SPEC Berikan Reward Bagi Siswa Berprestasi

Friday, July 31, 2009



KARAWANG, RAKA - Lembaga pendidikan Bahasa Inggris SPEC (Simpel dan Cepat) Karawang memberi reward bagi pesertanya yang memiliki nilai raport pelajaran Bahasa Inggris terbaik di sekolah. Ini dilakukan untuk memberi semangat pada peserta SPEC sekaligus membuktikan bahwa les Bahasa Inggris di SPEC mampu mensuport peserta lebih semangat belajar, juga untuk mengajak siswa lainnya belajar di SPEC.



Hal itu dijelaskan Pimpinan SPEC Karawang, Hari Pratignyo kepada RAKA, Kamis (30/7) siang. Bagi siswa yang memiliki nilai raport Bahasa Inggris 80-90 mendapatkan reward uang cash Rp 75 ribu, nilai 90-99 mendapatkan reward Rp 100 ribu, nilai 100 mendapatkan reward Rp 125 ribu dan bagi siswa yang memiliki nilai dibawah 70 dijamin gratis mengulang lagi les Bahasa Inggris di SPEC, tapi sebelumnya peserta ini harus memiliki absensi 85 persen. Dan reward ini hanya bagi pelajar SD, SMP dan SMA yang belajar di SPEC. "Program reward ini akan terus dilanjutkan dan hanya berlaku bagi peserta yang belajar di SPEC," ucapnya.



Kata Hari, terhitung ratusan peserta SPEC yang berhasil mendapat reward, tiap kelasnya hampir 80 persen yang mendapatkan reward. Peserta SPEC yang memiliki nilai baik wajib melampirkan foto copi raport sekolah untuk mendapatkan reward uang cash itu. Diakuinya, pada tahun ajaran baru sekarang jumlah pendaftar peserta SPEC membludak, sehingga SPEC keteter guru pengajar dan harus mendatangkan guru Bahasa Inggris tambahan dari SPEC Pusat di Magelang. Dengan banyaknya jumlah peserta, kata Hari, SPEC kekurangan satu ruang kelas yang rencananya akan segera dibangun. Alamat SPEC di Jalan Mangga No. 1, Guro I, Depan Pemda Karawang, telepon (0267) 403233.



SPEC pertama didirikan oleh seorang pemandu wisata di Borobudur bernama Hani Sutrisno pada tahun 1998 lalu, kemudian SPEC menyebar hampir di seluruh kota besar, ini karena SPEC telah teruji kelulusannya. Pada tahun 2008, SPEC dibuka di Karawang dan hingga kini telah meluluskan ribuan peserta dari SD, SMP, SMA dan umum hingga pejabat pemerintahan Kabupaten Karawang. Kata Hari, ada perbedaan kursus Bahasa Inggris di SPEC dan tempat lain, yaitu metodenya. Di SPEC, peserta lebih awal diperkenalkan vocabulary, kemudian grammer. Dengan begitu, perkembangan peserta akan secara sendirinya mampu menyususn kosa kata.



Bulan lalu, SPEC sudah melaksanakan training guru Bahasa Inggris SMP dan SMA se-Kabupaten Karawang. Dengan demikian, tak aneh jika Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris ciptaan seorang pemandu wisata ini memperoleh beberapa penghargaan termasuk prestasi luar biasa dari GURI (Gudang Recor Indonesia). Dan rencananya program baru SPEC yaitu english by phone, yaitu kursus Bahasa Inggris hanya dengan menggnakan ponsel, jadi siswa tidak perlu datang ke SPEC, sedangkan ponselnya khusus dari SPEC. "Ini baru rencana, jadi hanya nomor ponsel peserta kita yang bisa kursus Bahasa Inggris by phone," paparnya.



Selain Bahasa Inggris, SPEC telah membuka kursus baca-tulis dengan metode fonetis bernama Fonem, yaitu cara mudah membaca untuk anak usai 3-8 tahun. Hanya dengan 8 kali pertemuan, SPEC menjamin anak-anak bisa baca6-tulis dengan cepat. Waktu les yang ditetapkan yaitu seminggu dua kali pertemuan, waktu setiap pertemuannya yaitu satu jam. Orang tua anak bisa memilih hari les yang diinginkan Senin sampai Sabtu, pukul 08.00-16.00 WIB. Waktu belajar selama 6 bulan yang terdiri dari level A (Able to Read), level B (Be a Good Reader) dan level C (Champ in Reading), belajarnya selama dua bulan atau 16 kali pertemuan. (spn)

Tempat Prostitusi Digerus



RENGASDENGKLOK, RAKA - Akhirnya, lokasi prostitusi yang dianggap meresahkan warga di Cikelor, Desa Amansari dan Pos Banjir di Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok dibongkar paksa oleh Satpol PP Karawang, Kamis (30/7). Selain dibantu Kodim, Koramil dan anggota Polres Karawang, penertiban ini pun mengerahkan satu alat beko untuk membongkar bangunan permenen.



Hal ini sesuai pernyataan Kepala Satpol PP Kabupaten Karawang H. D. Alamsyah, semua tempat prostitusi di Kabupaten Karawang akan dibongkar tanpa kompromi. Sedangkan, di Cikelor, pembongkaran sempat diwarnai cek cok adu mulut antara warga setempat dengan salah satu pemilik rumah yang selama ini jadi tempat prostitusi. Warga menginginkan rumah itu dibongkar, sedangkan pemiliknya berusaha mempertahankannya. Akhirnya, rumah itu tidak jadi dibongkar setelah seorang anggota BPD (Badan Permusyawaratan Desa) setempat menjelaskan bahwa rumah itu bukan tempat prostitusi. Di Cikelor, sedikitnya 11 rumah diratakan.



Usai meratakan 11 rumah di Cikelor, perhatian aparat keamanan ini beralih ke Pos Banjir di Desa Kertasari, beberapa anggota Satpol PP kembali berusaha membongkar rumah yang dianggap meresahkan warga itu. Namun begitu, jauh sebelum penertiban ini dilakukan, Satpol PP Karawang telah memberikan surat eraran terhitung dua kali supaya rumah-rumah yang dianggap dijadikan tempat mesum itu dibongkar. Namun, pemilik rumah itu tetap saja membandel, akhirnya dibongkar paksa.


Bahkan seorang pemilik rumah protitusi di Pos Banjir menakut-nakuti Satpol PP dengan berusaha bunuh diri dengan sebilah pisau supaya petugas tersebut tidak membongkar rumahnya. Namun aparat kepolisian yang berada di lokasi langsung merebut senjata tajam tersebut. Melihat hal itu Kapolsek Rengasdengklok, AKP Muji Harja memberikan penjelasan kepada warga setempat. "Penertiban ini sudah sesuai prosedur, karena sebelumnya diberi peringatan terlebih dulu," jelasnya.



Sementara itu, pemilik rumah minta kepada Satpol PP agar tempatnya tidak di bongkar paksa, mereka berjanji akan membongkar rumahnya sendiri. Namun, petugas tetap tidak bergeming dan meratakan rumah-rumah tersebut. Mengingat tahun lalu permintaan serupa pernah dikatakan pemilik rumah prostitusi, waktu itu setelah Satpol PP meninggalkan tempat itu, genteng yang diturunkan malah dipasang kembali. (spn)

Shodaqoh Haji Gratis di Kutawaluya Dilanjutkan

Wednesday, July 29, 2009





KUTAWALUYA, RAKA - Rapat klarifikasi kelanjutan program IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) digelar di Aula kantor Kecamatan, Rabu (29/7) sore. Rapat ini digelar untuk mendapatkan komitmen para anggotanya mengenai kelanjutan program naik Haji. Selama ini, telah terkumpul dana sebesar 51 juta yang tersimpan di Bank. Pasalnya, sebagian dana yang telah terkumpul itu, dipermasalhkan pihak Kejaksaan Negeri Karawang, karena telah memotongan dari dana bantuan sosial.



Dana bantuan sosial tersebut, adalah dana BLT, PKH, sebesar 12 ribu/ penerima. Dan itu, dibahas dalam rapat yang di moderatori Camat Kutawaluya, Maman Suryaman. di dampingi Kepala KUA, H. Asep Saepulloh, berikut polisi dan para anggota IPHI se Kutawaluya. Rapat itu berjalan dengan sedikit alot di bumbui sedikit ketegangan pembelaan pendapat masing masing anggota. Hal ini mengakibatkan rapat itu, sulit untuk menemukan titik temu hingga dilakukan istirahat sejenak, mengingat waktu shalat yang wajib dilaksanakan. Setelah usai melaksanakan shalat berjamaah, rapat kembali dilanjutkan. Meski ada sedikit ketegangan, namun akhirnya dapat dicairkan dan mencapai titik temu dengan 3 opsi yang meminta suara kepada para anggotanya.



Yakni, Program terus dilanjutkan hingga ada satu calon yang berangkat, kedua program terus dilanjutkan, tapi setelah uang yang berasal dari dana bantuan dikembalikan, atau yang ketiga uang dikembalikan semua. ketiga pilihan itu, secara otomatis terbentuk setelah sebelumnya dirangkum oleh Kepala KUA dari beberapa pendapat yang dilontarkan dari para anggota IPHI dalam rapat itu.



Awal pendapat dilontarkan oleh Ketua IPHI yang sebelumnya telah mengundurkan diri karena kondisi kesehatan, H. Iyung .Dia mengeluarkan pendapat, bahwa dana yang sudah tertampung yang berasal dari dana bantuan supaya dikembalikan terlebih dahulu, dan meminta keterangan, pada yang menerima uang pengembalian jika ingin melanjutkan.



Sementara pendapat yang kedua dikatakan Ketua forum Kepala Desa Kecamatan Kutawaluya, Jamaludin. Dia menerangkan bahwa dia juga meminta agar dana itu dikembalikan dahulu. Kata Kades yang baru saja usai mengikuti pemanggilan dari Kejari, bahwa pihaknya secara pribadi mendukung program IPHI. Namun, karena berbuntut pada pemanggilan kejaksaan, maka pihaknya meminta agar dana itu dikembalikan saja, sesuai dengan saran yang diberikan pihak dari kejaksaan. "Khususnya dana yang terkumpul dari dana bantuan sosial," terang Jamal.



Mantan Camat Kutawaluya, Drs. Heri paryono. sebagai penggagas dari program IPHI. menyampaikan jika program ini terkait pada masalah hukum, dia menegaskan bahwa dia tidak pernah mengintruksikan para Kades untuk memotong dari dana bantuan sosial. Pihaknya hanya mengajak kepada yang mau. Sebab, kata Heri, dia hanya mengajak pada yang ikhlas bersodakoh. Dan hal ini sudah melalui komitmen bersama sebelumnya. "Kecuali jika ada oknum yang sengaja memakan uang sodakoh," tegasnya sembari menyampaikan pendapatnya agar ada pengundian yang pertama untuk diberangkatkan sesuai dengan komitmen awal.



Selanjutnya, kata Heri, mengenai kelanjutan program IPHI dia menyerahkan keputusan kepada para anggota dan panitia. Namun, ketiga pendapat itu bertambah kembali dari ketus BPD merangkap PPK Kutawaluya, leklih jajuli. karena jika dana itu dikembalikan, Kata Leklih, sebagian dana yang sudah terkumpul itu, bukan hanya berasal dari dana bantuan sosial, ada juga dari dana PPK. lalu, setelah leklih, timbul pendapat baru dari tokoh agama Sindang Mukti, Tatang Sihabudin. Namun, setelah dirangkum kembali bersama sama para peserta rapat, hanya terbentuk tiga opsi untuk diminta suaranya. Mengingat haripun sudah menjelang malam.



Hasilnya, pada opsi pertama yang memilih untuk melanjutkan sebanyak 7 suara, opsi kedua yang meminta dana dikembalikan sebagian sebanyak, 4 suara, opsi ketiga yang meminta dana dikembalikan semuanya, sebanyak 16 suara. Akhirnya, keputusan dapat diambil dan disaksikan oleh Camat kutawaluya dengan keputusan bahwa dana itu, akan diambil dari bank dan dikembalikan semua. Namun keputusan kelanjutan program IPHI, akan diputuskan oleh para peserta rapat, dalam waktu dekat. penutupan rapat diiringi dengan doa bersama sebagai simbol syukur rapat berjalan lancar dan sepakat. "Rapat ini digelar dengan itikad yang baik apapun hasilnya," tegas camat. (sigit)



Karma Butuh Bantuan Kaki Palsu

CILEBAR, RAKA - Karma Bin Sido (24) warga Dusun Mekarjati, RT 03/06, Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar berharap ada yang memberinya kaki palsu, mengingat kaki kananya buntung akibat kecelakaan dua tahun lalu. Sosok tumpuan bagi keluarganya ini kini tak bisa berbuat banyak, selain bekerja seadanya.


Dia diketahui sebagai seorang nelayan yang ulet dan tekun, tujuannya bekerja adalah untuk menafkahi orang tua dan saudaranya. Kakinya buntung berawal sejak dia terjatuh ketika membawa ikan dari perahu yang akan dilelang di TPI (Tempat Pelalangan Ikan) Fajar Samudra Kecamatan Cilebar. Tak lama kemudian, kakinya bengkak dan ia berupaya berobat ke dukun urut, tetapi hasilnya sia-sia.


Atas saran Kades Pusakajaya Utara, Warman Abdurachman yang saat itu belum menjabat sebagai kades, Karma dibawa ke RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kabupaten Karawang, karena kondisi kakinya tidak bisa disembuhkan oleh tim medis, maka kakinya itu diamputasi, khawatir penyakitnya menjalar ke sekujur tubuh lainnya. Sebagai anak paling tua dari lima bersaudara, kini Karma harus bekerja keras untuk membantu orangtuanya, karena usai diamputasi, setahun kemudian bapaknya meninggal dunia.


Dijelaskan pamannya Karma, Neman Soemantri (40), pekerjaan yang kini dilakukan Karma ini untuk membantu meringankan keluarga, meski kakinya buntung, Neman mempekerjakan Karma sebagai nelayan di perahunya pada posisi sebagai penebar jaring udang saat melaut. "Hanya itu yang bisa saya bantu untuk menghidupkan keluarganya dan perlakuannya tidak saya bedakan dengan nelayan lain, pembagian hasil pendapatannya pun di bagi rata," tuturnya.


Memang yang dialami Karma membuat Warman Abdurachman iba, penderitaan beberapa warganya yang tidak mampu seperti Karma ini sudah dua tahun harus bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya walaupun tanpa kaki sebelah ia tetap semangat. Kata Warman, pihaknya akan berupaya maksimal agar warganya ini mendapat bantuan kaki palsu. "Mudah mudahan ada donatur yang mau peduli untuk meringankan penderitaan Karma yang tidak mampu untuk membeli kaki palsu," harapnya.


Beberapa waktu lalu, Sukarno (36) warga RT 05/01 Dusun Krajan, Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok mendapat kaki palsu setelah 5 tahun kaki kanannya buntung akibat kecelakaan. Ia mendapat bantuan kaki palsu dari Yayasan Peduli Tuna Daksa (Yay. Sadhu Vaswani) Jakarta. Dari keterangan tersebut Karma berharap besar dia pun dapat kaki palsu. (spn)

Mengeruk Sedimentasi Saluran Induk Rengasdengklok

Sebuah alat keruk menggali edapan lumpur atau sedimentasi saluran induk Rengasdengklok, Selasa (28/7) siang di Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok. Pengerukan ini sebagian kecil dari beberapa saluran sekunder dan tersier di daerah utara Karawang yang sedimentasi lumpurnya tinggi.

Kesulitan Air, Dua Desa Terancam Gagal Tanam Padi

CILEBAR, RAKA - Sedikitnya 40 hektar sawah di Dusun Cimunclak, Desa Pusakajaya Selatan, Kecamatan Cilebar gagal tanam musim ini. Pasalnya, air irigasi tidak bisa mengairi persawahan tersebut, ini akibat debit air yang kurang. Padahal sebelumnya para petani tidak pernah mengeluhkan kekurangan air seperti musim ini.
 
Seperti diungkapkan petani setempat, Uwat (45), untuk mengairi sawah dia terpaksa harus menyewa mesin pompa air, karena jika tidak begitu, sawahnya akan kekeringan. Diakuinya, mesin pompa itu hanya cukup untuk mengairi sebagian sawah, sedangkan sebagian sawah lainnya tetap saja kering. Dan pada musim ini, sawahnya tidak digarap. "Selain sulit air, juga banyak petani yang tidak mampu menyewa mesin pompa," ujarnya.
 
Selain di Desa Pusakajaya Selatan, Desa Pusakajaya Utara pun mengalami hal sama, beberapa hektar sawah tidak bisa dialiri air dari saluran sekunder terdekat. Diakui beberapa petani, masalah yang sedang mereka hadapi ini hanya dilirik PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) setempat, tapi hingga kemarin belum terlihat ada upaya untuk mengatasinya. "PPL hanya melihat-lihat saja, tapi belum ada upaya untuk mengatasi kesulitan yang dialami petani," ungkapnya.
 
Menanggapi hal ini, Kepala Desa Pusakajaya Selatan, Mintra Hendra menyatakan, keluhan para petaninya ini akan berimbas minimnya PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) dari petani kepada pemerintah desa dan iuran 'rutin', mereka tidak akan sanggup membayar karena sawahnyanya tidak bisa digarap.
 
Dengan ini, Kepala Desa meminta pada Pemda Karawang, khususnya Dinas Pertanian Kabupaten Karawang untuk segera menyediakan mesin pompa air bagi para petani yang sawahnya kekeringan, agar petani ini dapat mengolah lahan sawah dan bisa menanam padi di musim ini. (spn)

Bikin KK dan KTP Harus Pakai Surat Nikah

RENGASDENGKLOK, RAKA - Mulai 1 Agustus 2009, persyaratan pembuatan KK (Kartu Keluarga) dan KTP (Kartu Tanda Penduduk) cukup menyulitkan masyarakat. Pasalnya, pembuatan KK atau KTP harus dilengkapi surat nikah. Jadi, keterangan kepala desa saja belum cukup. Banyak diantara warga kecewa dengan peraturan yang dibuat Pemda Karawang ini.
Seperti dikatakan seorang warga Bojong Karta, RT 05/01, Desa Rengasdengklok Selatan, Een (38), dia jadi bingung ketika mengajukan KTP baru, dia harus sibuk melengkapi foto copy surat nikah. Hal ini, diketahuinya kerika dia butuh KTP baru untuk persyaratan berobat dengan kartu Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat). "Kenapa Ketua RT tidak ngasih tahu kalau sekarang mengurus KTP tidak cukup dengan surat keterangan desa saja," jelasnya.
 
Dilihat, bagi warga yang kurang mengerti dengan berlakukannya persyaratan baru ini memang sedikit komplin, masyarakat mengaku pemerintah kurang melakukan sosialisasi tentang pemberlakuan tambahan persyaratan yang cukup menyulitkan, akhirnya harus kembali untuk melengkapi persyaratannya.
 
Kasi Kependudukan Kecamatan Rengasdengklok, Eti Setiasih menjelaskan, bagi pemula yang ingin membuat KTP harus dilengkapi foto copy ijasah. Hal ini untuk menghindari anak yang belum cukup hingga 17 tahun dalam pembuatan KTP. Sedangkan bagi yang sudah menikah harus melampirkan foto copy surat nikah untuk memperjelas status.
 
Jika tidak punya surat nikah, lanjutnya, bisa membuat surat keterangan dari KUA (Kantor Urusan Agama) dan dilengkapi saksi dengan tandatangan yang diberi materai Rp 6000. Diakui Eti, ini bukan mempersulit pemohon KTP dan KK, tetapi telah diatur berdasarkan Perda, sehingga bagi para pemohon agar melengkapi persyaratan yang telah di tentukan Pemda Karawang.
 
Dengan peraturan seperti ini, banyak masyarakat mengeluh karena membuat KTP dan KK tidak bisa sehari, warga harus melengkapi persyaratan sesuai prosedur. Sepengetahuan masyarakat, bupati telah mempermudah pelayanan KTP ini tanpa aturan yang berbelit, asal statusnya jelas. Namun dengan peraturan ini, pembuatan KTP dan KK dianggap menyulitkan. (spn)

Tidak Cukup Rp 150 Juta

"Pembangunan tambak limpas atau bendungan untuk sarana pertanian di Desa Srikamulyan, Kecamatan Tirtajaya tidak cukup jika hanya dianggarkan Rp 150 juta, karena menurut hitungan anggaran yang dibutuhkan untuk membangun tambak limpas itu sebesar Rp 1,5 miliar," kata Kades Srikamulyan, Rusdi KA. Surkaya, kepada RAKA, Selasa (28/7) siang usai rapat minggon di aula Kecamatan Tirtajaya.
 
Menurutnya, keperluan tambak limpas merupakan kebutuhan mendesak, mengingat setiap musim tanam beberapa petani di Desa Srikamulyan dan Desa Srijaya harus membendung Sungai Bembang dengan 800 karung tanah. Dibendungnya sungai ini supaya air bisa meluap dan mengairi ratusan hektar sawah di kedua desa itu, termasuk puluhan hektar di beberapa persawahan desa lainnya se-kecamatan. "Yang saya ketahui, Rp 150 juta itu akan untuk pondasinya saja, pelaksananya Bina Marga Karawang. Tentunya tambak limpas ini tidak akan selesai cepat, menunggu anggaran dana berikutnya hingga mencapai Rp 1 Miliar lebih," jelasnya.
 
Selain itu, Kades menjelaskan pendangkalan beberapa saluran air di beberapa desa yang menyebabkan petani sulit mendapatkan air di musim tanam. Kata dia, saluran itu memang tampak dipenuhi air, tapi sebenarnya airnya sedikit karena dasar sungainya penuh dengan lumpur, sehingga air akan habis sebelum mencapai desanya. Sedangkan jika debit air itu ditambah, bukannya mencukupi kebutuhan sawah di hilir, tapi malah melimpas dan membanjiri pemukiman dan perkebunan. (spn)

video: SMKN 1 Rengasdengklok Belum Siap Miliki Kepsek Definitif

Tuesday, July 28, 2009



RENGASDENGKLOK, RAKA - Kepala Disdikpora (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga) Kabupaten Karawang, Yan Zuwarsyah meragukan untuk saat ini SMKN 1 Rengasdengklok memiliki kepala sekolah definitif, mengingat akan banyak guru yang kini diperbantukan di SMKN 1 Rengasdengklok akan ditarik lagi ke SMKN 1 Karawang, sedangkan jumlah guru di SMKN 1 Rengasdengklok belum memungkinkan.

Hal itu diungkapkan langsung saat pertemuannya dengan komite dan guru SMKN 1 Rengasdengklok, Senin (27/7) sore. Pernyataan itu menanggapi kondisi SMKN 1 Rengasdengklok yang pimpinannya masih menginduk pada SMKN 1 Karawang. Namun begitu, Yan mengatakan, pada saatnya nanti SMKN yang pertama di wilayah utara Karawang ini akan memiliki kepala sekolah definitif yang kini kepemimpinannya masih dibebankan pada Endang sebagai PLH Kepala SMKN 1 Rengasdengklok.

Dihdapan guru dan komite, Yan Zuwarsyah memotivasi bahwa perkembangan SMKN 1 Rengasdengklok ini harus dilaksanakan cepat dengan kemampuan dan perlengkapan seadanya. Dia juga berpesan supaya SMKN baru ini bisa memacu siswanya menuju ke arah yang lebih baik. Pada kesempatan pertemuan itu, Yan lebih gamblang menjelaskan tentang kebijakan Pemda karawang mengenai pendidikan.

Kata Yan, Kabupaten Karawang mempunyai visi ingin mensejahterakan rakyatnya yaitu melalui dua pilar, pertanian dan industri. Di bidang pertanian, karena sejak lama Karawang adalah daerah agraris, makanya dijadikan salah satu pilar karawang. Dan industri, karena di Selatan Karawang terdapat tanah gersang yang kini dibangun banyak industri. "Kalau bisa, Karawang maju dengan dua pilar itu secara seimbang," ujarnya.

Sementara itu, Kabupaten Karawang memiliki 12 visi dan visi yang pertama adalah meningkatkan kualitas pendidikan. Jadi, masyarakat tidak usah meragukan kalau Pemda Karawang memang benar-benanr memperhatikan pendidikan, tentunya atas peran eksekutif dan legislatif Kabupaten Karawang yang mau menganggarkan pendidikan lebih dari yang lain, mengingat anggaran pendidikan nasional minimal 20 persen, sedangkan Karawang 24 persen.

Anggaran pendidikan Kabupaten Karawang sebesar 42 persen ini diluar gaji, kalau gaji guru dimasukan maka akan sebesar 36 persen, ini membuktikan Pemda Karawang konsen di bidang pendidikan, tercatat anggaran pendidikan di kabupaten ini sebesar Rp 122 Miliar. Namun begitu, lanjutnya, banyak masyarakat menilai biaya pendidikan di kabupaten ini mahal, padahal semuanya sudah ditanggung pemerintah.

Sementara, infrastruktur pendidikan memang masih minim, ini dilihat dari banyaknya bangunan SD yang hancur. "Jumlah anak sekolah dengan jumlah ruang belajar tidak seimbang, sehingga hal ini menyebabkan kita sulit mencapai prestasi yang tinggi, SMKN di Karawang ada 7, harusnya jumlah itu lebih dari 7 sekolah jika dilihat jumlah penduduk Kabupaten Karawang yang cukup banyak," ujarnya.

Harus diketahui, kata Yan, biaya pendidikan ada tiga kelompok, pertama modal atau investasi diantaranya pembangunan, guru, tanah sekolah yang mendanainya adalah pemerintah, bukan orang rua murid. Kedua biaya operasional pemeliharaan melalui BOS (Biaya Operasional Sekolah), termasuk membayar honor guru. Dan ketiga biaya operasional buku, seragam dan ongkos ke sekolah. "Nah celakanya, masyarakat tidak mau tahu, masyarakat selalu menginginkan sekolah gratis penuh," ucapnya.

Termasuk SMKN 1 Rengasdengklok sebagian besar didanai APBD Kabupaten Karawang. Bahkan tahun ini, DSP (Dana Sumbangan Pembangunan) SMK dan SMA negeri dibayar pemerintah. Namun begitu, mutu hasil pendidikan di Karawang ini relatif rendah kalau dibandingkan dengan tuntutan pasar, yaitu jenjang yang lebih tinggi dan lapangan kerja.

Diceritakan Yan Zuwarsyah, universitas yang ada di Jawa Barat sekitar mahasiswanya 70 persen dari luar Jawa Barat, ini menggamabrkan rendahnya kontribusi masyarakat Jawa Barat di perguruan tinggi. "Jadi mutu hasil didik kita rendah dibanding tuntutan pasar, artinya rendah pada pendidikan jenjang yang lebih tinggi," jelasnya.

Di Karawang ini, tercatat 500 lebih perusahaan industri, tapi perusahaan tersebut didominasi karyawan dari luar Kabupaten Karawang. Sedangkan orang Karawangnya ada pada level sebatas operator. "Ini tantangan bagi kita, tiga hal ini yang melandasi program-program kebijakan pendidikan di Kabupaten Karawang. Makanya kita lakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk pelatihan-pelatihan, supaya mutu pendidikan meningkat," paparnya.

Diceritakannya, pada tahun 2007 tercatat 2.861 lokal SD yang rusak berat, bupati punya komitmen dengan DPRD pada akhir 2008 semua bangunan sudah beres. Namun, sebulan setelah besres ada kabar SD roboh, setelah dicek ternyata ada 800 lebih SD tersisa yang belum selesai dibangun. Pada tahun 2009 telah diintruksikan semua sekolah jelek akan dibangun semua, tapi setelah dihitung pemerintah hanya bisa membangun 500 gedung SD, ini belum termasuk SMP.

Hasil evaluasi, tamatan SD/MI tahun ini sebanyak 38.600 siswa, sedangkan daya tampung SMP sebanyak 26.600 siswa, selisihnya sebanyak 12.000 siswa tidak tertampung di SMP. Ini masih dianggap masalah dan memang seharusnya akhir 2009 ini kekurangan itu bisa dipenuhi. Sementara itu, tamatan SMP tahun 2009 sebanyak 29.171 siswa, sedangkan daya tampung SMA dan SMK negeri sekitar 9.500 siswa, selisishnya 19.000 siswa tidak tertampung. "Maka dilaksanakan optimalisasikan daya tampung," tukasnya.

Dia menandaskan, penerimaan siswa tidak pakai nilai 'pasing grid', semua lulusan SMP/MTs harus diterima dengan memprioritaskan anak dari keluarga tidak mampu, anak dari orang tuanya yang PNS (Pegawai Negeri Sipil) lgolongan I dan II dan masyarakat yang ada disekitar sekolah. Maka dengan hal itu, kaya Yan, siswa baru bisa ditampung dengan jumlah kelas gemuk jadi 48 per kelas. Kecuali di SMAN 1 Karawang dan SMKN 1 Karawang yang tidak boleh gemuk.

"Kalau ada sekolah yang memungut, maka dianggap sekolah itu menyalahi aturan, mau tidak mau semua siswa harus ditampung. Saya jamin, tikdak akan ada siswa yang akan belajar di tikar, untuk itu DSP yang diterima sekolah harus dibangunkan (untuk gedung dan mebeler, red). Dengan dibayar pemerintah, berarti sekolah itu dijamin, saya tekankan tetap tidak ada pungutan meski tidak tertampung," tandasnya.

Kata Yan, kadang persoalan intern sekolah yang menghambat kemajuan sekolah, contohnya komite dan kepala sekolah yang tidak akur dan selalu mempersoalkan 'duit'. Untuk itu, pihaknya akan membuat tim khusus untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di sekolah. "Harapan saya komite dan kepsek bisa berjalan seiring," ungkapnya. (spn)

video: Broadcast Base Education and Life Skill SMAN 1 Rengasdengklok

Monday, July 27, 2009

Kegiatan lab skill di SMAN 1 Rengasdengklok.

KUTAWALUYA, RAKA - Menghadapi persaingan yang kompetitif bagi lulusan sekolah, terutama minimnya lapangan kerja, SMAN 1 Rengasdengklok membekali siswanya dengan keterampilan sablon, elektronik, menjahit, tata boga, Bahasa Jepang dan otomotif. Pada tahun ajaran ini, life skill tersebut mulai dilaksanakan Senin (27/7) yang diikuti semua kelas secara terjadwal.


Hasil life skill ini, tak sedikit lulusan SMAN 1 Rengasdengklok yang diterima kerja di dunia industri, bahkan menyaingi lulusan SMK Otomotif. Ini membuktikan, lapangan pekerjaan tidak hanya didominasi siswa lulusan SMK, melainkan bisa dimasuki lulusan SMA yang telah memiliki keterampilan. Apalagi, bagi lulusan yang kesulitan melanjutkan ke perguruan tinggi atau yang tidak bekerja pada perusahaan, keterampilan tersebut bisa digunakan sebagai bekal wirausaha mandiri.


Kepala SMAN 1 Rengasdengklok, H. Tarya Sukmana didampingi Waksek Urusan Kurikulum Yunanto S.Pd, menjelaskan, life skill ini diikuti semua siswanya, mereka diajarkan keterampilan dasar untuk kemudian dikembangkan menjadi lahan usaha sendiri. "Kita telah mempersiapkan perangkat pembelajaran life skill ini yang enteng dan tidak berbelit, tujuannya kita membuka life skill ini untuk bekal siswa, jadi tidak hanya SMK saja yang memiliki keterampilan, kita pun bisa menciptakannya," kata Tarya.


Dilihat, pada hari yang sama beberapa siswa antusias mengikuti keterampilan tambahan di ruang masing-masing, mereka menganggap pelajaran tambahan ini sebagai pengalaman yang sangat bermanfaat. Kata Yunanto, semua siswa dijadwal untuk mengikuti life skill ini dan secara bergilir. Namun begitu, masih banyak perlengkapan life skill yang dianggap kurang, tapi tidak menyurutkan kegiatan ini terus dilaksanakan setiap hari. "Anggaran life skill ini dari RAKS (Rancangan Anggaran Kegiatan Sekolah), kita mengajarkan dasar-dasar keterampilan," ucapnya. (spn)

Warga Mengawasi Langsung Pendistribusian Raskin

Masyarakat kini langsung mengawasi raskin (beras miskin) yang turun ke
desa. Banyak diantara warga yang menolak membeli raskin jika
kualitasnya buruk. Tahun lalu, masyarakat sering menerima raskin yang
kondisinya kotor dan busuk. Foto pendistribusian raskin di Desa
Kertajaya, Kecamatan Jayakerta.

Penertiban PKL dan Warem Dengklok Batal

RENGASDENGKLOK, RAKA - Rencana penertiban PKL (Pedagang Kaki Lima) dan warem (warung remang-remang) di Rengasdengklok Minggu (26/07) kemarin gagal dilaksanakan Satpol PP Karawang. Diundurnya penertiban ini membuat para PKL lega, karena sebelumnya sebagain besar PKL merasa was-was lokasi usahanya akan digusur.
 
Target warem yang akan dibongkar yaitu di lokasi pos banjir Desa Kertasari, tempat ini sudah bertahun-tahun dijadikan lokalisasi yang dianggap warga sebagai tempat maksiat. Meski sudah beberapa kali dibongkar paksa Satpol PP Karawang tahun lalu, tetap saja lokalisasi itu buka dan dianggap menggangu warga setempat.
 
Beberapa waktu lalu, Satpol PP Karawang telah memberi surat edaran kepada para PKL dan warga Rengasdengklok mengenai rencana penertiban pada lapak-lapak pedagang yang ada di sepanjang jalan. Menanggapi hal ini, beberapa waktu lalu, Ketua PPKL (Paguyuban Pedagang Kaki Lima) Rengasdengklok, Jejen Sopiyan meminta kepada pemerintah supaya penertiban di beberapa titik Pasar Rengasdengklok diundur sampai bulan Ramadhan dan lebaran Idul fitri mendatang, mengingat pada bulan puasa adalah saat yang ditunggu PKL untuk mencari penghasilan lebih.
Menurutnya, jika Satpol PP Karawang serius akan melakukan penertiban PKL dalam waktu dekat, maka banyak masyarakat yang kehilangan mata pencaharian. Imbasnya, sudah pasti bakalan memicu berbagai macam masalah sosial dimasyarakat. "Lebih banyak tindak kriminal dan menambah lagi jumlah pengangguran," katanya.
 
Sementara, mencari kerja saat ini terbilang sangat sulit, sebab pendidikan para PKL hanya sebatas SD dan SMP. Untuk itu, Jejen meminta pada para pemerintah supaya mengambil langkah bijak. "Saya harap para petugas memikirkannya terlebih dahulu, jangan sampai penertiban dilakukan cepat dan imbasnya merugikan masyarakat kecil yang memiliki usaha kecil," harapnya.
 
Dijelaskannya, permintaannya itu beralasan, mengingat kebutuhan ekonomi para PKL akan semakin tinggi saat bulan puasa. Kata Jejen, penertiban PKL oleh Satpol PP Karawang yang gencar dilakukan dibeberapa daerah Kabupaten Karawang membuat sejumlah PKL di Rengasdengklok cemas. Bahkan, diantara PKL di Rengasdengklok sudah menerima surat himbauan untuk segera mengosongkan lokasi lapak mereka sebelum hari penertiban.
 
Diketahui, PKL di Pasar Rengasdengklok ini terus berkembang sedikitnya 100 PKL pertahun, semua ruas jalan dan sudut kota sudah ditempati mereka dan tak ada trotoar kosong lagi untuk pejalan kaki, terutama di jalan pertokoan Shelby Plaza, sepanjang trotoar itu dipadati pedagang pakaian dan buahan. Sementara pedagang sayuran tumplek di lahan parkir pertokoan, tepatnya di seberang Kantor Kecamatan Rengasdengklok.
Tahun lalu, sejumlah PKL di pasar ini sempat ditertibkan, tapi mendapat perlawanan dari warga setempat yang nota bene adalah PKL itu sendiri. Akhirnya disepakati, luas lapak yang dipakai PKL tidak lebih 2x2 meter persegi. Namun, seiring waktu juga tidak adanya pengawasan pemerintah, akhirnya lapak PKL tetap saja melebar hingga ke trotoar dan jalan raya. (spn)

Petani Dihimbau Mencopot Perangkap Tikus Listik

KUTAWALUYA, RAKA - Banyaknya kejadian warga tewas akibat tersengat listrik di sawah, beberapa kepala desa menghimbau supaya petani mencopot ranjau tikus tersebut dan menggantinya dengan ranjau yang dianggap aman bagi manusia. Dan memang, setelah mendengar beberapa kali kejadian orang tewas tersengat listrik di sawah, membuat beberapa petani jadi enggan menggunakan sengatan listrik untuk melindungi sawahnya dari hama tikus. Kini, petani kembali memagari area sawahnya dengan plastik.
 
Di beberapa titik pada lingkaran plastik itu dibuatkan lubang-lubang sebagai perangkap tikus. Untuk sementara waktu, cara seperti itu dianggap aman dan bisa melindungi sawah dari hama tikus. Diketahui, petani di daerah sering menggunakan kawat-kawat yang dipasang di pinggiran pematang dan melingkari petak-petak sawah. Kawat itu dialiri listrik pada malam hari. Sebagai tanda sawah itu dilingkari kawat listrik, petani memasang lampu-lampu kecil warna merah di atas sawahnya.
 
Meski begitu, tetap saja kawat yang melingkari petak sawah itu tak terlihat, karena posisinya hanya beberapa centimeter diatas tanah pematang sawah. Tak jarang beberapa warga tersengat listrik itu, bahkan ada korban jiwa. Seperti yang terjadi di Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar beberapa waktu lalu, seorang warga tewas tersengat listrik di sawah, begitu pun dengan dua bocah di Kecamatan Kutawaluya baru-baru ini yang tewas akibat hal serupa.
 
Namun begitu, masih ada beberapa petani yang menggunakan jebakan berbahaya ini terpasang di sawah mereka. Dan hal ini mendapat perhatian langsung dari Kepala Desa Sindangmukti, Kecamatan Kutawaluya, M. Artalim, dia menghimbau kepada para petani yang belum mencabut ranjau listrik di sawahnya agar menggantikan dengan yang lebih aman bagi manusia.
 
Dijelaskan M. Artalim, solusi yang tepat dan aman adalah menggunakan perangkap tikus seperti yang dilakukan petani di Kecamatan Wadas, meski harus mengeluarkan biaya tambahan, yaitu melindungi petak sawah dengan plastik yang diberi lubang-lubang kecil sebagai perangkapnya. Cara pemagaran ini tujuannya untuk menekan tingginya serangan hama tikus.
 
Dengan cara seperti ini, petani banyak mendapatkan tikus-tikus yang terperangkap setelah pengontrolan rutin setiap tiga jam. Disebutkan, satu hektar untuk pemagaran dan alat perangkap menghabiskan biaya Rp 1,2 juta, biaya ini untuk membeli plastik bibit, bambu, tali plastik dan alat perangkap sentreg ditambah oli bekas. Cara pemagaran seperti memagari bibit padi yang masih kecil, cuma yang ini sedikit berbeda. Pemagaran ini, seluruh petak sawah dipasang bambu sebagai penjepit plastik. Kemudian pada beberapa titik plastiknya dilubangi kecil-kecil sebagai perangkap ketika tikus berusaha masuk ke area padi yang ditanam. (spn)

PNPM Jayakerta Jangan Seperti PNPM Rengasdengklok

JAYAKERTA, RAKA - Penggunaan dana dari PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) harus ada persetujuan kelompok masyarakat, maksudnya pembangunan 70 persen dana PNPM ini harus disesuaikan dengan program pemerintah pusat. Jangan sampai PNPM di Jayakerta mandeg, mengingat PNPM baru turun ke Jayakerta tahun ini. Dana sekitar Rp 1 Miliar itu harus dimanfaatkan untuk membangun desa-desa.
 
Demikian kata Camat Jayakerta, Drs. H. Hamdani kepada RAKA, kemarin. Baginya, PNPM Jayakerta jangan seperti Kecamatan Rengasdengklok, Jayakerta harus mampu menggunakan dana ini 100 persen untuk pembangunan masyarakat termasuk ekonomi pedesaan. "Saya selalu menegaskan, supaya PNPM di Kecamatan Jayakerta jangan mengecewakan, PNPM di kecamatan ini harus mengacu pada kecamatan yang telah berhasil," ujarnya.
 
Kata dia, pengurus PNPM Jayakerta sebagain besar adalah sarjana ekonomi. Dengan begitu, besar harapan PNPM di kecamatan ini bisa sukses dan tidak mandeg, terutama dana perguliran ekonomi rakyat yang harus terus berjalan. "Saya sudah sampaikan pada semua desa harus berhati-hati menggunakan dana PNPM ini, karena dana PNPM ini bukan uang pemberian, tapi harus dimanfaatkan," jelasnya.
 
Bicara soal pembangunan sarana fisik, sebelumnya harus dimusyawarahkan tiap dusun, mana yang harus jadi prioritas pembangunan dan yang tidak penting. Dia berharap, semua petugas PNPM di desa dan kecamatan harus bertanggungjawab menggunakan dana PNPM.
 
Diketahui, PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Pengertian yang terkandung mengenai PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.
 
PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.
 
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.
 
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Program PNPM Mandiri ini adalah. Tujuan umum PNPM yaitu meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Dan tujuan khusus yaitu meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan.
Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif dan akuntabel. Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor). Selain itu meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan kelompok perduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
Juga, meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas pemerintah daerah dan kelompok perduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat. (spn)

Sekolah Sehat Perlu Diciptakan

Saturday, July 25, 2009

FOTO BARENG: UPTD TK, SD dan guru SDN Amansari II foto bareng usai sertijab kepsek.

RENGASDENGKLOK, RAKA - Menciptakan sekolah yang sehat dan asri itu perlu, mengingat saat ini pendidikan akan berjalan sangat baik jika semua siswanya sehat dan bisa belajar dalam suasana sekolah yang nyaman. Dan prestasi siswa tidak bisa diukur apakah siswa itu sekolah di desa atau di kota. Kini, banyak siswa dari pedesaan yang berprestasi hingga tingkat nasional.


Demikian kata mantan Kepala SDN Amansari II, Kecamatan Rengasdengklok, Karya Sumarna (60) usai serah terima jabatannya kepada kepala sekolah baru, Jumat (24/7) siang. Berakhirnya jabatan Karya ini mengacu pada masa pensiunnya. Untuk mengisi kekosongan, kini Kepala SDN Amansari II dirangkap Kepala SDN Kalangsuria II, Dedi Suryadi.


Lebih lanjut Karya menyatakan, suasana sekolah yang rindang dan sejuk sangat berpengaruh pada kelangsungan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), konsentrasi siswa akan lebih baik. Di Kecamatan Rengasdengklok, termasuk SDN Amansari II, telah menerima program DBE (Desentralized Basic Education) yang menyelenggarakan kegiatan pelatihan komputer bagi guru-guru Gugus II dan IV di Kecamatan Rengasdengklok. Pelatihan itu telah dilaksanakan 11-14 Februari 2009 di gedung SDN Rengasdengklok Selatan 12. DBE merupakan salah satu program dari USAID (United State Agency International Development). Dengan program DBE ini, jelas mempengaruhi sistem administrasi secara komputerisasi ke arah yang lebih baik.


Sekolah yang memiliki 9 guru PNS (Pegawai Negeri Sipil ) dan 2 guru honorer ini diakuinya mampu mendidik 380 siswa dari lingkungan sekitar, sebanyak 9 ruang kelas di sekolah ini telah dianggap layak. Namun begitu, perbaikan sarana pendidikan dan sistem pendidikan akan terus diperbaharui menjadi lebih baik. "Setelah ada program DBE, ada perubahan manajeman dan KBM, meski tidak drastis tapi terlihat perkembangannya," kata Karya.


Kepala UPTD TK,SD Kecamatan Rengasdengklok, Drs. H. Muhrodi Suruzi memaparkan, masa pensiun itu sudah biasa terjadi pada PNS (Pegawai Negeri Sipil), untuk mengisi kekosangannya maka Dedi Suryadi merangkap yang juga sebagai Kepala SDN Kalangsuria II merangkap jabatan sementara sebagai Kepala SDN Amansari II, sambil menunggu kepala sekolah baru. "Saya harap, bagi yang pensiun agar bisa memasuki masa pensiunnya dengan lebih baik lagi, artinya kesehatan mereka harus terjaga, kehidupan ekonomi dan keluarganya pun bisa lebih baik," ujarnya.


Selain itu, Muhrodi juga menegaskan, supaya kepala sekolah yang telah pensiun agar tetap menyumbangkan pengetahuannya pada dunia pendidikan dan jangan putus hanya diakahir jabatannya. "Harapan saya pada penggantinya kepala sekolah baru supaya bisa melanjutkan yang baik. Program-program yang belum selesai di di sekolah bersangkutan supaya dilanjutkan," jelasnya. (spn)
 

Semua Jalan Kini Dibeton

JALAN BETON: Saat ini hampir semua jalan rusak dicor, meski panjang perbaikan hanya terbilang puluhan dan ratusan, masyarakat meyakini kualitasnya akan lebih baik dibanding perbaikan hotmix. Foto, Pekerja sedang menutup celah jalan dengan aspal cair dan pasir di Desa Tambaksumur, Kecamatan Tirtajaya, Jumat (24/7) siang.  (spn)

Recording Seismik Masih Berjalan

TIRTAJAYA, RAKA - Kini masyarakat di daerah utara Karawang sudah terbiasa dihentikan petugas Pertamina yang melakukan 'recording' atau perekaman kandungan perut bumi. Seperti di Kecamatan Tirtajaya, recording masih terus dilakukan, juga di beberapa desa kecamatan lainnya. Sementara ini, di Kecamatan Rengasdengklok baru dua desa yang sudah selesai.


Petugas pertamina menghentikan kendaraan yang melintasi kabel-kabel pendeteksi getaran, karena jika sedang merekam getaran lalu ada kendaraan melintas, maka perekaman akan terganggu oleh getaran mesin motor maupun mobil. Namun begitu, beberapa traktor yang membajak sawah tetap berjalan meski traktor itu posisinya berada tidak jauh dari garis kabel. Ini karena tidak ada satu petugas pun yang menghentikan traktor kecuali kendaraan yang melintasi jalan saja.


Waktu perekaman hanya berselang 2 hingga 5 menit, cukup membuat jenuh para pengendara, apalagi bagi mereka yang sibuk dan terburu-buru. Awalnya, perekaman kandungan gas dan minyak di perut bumi oleh Pertamina ini dikomplen warga, karena saat itu warga belum mengetahui alasan mereka dihentikan, lagi pula tidak ada seorang petugas pun yang menjelaskan alasan semua kendaraan dihentikan. Terlebih, para staf Pertamina yang turun ke daerah kadang sulit di wawancarai wartawan dengan alasan tidak jelas.


Pertamina telah melakukan pengeboran dan perekaman kandungan perut bumi di beberapa kecamatan daerah utara Karawsang. Pekerjaan ini merupakan realisasi rencana Pertamina sejak tahun 2004 lalu. Diketahui, titik yang terbaik untuk pengeboran sekitar dua kilometer dari kompleks percandian Batujaya. Sebelumnya, sejak 1960-an, Pertamina mengeksploitasi minyak mentah di Desa Tambak Sumur, Kecamatan Tirtajaya, Karawang. Namun, saat itu Pertamina mengkhawatirkan pengeboran mengganggu situs Batujaya.


Sementara itu, di Kecamatan Tirtajaya, sejumlah pemilik lahan sawah menunggu ganti rugi dari Pertamina. Pada proyek ini, beberapa hektar sawah diinjak-injak dan dibor sedalam 30 meter oleh petugas dari Pertamina untuk keperluan perekaman tersebut. Sebelumnya, pihak Pertamina telah menjanjikan akan melakukan ganti rugi terhadap sawah-sawah milik warga yang dibor dan dijadikan lokasi operasional.


Hal ini dikeluhkan oleh sejumlah petani di Kecamatan Tirtajaya termasuk beberapa kecamatan lainnya yang dilintasi proyek seismik tersebut. Pertamina baru melakukan pembayaran ganti rugi untuk sawah-sawah yang diinjak-injak dan dibor di Desa Dewisari dan Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok. (spn)

Bikin Akta Kelahiran Kurang Diminati Warga

Friday, July 24, 2009

AKTA KELAHIRAN: Pelayanan akta kelahiran di tempat oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Karawang di aula Kecamatan Rengasdengklok, Kamis (23/7) siang. Pelayanan ini untuk memudahkan warga dalam pembuatan akta kelahiran. (spn)

Kwaran Jayakerta Persiapkan HUT Pramuka Agustus Mendatang

JAYAKERTA, RAKA - Kwartir Ranting (Kwaran) Jayakerta mempersiapkan HUT Pramuka ke-48 pada tanggal 14 Agustus 2009, rencananya acara perkemahan di Kwaran Jayakerta akan dilaksanakan tanggal 8-10 Agustus 2009 di bumi perkemahan Dusun Bubulak, Desa Medangasem, Kecamatan Jayakerta.
Kegiatan ini rencananya akan di ikuti semua sekolah yang berada di Kecamatan Jayakerta yaitu SD/MI, SMP, Aliyah dan SMK. Sekolah ini akan mengikuti acara dan memeriahkan kegiatan-kegiatan lomba yang akan di adakan oleh Panitia Kwaran. Lomba yang akan mengisi di HUT Pramuka ini diantaranya cerdas cermat, lomba lagu wajib, Azdan dan lomba baca Al Quran. Selain itu, HUT ini akan diisi lomba gembira fisik anak, intelektual dan moral. Untuk lomba gembira akan diisi dengan lomba kaki seribu, tarik tambang juga kegiatan 'wide game' sandi-sandi dan halang rintang.
Ketua Kwaran Jayakerta, Surdita S.Pd, menjelaskan, kini para gudep sedang menyusun kepanitiaan. Dan Kwaran Jayakerta telah memiliki Bumi Perkemahan sendiri yang telah di pergunakan untuk acara perkemahan di Dusun Bubulak Desa Medangasem yang pernah digunakan pada HUT Pramuka tahun lalu. Sementara itu, Kepala UPTD TK,SD Jayakerta Drs. Dedi Suhendi M.Pd, mengatakan, semua gudep agar menanam pohon kelapa di bumi perkemahan.
 
Selain itu, Dedi mengucapkan terima kasih kepada bupati atas terealisasinya pembangunan jembatan yang mempermudah menuju bumi perkemahan. "Saya harap Dinas Kehutanan juga bisa membantu pepohonan untuk penghijauan di lingkungan bumi perkemahan," ujarnya. (spn)

video: Program BKLK SMAN 1 Pedes Mandeg



PEDES, RAKA -
Program BKLK (Berwawasan Keunggulan Lokal Kelautan) SMAN 1 Pedes sudah setahun ini mandeg. SMAN ini satu dari 99 SMA se-Indonesia yang ditunjuk pemerintah pusat dan dibekali wawasan kelautan, yaitu dengan mengolah SDA (Sumber Daya Alam) laut diantaranya pengolahan ikan.

Dijelaskan Kepala SMAN 1 Pedes, Undang Muhdan S.Pd, didampingi Wakasek Kesiswaan, Dodo Anwar S.Pd, kepada RAKA, Kamis (23/7) siang, yang menyebabkan sekolah ini tidak meneruskan program BKLK karena tidak memiliki persediaan bahan baku berupa ikan. Selama praktek pengolahan ikan, sedikitnya siswa butuh ikan bandeng dan tuna diatas 20 kg.

Jika kebutuhan tiap rombongan belajar membutuhkan 5 kg ikan untuk praktek, sementara harga per kg ikan itu Rp 15 ribu, jadi sedikitnya tiap rombongan belajar yang berjumlah 20 siswa itu butuh Rp 100 ribu, belum lagi bahan masak lainnya seperti minyak sayur dan gas, total anggaran sekali praktek bisa mencapai Rp 150 ribu. "Kalau semua siswa praktek bisa Rp 6 juta untuk sekali praktek pengolahan ikan," kata Undang.

Kata Dodo, sekolahnya merencanakan akan mencoba menjalin kerja sama dengan TPK (Tambak Pandu Karawang) dan BPBPLAPU yang ada di Kecamatan Cilebar, terutama dalam penyediaan bahan baku. Selain itu, kerjasama itu diupayakan tidak hanya sekedar menerima ikan untuk diolah di sekolah, tapi pihak perikanan itu bisa menyediakan lahan untuk pengadaan bahan baku, nantinya siswa akan mengarah pada budidaya ikan di tambak. "Pihak TPK pernah mengatakan, proses yang baik adalah diawali dari membudidaya ikan," ujarnya.

Selama setahun ini, BKLK SMAN 1 Pedes benar-benar mandeg, ini bisa dilihat dari ruang tata boga yang tampak kusam, lantainya pun berdebu akibat jarang digunakan. Diakui Dodo, yang punya keahlian BKLK adalah kelas tiga yang keluar tahun ini, karena program ini mulai pada tahun 2007 lalu, yaitu diawali dengan TOT (Training Of Trainer) SMA se-Jawa Barat, Banten dan Lampung di SMAN 1 Pedes beberapa tahun lalu.

Dipilihnya SMAN 1 Pedes untuk menerima program BKLK ini mengingat lokasinya dekat dengan laut, sama dengan sekolah lain se-Indonesia yang juga mendapatkan program ini untuk mendidik siswa sekolah berwawasan lokal yang menjadi unggulan di daerah masing-masing. "Memang, ketika TOT tahun 2007 lalu, sempat terpikir kedepannya sekolah ini akan butuh biaya besar untuk mengoperasionalkan BKLK. Bahkan kita akan kerjasama dengan SMA di Sumatra dibidang rumput laut, tapi yang jadi kendalanya adalah transport," kata Dodo. (spn)

Jalan yang Kerap Mencelakai Pengendara Itu Kini Diperbaiki

Thursday, July 23, 2009

DIPERBAIKI: Jalan miring di Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok mulai diperbaiki sejak awal minggu ini. Perbaikan jalan ini mendapat respon positif dari masyarakat setempat dan pengguna jalan. Sebelumnya, di jalan ini sering terjadi kecelakaan fatal, karena hampir semua kendaraan mengambil jalur jalan yang rata dan menghindari jalan yang miring. Foto, Rabu (22/7) siang.


Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.

Siswa SDN VI Medangasem Jayakerta Diimunisasi Campak

KARAWANG NEWS - Imunisasi campak serentak dilaksanakan Puskesmas di setiap sekolah SD dengan tujuan agar anak terhindar dari penyakit campak. Imunisasi ini khusus dilakukan bagi anak SD yang duduk di kelas satu. Diantaranya, SDN VI Medangasem, Kecamatan Jayakerta.


Disekolah ini, sekitar 40 anak kelas 1 diimunisasi oleh tim medis Puskesmas Medangasem. Imunisasi campak ini dianggap perlu supaya anak sekolah bebas dari penyakit. Seperti dikatakan guru sekolah ini, Komarudin S.Pd, mencerdaskan siswa tak lepas dari menjaga kesehatan mereka. "Jika sudah sehat, maka aktivitas belajar mereka tidak akan terganggu," ujarnya.
Seksi imunisasi Puskesmas Medangasem, Sarna menjelaskan, untuk sekarang imunisasi campak diberikan kepada anak kelas satu, pada November 2009 nanti ada lagi imunisasi untuk kelas satu juga yaitu DT (Divteri Tetanus) dan kelas dua akan diberikan TT (Tetanus).


Diketahui, sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan virus Morbili ini. Untungnya campak hanya diderita sekali seumur hidup. Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tidak akan terkena lagi.


Penularan campak terjadi lewat udara atau butiran halus air ludah (droplet) penderita yang terhirup melalui hidung atau mulut. Pada masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari, gejalanya sulit dideteksi. Setelah itu barulah muncul gejala flu (batuk, pilek, demam), mata kemerahabn dan berair, si kecilpun merasa silau saat melihat cahaya.


Kemudian, disebelah dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Beberapa anak juga mengalami diare. satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5 derajat celcius. Seiring dengan itu barulah muncul bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas penyakit ini. Ukurannya tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil. Awalnya haya muncul di beberapa bagian tubuh saja seperti kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Dalam waktu 1 minggu, bercak-bercak merah ini hanya di beberapa bagian tibih saja dan tidak banyak.


Jika bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun akan berubah menjadi kehitaman dan bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa-sisa campak. Dalam kondisi ini tetaplah meminum obat yang sudah diberikan dokter. Jaga stamina dan konsumsi makanan bergizi.


Pengobatannya bersifat simptomatis, yaitu mengobati berdasarkan gejala yang muncul. Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang efektif mengatasi virus campak. Jika tak ditangani dengan baik campak bisa sangat berbahaya. Bisa terjadi komplikasi, terutama pada campak yang berat. Ciri-ciri campak berat, selain bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya tidak membaik setelah diobati 1- 2 hari. Komplikasi yang terjadi biasanya berupa radang paru-paru dan radang otak. (*)

video: Home Industri di Kecamatan Jayakerta Terus Bergeliat

KARAWANG NEWS - Ditengah kesulitan bantuan permodal ekonomi, ternyata geliat rumah industri masih eksis. Seperti yang dilakukan beberapa perajin dompet di Desa Kampungsawah, Kecamatan Jayakerta. Satu rumah industri di desa ini mampu mengirim hingga 800 lusin dompet berbagai jenis.


Hasil kerajinan tangan ini dijual ke Jakarta, Bogor, Purwakarta dan ke beberapa pasar Cikampek, Karawang dan Rengasdengklok. Perajin dompet ini mulai ada di Desa Kampungsawah sejak tahun 1995 lalu, dibawa oleh seorang pekerja dompet dari Jakarta yaitu Suro yang sengaja membuka usaha di kampung halamannya sendiri. Seiring waktu, beberapa warga lainnya mengikuti jejak Suro dengan membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat. Dan alhasil, para perajin ini sukses.


Seorang pengusaha rumah industri dompet, Komarudin menjelaskan, sejak tahun 1995 hingga kini para pengusaha ini bertahan untuk tetap ada, karena jika akan berkembang perlu ditopang dana yang cukup. Dalam hal ini yang harus berperan aktif membantu adalah pemerintah. Selama ini, pengusaha kecil dompet di Kampungsawah berusaha untuk bisnis mandiri, terus berusaha memasarkan hasil kerajinannya untuk bisa diterima di berbagai daerah.


Hal senada dikatakan perajin dompet lainnya, H. Jaja Jamaludin (39), mulai tahun 2002 dia sendiri yang memasarkan dompet buatannya ke pasar. Dan kini, berbagai jenis dompet buatannya sudah tersebar hingga Tanggerang, Pasar Pagi, dan Jatinegara Jakarta. Dalam seminggu, dia berhasil memproduksi dompet sebanyak 800 lusin. "Yang kita butuhkan saat ini adalah 15 mesin jahit, harga tiap mesin jahit Rp 1,5 juta. Dan usaha kita ini sebagai lapangan pekerjaan bagi warga setempat," jelasnya. (*)

video: Pencuri Motor Diamuk Masa, Nyolong di Rumah Tetangganya Sendiri

Wednesday, July 22, 2009



KARAWANG NEWS - Seorang pemuda diamuk masa setelah kedapatan mencuri motor Honda Revo milik tetangganya di Dusun Jatibaros, Desa Kertajaya, Kecamatan Jayakerta, Rabu (22/7) pagi. Sedangkan dua temannya berhasil kabur dan jadi buronan polisi.

Pelaku yang tertangkap ini adalah Abi Adiasa (20), dia bersama kedua temannya CL warga Desa Kampung Sawah, Kecamatan Jayakerta dan YN warga Menteng, Jakarta beraksi pada Selasa dini hari sekitar 05.00 WIB. Sebagai tuan rumah, Abi mengajak kedua temannya merampok rumah tetangganya sendiri. "Awalnya kita hanya akan mengambil tabung gas, tapi CL ingin mengambil motor juga," kata Abi di dalam sel tahanan Polsek Rengasdengklok kemarin siang.

Diakuinya, dia bersama CL dan YN berusaha masuk ke rumah orang lain, awalnya ingin mengambil tabung gas, alhasil dua rumah berhasil disantrongi mereka. Ketiganya mendapatkan sebuah VCD dan satu tabung gas 3 kg di milik Enja di RT 13/04. Selang dua rumah, satu motor Honda Revo nopol T 4831 GA warna biru-hitam beserta dua tabung gas 3 kg berhasil diangkut dari rumah Badru, seorang guru SD setempat.

Kemudian tabung gas 3 kg disembunyikan di rumah Abi, sedangkan VCD dan motor dibawa lari oleh CL dan YN. Kata Abi, mereka bertiga hendak kabur dengan motor curiannya, tapi motor mogok di jalan setelah kehabisan bensin. Tanpa rasa curiga pada kedua temannya itu, Abi disuruh pulang untuk mengambil jaketnya di rumahnya yang jaraknya lumayan jauh. Dengan ojek setempat Abi menuruti kedua temannya itu, tapi setelah dia kembali ke tempat dimana motor itu mogok, kedua temannya sudah menghilang. "Saya pikir mereka ngumpet, tapi memang mereka malah lari, saya menyesal telah mencuri," ucapnya.

Diakuinya, dia sempat kesal kepada dua temannya yang telah meninggalkannya itu, lalu pada Rabu (22/7) pukul 05.30 WIB dia pulang ke rumahnya. Tapi ternyata, aparat desa dan warga setempat yang telah mengendus pelaku langsung menjemput Abi dari rumahnya, sepanjang jalan menuju kantor desa Abi di keroyok masa, karena sudah seharian warga setempat menunggu Abi. "Kami sudah tahu tidak lain pelakunya adalah Abi, karena dia sering melakukan ini, dia itu biang resah bagi warga," kata seorang warga kepada polisi di kantor desa setempat.

Diceritakan Badru (44), dia bangun pagi untuk sholat Shubuh, tapi kaget ketika motor kreditannya hilang beserta dua tabung gas miliknya. Tak menunggu waktu lama, dia sengera melaporkan kejadian itu kepada warga dan aparat setempat. Dan ternyata, dugaa warga benar, pelakunya adalah Abi yang dibantu dua kawannya. Kata Badru dia sempat bangun pukul 02.00 WIB, tapi belum ada kehilangan apapun. Abi dan kawannya itu berusaha masuk rumah melalui pintu belakang dan sebuah jendela yang dicukil paksa. (*)

Bina Marga Jabar Dianggap Lambat Perbaiki Jalan Rusak

KARAWANG NEWS - Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat mulai menggunakan alat beratnya untuk memperbaiki jalan yang miring dan rusak di Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok. Diketahui, jalan ini amblas sebelah dan menyebabkan jalan jadi miring, di jalan ini kerap terjadi kecelakaan karena memang kondisi jalannya sangat membahayakan pengguna jalan. Perbaikan jalan ini dianggap warga sangat lambat, karena jalan itu telah dibiarkan rusak bertahun-tahun.
 
Melihat perbaikan jalan ini, masyarakat setempat berharap kepada pemerintah untuk memberikan proyek kepada pemborong yang bonafid dan jangan asal tender, warga meminta supaya pemerintah memilih kontraktor yang benar-benar profesional dan pertanggung jawabannya jelas, tidak asal menguntungkan mereka tapi kwalitas jalan sesuaikan berdasarkan bistek. "Jangan sampai usia jalan ini hanya seumur jagung," kata Wartam (34) warga setempat.
 
Hal itu diungkapkannya mengingat di jalan tersebut tidak sedikit yang telah menjadi korban kondisi jalan rusak parah, satu bulan terakhir ini sedikitnya lima kali kecelakaan terjadi di jalan itu, satu diantaranya sebuah truk tercebur ke sungai karena sopir berusaha menghindari jalan miring. Perbaikan jalan dari Bina Marga Provinsi Jabar ini merupakan angin segar bagi warga dan seluruh pengguna jalan, perbaikan jalan ini memang sudah lama ditunggu. Namun begitu, sebenarnya hampir jalan Rengasdengklok-Batujaya rusak dan perlu perbaikan total.
 
Sementara itu, seorang warga setempat Darman (42) pesimis jika perbaikan jalan itu akan bagus, diakuinya perbaikan jalan tersebut seharusnya menggunakan paku bumi terlebih dahulu sebelum diratakan, bukan menggunakan rucukan bambu karena kondisi tanahnya labil. "Kalau pekerjaannya tidak paham kondisi tanah jalan ini maka jalan tidak tahan lama, beberapa bulan saja pasti akan rusak lagi," ujarnya. (*)

Petani Kutawaluya Mengaku Rugi Panen

KARAWANG NEWS - Masalah petani sepertinya tak pernah usai, berbagai persoalan terus mendera mereka, mulai dari hama, pupuk mahal hingga produksi yang merosot. Seperti diungkapkan petani Kecamatan Kutawaluya H. Abdul Rozak, Selasa (21/7) siang, tak bisa dipungkiri bahwa pertanian Karawang anjlok.
 
Dijelaskannya, pada musim gaduh ini petani telah mengeluarkan dana yang tidak sedikit agar hasil panen nanti tidak mengecewakan, modal petani yang telah dikeluarkan selama musim tanam diantaranya biaya pengolahan tanah Rp 500 ribu, sewa mesin traktor Rp 500 ribu, tanam bibit (tandur) Rp 500 ribu, pupuk urea 2 kwintal/hektar sekitar Rp 270 ribu, pupuk TSP 36 sebanyak 1 kwintal Rp 180 ribu, bibit unggul yang harga per kg Rp 9 ribu dikali kebutuhan sebanyak 20 kg menjadi Rp 180 ribu, ditambah obat septisida Rp 500 ribu. "Itu semua biaya setandar per musim yang dikeluarkan para petani," ujarnya.
 
Diakuinya, para petani di Kecamatan Kutawaluya memperoleh produksi saat panen sekitar 4 ton per hektarnya, seharusnya produksi panen bisa lebih dari itu, tetapi ada beberapa kendala yang selalu dihadapi petani mulai sejak tanam sampai panen, diantaranya unsur tanah yang mulai berkurang akibat selalu di beri obat yang tidak ramah lingkungan, sehingga ekosistim sawah mati.
Jadi, lanjutnya, kerugian petani sebenarnya bukan karena hama saja tetapi manusia pun ikut andil membuat produksi panen merosot, misalkan sarana saluran air yang selalu diperebutkan, pemakaian pupuk kimia berlebihan. "Apalagi kalau sampai puso lengkaplah penderitaan yang dialami petani. Kerja keras yang telah dilakukan akan sia-sia apabila hal itu terjadi, wajar kalau selama ini posisi petani selalu dilematis dan merugi," ujarnya.
 
 
Selain itu, petani pun kerap dipusingkan oleh pemotong padi yang datang eksodus dari daerah lain dengan tujuan memungut sisa padi yang telah di panen. Dia mencotohkan, dalam satu hektar pemotong padi ada 50 orang sedangkan yang memungut sisa padi mencapai 100 orang, yang menjadi petani rugi kalau si pemotong padi suaminya lalu yang memungut sisa padi istrinya. "Pemotong padi tidak menuai sampai bersih, kalau rata-rata pemungut menghasilkan 10 kg saja, berarti dalam satu hektar petani rugi sekitar 1 ton gabah," katanya. (*)

Hitam-Putih Dunia Bisnis Esek-esek

Tuesday, July 21, 2009

KARAWANG NEWS - Bisnis esek-esek masih marak di beberapa daerah kabupaten ini, lokalisasi ini terus menjamur terutama di hampir sepanjang pantai utara Karawang. Ini terlihat saat malam tiba, hingar bingar suara alunan musik dari dalam warung tersebut tidak berhenti hingga menjelang pagi. Dan ternyata, pengunjung lokalisasi tak pernah surut dari pria-pria yang yang hanya ingin melakukan cinta sesaat.
 
Sebut saja Bunga (21), warga asal Kabupaten Indramayu yang berparas manis ini selalu menyapa pengunjung warung remang-remang di daerah Betok Mati, Kecamatan Cilebar. Dia kerap menegur sapa dan merayu semua pria yang melintas di hadapannya. Dalih mengajak pria itu minum di warungnya, Bunga pun tak menolak jika si pria ingin melampiaskan ketegangannya berdua dengannya.
 
Tanpa rasa malu, Bunga membuka dirinya bisa menjadi penghibur, bahkan mau diajak apapun yang diinginkan si pria. Dikatakan Bunga, hingga Juni 2009 ini dia sudah 5 bulan berprofesi sebagai penghibur malam. Diceritakannya, awalnya dia diajak teman yang sudah lama mencari uang di Betok Mati, karena tertarik apa yang di ceritakan temannya itu, akhirnya atas ijin orangtua Bunga ikut mengadu nasib di keremangan malam dengan harapan bisa untuk menghidupkan orangtua dan anak semata wayangnya. "Pernikahan saya sudah berantakan, karena suami saya kawin lagi," tuturnya sambil sesekali mengelap air mata, sedih mengenang masa lalu disaat masih rukun rumah tangganya.
Setelah diam sejenak ia pun melanjutkan kisahnya, selama di Betok Mati, dia sudah dua kali pulang kampung untuk sekedar melepas rindu dengan keluarga dan memberikan hasil usaha kepada orangtua. Meski tidak besar, tapi untuk biaya hidup di kampung sudah dianggapnya cukup membantu. Baginya, menjual diri sudah usaha yang terakhir, karena untuk bekerja di pabrik tidak punya ijasah, mau jadi TKW (Tenaga Kerja Wanita) ke luar negeri pun tidak punya keberanian. Dari temannya, dia kini bekerja di warung tersebut, mau menjual diri dan terjun ke lembah hitam untuk mengadu nasib.
"Untuk tarif antara Rp 75 ribu sampai Rp 100 ribu, kecuai jika ada bos yang membayar lebih, tergantung kita memberi servis yang membuat mereka puas," ungkapnya.
Hal sama diungkapkan Melati (24), wanita asal Sukabumi yang juga sewarung dengan Bunga nimbrung ikut menerangkan jika dirinya harus pintar merayu lelaki agar mereka tertarik. Selain itu, wanita penghibur harus bisa memberi servis yang belum pernah dapatkan tamunya agar mereka mendapatkan kepuasan yang sebih ketimbang saat berhubungan dengan istrinya. "Karena mereka datang bukan mencari cinta tetapi kesenangan dan kepuasan," katanya sambil tertawa.
Seorang mucikari (germo) Mawar (46) asal Indramayu yang sudah 15 tahun berbisnis esek-esek di Betok Mati menuturkan, suka duka menjadi mamih (panggilan germo, red ) jika banyak tamu yang berduit datang ke tempatnya, mereka terkadang royal dan tidak pernah komplen saat membayar minuman atau pun kepada pelayan, tetapi ada dukanya jika yang datang adalah para preman. Selain membuat onar dan mabuk, tak ayal mereka pun sering memperlakukan pelayan dengan kasar. Akibat preman itu, tak sedikit tamu lainnya enggan masuk warungnya.
 
"Memang untuk usaha seperti ini harus benar-benar siap segalanya mulai dari punya modal banyak, berani menghadapi pengacau, punya mental baja dan harus siap menanggung resiko apapun. Selain itu harus banyak kenal dengan aparat, preman dan masyarakat setempat agar mereka melindungi apabila ada hal-hal yang dapat mengancam tempat usaha," kata Mawar.
 
Lokalisasi di Betok Mati ini sudah di kenal oleh semua orang, lokasinya dekat dengan laut, di daerah ini tercatat sekitar 43 warung remang-remang dengan penghuni WTS sekitar 114 orang dan mucikari tetap sebanyak 21 orang. WTS-nya berasal dari berbagai daerah, diantaranya Indramayu, Subang, Sukabumi, Bogor dan ada juga yang berasal dari Jawa Tengah. (*)

Koperasi Adalah Alat Perjuangan Ekonomi Rakyat

KARAWANG NEWS - Koperasi adalah alat perjuangan ekonomi, pemerataan pembangunan di masyarakat tidak akan terwujud tanpa melibatkan koperasi, karena pelaku ekonomi negara ini ada tiga, yaitu BUMN (Badan Usaha Milik Negara), swasta dan koperasi.
 
Demikian dijelaskan Ketua Dekopinda (Dewan koperasi indonesia) Kabupaten Karawang, H. M. Warman SE, kepada KARAWANG NEWS, kemarin siang. Untuk itu, Dekopida sebagai lembaga koperasi berusaha terus meningkatkan pembinaan koperasi yang ada di Kabupaten Karawang sehingga bisa kuat, mampu dan mandiri.
 
"Anggota Dekopin tiap koperasi secara hukum sudah menjadi anggota Dekopin, nah ketika mereka sudah aktif dan punya badan hukum kita wajib membinanya. Dan setelah itu kita pun punya kewajiban membina mereka dan begitu pun mereka punya kewajiban pada Dekopin," ujarnya.
 
Diakui Warman, koperasi di Kabupaten Karawang telah melihat Dekopinda mengalami peningkatan yang signifikan, namun begitu tetap saja tidak lepas dari surplus dan minus, tapi kehidupan koperasi selalu diminati, ini dilihat dari jumlahnya yang bertambah. Kata dia, sesuai UUD pasal 33 ayat 1, ekonomi berdasarkan asas kekluargaan, untuk itu membina koperasi merupakan tugas bersama sebagai warga negara, tapi kondisi riil di lapangan, masih banyak yang tidak menyadari hal itu.
 
Pada Selasa (14/7) lalu, Dekopinda Karawang telah melaksanakan Musda (Musyawarah Daerah) Dewan Koperasi Indonesia Kabupaten Karawang tahun 2009 di aula kantor tersebut. Pada Musda itu secara aklamasi H. M. Warman Se, terpilih kembali sebagai Ketua Dekopinda Kabupaten Karawang untuk periode keduanya tahun 2009-2014. Sebanyak 49 koperasi primer dan 1 koperasi sekunder yang dianggap koperasi aktif dari sekitar 1.300 koperasi yang ada di kabupaten ini hadir pada Musda tersebut.
 
Kata Warman, Dekopinda Karawang akan membuat prioritas, diantaranya prioritas untuk pelatihan pada anggota koperasi, dekopin punya anggota yaitu koperasi, dan koperasinya sendiri punya anggota yaitu masyarakat. Dan prioritas lainnya yaitu pembinaan pada anggota koperasi, karena anggota koperasi adalah pemilik koperasi dan pengguna jasa. "Manakala dididik, mereka akan tahu, memang idealnya koperasi dari, oleh dan untuk anggota koperasi, tapi kadang anggota koperasi tidak menyadari kewajiban mereka," tukasnya.
 
Lebih lanjut Warman menjelaskan, IPM (Indeks Prestasi Manusia) dan ekonomi kerakyatan salah satu unsur pembangunan dan jalan satu-satunya untuk menujang hal itu adalah mesin koperasi harus berperan di Kabupaten Karawang ini, tapi bukan berarti sekarang tidak baik, pada dasarnya grafiknya cukup bagus, ini dilihat dari grafik UKM di kabupaten ini naik, tinggal pemerataan saja, mengingat anggaran terbatas.
 
"Yang butuh koperasi banyak, sedangkan bantuna pemerinah terbatas. Memang idelanya pemerataan seimbang ke semua koperasi. Dekopin ini partner pemerintah untuk membina koperasi-koperasi yang ada. Dalam waktu dekat, Koperasi Guru Kecamatan Jayakerta akan melaksanakan pelatihan secepatnya, mengingat respon koperasi disana paling siap untuk melaksanakan pelatihan," ujarnya.
 
Sosok yang sudah berkecimpung di koperasi sejak tahun 1976 ini mengatakan, intinya Dekopinda adalah lembaga gerakan koperasi, dan Dekopinda ini sebagai perwujudan UU No.25 Tahun 1992, pasal 57 tentang perkoperasian. Tugasnya yaitu menampung dan menyalurkan aspirasi gerakan koperasi, kemudian melakukan pendidikan perkoperasian pada anggota maupun pada masyarakat juga meningkatkan kesadaran berkoperasi terhadap masyarakat. "Pendidikan pelatihan dan pembinaan pada koperasi itu bagian tugas Dekopin," kata Warman. (*)

Pikir-pikir Lagi Sebelum Menggusur PKL

Sunday, July 19, 2009

"Kalau PKL (Pedagang Kaki Lima) di Rengasdengklok harus digusur, berarti jumlah pengangguran di Rengasdengklok akan bertambah banyak. Padahal, usaha yang selama ini telah dirintis para PKL ini hasilnya melebihi UMR (Upah Minimal Regional) Kabupaten Karawang," kata PKL di pinggiran saluran induk Rengasdengklok, Endang (30), kepada KARAWANG NEWS, Jumat (17/7) siang.
 
Diakuinya, dia telah memiliki lahan usaha di pinggiran saluran induk Rengasdengklok sejak dua tahun lalu dengan membayar Rp 3 juta. Uang sejumlah itu untuk biaya ngontrak lahan berukuran 2x3 meter selama lima tahun. Jadi, masih ada sisa waktu ngontrak selama tiga tahun. "Kalau baru dua tahun ini kami digusur, jelas dong kami menuntut ganti rugi," ucapnya.
Kata Endang, dia berani ngontrak di kios-kios berwarna biru setelah ada kesepakatan dengan Satpol PP tahun 2007 lalu, bahwa kios boleh berdiri asalkan rapi dan seragam, tidak semerawut. Kemudian, kios itu dijual seharga Rp 3 juta untuk sewa masa waktu lima tahun. "Saya berani menyewa kios itu karena sudah dianggap legal, bukan ilegal," ujarnya.
 
Menurutnya, yang harus ditertibkan bukan lapak-lapak yang berada di pinggir saluran induk, tapi yang harus ditertibkan adalah PKL yang membuka lapak di jembatan Karang Anyar, karena di lokasi jembatan itu kerap terjadi kemacetan total berjam-jam. Pedagang yang menempati jembatan itu jelas menutupi jalan dan membuat stres semua pengendara jalan. "Kalau benar Satpol PP Karawang mau menertibkan PKL, yang pertama harus disisir adalah PKL yang menggelar tikar di jalan tiap pagi, tapi kalau hanya PKL kios yang ditertibkan itu sangat tidak adil," tukasnya.
 
Kata dia, jika Satpol PP Karawang hanya menertibkan PKL yang memiliki kios sementara PKL yang menggelar tikar dijalan tidak ditertibkan, itu sama saja bohong, tindakan Satpol PP dianggap kosong, karena penertibannya tidak tepat sasaran dan hanya memperkeruh keadaan di Rengasdengklok. "Sok tidak apa-apa PKL kios digusur, tapi pemerintah harus bertanggujawab, karena Satpol PP sudah memutuskan mata pencaharian kami, itu artinya ekonomi kami yang sudah mapan sama saja digorok," tandasnya. (*)

video: Motor Nubruk Mobil, Akibat Saling Salip

Friday, July 17, 2009




KARAWANG NEWS - Durahman (32) warga Dusun Kutamulya, RT 05/02, Desa Medankarya, Kecamatan Tirtajaya dilarikan ke RS Proklamasi setelah motornya menghantam sebuah mobil Suzuki Pick Up di Jalan Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok, Jumat (17/7) pukul 16.00 WIB.


Kernet Suzuki Pick up, Ipin (28) warga Batujaya menceritakan, dia melihat motor Honda Supra Fit nopol T 5584 FJ warna hitam yang dikendarai Durahman melaju kencang dari arah Rengasdengklok ke Tanjungpura. Sebelum menabrak mobilnya, Durahman bermaksud menyusul dua motor yang ada di depannya, tapi naas ban depan motornya menyentuh bagian belakang motor yang ada di depannya sehingga motornya oleng dan menabrak tepat di sisi kanan sopir.

Durahman yang membonceng satu rekannya itu langsung terpental setelah hantaman keras dua kendaraan tersebut. Motornya remuk, sedangkan mobil pick up itu pun penyok dan pintunya hancur. Melihat hal itu Ipin dan sopirnya yang bernama Ucup (32) shock. Meski begitu, Ucup sempat membawa kedua korban motor itu ke RS Proklamasi dengan menggunakan angkutan umum.

Kata Ipin, kecepatan mobilnya sekitar 40 km/jam, tapi saksi mata setempat menyangkal bahwa kecepatan mobil itu sekitar 70 km/jam. Diakui Ipin, dia dan sopirnya hampir setiap hari hilir mudik di jalan tersebut, mengingat mereka adalah pekerja angkutan barang. "Kadang kami mengangkut gabah, beras dan apa saja," ucapnya kepada RAKA, sambil menunjukan titik lokasi saat mobilnya ditabrak.

Beberapa saksi mata membenarkan keterangan Ipin, motor yang dikendarai Durahman melaju kencang dan hendak menyusul dua motor di depannya, tapi naas motor pertama yang akan dilewatinya pun melebar ke kanan karena akan menyusul motor yang ada di depannya. Akhirnya, ketiga motor itu terlihat berjejer menghabiskan badan jalan. Sedangkan di arah berlawanan sebuah mobil pick up warna hitam melaju kencang ke arah ketiga motor tersebut.

Takut adu domba, akhirnya Durahman membelokan motornya ke kiri, tapi sayangnya ban depan motor dia menyenggol bagian belakang motor yang akan disusulnya sehingga oleng tak terkendali dan menghantam mobil tersebut. Beberapa saksi mata mengatakan, kunci dan surat mobil diamankan aparat desa setempat. Sedangkan warga lainnya berusaha untuk membawa kedua korban yang berdarah-darah ke rumah sakit. Sementara, sopir mobil itu tidak mengalami luka sedikit pun, karena spontan menghindari pintu ketika motor itu tampak mengarah ke wajahnya. (*)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan