hak-hak sipil, terutama the silence majority. Dengan melaksanakan tugas profesional sebagai social control, pers dapat menjaga agar kekuasaan tetap berjalan di jalur rel demokrasi, tidak terjebak pada penyalah gunaan kekuasaan. Sebab, sebagaimana ungkapan sejarawan Inggris Lord Acton (1834-1902), "the power tends to corrupt; the absolute power tends to absolute corrupt" (kekuasaan cenderung menyalah gunakan kekuasaan; kekuasaan yang mutlak cenderung menyalah gunakan kekuasaan secara mutlak pula). Oleh karena itu, pers harus bebas namun bertanggung jawab (kepada publik, kepada norma hukum, kepada common sense, bukan kepada kekuasaan).
 
 
Namun, di lain pihak pers bukanlah can do no wrong (bukan tidak bisa salah). Sebab,
jika pers can do no wong, bukan tak mungkin akan terjadi trial by the press (pengadilan sepihak oleh pers), bahkan tirani pers. Dalam kaitan ini, sangatlah benar sikap Thomas Jefferson, Presiden ke III Amerika Serikat (1743-1826): "Andai saya diminta memilih antara pemerintah tanpa pers atau pers tanpa pemerintah, maka tanpa ragu sedikit pun saya akan memilih yang kedua." Padahal, selama memerintah dia sering diperlakukan kurang baik oleh pers AS. ***
 
 
(naskah ini dari sigantengeko@gmail.com)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan