Kerusakan Jalan Merugikan Rakyat

Saturday, May 30, 2009

RENGASDENGKLOK, RAKA - Kerusakan jalan tidak hanya merugikan waktu tempuh, tetapi juga kepada persoalan perekonomian secara umum. Bisa dibayangkan rusaknya jalan di beberapa daerah Kabupaten Karawang mengemuka di awal tahun ini dan kerusakan jalan itu semakin bertambah tiap bulannya.
Pantauan RAKA sepekan ini, rusaknya jalan pun berakibat naiknya harga kebutuhan pokok, terutama di daerah-daerah pesisir, tak terelakkan nainya harga kebutuhan ini membuat para ibu rumah tangga menjerit karena harus mengeluarkan biaya ekstra. Singkat kata, diakui atau tidak, perekonomian rumah tangga terganggu.
Jika ekonomi rumah tangga keluarga terganggu, masyarakat juga akan kena dan ujung-ujungnya adalah pemerintah juga terganggu, karena akan banyak masyarakat yang menuntut perbaikan jalan pada pemerintah. "Sudah waktunya para pejabat terkait di negeri ini menggelar rapat-rapat teknis dan koordinasi untuk mencari jalan keluar dari persoalan ini," kata warga Dengklok, Kosasih kepada RAKA, Jumat (29/5) siang.
Kata Kosasih, jalan-jalan tidak akan pernah bagus jika beban muatan barang tak terkendali. Jika seperti ini, maka selamanya jalan akan rusak. Departemen Pekerjaan Umum sendiri sudah melakukan survei tahun lalu tentang penyebab kerusakan jalan. Hasilnya, ditemukan bahwa kelebihan muatan mengurangi umur ekonomis pemakaian jalan. "Yang seharusnya kuat 10 tahun hanya kuat 1,5 - 2 tahun," ujarnya.
Dengan kondisi itu, hampir bisa dipastikan, kondisi kerusakan jalan, terutama jalan daerah di setiap kecamatan di Kabupaten Karawang bisa dikatakan hampir merata. Tentunya untuk memperbaiki jalan ini akan memakan dana yang tidak sedikit. Contoh jalan rusak yang bisa dikemukakan, seperti jalan provinsi di Jalan Raya Batujaya, tepatnya antara Desa Kertasari dan Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok, jalan ini amblas dan miring tajam, tak sedikit truk bermuatan barang khawatir terjungkal jika melewati jalan tersebut.
Masalah serupa terjadi di beberapa kecamatan, sebagian besar jalan kecamatan rusak, terlebih jalan poros desa. Di Kecamatan Cibuaya, hampir jalan poros desanya tidak ada yang nyaman dilalui. Jika diguyur hujan, jalan-jalan di kecamatan ini dipenuhi lumpur. Persoalannya kini, mengapa kerusakan jalan tersebut sepertinya tidak pernah selesai setiap tahun.
Warga lainnya, Samsuri menjelaskan, jika persoalan tonase muatan angkutan ditonjolkan, otomatis departemen lain yang bertanggung jawab dari aspek regulasi itu yakni Departemen Perhubungan (Dephub) tidak tinggal diam. Dephub sebagai regulator harus bisa mengatasi hal ini, karena hampir 90 persen kendaraan truk dan barang yang melintas di seluruh jalan melanggar ketentuan dan lolos dari setiap jembatan timbang yang dilaluinya.
Dan sudah keharusan, pemerintah daerah menjaga jalan agar lebih terjaga. Namun, persoalannya kini adalah bagaimana mekanisme pengawasan di lapangan. Ini tampaknya akan menjadi pekerjaan tersendiri yang masih menjadi tanda tanya besar. Dan memang masih rumit karena soal penegakan hukum terhadap pelanggaran, harus ada kontribusi nyata dari pihak terkait, khususnya mereka yang berwenang, yaitu Dinas Perhubungan bersama jajaran di lapangan seperti kepolisian. (spn)

Kapolres Karawang Himbau Warga Agar Memiliki Motor Resmi

PEDES, RAKA - Kapolres Karawang AKBP H. Rudi Antariksawan SiK.SH.MSI, mengajak warga untuk memiliki kendaraan motor resmi, bukan kendaraan bodong. Hal itu diungkapkannya pada kesempatan bicara usai sholat Jumat bersama di Masjid Al Hidayah Desa Dongkal, Kecamatan Pedes, Jumat (29/5) siang.
Lebih lanjut Kapolres mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bekerja sama membantu menciptakan keamanan dan ketertiban di wilayahnya masing-masing, karena tanpa kebersamaan tidak dapat mewujudkan rasa aman. Kata dia, anggota kepolisian masih memiliki keterbatasan untuk pengamanan, makanya perlu swakarsa keamanan yang dilakukan masyarakat.
Pada kesempatan dialog terbuka itu, Kapolres berulang mengajak warga yang hadir untuk mentaati peraturan hukum yang berlaku, karena belakangan ini masih banyak warga yang belum mengerti tentang kepemilikan kendaraan bermotor tanpa surat-surat kendaraan resmi yang dapat merugikan masyarakat.
Kepala Desa Dongkal, Asep Karsan menyambut baik pernyataan Kapolres Karawang, dia berharap acara silahturahmi ini memiliki nilai dihati warganya. Dia juga berharap supaya warganya tidak mudah tergoda dengan kendaraan murah, tapi bermasalah dengan hukum. Pada sholat Jumat keliling ini, turut hadir Kapolsek Pedes AKP Agus Suwarsono, Kapolsek Rengasdengklok AKP Muji Harja, Kapolsek Tirtajaya AKP Ade Mulyadi, Kapolsek Cibuaya AKP Soebagyo dan Kapolsek Batujaya AKP Rusdiharjo. (spn)

DPS Kutawaluya Terakhir Hari Ini

RENGASDENGKLOK, RAKA - PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) Kutawaluya memberi tengat bagi warganya yang belum terdaftar di DPS (Daftar Pemilih Sementara) Pilpres (Pemilihan Presiden) hingga hari ini, Sabtu (30/5).
Seperti dijelaskan Ketua PPK Kutawaluya, Leklih Jajuli kepada RAKA, Jumat (29/5) siang, memang seharusnya DPS sudah harus ditetapkan Jum'at (22/5) kemarin, tapi diunur hingga Senin (25/5). Dan supaya akurat, maka pihaknya memberikan kesempatan bagi warga yang namanya belum terdaftar. Jika mengikuti keputusan KPU, warga yang belum terdaftar sebagai pemilih Pilpres 2009 mendatang, masih diberikan kesempatan hingga besok.
"Masih ada toleransi hingga Sabtu (30/5) dan bagi warga yang belum terdaftar di DPS masih bisa mendaftar. Hal ini untuk mengantisipasi supaya tidak satu warga pun yang tidak ikut mencontreng, seperti pemilihan legislatif kemarin. Kita tidak berharap nanti jadi masalah usai Pilpres nanti," ujarnya. (spn)

Peran Orang Tua 70%, Guru 30%

PEDES, RAKA - Dengan perhatian dan kerja sama yang baik antara pihak sekolah dan orangtua, anak akan semakin nyaman dalam menuntut ilmu. Dengan demikian, kesuksesan akan mudah diraih oleh anak. Dan peranan orang tua sebanrnya lebih besar dibanding guru, karena anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan otang tuanya dibanding guru.
Demikian kata Kepala UPTD TK,SD Sugiyadi S.Pd, kepada RAKA, kemarin. Pihak sekolah akan terus mendorong pada orang tua siswa, supaya membina anak mereka hingga lulus dan terus melanjutkan sekolah hingga ke perguruan tinggi. Bagi orang tua yang tidak mampu, kini pemerintah telah memberi kemudahan sekolah gratis. Sekarang sekolah itu tinggal kemauan dan niat, tanpa perlu berpikir biaya lagi. "Peran orang tua siswa 70 persen, guru hanya 30 persen," ujarnya.
Usai UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) kemarin, Sugiyadi mengingatkan supaya semua orang tua siswa mendorong anak mereka masuk sekolah SMP/MTs, jangan terhenti hanya sebatas memiliki ijazah SD saja. Mengingat, persaingan hidup di masa yang akan datang sangat kompetitif, perlu bekal pengetahuan dan wawasan yang luas. Bagi yang ketinggalan ilmu, maka akan terus terdesak di garis kemiskinan.
Sementara itu, bagi anak yang baru masuk SD, ada satu hal lain yang penting lakukan orang tua ketika anak sudah mulai bersekolah, yaitu menjalin hubungan yang baik dengan guru atau wali kelas anak, diantaranya mengkomunikasikan tentang hal-hal yang menyangkut diri anak dengan sekolah.
Di sekolah, anak akan lebih banyak lagi belajar sesuatu tentang ilmu pengetahuan formal dan bagaimana bersosialisasi yang baik. Anak-anak akan belajar bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan banyak teman, bagaimana manfaatnya bekerja sama, dan berbagi dengan orang lain. Selain itu, anak juga akan belajar banyak hal tentang ilmu pengetahuan lain seperti matematika yang sangat penting dalam hal memutuskan sesuatu di masa depan nanti. (spn)

Eceng Gondok Masih Jadi Masalah

Friday, May 29, 2009

RENGASDENGKLOK, RAKA - Di saluran induk Rengasdengklok persentase eceng gondok cukup tinggi. Saluran ini jadi tampak kotor, karena selain eceng gondok juga sampah-sampah berserakan di atas permukaan air yang membuat aliran air tersendat. Eceng gondok dan sampah ini mempercepat pendangkalan sungai.
 
 
Sanitasi lingkungan daerah sekitar saluran pun sangat tidak memadai, sampah dan eceng gondok merupakan sarang yang nyaman bagi berbagai wabah penyakit. Eceng gondok yang berlimpah di semua saluran air induk Rengasdengkook sudah sampai pada kondisi yang merisaukan, begitu juga di saluran sekunder maupun tersier di daerah utara Karawang.
 
 
Beberapa faktor lingkungan ternyata sangat mempengaruhi pertumbuhan dan penyebaran eceng gondok di perairan tersebut, diantaranya adalah kecepatan arus, kedalaman air, hambatan mekanis pada sungai dan sifat kimia fisik air. Pada sungai yang aliran airnya tenang eceng gondok dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, tetapi pada sungai yang deras eceng gondok cenderung untuk hanyut terbawa air. Dengan begitu, membuang sampah ke sungai-sungai yang dapat menghambat aliran air dan sangat mendukung tumbuhnya eceng gondok dengan baik.
 
Pada perairan yang dangkal, terutama yang berlumpur, eceng gondok tumbuh lebih baik dibanding pada perairan yang dalam, hal ini erat kaitannya dengan kandungan nutrisi dalam lumpur yang lebih banyak dan lebih mudah diserap oleh tanaman dari pada di perairan dalam.
 
Tiang-tiang penyangga jembatan, batu dan benda lainya yang memungkinkan eceng gondok tersangkut menyebabkan tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang di lokasi tersebut. Selanjutnya air yang lebih keruh, yang konduktivitasnya tinggi juga memungkinkan tanaman tumbuh dengan baik.
 
Sebaliknya eceng gondok juga memberikan pengaruh terhadap perairan lingkungan sekitarnya, diantaranya adalah dapat menghambat lancarnya arus air, mempercepat proses pendangkalan karena ia memiliki kemampuan untuk menahan partikel-partikel yang terdapat dalam air, menyuburkan perairan dengan sampah-sampah organiknya sehinga memungkinkan tumbuhnya tanaman lain dan merupakan sarang dari berbagai penyakit, seperti nyamuk.
 
Dengan banyaknya dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh eceng gondok, maka penanganan atau pengelolaan tanaman ini harus dilaksanakan dengan lebih serius. Biaya pengawasan dan penanggulangan masalah eceng gondok ini memang tidak sedikit, karena itu maka partisipasi masyarakat untuk menjaga kondisi lingkungan perairan agar tetap bersih dengan misalnya tidak membuang sampah ke dalam sungai, secara bergotong-royong mengangkat eceng gondok dari permukaan air, sangat diperlukan untuk mengurangi penyebaran tanaman tersebut. (spn)
 
 
Eceng the Goitre was Still being the Problem
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - in the parent channel Rengasdengklok the percentage eceng the goitre was high enough. This channel was still appearing dirty, because apart from eceng the goitre also wastes were scattered about on the surface of water that made the water current most stagnant. Eceng the goitre and this waste sped up the trivialising of the river.
 
 
Sanitation of the regional environment around the channel then really did not satisfy, the waste and eceng the goitre was the nest that was comfortable for various plagues of the illness. Eceng the goitre that was abundant in all the channels Rengasdengkook of parent water already arrived in the condition that worried, even so in the secondary channel and tertiary in the north Karawang area.
 
 
Several environmental factors evidently really influenced the growth and the spreading eceng the goitre in these waters, among them was the speed of the flow, the depth of water, the mechanical obstacle to the river and the characteristics of physical chemistry water. To the river that his water current was calm eceng the goitre could grow and developed good, but to the swift river eceng the goitre tended to washed away was brought water. In this way, threw away the garbage to rivers that could hinder the water current and very supportive the growth eceng the goitre well.
 

To shallow waters, especially that was muddy, eceng the goitre grew better compared to to waters that in, this was close his connection with the content of nutrition in mud that more often and more was easy was absorbed by the crop than in inland waters.
 
 
The poles, the stone and the object of the bridge support lai him that enabled eceng the goitre be involved caused this crop to be able to grow and develop in this location. Further more turbid water, that his conductivity was high also enabled the crop to grow well.
 
 
On the other hand eceng the goitre also gave the influence on waters of the surrounding environment, including being could hinder was fluent in him the water flow, sped up the process of the trivialising because he had the capacity to keep particles that were gotten in water, made waters with his organic wastes fertile sehinga enabled the growth of the other crop and was the nest from various illnesses, like mosquitoes.
 
 
With the number of impacts of the negative that could be caused by eceng the goitre, then the handling or this crop management must be carried out with more serious. The supervision cost and the control of the problem eceng this goitre indeed not a little, because that then the community's participation to maintain the condition for the waters environment in order to stay clean with for example to not throw away the garbage into the river, in a co-operating manner lifted eceng the goitre from the surface of water, really was needed to reduce the spreading of this crop. (spn)

PKL Dengklok Akan Digusur

RENGASDENGKLOK, RAKA - Dalam waktu dekat PKL (Pedagang Kaki Lima) Rengasdengklok rencananya akan digusur, menyusul penertiban PKL yang kini dilakukan Satpol PP se-kabupaten. Himbauan untuk membongkar lapak PKL telah disebarkan beberapa hari ini kepada semua pedagang yang dianggap berjualan di lokasi terlarang.
 
Menanggapi hal ini, seorang pedagang mie ayam yang berjualan di atas saluran air, Roy, mengatakan, jika harus harus dipindahkan maka dia akan mengikuti peraturan itu. Dia pun menyadari usahanya selama ini berdiri di atas saluran air. Diakuinya, dia memang sengaja membangun warung di tempat umum, tapi demi memenuhi ekonomi, tak ada cara lain selain mendirikan warungnya itu. "Ya harus gimana lagi, niat saya cuma mencari rejeki," katanya.
 
Hal senada diungkapkan pedagang lainnya, Rudi (43), dia akan mencari lokasi jualan baru sebelum hari pembongkaran lapaknya. Dia meminta kepada pihak berwenang supaya jangan memaksanya untuk hengkang dari tempat usahanya, apalagi dibongkar paksa. "Saya hanya minta waktu kepada petugas berwenang untuk mencari lokasi yang cocok untuk usaha, jangan sampai tempat usaha saya dibongkar mendadak," ucapnya.
 
Kendati demikian, hingga kemarin para PKL terlihat masih tenang-tenang saja, tidak terlalu khawatir tentang penertiban ini. Hanya sebagian kecil saja diantara PKL yang kemarin terlihat bingung pindah, karena jika harus menyewa tempat seperti di Shelbi Plaza biayanya tidak sedikit. Selebaran penertiban PKL ini telah diterima PKL sejak Desember 2008. Beberapa diantara pedagang memperlihatkan lembaran surat teguran tersebut. (sigit)
 
 
 
The PKL Dengklok City Will Be Dragged
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - In the near future PKL (the Stallholder) Rengasdengklok his plan will be dragged, following the PKL control that currently is carried out by Satpol PP more than one regency. The appeal to tear down the PKL place was spread the last few days to all the traders who it was considered sold in the location was banned.
 
 
Responded to this, a trader of chicken noodles who sold on the water channel, Roy, said, if must have to be moved then he will obey the regulation. He then realised his efforts uptil now stood on the water channel. He admitted, he was quite deliberate built the stall in the place of the public, but in order to fill economics, there was no other method apart from establishing his stall. "I can't do anything, my intention only sought a living," he said.
 
 
The similar matter was revealed by the other trader, Rudi (43), he will look for the location of new merchandise before the demolition day of his place. He ask for to the authorised side to have to not force him to hengkang from the place of his efforts, everything was forced open. "I only asked time to the authorised official to look for the location that was suitable for efforts, lest the place of my efforts was torn down suddenly," he said.
 
 
Despite this, till yesterday PKL was seen still was just very calm, was not too worried about this control. Only a small part around PKL that yesterday was seen confused to move, because if must lease the place like in Shelbi Plaza his cost not a little. This PKL control leaflet was accepted by PKL since December 2008. Some of the traders showed the sheet of this warning letter. (sigit)

Kades Kutakarya Diberondong Pertanyaan Indisipliner

Gerah Menjawab Pertanyaan BPD, LPM dan Warganya
 
KUTAWALUYA, RAKA - Kepala Desa Kutakarya, Kecamatan Kutawaluya, Roza Marfin gugup saat diberondong pertanyaan dari BPD (Badan Permusyawaratan Desa), LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) di rapat pleno desa untuk mengklarifikasi tuntutan warga yang mendesaknya mundur dari jabatannya, Rabu (27/5) siang. Usai pleno, jawaban kades kurang memuaskan.
 
Pada rapat pleno kemarin, ada sedikit titik terang bagi masyarakat, setelah persoalan ini tertunda berlarut. Rapat pleno BPD itu sendiri sengaja dilakukan untuk mendengar klarifikasi dari Roza, terkait surat aspirasi pengajuan pemberhentian kepala desa yang selalu digemborkan masyarakat.
 
Lima pertanyaan yang diajukan kepada Roza dari LSM, BPD serta warga setempat membuat kades Roza gerah, terlihat puluhan kali kades menyusut air keringat di wajahnya, terlebih kades tambah gugup saat mendengar pernyataan sikap Kapolsek Rengasdengklok, AKP Muji Harja yang siap menangkapnya bila kades ini kembali melakukan perbuatan yang melanggar hukum, diantaranya dua kasus yang pernah terjadi, yaitu kepemilikan senjata genggam dan kekerasan dalam rumah tangga.
 
Terkait dugaan indispliner kerja, Roza membantah, alasannya dia tidak bisa maksimal 'ngantor' karena sedang sakit. Bahkan dia pun sempat memperlihatkan lampiran surat keterangan sakit yang di lembaran pertanggungjawabannya kepada masyarakat. Pada proses pleno tersebut, terlihat kades masih tampak sakit dan gugup saat diberondong pertanyaan-pertanyaan mengenai kinerjanya sebagai kepala desa.
 
Usai pleno, Roza mengatakan setuju dengan pleno tersebut, meski Roza merasa gerah setelah diberondong pertanyaan tentang kinerjanya. Diakuinya, dia harus membuktikan kepada masyarakat tentang pelayanannya. Atas desakan tersebut yang diblunderkan dalam rapat pleno, Roza menyatakan berjanji akan menjalankan tugasnya dihari kerja dan hari penting lainnya. "Saya bersungguh-sungguh akan menjalankan tugas," kata Roza.
 
Sementara itu, pernyataan Roza belum cukup memuaskan bagi BPD, LPM dan masyarakat, mereka belum puas terhadap jawaban kadesnya, karena Roza dianggap belum menjelaskan semua pertanyaan yang selama ini menjadi tuntutan masyarakat. Malah, pertanyaan itu dianggap Roza sebagai 'PR' yang belum bisa dijawabnya. Sedangkan warganya berasumsi, Roza bukanlah seorang pemimpin, karena tidak mampu memberi jawaban yang tepat.

Dengan begitu, BPD sebagai penengah permasalahan ini berencana akan mengadakan rapat pleno lanjutan dan akan berkoordinasi dengan kepada instansi terkait untuk menindak lanjuti sesuai prosedur pemberhentian kepala desa. Seperti diungkapkan Ketua BPD Leklih Jajuli , pada rapat pleno itu dia tidak mempunyai kewenangan memvonis kadesnya. Namun jika tidak ada titik temu, maka pihaknya akan melanjutkan tuntutan warganya kepada pihak berwenang. (sigit)

Petani Dirawat di RSUD, Gara-Gara Gagal Panen

Thursday, May 28, 2009

KUTAWALUYA, RAKA - Seorang petani di Dusun Kamurangjati, RT 02/01, Desa Sindangmukti, Kecamatan Kutawaluya, Suwita (55) terpaksa harus dirawat di RSUD Karawang. Pasalnya dia shock, karena sawah yang dia garap seluas 8 hektar hanya menghasilkan 2 ton 7 kwintal. Sedangkan biaya yang telah dikeluarkannya tiap hektar sekitar Rp 4 juta.
 
Dia sakit mendadak setelah melihat panennya anjlok tahun ini. Dan Suwita sempat dirawat lima hari di RSUD. Selain sawah Suwita, ratusan hektar sawah di desa ini bernasib sama, seperti yang dialami petani lainnya, Amung (50), dia hanya mampu memproduksi 1 ton 2 kwintal dari 4 hektar sawahnya. Padahal pada panen sebelumnya sawah-sawah di desa ini mampu memproduksi sekitar 5-6 ton/hektar. Melihat hal itu, semua petani setempat merasa kerugian. "Istri saya pun 'shock' melihat gagal panen, dia sempat nangis di tengah sawah, karena memang jadi menanggung hutang biaya pengolahan sawah," ujarnya.
 
Menanggapi hal ini, Kepala Desa Sindangmukti, M. Artalim menjelaskan, panen tahun ini dianggap puso, ini akibat hama tikus yang selalu menyerang persawahan dan segala upaya tidak membuahkan hasil. Sebelumnya, pihak desa sudah melakukan 'kalagumarang' atau membasmi tikus antara aparat desa, masyarakat dan para petani. Namun, hama itu tetap tidak bisa diberantas, meski dengan berbagai cara.
 
Gagal panen ini tidak hanya terjadi di Desa Sindangmukti, seperti di Desa Mulyajaya di kecamatan yang sama, ratusan hektar sawah habis diserang hama tikus. Sementara PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) setempat, tidak berbuat banyak untuk mengantisipasi kerugian tersebut. Bahkan PPL dianggap petani tidak mampu menangani hama tikus yang telah merugikan petani setempat. (spn)
 

Saan Mustopa: Alumni Wajib Beri Kontribusi Pada Sekolah

KUTAWALUYA, RAKA - Alumni harus memberikan kontribusi positif bagi sekolah, karena sekolah bisa tumbuh bagus melalui ikatan alumni yang kuat. Dengan ikatan itu, maka gairah kekeluargaan bisa terbangun. Demikian kata anggota DPR RI juga sebagai Ketua Alumni SMAN 1 Rengasdengklok, Saan Mustopa, di sela perpisahan sekolah ini, Rabu (27/5) siang.
 
Menurutnya, keterlibatan alumni terhadap sekolah sangat penting, terlebih alumni harus memberikan kontribusi positif bagi. Selama ini, SMAN 1 Rengasdengklok telah meluluskan 25 angkatan. "Tugas saya sementara ini mencari mereka (alumni SMAN 1 Rengasdengklok, red) untuk dihimpun menjadi kekuatan," ujarnya.
 
Diakuinya, sudah banyak alumni SMAN 1 Rengasdengklok memiliki bermacam profesi, diantaranya politisi, ilmuan dan pengusaha. Kata Saan, semua potensi-potensi itu harus disatukan. Intinya bagaimana alumni ini bisa diandalkan untuk sekolah. Para alumni, kata Saan, sebenarnya bisa membantu sekolah yang butuh bantuan, misalnya memberikan beasiswa sekolah, bahkan ketika lulus pun siswa itu masih bisa dibantu hingga ke perguruan tinggi. "Ini yang sebenarnya kita harapkan, alumni bisa membangun sekolah secara terus-menerus," jelasnya.
 
Alumni angkatan tahun 1988 ini menyatakan, alumni adalah etalase bagi SMA, kalau alumni bagus maka sekolah pun bagus. Sebagai alumni dan wakil rakyat DPR RI, Saan mengajak semua alumni untuk bersemangat memberi sumbangsih seperti yang sedang dilakukannya. "Saya yakin, semua alumni punya semangat memberi sumbangan pada sekolah, cuma yang jadi problemnya bagaimana cara menjalin konsolidasi tersebut," ucapnya.
 
Kepala SMAN 1 Rengasdengklok, Tarya Sukmana berharap, sebanyak 287 siswanya yang telah mengikuti UN (Ujian Nasional) kemarin bisa lulus semua dan tidak ada yang tertinggal. Kendati begitu, semua keputusan kelulusan ada pada siswa bersangkutan saat proses UN kemarin. Sedangkan pengumuman kelulusan akan diinformasikan pertengah Juni 2009 mendatang. (spn)

Kholid: Biarkan CO2 Diserap Alami Oleh Bumi

KARBONDIOKSIDA atau CO2 yang menumpuk di atmosfir telah menyebabkan efek rumah kaca sampai menaikan suhu permukaan bumi, ternyata tidak mungkin kita buang secara memuaskan. Salah satu cara yang paling efektif ternyata membiarkan CO2 itu diserap secara alami oleh ekosistem yang ada di alam. Ini lebih alamiah dan bisa terjadi secara besar-besaran.
Demikian kata pemerhati lingkungan juga pengajar SMAN 1 Batujaya, Kholid Al Kautsar, kepada RAKA, Selasa (26/5) siang. Menurutnya, di daratan ekosistem penyerap itu berupa hutan, taman nasional, taman kota, taman buah dan taman-taman yang lain. Di laut lepas pantai, ekosistem yang mampu menyerap CO2 adalah terumbu karang. Kita mengenal terumbu karang sebagai tempat tumbuh milyaran binatang koral yang berwarna warni, dan menjadi tontonan di televisi.
 
Ada sejenis koral berupa batu kapur dan tumbuh di tempat dangkal di laut. Mereka memiliki kerangka tubuh dari kapur yang letaknya bukan di dalam tubuh, tapi di luarnya. Kalau binatang itu mati tua, kerangkanya tetap bertengger sebagai batu karang di dasar laut. Anak-anak mereka tumbuh di atas kerangka koral nenek moyang ini. Berabad-abad lamanya, pembentukan batu karang itu berjalan sampai ada yang muncul di atas permukaan laut dan membentuk pulau karang.
 
Koral pembentuk batu karang itu disebut terumbu karang, berkumpul dengan ganggang hijau bersel tunggal yang luar biasa renik dan banyaknya. Ukuran tiap sel hanya 10 mikron, itu sekecil 0,0010 mili meter dan setiap cm persegi permukaan tubuh koral bisa dihuni oleh 1,5 juta sel serenik itu.
 
Koral itu sendiri hidup dari zooplankton yang mereka tangkap dengan tentakel, tapi mereka juga memanfaatkan hasil fotosintesis berupa karbohidrat energi yang dikumpulkan oleh para ganggang renik teman hidup piaraannya itu. Oksigen yang dilepaskannya dipakai untuk bernapas di dasar laut.
 
Kumpulan ganggang dalam tubuh koral inilah yang memerlukan CO2 untuk proses potosintesisnya, dan mampu menyerap timbunan CO2 di atmosfir di atas laut itu, sehingga udara lingkungan hidup kita menjadi bersih. Maka sudah semestinya kita memelihara terumbu karang penyerap CO2 itu sebagai ekosistem laut teman hidup manusia di muka bumi ini. Pengerukan pasir laut adalah salah satu aktivitas perusakan ekosistem laut termasuk terumbu karang. "Manusia tidak akan mempunyai masa depan kecuali bila alam dan sumber daya alam dilestarikan," ujarnya. (spn)

Kades Murhasan: Minta Suport dari Pemerintah

Wednesday, May 27, 2009



"MASIH banyak tugas yang belum saya selesaikan, diantaranya yang menyangkut janji saya sat kampanye lalu, yaitu perbaikan jalan poros desa yang memang di desa ini rusak semua. Namun, semuanya akan saya perbaiki bertahap, dimulai dari pembenahan aparat sekaligus perbaikan sarana kantor desa," kata Kepala Desa Sukasari, Kecamatan Cibuaya, Murhasan Iyang, kepada RAKA, Selasa (26/5) siang di sela santunan Yapinas kepada yatim dan fakir miskin di Kampung Leuweung Eunteung.

Baru kali ini, lanjutnya, ada perbaikan jalan beton di desanya sepanjang 360 km dari total jalan yang harus diperbaiki pemerintah sekitar 5 km. Dalam janjinya saat kampanye lalu, kades mengatakan kepada masyarakat, jika dalam kurun waktu enam tahun dirinya tidak melakukan perubahan di desanya, berarti dia telah gagal memimpin. "Saya harap, pemerintah bisa mensuport permintaan warga Sukasari," katanya.

Bicara soal pertanian, Murhasan menyatakan, produksi sawah di desanya mencapai 6 ton per hektar. Meski desanya termasuk IDT (Inpres Desa Tertinggal), tapi dia mengarahkan semua sarana dan kelayakan hidup masyarakatnya bisa terpenuhi. Namun begitu, semua tak lepas dari pemerintah untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakatnya itu. "Jalan itu adalah saran pendukung, kalau jalannya rusak maka semua aktivitas akan terhambat. Jadi saya mohon supaya pemerintah memprioritaskan desa ini," ujarnya. (spn)

Yapinas Cibuaya Santuni Kaum Duafa



CIBUAYA, RAKA - Yapinas (Yayasan Pendidikan Islam Nihayatul Amal Sukasari) Cibuaya menyantuni sekitar 150 anak yatim dan fakir miskin Desa Suksari, Kecamatan Cibuaya, Selasa (26/5) pukul 15.45 WIB di halaman SMP Islam Yapinas. Acara malam hari, setelah Isya digelar tabligh akbar yang dihadiri Bupati Karawang.

Ketua Yapinas Cibuaya H. Sopian, S.Pd.I, M.Si, di sela kegiatan santunan mengatakan, kegiatan sosial ini membuktikan Yapinas tidak hanya berkeinginan meningkatkan pendidikan, tapi peduli kepada masyarakat yatim piatu dan fakir miskin juga lingkungan masyarakat.
"Ini kepedulian kami kepada fakir miskin, karena orang besar adalah orang yang merubah keadaan, orang kecil adalah orang yang mengikuti keadaan. Jadi, melakukan perubahan tidak harus dengan perbuatan, tapi pikiran dan harta, Yapinas mengajak orang lain untuk menjadi orang yang besar. Dan bantuan dari kami, merupakan rasa kasih sayang kepada warga miskin," katanya.

Lebih lanjut Sopian menjelaskan, Yapinas sudah mendirikan SMP Islam Yapinas. Cikal bakal sekolah ini berdiri berawal dari banyaknya santri pondok pesantren yang 'drop out' dari sekolah. Melihat hal itu, Yapinas berupaya membantu mereka yang akhirnya memiliki gagasan Salafiyah Wajardikdas, yaitu santri yang berusia 12-20 tahun untuk bisa mengikuti pendidikan dasar. Setelah itu berkembang menjadi SMP Terbuka yang lokasinya di Dusun Mekarsari, Desa Sukasari.

SMP Islam Yapinas yang didirikan pada Desember 2008 lalu ini mendapat ijin operasional dari bupati dan metode belajarnya secara reguler, sehingga berkembang semakin pesat. "Saya ucapkan terima kasih pada SMP, MTs, SD dan MI yang antusias mengikuti turnamen Milad Yapinas, ini pertanda silaturahmi semakin kuat, karena pada lomba kemarin bukan sekedar bersaing tapi menjalin keakraban," ucapnya.

Mengomentari visi Yapinas yang berkeinginan kuat memajukan pendidikan di Cibuaya, Kasi Kesos Kecamatan Cibuaya, Drs. Tatang Sumantadipura menjelaskan, di kecamatan ini memang sangat membutukan sekolah lanjutan, jika ada terobosan melalui swasta ini tentunya sangat membantu masyarakat. Sebelumnya lokasi sekolah tingkat atas jauh dari Cibuaya, tapi sekarang Cibuaya memiliki peluang memiliki sekolah tingkat atas, tinggal nanti apakah masyarakatnya mampu untuk menyekolahkan putra-putrinya atau tidak, kalau tidak maka negara harus memberikan kemudahan.

Menurutnya, di Kecamatan Cibuaya ini sudah layak ada lembaga pendidikan yang bernuanasa kedaerahan, misalnya sekolah kelautan dan pertambakan yang mungkin lebih proaktif dan produktif. Sekolah ini tidak harus didirikan oleh pemerintah, tapi bisa oleh swasta. Dan dengan kehadirian Yapinas ini diakuinya sudah bagus, ada yang peduli terhadap pendidikan di kecamatannya. "Ini salah satu cara untuk menempuh terobosan PPK IPM tahun 2010, dimana pendidikan harus sudah pada posisi 80 artinya sudah bagus," paparnya. (spn)

Kades Kutakarya Nyatakan Sikap Terkait Desakan Warga Memintanya Mu ndur



KUTAWALUYA, RAKA - Kepala Desa Kutakarya, Kecamatan Kutawaluya, Roza Marfin menyangkal kinerja dirinya kurang baik dan sering mangkir dalam tugas. Kades mengaku, tuduhan-tuduhan miring terhadap dirinya itu sangat tidak realistis.
Hal itu diungkapkannya kepada RAKA, Selasa (26/5) siang, dia memang sengaja tidak hadir pada undangan warga, mengingat dirinya sedang sakit. "Saya bukan mangkir dalam tugas, tapi karena saya memang selama ini sedang sakit, makanya saya tidak bisa hadir dalam beberapa pertemuan itu (warga dan BPD, red)," ucapnya.
Bahkan Kades menunjukan bukti tentang surat keterangan sakit yang di keluarkan Rumah Sakit Al Iklas Bekasi dan surat keterangan dari Dr. Idham di Rengasdengklok. Dalam surat itu menerangkan bahwa kades benar-benar sakit dan menderita penyakit typus kronis. "Akibat sakit yang saya alami dalam seminggu ini, saya harus melakukan cek-up dua kali seminggu, karena hal itu sejumlah urusan pemerintahan desa jadi terbengkalai, tapi bukan berarti saya meninggalkannya begitu saja," jelasnya.
Kata Roza, dirinya bahkan sudah menyatakan absen pada petugas di desanya, bahwa dirinya tidak bisa masuk karena sakit. Menanggapi desakan mundur dari warganya, Kades menyatakan dalam waktu dekat ini akan memberikan penjelasan kepada warga tentang kondisinya. Dia berharap, selama pihaknya belum memberikan penjelasan, dia meminta warganya untuk tidak mudah terhasut isu-isu miring terhadap dirinya. "Dalam waktu dekat saya akan jelaskan semuanya kepada warga," katanya.
Mensikapi desakan itu, kades malah berterima kasih kepada para tokoh masyarakat yang telah mengingatkan dan menegur seputar kinerjanya. Dalam era demokrasi, kata Roza, hal seperti ini dipandang perlu sebagai kontrol positif baik dari lembaga maupun tokoh masyarakat sehingga kinerja dan pembangunan pemerintahan desa dapat berjalan dengan baik.
Dan Roza berjanji ia akan berupaya mengikuti keinginan para tokoh masyarakat agar desanya dapat berjalan sesuai keinginan bersama untuk membangun sarana dan infratuktur yang ada. Sebelumnya, Sekertaris BPD Desa Kutakarya, Sakum (54) mengatakan desakan warga yang meminta kades untuk turun sudah menempuh tahap pleno kedua. Bahkan baru-baru ini surat pengajuan permintaan pengunduran diri kades sudah dilayangkan ke Pemda Karawang pada Senin kemarin. (sigit)

Jalan dan Saluran Air di Cibuaya Rusak



CIBUAYA, RAKA - Sudah diprogramkan, perbaikan saluran air di beberapa desa Kecamatan Cibuaya akan diperbaiki tahun ini untuk mengantisipasi banjir tahunan, termasuk perbaikan jalan-jalan desa yang rusak. Kata Camat Cibuaya, Suhana BA, kepada RAKA, Selasa (26/5) siang di tempat kerjanya.

Diakuinya, hasil Musrenbang (Musyawarah rencanan pembangunan) kecamatan, pengerukan saluran air akan diselesaikan tahun ini, yaitu saluran air antara Desa Kedungjeruk, Kalidung, Kedungjaya dan Sedari. Selain itu, saluran antara Gebangjaya dan Cemara pun sudah diplot pengerukan.

Diketahui, hampir setiap tahun beberapa desa di kecamatan ini selalu rutin kebanjiran. Seperti diungkapkan Kepala Desa Gebangjaya, Endi, di desanya tercatat 80-an rumah yang terendam banjir. Hingga kemarin, diakuinya belum ada kejelasan jadwal pengerukan saluran di desanya, apakah akan dikerjakan Bina Marga atau Cipta Karya. "Banjir selalu terjadi sekitar Desember-Januari, jika curah hujan besar. Dan pengerukan harusnya rampung sebelum musim hujan tiba," katanya.

Selain itu, hampir semua ruas jalan yang telah dihotmix kini rusak lagi akibat tanah jalan yang labil, ditambah beban berat truk-truk padi yang membuat jalan menjadi amblas. Beberapa jalan sudah mulai diperbaiki sejak awal Mei 2009, yaitu dengan pengarugan batuan. Di Desa Suksasari, sedang dilaksanakan perbaikan jalan beton sepanjang 360 meter, termasuk beton pinggiran saluran air agar jalan tidak amblas.

Untuk jalan Gebangjaya sepanjang 600 meter pun sedang dikeraskan batuan, rencanaya tahun 2010 mendatang jalan tersebut akan dibeton. Sedangkan jalan dibeberapa desa lainnya masih terlihat rusak, seperti jalan dari arah Pasar Cibuaya menuju kantor kecamatan, kini sudah kembali jadi tanah, padahal jalan itu baru diperbaiki awal tahun 2008 lalu. (spn)

Yapinas Cibuaya Gebyarkan Pendidikan Islami

Tuesday, May 26, 2009

 
CIBUAYA, RAKA - Yapinas (Yayasan Pendidikan Islam Nihayatul Amal Sukasari) Kecamatan Cibuaya melaksanakan Gebyar Kebangkitan Nasional 2009 dalam rangka Milad Yapinas ke-3 Tahun 2009, acara ini dibuka Senin (25/5) pagi di Kampung Leuweung Eunteung, Desa Sukasari, Kecamatan Cibuaya.
 
Pada acara ini diperlombakan olah raga dan keagamaan, diantaranya kalighrafi, adzan, pildacil, voli ball, foutsal. Dibidang kepramukaan dilombakan PBB (Peraturan Baris Berbaris), pionering dan semapore. Pada hari ini, Selasa (26/5), Yapinas akan memberikan santunan untuk anak yatim dan fakir miskin sekitar pukul 16.00 WIB. Dilanjutkan acara puncak yaitu tabligh akbar pada malam harinya, penceramahnya KH. Mamruh Mastari, Pimpimpinan Ponpes Nihayatul Amal Rawamerta.
 
Tabhlig akbar itu sekaligus penutupan acara gebyar Yapinas yang akan dihadiri Bupati Karawang, Drs. Dadang S. Muchtar, juga Ketua DPRD Karawang, Warhendi dan Dewan Pendidikan Kandepag Karawang, Drs. H. Suhendra MM. Pada gebyar ini, diikuti 16 SD/MI dan 8 SMP/MTs se-Kecamatan Cibuaya. Sementara itu, ada delapan MI (Madrasah Ibtidaiyah) yang berada di bawah naungan Yapinas, empat diantaranya MI di Kecamatan Cibuaya dan empat lagi di luar kecamatan.
 
"Pada tahun ajaran 2009-2010, Yapinas mendirikan SMK bernuansa Islami, cita-cita yayasan ini ingin mengangkat Cibuaya menjadi daerah pendidikan," kata Ketua Yapinas, H. Sopian, S.Pd.I, M.Si, di sela kegiatan tersebut kemarin siang.
 
Sejak didirikan tahun 12 Mei 2006 lalu, lanjutnya, ekistensi Yapinas sekarang semakin signifikan, ini tak lepas dari peran masyarakat dan semua lembaga yang telah mendukung yayasan. Dan moto Yapinas yang selalu didengungkan, 'Berdharma Tata Buana, Berbakti Bina Agama', maksudnya Yapinas ingin melakukan perubahan dan mengembangkan keagamaan.
 
Selain itu, SMK yang akan dirintis Yapinas ini diawali dengan membuka satu jurusan Administrasi Perkantoran. Dan bulan depan Yapinas akan melengkapi dibidang sarana pendidikan SMK. Sekolah itu, kata Sopian, akan menggunakan kurikulum pesantren, kedepannya akan ditambah jurusan lain sesuai kebutuhan. (spn)


Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain!

Siswa Lulusan SMAN 1 Batujaya Peduli Penghijauan

BATUJAYA, RAKA - Hari kelulusan SMAN 1 Batujaya kemarin sengaja menampilkan tema 'green peace'. Ini untuk menumbuhkan ideologi siswa supaya memahami pentingnya penghijauan bumi. Terlebih pemanasan global sekarang sudah menjadi ancaman.
 
Kepala SMAN 1 Batujaya, Nasar menjelaskan kepada RAKA, Senin (25/5) siang, siswanya telah menanam ratusan pohon di lingkungan sekolah, tapi semuanya rusak oleh banjir luapan Sungai Citarum pada pertengahan Januari 2009 lalu. Dengan begitu, tema perpisahan yang digelar meriah Sabtu (23/5) lalu sengaja mengangkat tema tersebut.
 
"Jika tanggul Sungai Citarum tidak segera diperbaiki, kemungkinan banjir akan kembali terjadi. Untuk itu, kuncinya ada pada perbaikan tanggul itu, karena sekolah ini sudah dua kali terendam banjir dan mengancurkan semua milik sekolah," ungkapnya.
 
Dalam tampilan seni budaya yang selalu digelar setiap perpisahan sekolah, pihak sekolah sangat menekankan pada siswanya supaya mereka mampu melakukan perbaikan lingungan. Disela tema 'green peace' itu, disisipkan musikaliasai puisi yang digabung dengan paduan suara yang menampilkan perilaku siswa di sekolah, diantaranya percintaan remaja dan bakti siswa pada guru. Sebanyak 164 siswa yang kemarin usai mengikuti UN, berpesta ria.
 
Sementara itu, Ketua OSIS SMAN 1 Batujaya, Ardawi Sumarno (17) mengatakan, rangkaian pelepasan siswa kelas tiga di sekolahnya ini merupakan rangakaian acara rutin setiap tahun. Acara yang digelar tak jauh beda dengan sekolah lainnya. Namun, ada satu sisi menarik yang akan selalu diingat semua lulusan SMAN ini, yaitu musibah banjir yang telah menenggelamkan sekolah mereka.
 
Hingga sekarang, pihak sekolah belum melengkapi mebeler kelas sebelum tanggul Sungai Citarum diperbaiki, karena jika sekolah kembali melengkapi fasilitas dan kembali terjadi banjir, semuanya hanya akan merugikan anggaran sekolah. (spn)


Apakah wajar artis ikut Pemilu?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!

April, Angka Pernikahan di Dengklok Naik 100%

 
RENGASDENGKLOK,RAKA - Selama April 2009 ini, angka pernikahan di Kecamatan Rengasdengklok meningkat. Dari catatan KUA (Kantor Urusan Agama) kenaikan jumlah pernikahan itu hingga mencapai ratusan pasang.Dari tabulasi data KUA Rengasdengklok, hingga kemarin pihak KUA sudah mencatat sebanyak 123 pernikahan. Jumlah itu lebih besar dari bulan sebelumnya yang hanya mencapai 65 pernikahan.
 
"Angka pernikahan bulan ini naik drastis hingga 123, padahal bulan sebelumnya cuma 65 saja," kata Kepala KUA Rengasdengklok, Adang Nazmudin, kepada RAKA kemarin.Menurutnya, kenaikan angka pernikahan itu dikarenakan masuknya musim panen tahun ini. Ia juga mengatakan, pasangan nikah yang melangsungkan pernikahan didominasi kaum pasangan muda.
 
"Kalau musim panen biasanya hal ini terjadi, kami perkirakan angka ini akan terus naik hingga musim panen usai,"katanya.
 
Sementara, dari catatan nikah di Desa Rengasdengklok Selatan sepanjang April kemarin diketahui angka pernikahan sudah tercatat sebanyak 19 pasangan. Dari semua angka yang tercatat itu pihak desa sudah melaporkannya ke pihak KUA. "Kebanyakan pasangan muda, kemungkinan akan bertambah lagi," kata Kaur Kesra Desa Rengasdengklok Selatan, Trusto Suwarji. (sigit)


Berselancar lebih cepat dan lebih cerdas dengan Firefox 3!

Sembako di Pasar Dengklok Merangkak Naik

 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Harga minyak goreng curah di Pasar Rengasdengklok seminggu terakhir ini naik 10 persen. Minyak curah dibandrol pada kisaran harga Rp 9500/kg atau lebih mahal dari harga sebelumnya Rp 7500/kg. Seperti diungkapkan seorang pedagang gorengan di Blokraton, Desa Rengasdengklok Selatan, Roy (50) kepada RAKA, Senin (25/5) siang, kenaikan harga itu disusul naiknya sejumlah sembako.

Lebih lanjut dia menyatakan, kebutuhan pokok lainnya pun ikut naik seperti terigu, tahu, tempe dan palawija. "Rata-rata kenaikan harga berkisar antara 10 persen-an, kenaikan ini terus merangkak sejak usai pemilihan legislatif beberapa waktu lalu," katanya sambil melayani pembeli.

Akibat kenaikan harga itu, kata dia, omset harian yang dia peroleh turun, karena harga bahan baktu naik. Dia berharap, pemerintah bisa kembali menstabilkan harga, sehingga keadaan bisa normal kembali. Dan keluhan itu tidak hanya dialami Roy, seorang ibu rumah tangga di Desa Karyasari, Kecamatan Rengasdengklok, Ida (40) mengungkapkan hal senada. Kata Ida, akibat naiknya sejumlah harga kebutuhan pokok itu, saat ini ia mengaku terpaksa harus mengeluarkan kocek lebih untuk keperluan dapurnya. "Ya, sekarang terpaksa jadi nambah ongkosnya, mudah-mudahan ada antisipasi dari pemerintah supaya harga tidak terus naik," ujarnya.
 
Menomentari hal ini, seorang warga mengatakan, jika pemerintah tidak bisa mengambil sikap dan tindakan untuk meredam kekhawatiran warga tersebut, maka bisa meresahkan warga. "Meski harga naik-turun, setidaknya pemerintah bisa respon dan Disperindag memantau langsung melihat harga sembako di pasar," jelasnya. (sigit)

"
Apakah saya bisa menurunkan berat badan?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! "

SMPN 1 Tirtajaya Juara Umum Laskar PBB Ristek ke-V

Tiga tim paskibra yang mengikuti lomba Laskar PBB Ristek ke-V.
 
TIRTAJAYA, RAKA - SMPN 1 Tirtajaya kembali memboyong sembilan piala tetap, termasuk piala bergilir hasil lomba Laskar PBB (Peraturan Baris Berbaris) SMK Ristek, Minggu (25/5). Sebelumnya SMPN ini pernah juara umum lomba serupa tahun 2006 dan hanya memperoleh juara dua di tahun 2008 lalu.
 
Aksi paskibra (pasukan pengibar bendera) SMPN 1 Tirtajaya di halaman SMK Ristek itu tak diragukan lagi, pantas jika satu dari tiga tim paskibra yang ikut lomba lolos sebagai juara umum, yaitu tim C atau siswa paskibra yang masih duduk di kelas 8. Pila yang berhasil diboyong diantaranya juara utama I dan juara favorit aksi gerak, formasi terbaik, juara bina III, danton terbaik, madya II, penjuru terbaik, gerak dasar terbaik dan kostum terbaik.
 
Mengomentari kemenangan itu, Kepala SMPN 1 Tirtajaya Selih S.Pd, mengatakan, siswanya memang selalu antusias mengikuti berbagai kegiatan, diantaranya PMR (Palang Merah Remaja), pramuka dan paskibra. Diakuinya, keinginan kuat siswanya itu tinggal dimotivasi terus, mengingat potensi itu mampu mengangkat nama sekolah. "Semua mendukung, orang tua siswa dan sekolah pun mendukung ektrakulikuler non akademis tersebut," ucapnya.
 
Pelatih paskibra yang juga alumni sekolah, Radian Abbas (25) menjelaskan, kemenangan ini tak lepas dari semangat siswa. Pada tahun 2006 lalu, paskibra sekolah ini berhasil memboyong piala dan keluar sebagai juara umum di Laskar PBB SMK Ristek. Kemudian tahun 2007 hanya meraih piala madya, kemunduran ini disebabkan masa transisi kepala sekolah yang diakuinya sangat berpengaruh pada prestasi siswa. Tahun 2008 SMPN ini hanya meraih juara dua dan tahun 2009 ini kembali merebut piala bergilir dari SMPN 4 Karawang yang berhasil meriah piala tersebut dua tahun berturut-turut. (spn)
 
 


Lebih aman saat online.
Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!

Uforia Perpisahan Sekolah


 
"Beberapa tahun lalu, sering kali sekolah mengadakan perpisahan sebelum kelulusan diumumkan. Nampaknya ini sebuah uforia yang berlebihan, karena yang namanya perpisahan atau wisuda itu jika siswa telah menerima hasil ujian atau sudah dinyatakan lulus," kata pengajar SMAN 1 Tempuran, Ade Ta'lik, kepada RAKA, Senin (25/5) siang.
 
Tentunya, lanjut Ade, yang tidak lulus tidak harus diwisuda, karena secara akademik dia belum selesai sekolah dan tidak punya ijazah. Dengan dasar itu, berarti perpisahan sebelum mendapatkan keterangan kelulusan dianggap sebagai uforia yang berlebihan, siswa tentunya berbahagian mendapatkan medali kelulusan yang diberikan sekolah diacara tersebut, tapi kebahagiaan itu justru ada ditengah-tengah kekhwatiran dan gunjangan jiwanya yang cemas menunggu hasil ujian.
 
Ini ada semacam 'over confidence' dalam sekolah bahwa siswanya akan lulus semu, padahal kelulusan akan diumumkan tanggal 14 Juni mendatang, ini akan memberikan dampak psikologis yang luar biasa, bagi siswa yang tidak lulus akan merasa minder dan sakit hati, karena dia telah diwisuda terlebih dahulu, padahal dirinya tidak lulus.
 
"Jika diwisuda lebih awal, siswa akan cenderung percaya diri, bahkan melakukan aksi yang kurang terpuji, seperti corat-core baju, ugal-ugalan di jalan dan lainnya, karena dirinya merasa sudah lulus dari wisuda tersebut. Hal ini hendaknya direnungkan kembali, apakah perpisahan itu akan diadakan setelah atau sebelum pengumuman kelulusan," jelasnya. (spn)
 


Cepat, Bebas Iklan, Kapasitas Tanpa Batas - Dengan Yahoo! Mail Anda bisa mendapatkan semuanya.

Ristek Gelar Lomba Laskar PBB ke-V

Monday, May 25, 2009

SMPN 1 Rengasdengklok unjuk kebolehan pada lomba PBB Ristek.


KUTAWALUYA, RAKA - Lomba Laskar PBB (Peraturan Baris Berbaris) Ristek ke-V kembali digelar Minggu (24/5) di halaman SMK Ristek. Acara ini diikuti 11 SMP/MTs se-wilayah utara Karawang. Lomba ini merupakan rutinitas tahunan untuk mengembangkan bakat dan potensi paskibra sekolah.

Ketua Panitia Lomba juga sebagai Pembina Paskibra SMK Ristek, Hendra AMP menjelaskan, dari 12 SMP/MTs itu terdiri 18 peserta, diantara sekolah tersebut ada yang mengirim hingga dua tim. Lomba ini khusus untuk diikuti oleh SMP/MTs di wilayah utara Karawang dan SMK Ristek tidak mengundang SMP/MTs dari wilayah kota, tujuannya yaitu untuk memajukan dan menghidupkan paskibra sekolah-sekolah di utara Karawang.

Juri yang akan menilai lomba ini dari Mabes TNI sebanyak tiga orang, masing-masing dari AD (Angkatan Darat), AL (Angkatan Laut) dan AU (Angkatan Udara) satu orang. Piala yang akan diperebutkan yaitu piala bergilir Yayasan Gema Cendikiawan. Nominasi pemenanganya sampai peringat ke sembilan sesuai kategori unggulan. "Pada lomba ini akan dinilai dengan jujur dan adil, tidak akan melebihkan dan mengurangi nilai peserta," ucapnya.

Pada lomba ini, panilaian ini sesuai kategori, diantaranya kategori kelompok utama terbaik juara 1, 2 dan juara 3. Selain itu, kategori kelompok madia terbaik, kelompok bina terbaik, danton terbaik, variasi formasi terbaik, kostum terbaik, penjuru terbaik, gerakan dasar terbaik, juara favorite dan juara umum.

Tahun lalu, piala PBB Ristek diboyong SMPN 4 Karawang. Juara runer up SMPN 1 Tirtajaya dan MTs Daarul Maarif sebagai juara ketiga. Peserta yang mengikuti Lomba Laskar PBB Ristek ke-4 lalu ini sebanyak 20 tim paskibra.

Sementara itu, Pembina Paskibra juga staf Tata Usaha SMK Ristek, Badru Tamam mengatakan, awal diadakan lomba paskibra ini karena Ristek ingin mengibarkan paskibra yang ada di wilayah utara. Dia melihat, beberapa tahun lalu yang sering muncul hanya paskibra SMPN 1 Rengasdengklok dan SMPN 1 Tirtajaya.

"Lomba ini untuk memajukan paskibra di wilayah utara karawang, Ristek sebagai motivator dan selanjutnya SMP/MTs masing-masing yang akan mengembangkan prestasi mereka, tapi memang saya melihat sekolah-sekolah sudah mengalami peningkatan. Dan di wilayah utara Karawang belum ada wadah Purna Paskibra, saya ingin di daerah ini ada wadah itu," ujarnya.

Kedua belas sekolah yang mengikuti lomba paskibra diantaranya, SMPN 2 Tirtajaya, SMPN 4 Karawang Barat, SMPN 1 Rengasdengklok, SMPN 3 Tirtajaya, SMPN 2 Rengasdengklok, SMPN 1 Tirtajaya, MTs Darul Ma'arif, SMPN 2 Kutawaluya, SMPN 1 Kutawaluya, SMPN 1 Cilebar, MTs Mathlaul Huda dan SMPN 1 Batujaya. (spn)

Kades Kuta Karya Diancam Lengser?



RENGASDENGKLOK, RAKA - Kepala Desa Kutakarya, Kecamatan Kutawaluya, Roza Marfin membantah tudingan warganya terkait sikap undisipliner kerjanya. Melalui pesan singkat seluller, kades menyatakan sikap akan memberi penjelasan pada warga terkait tuduhan itu.

"Setelah sembuh total, saya akan jelaskan kepada masyarakat terkait hal ini, selanjutnya saya akan siap aktif kembali melayani warga," kata Roza, via SMS, Minggu (23/5) siang.
Melalui pesan singkatnya itu, Roza mengaku akan memberi penjelasan pada warga terkait apa yang sudah dituduhkan padanya, dia juga mengyatakan, ketidakhadirannya dalam rapat pleno warga belum lama ini karena ia sedang sakit typus. Kata dia, tidak semua warga menuntutnya untuk mundur. "Tidak semua masyarakat mendesak saya untuk mundur, walaupun ada masyarakat yang berkomentar lain, mungkin terprovokasi oleh lawan politik," imbuhnya.

Diketahui, desakan warga Desa Kuta Karya santer menuntut kadesnya mundur. Untuk mengajukan tuntutan itu, warga melayangkan surat yang ditujukan kepada BPD (Badan Permusyawaratan Desa) yang meminta BPD proaktif membantu tuntutan masyarakat pada 14 Mei 2009 lalu.

Dalam surat pengajuan itu, warga menyatakan selama masa kerja kadesnya telah bersikap undisipliner yang mengakibatkan aktivitas warga tersendat, karena urusan surat-surat yang harus dibumbuhi tanda tangan kades. Surat pengajuan pemberhentian kepala desa itu setebal 1cm, dilengkapi dengan bukti dugaan prilaku kades yang dinilai bersebrangan dengan moral sosok pemimpin. Mosi tak percaya itu ditorehkan melalui tandatangan semua warga.

Sekertaris BPD Kutakarya, Sakum (54) mengatakan, desakan warga tersebut, sejauh ini sudah menempuh tahap pleno ke dua. Hasil pleno kedua itu berarti menyisakan waktu dua hari bagi kades untuk memberikan penjelasan terkait tuntutan itu. "Jika sampai Rabu (27/5) masih belum ada penjelasan dari kades, maka secara resmi semua warga meminta kades mundur," jelasnya. (sigit)
 

Dua Siswa Kecelakaan di Hari Perpisahan Sekolah

JAYAKERTA, RAKA - Dua siswa kelas dua SMAN 1 Batujaya nyaris tewas di Jalan Medang Asem, Kecamatan Jayakerta, Sabtu (23/5) siang, saat keduanya akan menghadiri pesta perpisahan kelas tiga di sekolahnya. Motor yang dikendarai kedua siswa itu menabrak mobil minibus hingga penyok.

Saksi mata, Amin (35) mengatakan, motor yang dikendarai dua siswa itu melanju kencang dari arah Rengasdengklok, tepat di depan Puskesmas Medang Asem, motor itu terlihat berusaha menghindari mobil dari arah berlawanan yang akan masuk ke dalam gang. Namun naas, motor tak dapat direm dan akhirnya menghantam depan mobil tersebut, percis pada kemudi sopir.

Setelah hantaman tersebut, kedua siswa itu mental dan terkapar di tengah jalan. Warga yang menyaksikan langsung menolong mereka dan membawa ke Puskesmas Medang Asem yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Sedangkan sopir mobil yang sempat terjepit pun diselamatkan warga setempat. Kedua siswa itu adalah Arif Bin Cepi (19) warga Kalijaya, Desa Rengasdengklok Utara, RT 08/09 dan Denyanto Warga Desa Ciptamarga, Kecamatan Jayakerta RT 03/01. Motor yang mereka kendarai yaitu Honda Supra bernomor polisi T 6599 EV.

Arifin luka parah di bagian dahi dan mendapatkan enam jahitan, sedangkan Denyanto hanya luka ringan. Sementara itu, sopir minibus bernomor polisi T 1824 EL adalah Rahmat (51), dia mengalami luka di bagian muka bekas akibat kena serpihan kaca depan yang pecah ditabrak. Hingga kemarin, kecelakaan ini masih ditangani Polsek Rengasdengklok. (sigit)

Darsono: SMK Bisa


"PEMERINTAH sudah sering mempublikasikan 'SMK Bisa', karena di negara berkembang, sekolah kejuruan sudah banyak dan Indonesia akan dibuat seperti itu. Dan SMK Ristek telah memiliki komitmen untuk melaksanakan berbagai kegiatan setiap tahun, diantaranya Ristek Cup dan lomba paskibra untuk menjaring siswa lulusan SMP/MTs," kata Kepala SMK Ristek, Drs. Darsono Sumedi, kepada RAKA, Minggu (24/5) siang disela kegiatan lomba paskibra SMP/MTs se-wilayah utara Karawang.

Lomba Ristek Cup dan paskibra ini merupakan kerjasaman dengan SMP/MTs. Minimal siswa SMP/MTs yang akan memasuki sekolah lebih tinggi akan lebih mengenal Ristek. Kata dia, inti kedua lomba itu diantaranya untuk menyongsong PSB (Penerimaan Siswa Baru) SMP/MTs, yaitu dengan melibatkan ektrakulikuler SMP/MTs. Lomba PBB ini pun merupakan wadah eksul SMP/MTs di daerah utara Karawang. Melalui lomba yang dirintis SMK Ristek, kegiatan serupa ini nantinya akan mudah diarahakan.

Dilihat, lanjutnya, SMK merupakan lembaga pendidikan bagi siswa untuk langsung bisa mandiri bekerja dan berwirausaha. Diakuinya, sesuai pengamatan tamatan SMK gajinya lebih tinggi dibanding SMA, jadi ada pernghargaan dari perusahaan meski bilangannya tidak banyak dibanding SMA. Pada training di perusahaan, siswa lulusan SMK akan langsung mengenal bidang pekerjaannya, karena telah mendalami ilmu itu di sekolah. "Tapi memang harus dilihat sarana dan prasarana yang ada di SMK itu, kalau di Ristek sudah memadai dan sudah bisa diandalkan di dunia insustri," ucapnya. (spn)

Sawah Produktif 42 Ha Jadi Lahan Tidur



CILEBAR, RAKA - Seluas 42 hektar sawah milik Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) di lokasi TPK (Tambak Pandu Karawang) Kecamatan Cilebar jadi lahan tidur, padahal sawah itu sangat produktif jika digarap petani setempat.

Di sisi lain, Dinas Pertanian Kabuapten Karawang selalu berupaya meningkatkan produkis padi dan stok beras untuk menunjang pangan nasional, tapi yang dilakukan DKP justru sebaliknya, tidak mengijinkan petani setempat untuk mengolah lahan sawah tersebut. Padahal, sejak lahan milik pemerintah orde baru ini dibangun beberapa tahun lalu, sisa lahan yang belum digarap untuk tambak udang, selalu dimanfaatkan menjadi lahan pertanian.

Seperti dituturkan seorang warga Desa Pusakajaya Utara, RT 01/03, Kecamatan Cilebar, Edi (49), kepada RAKA, Minggu (23/5) siang, kemarin. Diakuinya, memang tanah sawah itu bukan haknya untuk digarap, karena berdasarkan kepemilikan tanah itu memang DKP. Namun alangkah baiknya jika lahan itu bisa tetap digarap warga setempat seperti beberapa tahun lalu. "Kami pun tidak menggunakan lahan itu secara gratis sejak kami masih diijinkan untuk menggarap lahan tersebut," katanya.

Lebih lanjut Edi mengatakan, para petani termasuk dirinya mengaku menyayangkan sikap DKP pusat yang terkesan tidak memperhatikan keinginan petani setempat. Pihak DKP, tambahnya, dengan sikap tersebut dinilai sudah ingkar janji terhadap keputusan awal yang sudah memberikan ijin kepada para petani untuk tetap bisa menggarap lahan sawah, seiring dengan berjalannya TPK.

"Jika lahan itu tetap kami garap, maka akan sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat dan akan bisa memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah dari pajak sawah," papar Edi.

Mengomentari hal ini, Ketua BPD Desa Pusaka Jaya Utara, Barnas Somantri mengaku, pihaknya sudah beberapa kali menyampaikan keinginan masyarakat itu kepada pihak DKP supaya petani bisa kembali menggarap lahan tidur, yang sebelumnya pernah mereka garap. Namun, kata Barnas, hingga saat ini pihak DKP belum memberikan kepastian terkait keinginan yang diinginkan petani setempat. (sigit)

 

Bisnis Suku Cadang di Dengklok Melejit


 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Selama dua tahun terakhir usaha bisnis suku cadang motor bekas di Rengasdengklok semakin ramai. Dari tiga lapak yang pertama berdiri sekarang telah bertambah hingga 25 lapak.

Seorang pengusaha suku cadang bekas di Karang Anyar, tidak jauh dari Rengasdengklok, Asep Kembung (30) menuturkan kepada RAKA, Jumat (22/5) siang, bertambahnya jumlah pengusaha lapak tidak kemudian membuat usaha suku cadang motor ini lesu, tapi sebaliknya malah bertambahnya, pengusaha lapak malahan semakin membuat usaha ini jadi semakin bergairah. "Awalnya usaha seperti ini hanya ada tiga di Rengasdengklok, tapi sekarang bertambah jadi sebanyak 25 pengusaha lapak," katanya.

Menurutnya, usaha ini tidak ada istilah persaingan bisnis, semakin banyak lapak semakin banyak pembeli, mirip seperti wisata belanja. Alasan tak kunjung sepinya usaha ini, ucapnya, dilihat dari perbedaan penawaran harga yang bisa lebih rendah hingga 50 persen ketimbang harga toko. Selain itu, penjual suku cadang bekas ini dipandang lebih familier dan tidak berbelit-belit.
"Harga di lapak-lapak masih bisa ditransaksikan dengan cara tawar menawar dan sudah tentu lebih murah serta sama-sama terjamin kualitasnya, kami kira inilah yang jadi alasan usaha ini tak kunjung sepi meski diterjang waktu," ujarnya.

Saat ini Kembung mengaku sudah memiliki pelanggan hingga 200 orang dari usaha yang sudah dirintisnya sejak ia di-PHK tahun 1998 lalu. Meski modal awal hanya Rp 300 ribu, tapi hingga saat ini ia tetap melenggang dengan usaha yang digelutinya. "Awalnya pesimis, tapi setelah dijalani Alhamdulillah bisa dikatakan sukses," tukasnya.

Sejumlah barang yang dijual di lapak bekas ini diantaranya body, knalpot, karburator, jeroan mesin, velg, ban dan lainnya. "Setiap lapak sudah mengantongi ijin, kami juga iuran ke desa setempat Rp 1000 sehari," terangnya.

Kedepan, lanjutnya lagi, pemerintah harus lebih perhatian terhadap usaha kecil menengah seperti yang dijalaninya. Pinjaman seperti kredit lunak dinilai sebagai solusi untuk bisa meningkatkan usaha mikro seperti yang sekarang dilakoni sejumlah pengusaha suku cadang bekas. "Mungkin pemerintah bisa lebih perhatian kepada pengusaha seperti kami, contohnya dengan pinjaman kredit lunak," tutup Kembung. (sigit)

Kades Kutakarya Terus Didesak Berhenti?



RENGASDENGKLOK, RAKA - Desakan pemberhentian Kades Kutakarya, Kecamatan Kutawaluya, Roza Marfin terus berlanjut dari lembaga desa termasuk masyarakat setempat, setelah surat teguran yang ditujukan kepada kades ini tidak digubris.

Seperti dijelaskan Ketua BPD (Badan Perwakilan Desa) Kutakarya, Leklih Jajuli, kepada RAKA, Rabu (20/5) siang, BPD sebagai penengah telah mengambil langkah penyelesaian dengan mengundang kades dan warga untuk mengjelaskan persoalan yang muncul di desanya. Lokasi pertemuan telah ditentukan di kantor desa sesuai waktu yang disepakati para warga. Namun kades malah mangkir dan tidak hadir dengan alasan yang tidak jelas.

"Kami hanya mengajukan aspirasi warga perihal pengajuan pemberhentian kepala desa terkait kinerjanya yang tidak disiplin, kami telah mengundang kepala desa untuk klarifikasi langsung dengan warga," katanya.

Hingga kemarin, BPD menyatakan akan terus melakukan teguran kepada kadesnya, selama kades itu tidak menggubris undangan warga. BPD pun akan menyampaikan persoalan ini kepada Bupati Karawang melalui pihak Kecamatan Kutawaluya untuk segera menindak lanjuti aspirasi warga Desa Kutakarya sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Beberapa warga setempat menyatakan, kadesnya tidak disiplin dan selalu mendahulukan kepentingan pribadi dibanding kepentingan warga. Seperti diungkapkan Dayat (59) dari Dusun Dukuh RT 12/04, harusnya kepala desa mampu hadir dalam setiap rapat penting untuk menentukan persoalan desanya. Akibat kades tidak hadir, akhirnya rapat sering batal. Dan hingga kemarin, RAKA sulit menemui kades di kediamannya dan telepon selulernya sulit dihubungi.

Hal senada diungkapkan Dana (59) warga Dusun Kedung Mundu RT 10/05 yang kecewa kadesnya tidak hadir pada rapat kelarifikasi kemarin. Menurutnya, kadesnya sering melakukan pelanggaran hukum." Belum lama roza terkena kasus buang tembakan dan kekerasan dalam rumah tangga, ia juga sering berprilaku tidak baik sebagai kades seperti mabuk-mabukan," ucapnya. (sigit)

12 Anak TK Keracunan Minuman



RENGASDENGKLOK, RAKA - 12 Anak TK Kenari Rengasdengklok keracunan, diduga setelah mereka minum jajanan teh poci yang dijual di depan teras Indomart Rengasdengklok, Rabu (20/5) siang. Ke 12 anak itu langsung muntah-muntah dan segera mendapat perawatan medis.

Kejadian itu tepat ketika anak-anak TK Kenari sedang istirahat siang, mereka keluar untuk membeli jajanan, tapi tidak lama kemudian 12 anak terlihat kepayahan dan muntah-muntah. "Mereka muntah-muntah setelah jajan teh poci di teras Alfamart," kata saksi juga sebagai pedagang warung yang tidak jauh dari Alfamart, Linda (27).

Kata Linda, selain diduga dari minuman, pengawasan dari pihak TK terhadap anak-anaknya sangat lemah, sehingga mereka jajan sembarangan dimana saja. Mestinta, lanjut Linda, pihak TK melakukan pengawasan ketat pada anak-anaknya untuk tidak jajan di tempat sembarangan.

Ketika ditemui RAKA, seorang staf pengajar yang tidak mau di sebutkan namanya menjelaskan, sebab kejadian tersebut kemungkinan disebabkan lemahnya daya tahan tubuh anak, karena setelah diberikan obat norit untuk menetralisir racun, ke 12 anak itu tampak berangsur pulih. (cr1)

Petani Sindang Sari Tolak Hibrida


 
KUTAWALUYA, RAKA - Petani Desa Sindang Sari, Kecamatan Kutawaluya menolak bantuan bibit dari pemerintah, pasalnya bibit tersebut tidak tahan terhadap hama juga harganya padinya pun terbilang rendah. Hibrida diterima tengkulak Rp 220/kg, sedangkan Ciherang bisa mencapai Rp 275/kg.

Seorang warga setempat, Rasta (55) menyatakan kecewa dengan dengan hasil panennya, karena harga gabahnya jadi murah. Hal itu berbeda jika ia menggunakan bibit Ciherang. Dengan begitu, mulai musim tanam yang akan datang dia tidak akan menggunakan bibit bantuan tersebut lagi, kecuali jika pemerintah bibit Ciherang unggulan.

Diketahui, luas areal pesawahan di Desa Sindang Sari sekitar 440 hektar, hasil panen sekarang mencapai 4,5 ton/hektar. Modal garap hingga sampai panen mengeluarkan uang sekitar Rp 4 juta/hektar, itupun kalau hasil panennya tidak puso. Di musim penghujan, petani banyak mengeluhkan produksi panennya, karena padi mereka di beli tengkulak hanya dengan harga Rp 265/kg.

Sementara itu, hama yang menyerang padi di Desa Sindang Sari ini adalah tikus, seperti yang dituturkan petani setempat Akam (51), untuk membasmi hama tersebut petani meminta supaya intansi terkait untuk memotong pohon-pohon yang tumbuh liar di sepanjang bantaran irigasi, karena pada musim banjir tikus-tikus tersebut banyak naik ke pepohonan yang rindang, apabila air surut mereka menyerang padi.

Selain itu petani juga meminta Dinas Binamarga pengairan untuk segera mengeruk irigasi di daerahnya, karena kedangkalan irigasi mengakibatkan air terbuang percuma, sedangkan pada musim kemarau air irigasi tidak dapat mengairi sawah harus menggunakan pompa air tenaga disel. Keluhaan petani ini dibenarkan Kades Sindang Sari, M Aying KS, untuk mengantisipasi kegagalan panen, maka pihak pemerintahan desa telah melayangkan surat kepada instansi terkait agar kendala yang dihadapi para petani dapat segera dijawab. (sigit)

Melirik Para Penjual dan Pembeli HP di Pasar Dengklok



RENGASDENGKLOK, RAKA - Bisnis HP seken masih jadi andalan bagi remaja Rengasdengklok yang selama ini tidak memiliki pekerjaan tetap. Selama ini jual-beli HP itu masih ramai, keuntungan yang diperoleh pun terbilang lumayan, antara Rp 50-100 ribu/hari.

Seperti diungkapkan penjual HP seken asal Dusun Jati, Desa Rengasdengklok Selatan, Ismet (31), kepada RAKA, Selasa (19/5) siang. Diakuinya, bisnis ini sangat membantu bagi dia dan rekannya yang tidak memiliki pekerjaan dan keuntungannya pun berbeda tiap harinya, kadang untung jika banyak warga yang mencari maupun menjual HP kepadanya dan kadang juga sepi.

Cara kerja penjual HP ini, menunggu pembeli datang yang mencari jenis HP. Kemudian, pengunjung itu ditawarkan HP secara lisan, jenis dan HP apa yang diinginkan pengunjung. Setelah itu, para pejual HP ini langsung berkeliaran mencari jenis HP yang dimaksud setelah ditentukan harga, karena para penjual ini telah mengetahui harga pasaran hampir semua jenis HP.

Sementara itu, seorang warga asal Kutawaluya, Roni (25) yang sering mencari HP seken di pertokoan Shelbi mengungkapkan, jika mencari di konter HP akan sangat sulit mencari HP diinginkan, sedangkan kalau mencari langsung pada penjual yang mau mencari HP yang diinginkan, maka HP pun akan mudah didapatkan. "Memang lama, kita menunggu penjual itu keliling dulu mencari HP yang kita inginkan," ucapnya.

Namub begtitu, tak sedikit ponsel di pasaran adalah hasil daur ulang alias handphone (HP) rekondisi. HP rekondisi ini dijual dengan harga yang sangat murah dari harga aslinya. Namun, HP jenis ini sangat rentan, namanya juga barang berkomponen bekas, komponennya bisa aus dalam hitungan hari.

Seperti diungkapkan pemilik Nokia Celuller di Jalan Raya Rengasdengklok, Anton Tanzil, barang rekondisi ini komponennya sudah usang dan hanya diperkirakan bisa bertahan dalam dua atau tiga bulan. Kebanyakan HP rekondisi didaur ulang dari ponsel bekas yang sudah menjadi limbah. Limbah-limbah HP tersebut diambil mesin dan LCD monitornya kemudian dirakit ulang. Sementara casing, charger dan aksesori lainnya diganti baru. (sigit)
 

Warga Sindangsari Tewas Disambar Petir


RENGASDENGKLOK, RAKA - Seorang warga tewas tersambar petir di tengah sawah, Minggu (17/5) sore. Dia Sawi Binti Kaswa (39), warga RT 02/01, Desa Sindangsari, Kecamatan Kutawaluya. Saksi mata mengatakan, Sawi hendak pulang dari sawah, tapi tiba-tiba kilatan petir menyambat tepat ke tubuhnya.   

Melihat hal itu, beberapa tetangganya panik dan langsung mendekati Sawi, tapi sayang kondisi tubuh Sawi hangus terbakar kilatan api itu. Sementara suami korban, Tacung (40) lemas terkulai ketika mendengar istrinya tersambar petir.

Laporan yang dihimpun RAKA, Sawi tengah berjalan pulang kerumahnya usai menuai padi di sawah dalam keadaan cuaca mendung bersama kedua tetangganya. Mereka menyusuri tangggul saluran irigasi sawah. Namun tiba-tiba, kilatan petir menyambar dan langsung merobohkan tubuh korban sekaligus melepaskan nyawa korban. Sedangkan tetangganya yang tidak jauh dari korban bisa selamat.

Kondisi tubuh korban terlihat gosong di bagian punggung dan belakang kepalanya. Sedangkan kedua temannya, hanya mengalami luka-luka memar dibagian bibir dan pipinya. "Waktu itu kita pas mau pulang kerumah tapi tidak menyangka akan seperti ini," kata Nemi (40) korban yang selamat. (spn)

Tak Ada Truk, Perahu pun Jadi



RENGASDENGKLOK,RAKA - Selain untuk sarana pengairan pertanian, saluran irigasi bisa dipakai untuk jalur transportasi angkut gabah yang sedang dipanen. Seperti di Desa Sindangsari, Kecamatan Kutawaluya. Gabah hasil panen itu diangkut pakai perahu, gagasan petani ini sangat efektif sebagai pengganti truk yang biasanya sebagai sarana tunggal angkutan gabah.

Beberapa petani setempat mengaku, angkutan gabah menggunakan perahu di saluran irigasi ini telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Mengingat persawahan di sekitar desa ini dilintasi saluran air. Sementara, akses jalan yang rusak sulit dilalui armada truk. "Angkutan air ini ada sejak lama, karena tidak ada jalan lain untuk mengangkut gabah hasil panen," kata seorang petani, Narim (60) kepada RAKA, Senin (18/5) siang.

Diakuinya, setiap panen tiba pemilik perahu kebanjiran rejeki dari para petanim karena di desa ini ada sekitar seratus hektar sawah, jika tiap hektarnya membutuhkan jasa perahu, maka keuntungan pemilik perahu akan berlimpah ruah, seiring hasil panen yang diperoleh para petani setempat.

Seperti diungkapkan pemilik perahu setempat, Akam (55), pekerjaannya mendayung perahu sampan di tengah persawahan ini sudah dilakoninya sejak lima tahun lalu, hingga kini perahunya sudah menggunakan mesin dompleng. Penghasilan Akam pun ikut melimpah seperti melimpahnya panen, sehari dia mampu mengantongi keuntungan Rp 200 ribu. "Beda dengan armada truk, perahu bisa digunakan dalam berbagai cuaca hujan maupun panas," katanya. (sigit)

Kades Kutakarya Akan Diberhentikan?


RENGASDENGKLOK,RAKA - BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Kutakarya, Kecamatan Kutawaluya berencana akan mengajukan pemberhentian kepala desanya Roza Marfin, terkait sikap dan perilakunya. Surat ajuan itu akan dilayangkan langsung ke Bupati Karawang, Rabu (20/5) besok.

Ajuan ini merupakan hasil kesepakatan transparan BPD Kutakarya, Sabtu (16/5) siang dengan mengundang pihak kecamatan, polisi dan tokoh masyarakat. "Hasil rapat, baru sebatas surat pengajuan pemberhentian yang diajukan warga desa Kutakarya. Ajuan ini karena perilaku kepala desa yang tidak disiplin," kata Ketua BPD Kutakarya, Leklih Jajuli, kepada RAKA, Senin (18/5) siang.

Kata dia, ajuan ini berdasarkan keluhkan masyarakat setempat yang menilai kepala desanya jarang ngantor, sehingga menyulitkan warga yang memiliki kepentingan langsung dengan kepala desanya. "Jika kepala desa tidak pernah ngantor, maka kami akan bertindak berdasarkan mekanisme yang berlaku. Namun sampai hari ini kami tidak bisa meminta keterangan itu langsung kepada kepala desanya, karena dia tidak berada di tempat kerjanya," ucapnya.

Hal ini dibenarkan seorang warga setempat, Bili (27), kepala desanya sering tidak ada di tempat, meski pun di desanya sedang ada kegiatan. Pernyataan Bili diamini Sekdes Kutakarya Ruhimin, memang sudah beberapa hari kepala desa kami tidak ngantor, meskipun desa kami sedang ada kegiatan dan membutuhkan dia. (cr1)

Polisi Terus Kejar Bandar Narkoba



RENGASDENGKLOK, RAKA - Narkoba, miras dan perjudian masih marak di daerah Utara Karawang. Terbukti, banyaknya pengedar dan pemakai narkoba yang tertangkap polisi. Pantauan RAKA, masih banyak warung jamu tradisional yang menjual bebas miras, sedangkan para bandar dan pemakai  narkoba hingga kini masih main petak umpet dengan polisi.

Belum lama ini jajaran kepolisian polres Karawang menangkap kembali pelaku penguna narkoba di Rengasdengklok. Pelaku yang tertangkap ini adalah BDR,HN,OP DAN HR yang sekarang sudah mendekam di sel tahanan Polres Karawang. Ini satu bukti Polres Karawang serius memerangi dan memburu para pelaku, pemakai, pengedar narkoba dan perjudian.

Sebelumnya, beberapa warga dari berbagai kalangan bahkan hingga pegawai pemerintahan banyak yang tertangkap basah memakai barang haram tersebut dan hingga kini masih mendekam dalam sel tahanan. Selain nakoba yang lebih memprihatinkan lagi tentang prilaku para pemuda yang mengkomsumsi miras. Akibatnya sering terjadi  keributan atau tawuran di tempat hiburan hajatan dan mengakibatkan jatuh korban. Ini semua terjadi akibat bebasnya perdagangan miras berkadar alkohol tinggi beredar ditengah masyarakat pedesaan.

Seperti dituturkan seolah warga Desa Rengasdengklok Selatan, Supardi (45) kepada RAKA, Minggu (17/5) siang, kini polisi hanya menangkap pemakai narkoba, tapi belum berhasil menangkap pengedarnya. Diakuinya, harusnya harusnya polisi bisa mengembangkan dari penyidikan saksi atau para tersangka. seandainya hasil pengembangan itu ditindaklanjuti sangat mustahil bandar besar bisa lolos dari penyergapan para petugas." katanya dengan geram.

Hampir semua masyarakat menanggapi positif perintah kapolri untuk memberantas narkoba, premanisme dan perjudian. Seperti dikatakan Warno (35), warga Desa Kalangsari. Menurutnya instruksi Kapolri seharusnya ditanggapi oleh  pihak kapolsek untuk ditindak lanjuti agar para pelaku ditindak tegas tanpa ada pilih kasih agar ada efek jera untuk para pelaku. (sigit)

Jalan Rusak Kerap Telan Korban


 
RENGASDENGKLOK,RAKA - Ruas jalan di beberapa kecamatan rusak parah, akibat banyak terjadi kecelakaan maut. Seperti beberapa ruas di jalan Kecamatan Jayakerta, Cibuaya, Kutawaluya, Cilebar dan Rengasdengklok.

Hal yang terlihat jelas adalah di Jalan Raya Batujaya, tepatnya di Kampung Pacing, Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok, jalan provinsi ini amblas dan sering mencelakai pengendara. Meski banyak pejabat Pemda Karawang dan provinsi melewati jalan itu, tetap saja belum ada perbaikan.

Beberapa warga menceritakan kepada RAKA, Minggu (17/5) siang, di malam hari kerap benayak kendaraan tergelincir baik mobil maupun motor. Akibat jalan amblas itu, pengedara kadang terjebak dan terhentak yang kemudian terjungkal.

Seorang warga setempat, Narman (50) megatakan, kecelakaan sering terjadi, ini akibat jalan lambat diperbaiki oleh pemerintah propinsi maupun pemerintah kabupaten. Bahkan, perbaikan yang selama ini dilakukan pemerintah hanya sebatas tambal sulam, tidak perbaikan permanen. "Katanya Bupati Karawang terkenal dengan sebutan Dadang Hotmix, kenyataannya jalan masih banyak yang rusak," keluhnya.

Dimusim panen ini, jalan tersebut satu-satunya jalan lintasan Rengasdengklok-Batujaya yang padat dilalui truk-truk pengangkut padi. Melihat jalan seperti itu, kadang sopir pun mikir dua kali untuk melewatinya, kendaraan truk tersebut melaju sangat lambat keluar jalur untuk mengambil jalan rata yang tidak rusak. Tentunya, hal itu malah membuat jalanan macet. (sigit)

Jembatan Bolong Jadi Tempat Lapak PKL



RENGASDENGKLOK, RAKA - Jembatan besar penghubung Kutawaluya-Rengasdengklok bolong di bagian pembatasnya. Meski tidak mengganggu arus lalu lintas, jembatan yang usianya terbilang lama itu sepertinya harus dilirik pemerintah. Pantaun RAKA, jembatan ini selalu dipakai pedagang kaki lima (PKL) sejak tengah malam hingga pagi hari dan para PKL malah yang membuat jalanan macet.

Jalan yang bolong itu ditutup kayu-kayu oleh pedagang untuk dijadikan lahan dagangannya. Sedangkan disebelah kiri dan kanan mereka lalu lalang kendaraan jadi macet. Kadang, beberapa warga terlihat memancing ikan pada bolong jembatan itu. "Jembatan ini bolong sudah lama, tapi tidak mengganggu lalu lintas karena posisinya di tepian kedua jembatan," kata Endang (27) warga Karanganyar sambil menunjuk jembatan yang lokasinya di ujung Kota Rengasdengklok itu.

Sementara, warga lainnya malah cenderung mengeluhkan PKL yang jualan di sekitar jembatan dibanding mengeluhkan jembatan yang bolong, karena PKL kerap memacetkan jalan dibanding kerusakan jembatan itu. Terlebih para pengguna jalan yang mengeluhkan fungsi jembatan yang kerap dipakai untuk lapak pedagang.Akibatnya, di jembatan itu laju kendaraan terhambat.

Seorang warga Kampung Jati, Desa Rengasdengklok Utara, Isnan (30) mengungkapkan, jembatan itu sudah lama rusak dan harus diperhatikan pemerintah, termasuk menertibkan pedagang yang membuka lapak di sekitar jembatan itu. "Harusnya keduanya diperbaiki, jembatan juga PKL agar jangan buka lapak disitu," ucapnya.

Warga lainnya, H. Aan (43) mengatakan, kerusakan jembatan terletak pada beton penutup saluran air dengan menyisakan lubang menganga selebar 2 meteran, persis di tengah-tengah jembatan. Saat ini, lubang itu ditutupi dengan lapisan triplek butut oleh PKL. "Seharusnya pemerintah bisa lebih tanggap, ini kan kepentingan publik, jangan dibiarkan dong," tukasnya. (sigit)

Hasil UN Ditunggu Rasa Was-was



RENGASDENGKLOK, RAKA - Sejumlah siswa mengaku cemas nilai ujianya tidak sesuai harapan. Saat ini, mereka mengaku pasrah menerima nilai yang akan mereka terima. Seperti diungkapkan siswa SMPN 1 Rengasdengklok, Siti, kepada RAKA, Kamis (14/5) siang. ia merasa khawatir jika hasil ujiannya jelek.

Kendati demikian, Siti hanya bisa berpangku harapan pada try out dan bimbingan belajar yang telah diikutinya di sekolah. "Khawatir juga sih hasil ujian nanti tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, tapi saya tetap optimis apa yang sudah diberikan guru selama try out dan bimbel," ucapnya.

Hal senada diungkapkan pelajar SMPN 1 Rengasdengklok, Mutia, ia juga mengaku sangat khawatir dan was-was hasil ujiannya anjlok, ia membuang rasa khawatir itu dengan terus berdoa. "Takut itu ada, tapi mau gimana lagi. Sekarang sih berdoa dan tawakal saja supaya hasilnya tidak jelek, apalagi tidak lulus, wah jangan deh," paparnya.

Kepala Sekolah SMPN 1 Kutawaluya, Yayat mengatakan, tahun ini sekolahnya menargetkan angka kelulusan hingga 100 persen. Target itu dinyatakan setelah dia melihat persiapan ujian yang telah dilakukan sekolahnya jauh hari sebelum pelaksanaan UN, seperti bimbel dan try out yang dilaksanakan intensif bagi siswa peserta ujian. "Kami targetkan kelulusan sekolah kami 100 persen, sebelumnya kami melakukan bimbel dan try out di sekolah bagi siswa peserta ujian. Mudah- mudahan bisa tercapai," katanya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 1 Rengasdengklok, Cucu Cuaca mengatakan sekolahnya juga menargetkan 100 persen kelulusan bagi siswanya. Dia optimis hasil ujian nasional di sekolahnya akan tercapai seperti tahun-tahun sebelumnya. "Ya minimal hasilnya bertahan, kami optimis itu bisa tercapai," tuturnya. (sigit).

Usaha Hewan Tokek Bakal Seumur Jagung



RENGASDENGKLOK,RAKA - Hewan yang dianggap jijik sebagian warga, ternyata jadi usaha penyambung hidup, seperti yang dilakukan Darja (40) warga Desa Pisangsambo, Kecamatan Tirtajaya. Dia adalah pencari hewan tokek untuk dijual. Hewan tokek ini diketahui memiliki khasiat menyembuhkan berbagai penyakit.

Kata Darja, hewan tokek yang laku dijual cuma tokek yang memiliki berat lebih dari 3 ons dan memiliki suara yang nyaring. Pencari hewan ini dari luar daerah seperti Jakarta dan Bogor. Kemudian tokek itu dijual kepada calo atau penadah. Diakui Darja, hewan tokek ini diolah menjadi obat berbagai penyakit.

Dalam sebulan terakhir, di Rengasdengklok telah banyak para pemburu hewan tokek yang berkeliaran, padahal sebelumnya hewan melata ini tidak pernah ada yang mencari. Seorang warga setempat, Sudarmono (55) menuturkan, selain sebagai penyembuh sakit asma dan kulit, tokek juga banyak diburu karena faktor hobi. "Saya dengar, tokek banyak dipesan oleh orang jakarta dan bekasi," ucapnya.

Kendati begitu, Sudarmono yakin jika bisnis tokek ini tidak akan bertahan lama, melainkan hanya sesaat saja, karena pasarannya yang belum jelas dan jumlah tokek yang dicari tidak menentu, kecuali jika ada peternakannya. Ia melihat, bisnis tokek ini hanya bertahan setahun saja, tidak akan lebih. "Tak akan bertahan, pasaran tokek ini belum jelas arahnya," tukasnya. (sigit)


40% Penyakit Diakibatkan Dari Sampah


 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Persoalan sampah memang bukan persoalan yang mudah diatasi di pasar Rengasdengklok, persoalan sampah bukan hanya persoalan teknis saja, namun menyangkut persoalan perilaku.

Di pasar Rengasdengklok ada tiga persoalan yang sulit dibenahi, pertama lalu lintas darat, kedua pedagang kaki lima dan yang ketiga sampah. Untuk persoalan sampah, bukan hanya persoalan bagi para petugas kebersihannya, tapi lebih kepada perilaku bagaimana para pedagang termasuk masyarakat memperlakukan sampah. Seperti sampah dibuang tidak pada tempatnya.

Pantauan RAKA, banyak sampah tercecer di trotoar hampir di sepanjang trotoar, terutama di seberang jalan depan kantor kecamatan. Sampah itu sengaja dibuang pedagang di atas trotoar hingga ke ruas jalan, akibatnya sampah yang menumpuk tercecer itu tercecer karena tidak tertampung. Dan tumpukan sampah tersebut mengundang bau tidak sedap. "Memang disitu kami mengumpulkan sampah, nanti juga di angkut sama petugasnya," kata seorang pedanga, Darmi (38) kepada RAKA, Rabu (13/5) siang.

Hal senada dikatakan pedagang lainnya, Yayah (41), dia membuang sampah di trotoar hingga menumpuk dan mengandalkan tenaga pekerja kebersihan UPTD Cipta Karya untuk membersihkannya. Diakuinya, memang trotoar itu bukan tempat sampah, melainkan area pejalan kaki. "Saya hanya mengikuti pedagang lain, mereka juga buang sampah di trotoar itu," ucapnya sambil menunjuk tumpukan sampah di bahu jalan Rengasdengklok.

Bisa dilihat tumpukan sampah yang tercecer hingga ke ruas jalan, baunya pun mengganggu warga yang melintas, selain itu sampah tersebut dapat membawa gangguan kesehatan. Seperti dijelaskan staf UPTD Pasar Rengasdengklok, Sofian. Sekitar 40 persen penyakit disebabkan dari lingkungan yang tidak bersih.

Perilaku membuang sampah sembarangan mengundang perhatian Kepala Pelaksana Kebersihan Rengasdengklok, Ilyas G. Sasmitra, menurutnya kebiasaan membuang sampah sembarangan bisa merugikan diri warga itu sendiri. Kendati begitu, dia tidak bosan terus mengingatkan supaya pedagang tidak membuang sampah di trotoar, apalagi ketika masih jam kantor. "Tepat di lokasi tersebut sudah ia pasang plang jangan membuang sampah, tapi tetap saja ada sampah menumpuk," ujarnya.

Ditambahkannya, tercecernya sampah tersebut diakibatkan volume sampah di pasar Rengasdengklok tinggi yaitu mencapai 45 meter kubik setiap hari yang diproduksi pedagang pasar. Pengangkutan sampah ini memang terbilang rutin setiap hari, yaitu mengerahkan empat armada UPTD Cipta Karya, tapi banyaknnya sampah kerap jadi persoalan. Sedangkan jarak membuang sampah Rengasdengklok jauh hingga ke Kecamatan Kota Baru. "Memang seharusnya Rengasdengklok pumya TPA sendiri," kata Ilyas. (spn)

Balita di Cilebar Menderita Sakit Anus

Sunday, May 24, 2009


Siti bersama ibunya ditemani Kades Pusakajaya Utara.


CILEBAR, RAKA - Malang nasib Siti Walijah (3), balita yang berdomisili di Dusun Suka Jadi RT 02/04, Desa Pusaka Jaya Utara, Kecamatan Cilebar, ia memiliki kelainan pada anusnya. Jika buang air besar Siti meringis kesakitan, karena kotorannya tidak kelaur pada anus melainkan melalui vagina.

Putri ke dua pasangan Karma (35) seorang nelayan dan Marsah (27) ini memiliki penyakit tersebut sejak dia lahir. Orang tuanya tidak mampu menyembuhkan putrinya ini akibat terbentur biaya pengobatan yang terbilang mahal. Selama ini, Karma dan Marsah telah berupaya maksimal menyembuhkan putrinya dengan berbagai cara, meski kini mereka pasrah pada Sang Maha Kuasa untuk menunggu keajaiban kesembuhan putrinya.

Anak ini dikenal tetangganya sangat periah ketika bermain dengan teman sebayanya, tapi raut wajahnya berubah murung saat ia akan buang air besar, karena dia harus merasakan sakit terlebih dulu sebelum kotorannya keluar melaui vagina. Kata Marsiah, anaknya mengalami kelainan ini terjadi sejak lahir dan pernah dibawa ke RSUD Karawang saat umur 15 hari. Dokter di rumah sakit itu mengatakan, Siti belum bisa dioperasi diusianya yang baru belasan hari dan harus menunggu umurnya 1 tahun.

Pada umur 1,5 tahun, lanjutnya, dokter bersangkutan masih menganjurkan supaya Siti mendapat perawatan kontrol seminggu sekali. Saat berobat, orang tua Siti hanya bermodalkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang diberikan oleh desa setempat, kemungkinan karena hal itulah pihak rumah sakit kurang tanggap dengan penderitaan yang dialami Siti.

Menanggapi hal tersebut, Kades Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar Warman Abdurachman mengatakan, pihaknya sedang berupaya agar Siti segera ditangani pihak rumah sakit, tapi ia masih ada kendala tentang biaya keseharian orang tua Siti yang akan mendampingi Siti di rumah sakit. Rencananya Siti akan diminta supaya dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, itu pun setelah ada penggalangan dana dari donator. (spn)

Hanya Dirasakan Sekejap




"UANG BLT (Bantuan Langsung Tunai) hanya bisa dirasakan sekejap, beda jika dana ratusan juta tiap desa itu digunakan untuk perbaikan sarana desa tentunya akan dirasakan lebih lama oleh semua penduduk," kata Kepala Desa Dukuh Karya, Kecamatan Rengasdengklok, Komara, kepada RAKA, Jumat (22/5) siang.

Memang, akunya, program pemerintah ini sengaja menyalurkan uang tunai kepada RTM (Rumah Tangga Miskin) bukan untuk sarana fisik, tujuannya untuk memberikan kecukupan bagi RTM Rp 100 ribu sebulan. Namun realitasnya, meski diberi Rp 200-400 ribu, tetap saja masyarakat menghabiskan uang mereka satu-dua hari saja.

Dia menjelaskan, di desanya tercatat 758 KK (Kepala Keluarga) peserta BLT dan non BLT yang diberi uang tunai dari hibah peserta BLT yaitu sebanyak 1.420 KK. Uang untuk non BLT diambil dari uang peserta BLT yang disisihkan Rp 50 ribu/peserta BLT. Jadi, pemilik kartu BLT membawa pulang Rp 150 ribu untuk dibelanjakan keperluan mereka.

Diakuinya, dana pemerintah yang turun ke masyarakat memang terbilang besar, tujuannya untuk kesejahteraan rakyat. Dengan begitu, pemerintah masih perlu mencairkan dana pembangunan desa lainnya, semisal perbaikan jalan lingkungan di desanya sepanjang 2 km dan membuat turap di kedua sisi jalan itu supaya jalan tidak amblas. (spn)

Anton: Semua Jalan Harus Dicor

Friday, May 22, 2009


Anton Suhirman saat mengawasi langsung perbaikan jalan beton di desanya.
 

CILEBAR, RAKA - Sudah seharusnya semua jalan dicor, tidak lagi dihotmix. Mengingat kualitas jalan beton lebih tahan lama dibanding hotmix. Demikian kata Ketua LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) Pusakajaya Utara, Anton Suhirman, kepada RAKA, Kamis (21/5) siang disela perbaikan jalan beton 400 meter di desanya.

Menurutnya, pengecoran jalan poros desa antara Desa Pusakajaya Utara dan Pusakajaya Selatan ini merupakan contoh, supaya perbaikan jalan di semua desa juga harus dibeton. Kata dia, ajuan jalan beton ini sudah lama dan sudah direalisasikan dua kali, pertama sepanjang 400 meter di pertengahan tahun 2008 dan sekarang sudah dikerjakan lagi di ruas jalan serupa. "Perbaikan jalan ini bertahap, yang penting kualitasnya bagus dan tahan lama," ucapnya.

Dia membandingkan, jika ruas-ruas jalan di desanya ini sudah tuntas dihotmix tahun 2006 lalu, maka jalan itu dipastikan akan rusak dan kembali jadi tanah dan batuan. Dan kemungkinan, masyarakat hanya akan merasakan jalan bagus yang sesaat. Namun jika jalan dibeton, meski sedikit demi sedikit, tapi dipastikan jalan itu akan awet sekitar 10-20 tahun.

Usai perbaikan jalan ini, Anton meminta kepada Dinas Bina Marga dan Cipta Karya untuk membangun tiang portal untuk menutup jalan tersebut. Hal itu perlu supaya jalan tetap dalam kondisi baik, karena hampir setiap waktu jalan-jalan yang sudah diperbaiki itu selalu dilalui kendaraan berat. "Portal itu untuk pemeliharaan, kalau tidak diportal maka akan banyak truk bermuatan banyak masuk ke jalan itu, apalagi daerah ini berdekatan dengan wilayah proyek (TPK) Tambak Pandu Karawang," jelasnya.

Jalan 400 meter yang dikerjakan sejak 15 Mei 2009 kemarin ini memakan biaya Rp 388 juta-an dari APBD Kabupaten Karawang. Kontraktornya yaitu Endang Jengkol dari CV.Madani NCO. Kata Anton, perbaikan jalan ini langsung diajukan ke bupati oleh pihak desa dan LSM Faska. Dengan direalisasikannya jalan beton, berarti harga gabah akan semakin tinggi, karena perbaikan jalan ini akan menghidupkan akses pertanian setempat.

Seperti dikatakan Sekdes Pusakajaya Utara, Maman, diperkirakan hingga tahun 2010 semua jalan poros desanya bisa dibeton, meski bertahap. Kata dia, memang biaya jalan beton lebih besar dibanding hotmix, kalau perbaikan jalan hotmix bisa sepanjang 1 km, tapi kalau dibeton hanya mampu 300-400 meter. Usai perbaikan jalan poros Desa Pusakajaya Utara ke Desa Pusakajaya Selatan, kedepan diharap ada perbaikan serupa jalan poros desa antara Desa Pusakajaya Utara hingga Desa Sungaibuntu sepanjang 2 km. "Rencana akan diperbaiki 350 meter, pekerjaannya bertahap," tukasnya. (spn)
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan