Produksi Panen di Jayakerta 8 Ton/Ha

Saturday, October 31, 2009

Panen padi di Kecamatan Jayakerta.
 
BeritaKarawang.com - Keberhasilan panen padi di Kecamatan Jayakerta musim ini didukung air yang melimpah selama masa tanam. Saat ini sedikitnya satu hektar sawah mampu memproduksi 7 ton, bahkan ada yang mencapai 8 ton.
 
Beda dengan musim tanam lalu yang mendapat 6,5 ton/hektar akibat hama dan hujan. Sekarang, hujan jarang turun tetapi debit air sangat cukup. "Justru yang kena hama padi yang sekarang sedang tanam," kata Sekertaris HKTI (Himpunan Kelompok Tani Indonesia) Kecamatan Jayakerta, H. Ma'mun HS. SE, juga sebagai Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Desa Ciptamarga, Sabtu (31/10/2009) pukul 15.54 WIB.
 
Pada musim panen sekarang, banyak petani yang bisa melunasi hutang mereka, ini hasil dari produksi padi yang sangat bagus. Sementara, harga jual pun cukup bagus, sekitar Rp 2.800/kg untuk harga jual di tingkat petani.
 
Meski di beberapa kecamatan lain sawah sedang diserang hama, para petani Jayakerta tetap akan melanjutkan menanam padi usai panen ini, mengingat debit air ke persawahan sedang banyak. H. Ma'mun berharap, jika desa menerima bantuan dari Pemda Karawang, agar mengalokasikan dana itu pada perbaikan 'lening' (perbaikan permenen saluran air) persawahan. "Kalau bisa, semua dana ADD (Anggaran Dana Desa) digunakan untuk 'lening' untuk mendudukung pertanian," kata dia. (*)
 
 

Polisi Gerebek Pesta Miras Pelajar

Puluhan botol miras yang disita polisi di Polsek Rengasdengklok.
 
 
BeritaKarawang.com - Polisi Rengasdengklok menggerebek pesta miras (minuman keras) yang dilakukan pelajar SMP, SMA dan SMK di Dusun Karang Anyar, Desa Kutakarya, Kecamatan Kutawaluya, Sabtu (31/10/2009) pukul 10.15 WIB.
 
 
Pesta miras didalangi para preman setempat, tapi saat digerebek hanya 5 pelajar yang berhasil ditangkap, selebihnya melarikan diri. Dari hasil penggerebekan ini, polisi menyita puluhan botol miras yang diambil langsung dari penjualnya, ini setelah beberapa siswa menunjukan warung tempat mereka membeli miras.
 
 
Siswa yang ditangkap hanya diberi sanksi dari sekolah dan pengarahan dari polisi untuk tidak mengulangi perbuatannya itu. Sedangkan preman yang mengajak siswa ini masih diburu polisi.
 
 
Para siswa itu menenggak miras disaat jam pelajaran sekolah, mereka memilih lokasi yang dianggap aman, yaitu di rumah kosong yang berdekatan dengan sekolah. Untuk membeli miras ini, mereka iuran bareng, termasuk 'memalak' siswa lainnya.
 
 
Dengan kejadian ini, orang tua siswa dan masyarakat berharap polisi terus merajia warung-warung yang menjual miras. Penggerebekan ini atas laporan warga setempat kepada polisi. (*)

Dinsos Turunkan Sembako ke Pusakajaya Utara

Simbolis penyerahan sembako, kades (kanan).
 
BeritaKarawang.com - Dinas Sosial Kabupaten Karawang menurunkan bantuan sembako untuk 27 KK (Kepala Keluarga) yang kena musibah abrasi di Dusun Sukamulya, Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar, (31/10/2009) pukul 09.40 WIB. Bantuan itu diturunkan ke kantor desa sebelum dibagikan ke masyarakat.
 
Kepala Desa Pusakajaya Utara, Warman Abdurahman mengatakan, bantuan ini dirasa sangat bermanfaat bagi warganya, bantuan ini merupakan kepedulian Pemda Karawang terhadap masyarakat yang kena musibah. Selain bantuan sembako, kades berharap ada penanganan serius untuk membenahi kerusakan alam akibat abrasi.
 
 
"Saya berterima kasih pada pemerintah yang sudah respon melalui Dinas Sosial memberikan bantuan kepada masyarakat yang kena musibah abrasi," katanya.
 
Abrasi di Desa Pusakajaya Utara ini menggerus pesisir pantai sepanjang 1 km, gelombang besar menerjang pemukiman setempat hampir setiap bulan, beberapa rumah gubuk dan permenen banyak yang ambruk, sebagian warga mengungsi dan sebagian lagi bertahan dengan kondisi yang mengenaskan. (*)

PAUD Puskajaya Utara Minim Fasilitas

Suasana belajar anak-anak setempat di pelataran rumah warga.
 
BeritaKarawang.com - Belajar bisa dimana saja dan kapan saja, seperti yang dilakukan oleh anak-anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Disin) Teratai di Dusun Mekar Jati, Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar, mereka belajar lesehan dengan fasilitas minim.
 
Meski kondisinya tidak nyaman, ke 24 siswa dari penduduk setempat ini tampak semangat mengikuti pelajaran. Pengajarnya dari tiga ibu-ibu PKK Desa Pusakajaya Utara yang sukarela membimbing anak-anak tetangga mereka yang mayoritas dari keluarga nelayan.
 
 
Tiga pengajar PAUD Teratai ini diantaranya Ikah, Nurjanah dan Purwaningsih. "Kita sedang mengupayakan bantuan dari Koperasi Mina Fajar Samudra untuk sarana belajar," kata Ketua BPD Pusakajaya Utara, Barnas Somantri.
 
Belajar dilaksanakan tiga hari dalam seminggu, yaitu Senin, Rabu dan Sabtu mulai pukul 08.00-10.00 WIB. Warga setempat berharap, lokasi belajar bagi anak-anaknya bisa lebih nyaman, karena jika hujan turun, kemungkinan belajar diliburkan, mengingat tempat belajar sekarang dilakukan di pelataran rumah seorang Kaur Kesra Pusakajaya Utara. (*)

Ingin Terus Tumbuh dan Berkembang

Profil BeritaKarawang.com


BeritaKarawang.com adalah web informasi Kabupaten Karawang, didirikan 26 Oktober 2009 oleh seorang reporter yang sudah 4 tahun bekerja di media cetak Radar Karawang. Informasi online ini sudah dirintis sejak awal tahun 2008 lalu dengan nama KarawangNews http://karawangnews.blogspot.com.


Blog KarawangNews ini sengaja dipublikasikan sebagai referensi berita, karena KarawangNews hampir meliput semua aspek aktifitas masyarakat di Kabupaten Karawang. KarawangNews tidak hanya mempublikasikan naskah dan foto-foto saja, juga video streaming yang dilink dari YouTube.com.

Searah dengan pertumbuhan Informasi Teknologi, BeritaKarawang.com akan terus dikembangkan. Web ini mempublikasikan berita hanya dalam hitungan menit setelah peristiwa terjadi atau usai wawancara dengan nara sumber, karena BeritaKarawang.com berusaha mempublikasikan berita lebih cepat, setiap hari.


Semua naskah dan foto termasuk video yang ada di BeritaKarawang.com bukan hasil kutipan dari media manapun, semuanya hasil bidikan reporter BeritaKarawang.com, ini bisa dilihat dari beritanya yang lebih aktual, sebelum media lain mempublikasikan berita yang sama.


Kecepatan mempublikasikan berita ini akan terus ditingkatkan, seiring dengan mobilitas masyarakat Karawang, terlebih saat ini internet sudah menjamur sampai ke pedesaan, pelajar hingga petani pun akan dengan mudah mengakses internet untuk menggali informasi global, ditambah akses internet 'mobile' pada handphone.


BeritaKarawang.com tidak hanya diakses oleh masyarakat Kabupaten Karawang, tetapi banyak dikunjungi dari luar daerah hingga luar negeri, mereka adalah yang mencari informasi langsung maupun melalui Google.com, karena BeritaKarawang.com mudah dicari melalui 'search engine'.


Untuk itulah web ini dipublikasikan dengan nama BeritaKarawang.com untuk mudah dicari di dunia maya. Ini berdasarkan pengalaman para pengguna internet ketika mencari berita daerah di Indonesia, mereka memasukan 'keyword' 'berita' pada kolom 'search engine' dengan diakhiri nama kota atau daerah yang akan dikunjungi. Contohnya 'berita jakarta', 'berita purwakarta' termasuk 'berita karawang'.


Dengan nama BeritaKarawang.com, web ini akan sering muncul pada mesin pencari situs di internet, akses BeritaKarawang.com akan lebih luas. Meski sekarang tampilan web ini tampak standar, tetapi kecepatan mempublikasikan berita akan terus ditingkatkan, lebih cepat dan akurat.

Sawah Masih Dibom

Friday, October 30, 2009

Pengeboran seismik masih terus dilakukan, para pekerja PT. Pertamina ini melubangi sawah sedalam 30 meter untuk menanam dinamit dan diledakan. Ledakan-ledakan dari sejumlah lubang itu untuk merekam getaran. Dan dari getaran itu untuk mengetahui kandungan mineral dalam perut bumi.

Mengajak Perempuan Untuk Terus Maju

Thursday, October 29, 2009

 
ANGGOTA Komisi C DPRD Karawang, Nurlaela Sarifin ingin mengajak perempuan untuk terus maju, diantaranya aktif dalam berorganisasi agar mampu meningkatkan taraf hidup keluarganya.
 
 
Selama ini, kaum perempuan yang aktif berorganisasi hanya dari kalangan istri-istri pejabat pemerintahan, belum menyentuh hingga masyarakat kecil. "Ini cita-cita, kalau ada kesempatan akan saya terapkan pada masyarakat," ucapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (29/10/2009) pukul 15.14 WIB.
 
Kata dia, harus ada Rumah Perempuan sebagai tempat kreatifitas keterampilan dan pemberdayaan kaum perempuan di tengah-tengah masyarakat. Dia tidak menyatakan jika perempuan di pedesaan sekarang masih terpinggirkan.
 
 
Hanya saja para perempuan itu sendiri belum memiliki wadah organisasi yang bisa memunculkan potensi mereka masing-masing. "Jika diajak, mereka akan mau dan kita bisa meningkatkan kesejahtraan perempuan," ungkapnya. (*)

Komisi C Terus Kaji PT. Atlasindo Utama

H. Abas Hadi Mulyana
 
BeritaKarawang.com - Komisi C DPRD Karawang akan terus mengkaji soal PT. Atlasindo Utama di Kecamatan Tegalwaru yang dianggap warga setempat banyak merugikan lingkungan. Pada intinya, Komisi C siap menerima riak masyarakat atas tuntutan terhadap perusahaan tersebut.
 
Demikian diungkapkan Anggota Komisi C DPRD Karawang, H. Abas Hadi Mulyana di ruang kerjanya didampingi anggota lainnya, Kamis (29/10/2009) pukul 13.50 WIB. Dia menegaskan kepada semua perusahaan di Karawang agar peka terhadap warga setempat, jangan sampai perusahaan besar yang merasa tak tertandingi bertingkah buruk dan mengabaikan lingkungan setempat.
 
Sementara ini, Komisi C masih menunggu titik temu yang sedang diselesaikan kepala desa dan camat setempat atas konflik perusahaan dan warga. Jika kepala desa dan camat belum bisa menyelesaikan ketegangan diantara pengelola perusahaan dan warga, maka Komisi C mengundang semua pihak yang terlibat agar datang kembali ke gedung dewan untuk menyelesaikan masalah itu hingga tuntas.
 
Dijelaskan Abas, persoalan kemarin kewenangannya dilimpahkan pada kepala desa dan camat, jika keduanya kooperatif pasti akan mampu menyelesaikan masalah dengan mudah. Tuntutan warga ini didasari beberapa hal yang menjadi keinginan warga tapi tidak pernah direaslisasikan pihak perusahaan. Selama delapan tahun perusahaan itu berdiri tidak memberikan kontribusi positif bagi warga setempat, malah dianggap merusak lingkungan.
 
Dijelaskan Abas, Komisi C berharap jika ada keperluan dengan dewan jangan berbondong-bondong demontrasi, karena dengan hanya menghadap kantor Komisi C semua persoalan akan ditanggapi. "Ini supaya masyarakat tahu Komisi C terbuka pada masyarakat. Pada dasarnya, hasil pemilihan secara langsung kami sebagai anggota dewan sudah punya komitmen terhadap rakyat," ungkapnya.
 
Soal perijinan dan Amdal, Komisi C akan mengkaji hal itu lebih dalam, jika perusahaan itu diketahui menyalahi peraturan, nanti akan dipanggil siapa yang berkompeten di dalamnya. (*)

Pola SIMPATIF Lebih Efesien

Cucu Cuaca
 
BeritaKarawang.com - Pola SIMPATIF 32 jam gagasan Bupati Karawang Drs. Dadang S. Muchtar baru-baru ini merupakan cara terbaik dibanding pola-pola Bahasa Inggris yang sudah dilakukan sekolah. Pola SIMPATIF lebih percakapan Bahasa Inggris-nya lebih efektif. Namun, keberhasilannya belum bisa terukur di 3 kali pertemuan ini.
 
Begitu kata Kepala SMPN 1 Rengasdengklok, Drs. Cucu Cuaca, Kamis (29/10/2009) pukul 11.30 WIB di ruang kerjanya. Metode SIMPATIF beda dengan pola Bahasa Inggris yang diterapkannya dua tahun sekarang, tapi pola ide Cucu Cuaca memang ada kaitannya untuk menambah pengetahuan. "Sekarang konsen ke pola SIMPATIF, pola lama yaitu menghafal per kata ditinggalkan, lagi pula semua guru pembimbing dialihakn ke pola SIMPATIF," ujarnya.
 
Untuk memenuhi kebutuhan tutor, SMPN 1 Rengasdengklok menambah dua orang tutor dari lima orang tutor yang sudah ada, yaitu dari SMP Islam dan MTs Al Huriyah. Diketahui, SMPN 1 Rengasdengklok telah memiliki pola menghafal kata-kata Bahasa Inggris sejak dua tahu lalu. Ternyata, pola itu tidak efektif dibanding pola SIMPATIF.
 
Dengan pola SIMPATIF, tambahnya, praktek berbicara dan menyusun kalimat akan lancar. Kendati begitu, tetap saja Bahasa Inggris kadang sulit dipraktekan, karena siswa belum mengaplikasikan Bahasa Inggris menjadi bahasa keseharian. "Diharapkan aplikasi langsung, tapi siswa masih ragu dan malu untuk mempraktekan Bahasa Inggris," ucapnya.
 
Dilihat dari presentase, setelah melaksanakan pola SIMPATIF minat belajar siswa lebih tinggi dibanding tahun lalu. Diakuinya, Bahasa Inggris merupakan kunci di era globalisasi ini. Dan memang yang paling sulit adalah daya ingat kalimat bahasa.
 
 
Hingga 11 hari ini, pola SIMPATIF telah dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dengan jumlah kelompok sebanyak 40. "Saya harap, pola SIMPATIF ini tidak hanya untuk kelas IX saja, tapi bagi kelas VII dan kelas VIII juga," ujarnya. (*)

Area PT. Atlasindo Utama di Karawang

Wednesday, October 28, 2009

Area PT Atlasindo Utama di Kecamatan Tegalwaru yang sudah delapan tahun mengekploitasi batuan dari perbukitan. Warga menganggap perusahaan ini telah merusak lingkungan sekitar. Foto, Rabu (28/10/2009) sore.

Tuntutan Warga Belum Tuntas

BeritaKarawang.com - Warga mengaku sudah jenuh dengan janji-janji PT. Atlasindo Utama yang sudah delapan tahun mengekploitasi perbukitan di Desa Kutalanggeng, Kecamatan Tegalwaru. Jika pemerintah dan DPRD Karawang tidak bisa menutup perusahaan, maka masyarakat setempat yang bertekad akan menutupnya.
 
Hal itu diungkapkan langsung warga Tegalwaru di dalam kantor PT. Atlasindo Utama yang lokasinya di area galian C, Rabu (28/10/2009) siang kepada perwakilan perusahaan dihadapan anggota DPRD Karawang dari komisi C. Dalam pembicaraan tersebut, warga sudah tidak lagi percaya pada semua yang dijanjikan kembali oleh perusahaan, warga tetap meminta perusahaan ditutup.
 
Untuk selanjutnya, pihak DPRD Karawang menyerahkan selanjutnya ke pihak Kecamatan Tegalwaru sebagai fasilitator antara pihak perusahaan dengan warga di sekitar galian C mengenai tuntutan penutupan perusahaan ini. DPRD meminta beberapa hari untuk membahas kembali tuntutan ini dengan mengundang kembali permasalahan yang dianggap tidak bisa diselesaikan dengan cepat. (*)
 

Indosat Perkenalkan HSPA+

DownLink Speed hingga 21 Mbps Yang Pertama di Indonesia

BeritaKarawang.com - Kembali mengokohkan posisinya sebagai pelopor dan inovator 3.5G Broadband tercepat di Indonesia, PT Indosat Tbk menjadi operator pertama yang berhasil mencapai kecepatan download data hingga 21 Mbps serta kecepatan upload data hingga 5.8 Mbps untuk layanan 3.5G Broadbandnya, setelah berhasil melakukan ujicoba yang dilakukan pada pertengahan Oktober 2009.

Dengan kecepatan akses download hingga 21 Mbps serta kecepatan upload data hingga 5.8 Mbps, nantinya akan memungkinkan pelanggan atau pengguna 3.5G Broadband Indosat untuk akses internet dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi serta mengakses berbagai aplikasi/konten (messaging, social networking, streaming, dll) melalui media internet secara lebih mudah dan lebih cepat secara full mobility.

Peningkatan kecepatan layanan 3.5G Indosat hingga 21 Mbps ini merupakan salah satu inovasi terbaru Indosat bagi pelanggan 3.5G Indosat dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan 3.5G yang manfaatnya akan dirasakan oleh pelanggan secara bertahap.
 

Peningkatan kecepatan akses data yang semakin tinggi untuk 'down link' dan 'up link' ini diharapkan akan memberikan penghematan waktu yang cukup signifikan dalam melakukan komunikasi data maupun browsing internet.


Layanan 3.5G Broadband

Indosat yang sebelumnya menggunakan akses HSDPA memberikan kecepatan akses downlink (Downlink Speed) hingga 14.4 Mbps dan kecepatan uplink hingga 1.4 Mbps. Kini, akses downlink ini ditingkatkan hingga 21 Mbps dan uplink ditingkatkan hingga 5.8 Mbps. Peningkatan kecepatan akses downlink dan uplink ini akan dapat
dinikmati oleh pelanggan Indosat di area Jabodetabek pada akhir 2009.

Sebelumnya, Indosat juga telah memperkenalkan perangkat lunak Indosat Accelerator yang memungkinkan pelanggan mengakses internet dengan kecepatan hingga 7 kali lebih cepat dari teknologi 3.5G Indosat yang sudah ada. Fitur ini di peruntukkan bagi pelanggan pascabayar dan prabayar dimana untuk memperoleh perangkat tersebut dilakukan dengan cara menginstalasi terlebih dahulu aplikasi Indosat Accelerator Client di website Indosat: www.indosat.com/3g.
 
Caranya cukup klik pada icon Indosat Accelerator dan download aplikasinya. Lalu install perangkat pada komputer hingga selesai, dan siap untuk digunakan. Download aplikasi maupun penggunaannya, pelanggan tidak dikenakan biaya apapun atau gratis.

Layanan 3.5G Indosat sendiri saat ini sudah melayani di 26 kota di Indonesia dengan jumlah pelanggan sekitar 500 ribu pelanggan, yang berada di berbagai kota antara lain : Jabodetabek, Medan, Batam, Banda Aceh, Palembang, Bandung, Cirebon, Semarang, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Cilacap, Cepu, Salatiga, Kudus, Jepara, Magelang, Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Denpasar, Balikpapan, Samarinda, Banjarmasin, Pontianak dan Makasar.

Untuk pelanggan Broadband service, Indosat memberikan berbagai paket dan program layanan untuk 3.G broadband yang cukup beragam, baik melalui Indosat maupun anak perusahaannya, Indosat Mega Media (IM2). Di awal bulan ini, IM2 memperkenalkan Broom Paket Asik, yang ditujukan khusus untuk pelanggan prabayar Broom yang mengaktifkan fitur Classic.
 
 
Dengan Paket Asik ini, setiap top up yang dilakukan hingga bulan Desember 2009, akan mendapatkan bonus kuota sebesar 20%. Produk 3G broadband terbaru IM2 adalah Broombastis yang memungkinkan pelanggan IM2 mengakses internet dengan kecepatan hingga 3,6 Mbps. (*)

Paru-paru Karawang Diekploitasi

BeritaKarawang.com - Paru-paru Karawang di Kecamatan Tegalwaru habis dieklpoitasi PT Atlasindo selama bertahun-tahun, seandainya hal ini dibiarkan, maka daerah hijau Karawang akan musnah.
 
Demikian kata warga setempat yang langsung menyalurkan aspirasinya di hadapan beberapa anggota DPRD Karawang disela aksi demo mereka, Rabu (28/10/2009). Warga ini mengungkapkan pahitnya keseharian mereka selama PT Atlasindo berdiri di daerahnya.
 
Diungkapkan beberapa perwakilan masyarakat Tegalwaru yang dialog langsung dengan anggota DPRD, Tegalwaru merupakan daerah konservasi yang harus dilindungi, warga juga mempertanyakan lembaga lingkungan hidup yang tidak hidup, keberadaan lembaga itu mandul dan tidak bisa mengatasi persoalan lingkungan, seperti pencemaran sungai dan ekploitasi lingkungan di Tegalwaru. Warga juga mempertanyakan soal Amdal PT. Atlasindo yang berdiri di tengah lingkungan mereka di Tegalwaru.
 
"Naif jika Karawang mementingkan industri tapi malah mengesampingkan lingkungan. Lalu sampai dimana industri bisa menghidupi masyarakat Kabupaten Karawang, karena memang sejak lama Karawang biasa hidup dengan daerah agraris (bukan industri, red)," ucapnya.
 
Kata warga, pemerintah merespon yang dialami masyarakat hanya ketika terjadi demontrasi menuntut pemerintah untuk melakukan tindakan tegas. "PT Atlasindo harus ditutup, ini harga mati," tegasnya.
 
Warga juga meragukan Amdal yang kemungkinan bisa dipalsukan perusahaan tersebut, jika diketahui palsu maka perusahaan itu bisa dituntut ke pengadilan. Sementara, dalam ijin perusahaan ada peraturan-peraturan pemerintah yang seyogyanya lebih mementingkan kelestarian lingkungan. Warga teriak, seolah pemerintah hanya mementingkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) sebesar-besarnya tanpa melihat kerusakan alam.
 
"Seolah, kita mempertahankan pertanian sama saja mempertahankan kemiskinan, saya harap pemikir-pemikir Karawang tidak menjadikan Karawang diubah total jadi daerah industri," ucapnya.
 
 
Aksi demo ke gedung DPRD Karawang ini dilakukan warga Desa Ciptawargi, Kuta Langgeng, Cinta Langgeng Kecamatan Tegalwaru, juga para aktivis dari Serikat Petani Karawang, GMNI, OKP Kopas Korap, OKP Pita Merah, Organisasi Lingkungan Hidup E V W dan Mapalaska Unsika. (*)

Warga Tegalwaru Demo ke DPRD

Menuntut PT Atlasindo Utama Ditutup


Aksi demo masyarakat, aktivis dan mahasiswa di depan pintu gedung DPRD Karawang.


BeritaKarawang.com - Ratusan warga Kecamatan Tegalwaru demo di depan DPRD Karawang menunutt PT Atlasindo dan ditutup, Kamis (28/10/2009) pukul 10.00 WIB, perusahaan itu dianggap telah mencemari lingkungan, merusak alam dan mengganggu kesehatan warga setempat akibat debu, polusi dan suara bising.


Sejak berdiri tujuh tahun lalu, PT Atlasindo menjanjikan perbaikan jalan dan fasilitas masyarakat setempat, tetapi hingga sekarang tidak pernah merealisasikan janjinya. Bahkan, warga setempat tidak tahan dengan debu yang mengakibatkan sebagian warga sakita akibat polusi. Dengan tegas warga setempat meminta kedua perusahaan itu ditutup.


Dalam aksi orasi, warga menyatakan demo ini merupakan barometer bahwa pemerintah tidak berhasil menyelesaikan persoalan, karena Atlasindo sudah berjalan lama dan selalu janji muluk. Warga teriak, derita yang dialami masyarakat tidak pernah diperhatikan Atlasindo. "Jika tidak berhasil menangani Atlasindo, konsekuensinya (dewan, red) harap mundur," teriak warga.


Di dalam gedung DPRD, anggota dewan mendukung aspirasi warga ini. Seperti dijelaskan anggota dewan, tidak ada sedikit pun apa yang menjadi aspirasi rakyat yang tidak didengar dewan. "Kami akan sidak hari ini ke lokasi," kata Tono Bahtiar, Ketua Komisi C DPRD Karawang. (*)

Pemkab Maros Belajar Pola Budidaya Udang ke Karawang

Tuesday, October 27, 2009

BeritaKarawang.com - Dalam rangka mempelajari tehnik pengelolaan tambak udang, Pemerintah Kabupaten Maros Propinsi Sulawesi Selatan melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Karawang. Kedatangan rombongan yang dipimpin oleh Bupati Maros H. Andi Nadjamuddin, AM diterima secara langsung oleh Bupati Karawang, Drs. H. Dadang S. Muchtar di Gedung Singaperbangsa Lt. II Pemda Karawang, Selasa (27/10).
 
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Maros, Andi Nadjamuddin menjelaskan bahwa pihaknya tertarik melakukan kunjungan kerja setelah melihat berita serta informasi dari televisi mengenai budidaya tambak udang di Kabupaten Karawang. "Tambak udang di Karawang berhasil bangkit dengan menerapkan teknologi yang lebih maju dari teknologi yang digunakan selama ini," jelasnya.
 
Oleh karena itu, lanjut Andi, pihaknya berupaya untuk datang ke Karawang untuk mempelajari teknik budidaya udang di Karawang. Terlebih perkembangan buidaya tambak udang di Kabupaten Maros sendiri mengalami banyak kendala. "Sehingga input dan output yang didapatkan tidak seimbang, dan outcome yang diharapkan pun sulit tercapai," tambahnya.
 
Bupati Dadang S. Muchtar dalam paparannya menjelaskan, keberadaan tambak udang di Kabupaten Karawang pernah mengalami pasang surut. Tambak udang sendiri diawali oleh adanya pelarangan penggunaan jaring trawl/arad pada tahun 1981 sehingga produksi udang beralih ke budidaya. "Ujicoba budidaya udang pertama kali dilaksanakan di Sungaibuntu Pedes pada tahun 1982," ujarnya.
 
Salah satu pengelola tambak udang yang berhasil di Karawang, H. Endi menjelaskan, pihaknya mengembangkan reklamasi tambak udang dengan menggunakan bioteknologi. Melalui teknologi yang menggunakan membran elektron tersebut, tambak akan selalu mendapatkan air yang bersih dari virus 'White Spot'. "Hal lain yang harus diperhatikan adalah untuk tidak melupakan pula konservasi alam dalam konsep pengembangan perikananl," pesannya.
 
Sementara itu, berdasarkan data dari Kepala Dinas Perinakan Kelautan dan Peternakan Kabupaten Karawang, Drs. Hendro Subroto, MM, luas sebaran potensi tambak di Kabupaten Karawang mencapai 15.567 hektar yang tersebar di 9 kecamatan. Sedangkan untuk produksi udang windu di Kabupaten Karawang mencapai 1.430,7 ton untuk tahun 2007, dan 5.415,9 ton untuk tahun 2008. "Sedangkan untuk tahun 2009, sampai dengan bulanMei realisasi produksi telah mencapai 3.244,39 ton," tuturnya. (*)

Bupati Tidak Sanggup Tangani Abrasi

BeritaKarawang.com - Bupati Karawang Drs. Dadang S. Muchtar mengaku tidak sanggup menangani abrasi dari APBD II Karawang, mengingat garis pantai di Karawang sangat panjang.
 
Bupati menyebut-nyebut dana Rp 5 miliar dari APBD II Karawang tidak akan cukup menangani persoalan abrasi di beberapa kecamatan pesisir pantai Karawang. "Garis pantai di Karawang ini panjang dengan dana APBD Rp 5 miliar, tidak akan cukup," ujarnya, Selasa (27/10/2009) siang.
 
Di tempat sama, Ketua TPK (Tambak Pandu Karawang), Made Suita menjelaskan, persoalan abrasi di Karawang sudah didiskusikan di Batam, rencananya tahun 2009 ini akan dilaksanakan penurapan dan membangun pemecah gelombang oleh BBWS (Badan Besar Wilayah Sungai Citarum). "Mudah-mudahan tahun 2010 selesai dan 2011 aman dari abrasi," ucapnya.
 
Kata Made, APBD II Karawang memang tidak akan sanggup menangani abrasi, harus didukung APBD I provinsi dan APBN, karena dana untuk penanganan abrasi bisa menghabiskan triliunan rupiah. Dijelaskan Made, penanganan abrasi tidak hanya tugas pemerintah, tapi harus memberdayakan masyarakat setempat supaya mau menjaga pesisir pantai di wilayahnya masing-masing.
 
 
Sementara itu, masyarakat yang bermukim di pesisir pantai Tirtajaya hingga kini pasrah dengan kondisi alam yang semakin mengganas, sedangkan di pesisir Kecamatan Cibuaya dan Cilebar abrasi sudah membuat masyarakat cemas, dikhawatirkan hanya dalam hitungan bulan pemukiman mereka tergerus.
 
Camat Tirtajaya Drs. H. Wawan Setiawan mengatakan, jangan sampai penanganan abrasi hanya membuang dana pemerintah hingga miliaran rupiah. Kata dia, masih banyak prioritas pembangunan lain dibanding membangun penahan abrasi di pesisir pantai yang sudah rusak. "Bukan berarti tidak ditangani, tapi ketika ada program Perhutani ada baiknya dialihkan untuk reboisasi hutan bakau," ujarnya. (*)

Budi Daya Udang di Indonesia Terpuruk

Endi (kiri) dengan Bupati Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, H. A. Nadjamuddin AM di ruang lab BPBPLAPU Cilebar.
 
BeritaKarawang.com - Budi daya udang di Indonesia sudah tida ada kecuali di Pulau Seram, Maluku itu pun milik negara Jepang yang bekerjasama dengan Jayanti Grup. Kata Ketua Kelompok PPTP (Perhimpunan Pembudidaya Tambak Pantura) Jawa Barat, Endi Muhtarudin, Selasa (27/10/2009) siang saat mendampingi kunjungan Bupati Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, H. A. Nadjamuddin AM, ke tambaknya.
 
Ketika di Indonesia mengalami hal itu, Endi malah memiliki area tambak udang windu yang saat ini terus dikembangkannya. Kata dia, kegagalan udang berawal disaat masa jaya, di masa itu petambak terlena. Harusnya ketika masa jaya ada data-data sebagai parameter, gunanya untuk rujukan dan acuan ketika akan memproduksi lagi. "Ketika mengalami kegagalan baru sibuk menemukan kesalahan selama bertahun-tahun menanam," katanya.
 
 
Hasil temuannya, kegagalan disebabkan ada bakteri berprotein tinggi di lahan tambak, jika protein tinggi busuk dari plankton yang keluar dan mengeluarkan racun. Jadi, sampah yang berbasis dari protein tinggi yaitu sisa pakan, kotoran dan bangkai plankton disiasati dengan reklamasi menggunakan biologi, yaitu bakteri pengurai dari keluarga 'basilus'.
 
Diakuinya, masa tanam udang yang dilakukannya sekarang ini merupakan titik awal untuk kebangkitan produksi udang, karena dia menerapkan teknologi dan diyakininya akan berkembang di masyarakat. "Saat ini kendalanya adalah pasar, jumlah udang hanya terbatas di pasar lokal sedangkan harga udang tinggi," ucapnya. (*)

Bupati Maros Studi Banding Tambak Udang di Karawang

H. A. Nadjamuddin AM, (kiri) dan Drs. Dadang S. Muchtar sedang dijelaskan oleh Muhammad Nurhuda tentang pola tanam udang.
 
BeritaKarawang.com - Bupati Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, H. A. Nadjamuddin AM, mengunjungi area tambak milik H. Endi di Desa Sungaibuntu untuk studi banding, kunjungan ini didampingi langsung Bupati Karawang, Drs. Dang S. Muchtar, Selasa (27/10/2009) pukul 11.00.
 
Dijelaskan Bupati Maros, Kabupaten Karawang dan wilayahnya memiliki luas geografis yang sama. Namun, Karawang jauh lebih luas memiliki area tambak sekitar 500.000 hektar dibanding Kabupaten Maros yang hanya memiliki 10.200 hektar.
 
Diakui Nadjamuddin, dulu Maros dan Karawang penghasil udang besar di Indonesia, tapi setelah kondisi alam Maros berubah, produksi udang menurun drtastis, beda dengan Karawang yang memiliki pola-pola tanam dan teknologi baru, sehingga produksi udang bisa dipertahankan. "Kerusakan tambak di Maros juga disebabkan musnahnya tanaman mangrove sebagai penetralisir virus," ujarnya.
 
Bupati Karawang menjelaskan, memang dulu Karawang dan Maros dikenal sebagai pemasok udang, setelah kondisi area tambak Maros tercemar produksi jadi 'drop'. Sedangkan di Kabupaten Karawang, pola menanam tambak udang dimodifikasi model baru tanpa pestisida, juga menawarkan air tambak dengan cara ditanam rumput laut. Bupati Karawang mengungkapkan, ini pola Endi yang telah menemukan pola tanam baru bersama para pakaranya. (*)

Pencuri Domba Sekarat Diamuk Warga

Monday, October 26, 2009

BeritaKarawang.com - Pencuri hewan domba di Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya sekarat akibat dihakimi warga, Sabtu (24/10/2009) kemarin. Dia tertangkap basah oleh warga sedang menggiring domba pukul 20.00 WIB, melihat hal itu warga setempat langsung murka dan menghajar pelaku hingga babak belur.
 
Pelaku bernama Cemong (38) warga Dusun Cibarusa, Desa Gempol Karya, Kecamatan Tirtajaya, usai diamuk masa, dia langsung dilarikan ke Puskesmas Tirtajaya, karena dia menderita luka serius, mata kanannya, tangan kiri dan kanannya memar, juga kepalanya penuh jahitan akibat benda tajam.
 
Pencuri ternak yang dikenal sering melakukan aksinya di sejumlah desa ini sempat meresahkan warga, karena tidak sedikit ternak milik warga hilang. Pelaku juga sudah lama diburu polisi. Sedangkan hasil curiannya ini selalu disembelih untuk diambil dagingnya, kemudia dijual ke warung-warung sate. Sebagai barang bukti, polisi menyita seekor domba yang masih hidup dan yang sudah disembelih. (*)

Komunikasi Selama Ibadah Haji Dengan Indosat

BeritaKarawang.com - Tahun ini, Indosat kembali melayani para jamaah yang sedang menjalankan ibadah Haji di Tanah Suci melalui program Indosat Haji 2009, Indosat menawarkan berbagai kemudahan berkomunikasi selama jamaah menjalankan ibadah Haji.
 
Pelayanan ini untuk memudahkan para jamaah melakukan komunikasi dengan keluarga di Indonesia selama menjalankan ibadah haji. Dengan layanan telekomunikasi yang lengkap dari Indosat, cukup membawa kartu Indosat ke Arab Saudi maupun menggunakan kartu Indosat untuk menelpon jamaah yang menggunakan operator Arab Saudi, para jamaah dapat tetap merasakan kedekatan dengan keluarga dan kerabat di tanah air dengan biaya yang lebih hemat.
 
Beberapa layanan yang ditawarkan Indosat pada program Indosat Haji adalah bagi kerabat jemaah haji di tanah air, Indosat memberikan program Gratis Nelpon 3 menit setelah bicara 3 menit ke nomor telepon Arab Saudi, berlaku pengulangan dengan menggunakan kode akses FlatCall 01016 dari Matrix, Mentari, IM3 dan StarOne di Indonesia, tarif Rp.275/6 detik. Caranya ketik 01016<966><nomor operator Arab Saudi>.
 
Untuk menelpon selama 6 menit, tarif yang dikenakan hanya Rp. 8.250 atau per menitnya rata- rata menjadi Rp. 1.375,-, jauh lebih hemat dari tarif non promo sebesar Rp. 16.500 untuk percakapan 6 menit. Kemudian, untuk penggunaan nomor Indosat (Matrix, Mentari dan IM3) di Arab Saudi, Indosat menyediakan layanan gratis tarif terima SMS, kirim SMS Rp.5000/SMS, terima telpon Rp.5.000 per menit, menelepon ke Indonesia Rp. 37.500/menit dan Rp. 10.000 per menit untuk menelpon ke nomor Arab Saudi.
 
Selain itu, I-menu Haji untuk informasi Haji terupdate yang bisa diakses dari nomor Indosat saat Jamaah berada di Arab Saudi dan Indonesia. Cara
mengakses: tekan *123*4# lalu OK/yes dari HP Anda. Tidak hanya itu, Indosat juga memberikan hadiah uang tunai total Rp. 55.000.000 untuk pelanggan yang melakukan panggilan atau SMS terbanyak selama di Arab Saudi maupun yang mengakses i-menu Haji *123*4# di Indonesia maupun Arab Saudi. Program ini bekerjasama dengan Departemen Agama.
 
Bagi para pelanggan yang menggunakan kartu mentari dan IM3, secara otomatis sudah memiliki fasilitas InternasionalRoaming di Arab Saudi, sedangkan
untuk pengguna kartu Matrix, cukup menyerahkan bukti setor biaya Haji (BPIH) tanpa deposit ke galeri Indosat terdekat. Untuk memastikan parapelanggan Indosat yang membawa kartu ke Arab Saudi menikmati tarif yang ditawarkan Indosat, agar selalu roaming di jaringan Al Jawal, Mobily atau Zain,
 
Periode program ini ini berlangsung dari tanggal 15 Oktober 2009 sampai dengan 14 Januari 2010 dan semua tarif Indosat tersebut dalam mata uang rupiah sehingga tidak perlu repot menghitung mengikuti kurs yang berlaku. (*)

Lulusan Sekolah Wajib Mahir Bahasa Inggris

BERITAKARAWANG.COM - Camat Jayakerta Drs. H. Hamdani menekankan supaya SMP di Jayakerta mensukseskan program SIMPATIF (Simpel Cepat Efektif) 32 jam. Dia meminta kepada tutor Bahasa Inggris supaya siswanya benar-benar mampu bicara Bahasa Inggris, diantaranya mengajarkan 'introduce' atau perkenalan.


Hal itu dijelaskannya saat monitoring langsung program SIMPATIF 32 jam di SMPN 1 Jayakerta, Senin (26/10) pukul 13.00 WIB. "Saya mohon, khusus kepada tutor untuk mensukseskan program pemerintah ini, saya hanya memonitor langsung ke lapangan supaya program ini berjalan baik," ucapnya.


Kata camat, akhir program SIMPATIF 32 jam, siswa akan ditest di sekolah untuk mengetahui sejauh mana mereka mampu berbicara Bahasa Inggris. Sedangkan Kepala SMPN 1 Jayakerta, Drs. Agus Imam Mulyana menyatakan, program ini beda dengan belajar Bahasa Inggris biasanya, ini masuk kedalam kegiatan ektra kulikuler dan dilaksanakan di luar jam sekolah, juga metode pembelajarannya beda, pada pola SIMPATIF 32 jam ini ditekankan pengulangan kalimat untuk latihan percakapan tanya jawab.


"Untuk mendukung keberhasilan ini, sekolah mengadakan program tambahan untuk Bahasa Inggris dengan tugas-tugas menterjemahkan cerpen atau tuliasn Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia," kata Agus.


Seperti dijelaskan Bupati Karawang, Drs. H. Dadang S. Muchtar dalam buku pola simpatif, di era globalisasi ini, industri di Kabupaten Karawang menjadi salah satu sektor andalan yang tentunya mempengahruhi laju pertumbuhan ekonomi di kabupaten. Globalisasi juga akan mengalirkan tenaga kerja dari luar wilayah kabupaten dan memunculkan satu fenomena baru terjadinya persaiangan ketat memperebutkan pasar kerja yang jumlahnya terbatas.


Untuk itu, investasi subtansial dan berkelanjutan dalam upaya pembangunan manusia merupakan jalan utama meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia), karena kualitas SDM yang tinggi akan meningkatkan daya saing tenaga kerja Kabupaten Karawang dengan tenaga kerja pendatang maupun meningkatkan daya tawar tenaga kerja Karawang di pasar global.


Peningkatan nilai tambah SDM di Kabupaten Karawang diantaranya melalui upaya meningaktkan kemampuan berbicara Bahasa Inggris yang merupakan bahasa ilmu pengetahuan dan alat komunikasi Internasional. Perhatian serius pemerintah Karawang dalam meningkatkan SDM di Karawang diterapkan melalui program belajar berbicara Bahasa Inggris pola SIMPATIF 32 jam bagi pelajar kelas 3 SMP dan SMA di Kabupaten Karawang.


Untuk mengimplementasikan program tersebut, pemerintah Kabupaten Karawang bekerjasama dengan pusat kursus Bahasa Inggris SPEC Karawang untuk menyusun buku panduan program SIMPATIF. Ini sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Karawang dan anggaran pendidikan APBD II Karawang, bupati telah mencanangkan program pembelajaran ektra kulikuler Bahasa Inggris untuk jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK/MA khususnya siswa kelas X dan XII.


Program ini bertujuan agar siswa dan siswi lulusan SMP, MTs, SMA, SMK dan MA dapat berbicara Bahasa Inggris secara sederhana. Program ini telah diawali dengan pelatihan seluruh guru Bahasa Inggris sebagai tutor sebanyak 8 pertemuan atau 4 minggu berturut-turut untuk menyamakan persepsi dan metode pembelajaran pada Juni-Juli 2009 lalu. (*)

Panen Padi di Jayakerta Berhasil

Tahun ini panen padi di beberapa desa se-Kecamatan Jayakerta terbilang berhasil, tiap hektar mampu memproduksi hingga 6-7 ton, panen musim ini tidak mengalami kendala berarti, beda dengan musim lalu yang hanya mampu memproduksi 3-4 ton/hektar akibat hama. Foto, Senin (26/10/2009) pukul 12.00 WIB.

Eceng Gondok Masih Dianggap Sampah

Hingga kini belum ada yang memanfaatkan tumbuhan eceng gondok menjadi bio gas maupun pupuk organik, tumbuhan air ini masih dianggap sebagai sampai irigasi yang menyumbat saluran air. Tampak dua warga Desa Kendaljaya, Kecamatan Pedes berusaha mengangkat eceng gondok yang menyangkut di jembatan bambu, Senin, (26/10/2009) pukul 10.35 WIB.
 
 
Jika tidak segera diangkat, sampah air itu akan semakin menumpuk dan mendorong jembatan hingga roboh. Beberapa tahun ini, sudah banyak jembatan bambu rusak akibat terseret sampah eceng gondok.

Karya Bakti Koramil 0405 Pedes

KARAWANG NEWS - Pelaksanaan Karya Bakti Koramil 0405 Pedes digelar di Dusun Krajan, Desa Kendaljaya, Kecamatan Pedes Senin (26/10/2009) pukul 08.00 WIB. Sebanyak 100 orang termasuk 22 anggota TNI turun memperbaiki saluran tersier yang tersumbat. Selama ini, petani sawah di dusun ini selalu menggunakan mesin pompa untuk mengairi sawah.
 
Dijelaskan Danramil 0405 Pedes, Rebin Hidayat, Karya Bakti TNI ini bertujuan meningkatkan dan mempercepat proses pembangunan di daerah, juga memperkokoh dan mempertebal kemanunggalan TNI dengan rakyat. Dia juga membuka diri kepada semua desa untuk bekerjasama memperbaiki fasilitas umum yang diperlukan, mengingat di kesatuannya pun ada program Karya Bakti yang rutin dilaksanakan tiap bulan.
 
Disela Karya Bakti, Kepala Desa Kendaljaya, Dora Ralim mengungkapkan, saluran air yang diperbaiki masyarakat dan TNI ini merupakan saluran vital untuk mengairi puluhan hektar sawah di desanya termasuk desa tetangga. Saluran air yang membelah Dusun Krajan ini kini hanya memiliki lebar sekitar 1 meter, padahal sebelumnya 2 meter, ini disebabkan penyempitan tanah selama beberapa tahun.
 
Akibat penyempitan itu, saluran air selalu meluap dan membanjiri pemukiman setempat jika banjir. Sedangkan jika airnya sedikit, hampir puluhan hektar sawah kekurangan air. Dengan mengangkat sampah-sampah dan memperlebar saluran air oleh TNI dan masyarakat ini, diharapkan air kembali lancar. Kades juga meminta pada Pemda Karawang untuk menyediakan dana perbaikan saluran air secara permanen untuk kepentingan petani di desanya.
 
Program Karya Bakti yang langsung dirasakan oleh masyarakat ini sudah beberapa kali dilaksanakan, diantaranya perbaikan saluran, jalan lingkungan, perbaikan mushola dan banyak lagi sesuai kebutuhan lingkungan di tiap desa, termasuk penghijauan dan kalagumarang. (*)

Jamksemas Tidak Berlaku?

Sunday, October 25, 2009

 
KARAWANG NEWS - Seorang warga Dusun Lolohan II, RT 11/04, Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya, Eneng (34) mengaku kartu Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) yang dimilikinya tidak berlaku, karena dia tetap diminta Rp 400 ribu oleh bidan untuk biaya persalinan anak keduanya ditambah Rp 100 ribu untuk biaya akte kelahiran.
 
Uang yang dikeluarkannya itu terbilang besar, mengingat dia adalah warga yang dikategorikan gakin (keluarga miskin). Anehnya, meski sudah dimintai biaya persalinan hingga Rp 500 ribu, bidan tetap meminta foto copi kartu Jamkesmas dan indentitas Eneng. Harusnya, tidak ada biaya apapun yang harus dikeluarkan Eneng jika dia mempunyai kartu Jamkesmas, karena kartu tersebut merupakan jaminan yang dikeluarkan Departemen Sosial.
 
 
Hasil pantauan, kejadian serupa tidak hanya dialami Eneng, tapi dialami oleh ibu-ibu yang melahirkan di desa tersebut, warga menganggap bidan ini tidak memandang kaya-miskin, tetap saja harus membayar biaya penuh persalinan, meski warga gakin mengantongi kartu Jamkesmas. (*)

Tikus Serang Tanaman Jagung

KARAWANG NEWS - Petani jagung di Kampung Secang, Kelurahan Mekarjati, Kecamatan Karawang Barat merugi akibat serangan tikus. Padahal jika berhasil, petani mampu memproduksi jagung sekitar 10 ton tongkol perhektar. Kini petani hanya berhasil memproduksi 3,5 ton tongkol/hektar.
 
 
Seperti dijelaskan petani Ujang Suwarya, Minggu (25/10/2009) siang, tikus ini menyerang disaat tanaman berumur 70 hari hingga panen. Hewan pengerat itu muncul ketika air dari saluran induk mengalir membanjiri area sawah yang kering, sehingga tikus keluar dari tanah sawah dan menyerang area tanaman jagung di dekatnya.
 
Harusnya, dengan modal Rp 5 juta petani mampu menghasilkan Rp 10 juta. Namun, petani jagung ini masih mendapat kerugian akibat serangan tikus tersebut. Kendati begitu, petani setempat tetap akan menanam jagung dengan jenis jagung manis, karena jagung manis hanya ditanam selama 70 hari dan bisa dipanen mendadak jika tikus mulai menyerang, bahkan harganya pun lebih tinggi dibanding jagung hibrida yang sudah ditanam petani saat ini.
 
 
Jagung yang sudah dipanen, kemudian dijual ke tengkulak untuk pakan ternak seharga Rp 1000/kg tongkol, sebelum dijual jagung yang berwarna kuning keemasan itu dijemur supaya kering dan mudah digiling. "Petani jagung di Kampung Secang memang masih satu kelompok, tapi kita akan terus meningkatkan tanaman jagung," ujarnya.
 
 
 
Saluran Air Mampet
 
Bencana bagi warga Secang jika musim hujan tiba, karena air yang masuk kampung tersebut mampet, akibatnya ratusan hektar sawah kebanjiran. Jika diguyur hujan semalam saja, hingga dua minggu air dipastikan belum surut. Selain sawah, halaman sekolah SMPN 7 Karawang Barat pun terendam banjir hingga setengah betis, akibat saluran mampet.
 
 
Dengan kejadian itu diharapkan pemerintah menggali saluran air di Kampung Secang. Diketahui, memang saluran itu sudah dangkal, penyempitan lahan dan sampah. "Jika dikeruk akan bisa menghindari banjir," petani setempat, Sating (30). (*)

Pengeboran Seismik PT. Pertamina

Pengeboran seismik di Kelurahan Mekarjati, Kecamatan Karawang Barat, Minggu (25/10/2009) siang. Pengeboran ini dilakukan di area sawah dan perkebunan jagung setempat.

PMII dan FKPMD Latihan Jurnalistik

KARAWANG NEWS - PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) dan FKPMD (Forum Komite Pendidikan Masyarakat Desa) Karawang gelar pelatihan jurnalistik dua hari, 24-25 Oktober 2009 di aula Kecamatan Pedes. Pelatihan ini untuk meningkatkan kualitas pemuda Kabupaten Karawang dalam hal ilmu jurnalistik.
 
Dijelaskan, Ketua Pelaksana pelatihan jurnalistik, Sulton di sela acara, Minggu (25/10/2009), acara ini dilaksanakan karena ilmu jurnalistik merupakan sebuah kekuatan pemerintahan. Melalui jurnalistik bisa memberikan informasi kepada publik yang diambil dari publik itu sendiri tentang kondisi Karawang. Bagi PMII dan FKPMD, pemuda disebut-sebut merupakan pemimpin masa depan yang harus mempersiapkan kualitas diri agar kedepan bisa menciptakan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas.
 
Selain membahas teori, peserta juga akan langsung terjun ke lapangan sebagai simulasi dari hasil materi yang didapatkan dari pelatihan tersebut. Target acara ini kedepan, PMII dan FKPMD mampu menciptakan media yang secara khusus mampu mengangkat isu-isu seputar pendidikan, perempuan, anak dan soal 'trafficking'.
 
Selain itu, kedua organisasi itu akan melaksanakan program bersama mengenai penghijauan di pesisir pantai, mengingat kondisi pantai utara Karawang sudah rusak akibat terus digerus abrasi. (*)

Warem Cikelor Beroperasi Lagi?

Friday, October 23, 2009


KARAWANG NEWS - Warga Desa Amansari, Kecamatan Rengasdengklok kembali resah, karena warung remang-remang penjajak sex bebas di Dusun Cikelor beroperasi lagi, meski telah ditertibkan aparat gabungan antara Satpol PP bersama kepolisian Karawang.
 
 
Penjajak sek dan mucikarinya seakan tak jera, di lokalisasi ini kembali muncul wajah-wajah lama. Seperti diungkapkan warga setempat, Wanto (40), warem di desanya membuat warga geram, dia pun menyayangkan pihak Satpol PP Karawang membiarkan warem tersebut beroperasi kembali, ini disebabkan tidak ada petugas yang melakukan pengawasan pasca ditertibkan warem ini beberapa bulan lalu.
 
 
"Jika tidak ada penanganan lagi, secepatnya kami bersama tokoh agama dan masyarakat akan melayangkan surat permohonan kepada Dinas Trantib Kabupaten Karawang untuk segera menertibkan lokalisasi itu lagi," ucapnya, Jumat (23/10/2009) siang. (*)

Pemda Karawang Harus Bentuk Tim Penanganan Abrasi

Thursday, October 22, 2009

Kondisi pesisir pantai di Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar yang rusak parah akibat digerus abrasi.
 
 
KARAWANG NEWS - Abrasi yang mengancam pesisir pantai utara Karawang, harus ditangani serius Pemda Karawang dengan membentuk tim penanganan abrasi yang terdiri dari Bapeda dan PU (Pekerjaan Umum) dengan diawasi kinerjanya oleh DPRD Komisi C Bidang Pembangunan.
 
Demikian kata Ketua Komisi C DPRD Karawang, H. Tono Bahtiar, Kamis (22/10) pukul 14.00 di sela rapat Fraksi DPRD. Kata dia, untuk membuat langkah awal menangani masalah abrasi, terlebih dahulu harus menyelamatkan bagian infrastruktur yang akan hancur, yang nanti bisa berdampak pada daerah pemukiman di sekitranya, misalnya dengan membuat tanggul dari batu kali. Dia menyarankan, supaya dana penanganan awal ini segera dikucurkan dari dana bencana yang tiap tahun tercantum di APBD.
 
Kemudian, tim juga harus cepat melaporkan kondisi abrasi pada bupati dan gubernur untuk segera melakukan pengucuran dana, karena jika dibiarkan, abrasi akan merusak lahan tambak, petanian, gedung sekolah dan pemukiman setempat. Masalah ini memang harus berkesinambungan, tandasnya, jangan sampai berpikir lambat ketika abrasi terjadi, tapi harus ditangani secara komprehensif. Diantaranya dengan anggaran penanganan abrasi maupun teknologi terapan yang sesuai iklim dan kondisi abrasi. "Saya yakin, jika pemerintah trun tangan, masyarakat dan desa akan mau bekerja sama menangani abrasi meski tanpa upah," ujarnya.
 
Dia mencontohkan, ketika kerusakan abrasi mengikis sepanjang jalan raya di Pantai Eretan, Kabupaten Indramayu, Pemerintah Pusat langsung turun tangan. Kondisi serupa ini sedang terjadi sekarang di pantai utara Karawang, diantaranya di Kecamatan Cilebar. "Komisi C DPRD Kabupaten Karawang akan turun langsung ke lapangan termasuk mengundang dari Provinsi Jawa Barat supaya tanggap terhadap permasalahan, kami berupaya supaya dana bencana dari Pemprop Jawa Barat bisa untuk menangani abrasi di Karawang," jelasnya. (*)
 

Tak Punya Ongkos, Siti Telat Dioperasi

Wednesday, October 21, 2009

Siti Walijah bersama ibunya.
 
 
KARAWANG NEWS - Siti Walijah, usia tiga tahun, putri kedua pasangan Marsah dan Karma warga Dusun Sukajadi, Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan CIlebar telat dioperasi meski sudah dibekali surat operasi gratis di RS Fatmawati Jakarta Pusat. Hal ini disebabkan keluarga Siti Walijah tidak memiliki ongkos selama menunggu Siti di rumah sakit.
 
 
Sejak lahir, Siti Walijah tidak memiliki anus, sebelumnya dia buang air besar melalui vaginanya, setelah dioperasi Siti bisa buang air besar di perut. Harusnya Siti kembali dioperasi tanggal 6 Oktober 2009 kemarin untuk operasi kedua yaitu membuat saluran pembuang kotoran di anusnya. Namun akibat tidak memiliki uang cukup, Siti tidak dibawa ke Jakarta untuk dioperasi kedua.
 
 
Untuk pengobatan Siti Walijah ini, pengobatannya dilakukan tiga tahap operasi, pertama membuat saluran buangan sementara di perut, kedua membuat saluran buangan di anus dan ketiga pemeriksaan terakhir untuk pemulihan kondisi Siti. (*)
 

Abrasi Paksa Warga Mengungsi

KARAWANG NEWS - Selama 3 hari, sedikitnya 6 dari 20 KK di Dusun Sukamulya, RT 01/02, Desa Pusakajaya Utara secara bertahap mengungsi untuk menghindari abrasi yang semakin mendekati pemukiman mereka. Warga setempat mengaku sudah lelah setiap hari dihantui kondisi alam yang semakin mengganas.
 
Seperti di paparkan Angwar (65), Rabu (21/10) siang, dia sudah kesulitan menahan gelombang ombak supaya tidak menerjang rumahnya, meski berbagai upaya memasang penahan abrasi dengan batu dan bambu, tetap saja ombak menghancurkannya. "Saya lelah diterjang ombak, jika tidak ditangani secepatnya rumah kami akan habis," jelasnya.
 
Kepala Desa Pusakajaya Utara, Warman Abdurahman menjelaskan, secepatnya Pemda Karawang, Provinsi Jawa Barat dan Pusat untuk turuan tangan menangani musibah abrasi di desanya. Selama ini, penanganan abrasi hanya dengan cara manual yang dilakukan warga dengan menumpuk-numpukan karung tanah, setiap pergeseran cuaca antara musim barat dan musim timur selalu menyediakan ribuan karung untuk menahan gelombang laut.
 
Diperkirakan ombak besar ini akan berlanjut hingga beberapa hari kedepan, setelah itu gelombang akan kembali biasa, tetapi tetap saja ketika menghadapi tanggal tertentu ombak akan kembali besar dan menggerus pesisir pantai termasuk rumah-rumah warga setempat. "Jika hal ini dibiarkan, mungkin desa ini akan hilang oleh abrasi, jadi pemerintah harus serius menangani hal ini," jelasnya. (*)

Terancam Abrasi

Rumah keluarga Kajang di Dusun Sukamulya, RT 02/02, Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar, terancam tergerus abrasi. Mereka selalu was-was pada setiap menghadapi musim barat, karena ombak laut besar. Sedangkan, di sepanjang pesisir utara Karawang ini tidak ada pepohonan mangrove yang bisa menghalau ombak tersebut. Foto, Rabu (21/10) pukul 14.08 WIB.

6 Rumah Hancur Diterjang Ombak

KARAWANG NEWS - Pesisir pantai utara Karawang rusak parah akibat terjangan air pasang sejak Minggu (18/10), dalam waktu sepekan itu, selain menggerus menggerus pantai, ombak pun memporak porandakan 6 rumah warga di Dusun Sukamulya, Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar, diantaranya 21 rumah terendam air laut dengan terus menerus diterjang ombak.
 
Terjangan ombak ini terjadi sekitar pukul 11.00 hingga 13.00 WIB, akibatnya jalan raya hampir putus. Sementara ini jalan dipenuhi sampah dan pasir laut. Selain itu, tanaman bakau sepanjang 1 km lenyap disapu ombak. Hingga Rabu (21/10) pukul 13.23 WIB, tidak ada upaya dari pihak Pemda Karawang untuk menangani kerusakan pantai. Padahal, kerusakan akibat terjangan ombak ini terjadi sejak tahun 2004 lalu. Warga setempat berharap pemerintah berupaya membuat pemecah ombak untuk mengatasi terjangan gelombang ombak.
 
Tahun 2004 lalu, Yayasan OISKA dari Jepang sempat memberikan bantuan berupa penanaman bibit mangrove sepanjang 1 km di pesisir pantai Desa Pusakajaya Utara ini, akibat tidak dirawat akhirnya tanaman itu musnah disapu ombak. Keterangan beberapa warga, kejadian ini mata rantai sejak beberapa tahun lalu, petani tambak enggan menanam dilahannya, hingga akhirnya pantai ini tidak memiliki 'green belt' dan kerusakan abrasi semakin pada dua-tiga tahun ini.
 
Warga setempat, Akam (48) mengatakan, rumahnya habis digerus abrasi, meski begitu dia tidak bisa mengungsi karena tidak memiliki tempat tinggal selain rumahnya yang hancur itu. Sedangkan Ajang (50) bersama keluarganya harus mengungsi untuk menghindari gerusan abrasi yang hanya berjarak dua meter dari rumahnya. "Kami mencari lokasi yang aman dari terjangan ombak yang terus menggerus pantai," ujarnya. (*)

Hapuskan Dikotomi Negeri dan Swasta

KARAWANG NEWS - Dikotomi sekolah negeri dan swasta harus dihilangkan, keduanya harus diberi kesempatan untuk memperoleh perhatian sesuai undang-undang yang menyatakan pendidikan adalah tanggungjawab negara. Kebijakan pemerintah harus mengakomodir kepentingan kedua sekolah tersebut, karena keduanya telah memberikan kontribusi.
 
Demikian kata Kepala SMK Perbankan Indonesia (PI) Karawang, Bambang Pranowo, S.Pd, Rabu (21/10) siang. Dijelaskannya, seharusnya tidak ada perbedaan negeri swasta, semua harus diberi kesempatan. Menurutnya, yang lebih memprihatinkan ketika saat tertentu pemerintah bicara tidak ada dikotomi, tapi di saat lain muncul yang diutamakan dan yang dibelakangkan.
 
Kendati begitu, Bambang menyadari, memang kendala dikotomi itu adalah dari anggaran, tapi bagaimapun pemerintah, sekolah dan masyarakat harus sinergis mencari solusi untuk mengatasi ketimpangan anggaran itu. Meski begitu, ada atau tidak ada anggaran itu, SMK Perbankan Indonesia yang bernaung dibawah payung YGCI (Yayasan Gema Cendikiawan Indonesia) tetap komitmen mengambangkan kualitas pendidikan, karena memiliki program yang pasti.
 
"Tapi semuanya memang butuh proses dan kita pun tidak perlu nunggu bantuan-bantuan, karena yang sebenarnya kita hadapi kedepan memang tuntutan lingkungan yang begitu kompleks, artinya kemajuan teknologi akan terus menjauh meninggalkan kita," ujarnya.
 
Namun begitu, pihaknya tetap terbuka dari partisipasi, jika ada bentuk bantuan sangat diterima, tapi bukan berarti tidak ada bantuan lembaga pendidikan tidak akan maju. Menurutnya, bantuan saat ini hanya beberntuk stimulus atau dorongan saja, jika ada bantuan yang tidak mencukupi kebutuhan yang ada, makanya perlu menambahkan kekurangannya yang sangat relatif dari lembaga pendidikan sendiri.
 
"Sekarang pemerintah sudah mempunyai komitmen yang jelas dan sudah sangat bagus, tapi masih kelihatan masih ada dikotomi antara negeri dan swasata. Memang butuh waktu panjang untuk menghilangkan dikotomi itu," jelasnya. (*)
 

Rehab Gedung SD Rusak Tuntas 2010

Tuesday, October 20, 2009

 
KARAWANG NEWS - Akhir 2009 ini Pemkab Karawang akan menuntaskan pembangunan ruang kelas sebanyak 600-an lokal, disusul tahun 2010 sebanyak 300-an lokal. Pembangunan gedung-gedung SD sudah dilakukan besar-besaran sejak tahun 2008 lalu dengan tingkat kerusakannya tinggi.
 
Demikian kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang Drs. H. Yan Zuwarsyah, Selasa (20/10) siang di ruang kerjanya. Data awal pada akhir tahun 2008 lalu, kerusakan ruang kelas SD sebanyak 2.861 lokal, tapi kenyataannya jumlahnya lebih dari itu. Padahal, jika yang 2.861 itu diperbaiki maka pembangunan gedung dianggap sudah selesai.
 
Akibat data yang tidak akurat itu diketahui sekitar 1000 lokal lagi yang rusak, itu setelah didata ulang. Kata Yan, masyarakat selalu bicara seolah pemerintah tidak berbuat untuk memperbaiki sekolah rusak, padahal ada beberapa faktor yang menyebabkan sekolah rusak, pertama sekolah malah membangun ruang baru dengan dana yang seharusnya untuk dana rehab, kedua kerusakan kecil dibiarkan hingga jadi besar dan memang data gedung sekolah yang tidak akurat. Dia menandakan, kerusakan di SDN Rengasdengklok IX sudah masuk dalam anggaran tahun ini dan akan segera direhab secepatnya bulan ini.
 
 
Kepala Sekolah Definitif
 
Pada Desember 2009 mendatang akan ada penyeleksian calon kepala sekolah untuk SD, SMP dan SMA, sedangkan untuk SMKN 1 Rengasdengklok belum ada keputusan untuk kepala sekolah definitif. Sementara ini, untuk SMA masih ada cadangan kepala sekolah, termasuk SD sekitar 50 orang lagi yang belum diangkat. Sedangkan, untuk kepala sekolah SD mendatang kebutuhannya lebih dari 50 orang. "Kita akan melakukan seleksi," ujarnya.
 
 
Kata dia seleksi pada Desember 2009 mendatang jadwalnya bisa maju juga bisa mundur. Namun begitu, ketika memasuki tahun 2010 semua sekolah bisa punya kepala sekolah definitif. "tapi untuk SMKN 1 Rengasdengklok belum janji untuk kepala sekolah definitif," jelasnya. (*)

Abrasi Cilebar Meluas dan Merusak Mangrove

Monday, October 19, 2009

Pesisir pantai di Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar semakin tergerus abrasi. Hingga kemarin, belum ada penanganan serius dari pemerintah untuk menanggulangi abrasi yang sudah parah. Pada foto, Senin (19/10) pukul 09.00 WIB, tampak rumah dan jalan raya diterjang ombak. Abrasi ini pun merusak tanaman bakau yang baru tumbuh setinggi 1-2 meter yang ditanam di sepanjang pesisir desa ini.

Lepas Sambut Kepala UPTD TK,SD Tirtajaya

H. Dedi (kiri) dan H. Sudarja usai lepas sambut.
 
KARAWANG NEWS - Lepas sambut Kepala UPTD TK,SD Kecamatan Tirtajaya, Senin (19/10) pukul 09.00 WIB menggantikan H. Sudarja pada Drs. H. Dedi Suhendi. Mutasi ini merupakan kontrol kepegawaian Pemda Karawang dalam masalah edukatif kesiawaan.
 
Drs. H. J. Sudarja Munjizen M.Pd, dimutasi sebagai Kepala UPTD TK,SD Karawang Barat setelah menjabat 8 tahun di UPTD TK,SD Tirtajaya, sedangkan H. Dedi yang sudah 3 tahun di UPTD TK,SD Jayakerta sudah mulai tugas di Tirtajaya sejak 1 Oktober 2009.
 
Kata H. Dedi, mutasi adalah hal yang biasa sebagai pengabdiannya di masyarakat, di tempat kerjanya yang baru ini dia akan meneruskan program yang telah dikerjakan H. Sudarja dengan misinya yaitu terwujudnya lulusan SD yang cerdas, terampil serta berkompetensi dan berakhlakul karimah.
 
Dijelaskannya, di UPTD TK,SD Jayakerta dia meninggalkan program yang tersisa, yaitu baca tulis Al Quran. Pendataan peserta untuk program ini, kata Dedi, sudah dicatat bagi anak-anak yang belum bisa baca tulis Al Quran di tingkat SD, begitu pun di Tirtajaya akan melanjutkan kegiatan tersebut, termasuk menciptakan pendidikan PAUD. "Kami akan sosialisasikan terus pada masyarakat tentang pentingnya belajar," ucapnya.
 
Sementara itu, H. Sudarja menjelaskan, di Jayakerta dia sedang berupaya menambah tanah buper (bumi perkemahan) seluas 2.200 meter persegi dari tanah sekarang yang baru seluas 18.000 meter persegi. "Kemarin kita masih kekurangan tanah buper, dengan ditambah 18.000 meter persegi, tanah buper akan seluas 2,2 Hektar. Pada Desember 2009 ini program ini dipastikan sudah dimulai, karena dananya sudah siap," ujarnya. (*)

Perbaikan Jalan Rengasdengklok Masih Berlanjut

Perbaikan jalan provinsi di Jalan Batujaya, Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok sekitar 700 meter, Senin (19/10) pukul 11.15 WIB. Jalan ini termasuk rawan kecelakaan, karena rusak berat. Namun begitu, perbaikan yang dilaksanakan terbilang pendek, karena jalan antara Rengasdengklok hingga Batujaya masih rusak parah.

Hendri dan Diah Juara Terbaik Sirkuit Nasional Anggar II 2009

Sunday, October 18, 2009

KARAWANG NEWS - Juara terbaik Sirkuit Nasional Anggar II 2009 di Kabupaten Karawang diraih Hendri Eko Budiyanto dari Sumatra Selatan dan Diah dari Jawa Timur, selain piala keduanya mendapat uang tunai Rp 2,5 juta. Kejuaraan yang diikuti 17 provinsi selama dua hari 17-18 Oktober 2009 ini telah dilaksanakan lancar dan sukses.
 
Sementara itu, juara floret putra pertama diraih Ricki Hafid dari Kalimantan Timur, kedua Ismail Ibnu dari Jawa Barat dan juara bersama diraih Dadan dari Jawa Barat dan Hardianus Samuel dari Kalimantan Barat. Juara pertama sabel putra diraih Hendri Eko Budiyanto Sulawesi Utara, kedua Jamaludin Jawa Timur dan juara bersama Yosef dari Jawa Barat dan Agista dari Sumatra Selatan.
 
Juara pertama floret putri yaitu Ferdiana dari Kalimantan Barat, juara kedua Taulani Ratu dari Sulawesi Utara dan pemenangan bersama Laelawati dari Jawa Barat dan Sri Rahayu dari Jawa Timur. Juara pertam degen putra diraih Agustunis Manuhutu dari Maluku, kedua Budi Darmanto dari Jawa Barat dan juara bersama Cucu Sundara dari Jawa Barat dan Joneska Putra Ancera dari Sumatra Selatan.
 
Sementara itu, panitia penyelenggara kejuaraan ini menyatakan, prestasi yang telah diperoleh hari ini harus dipertahankan dan ditingkatkan, event ini justru pembinaan awal, karena keberhasilan dibutuhkan mata rantai pembinaan, sesuai sistem olah raga nasional dan Sirkuit Nasional Anggar 2009 resmi ditutup Minggu (18/10) sekitar pukul 16.48 WIB.
 
Daftar perolehan medali keseluruhan Sirkuit Nasional Anggar II 2009 diantaranya Jawa Timur 1 emas, 1 perak dan 2 perunggu, Sumatra Selatan 1 emas, 1 perak dan 2 perunggu, Kalimantan Barat 1 emas dan 1 perunggu, Maluku 1 emas, Kalimantan Timur 1 perunggu, Sulawesi Selatan 1 emas, Jawa Barat 2 perak dan 7 perunggu, DKI Jakarta 1 perak, Sulawesi Utara 1 perak, sedangkan NAD, Sumatra Utara, Jambi, Lampung dan Banten tidak memperoleh medali. (*)
 

PJU Tak Sentuh Jalan Pesisir Pantai

 
KARAWANG NEWS - Jalan pesisir pantai di Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar minim PJU (Penerangan Jalan Umum).
 
 
Pengamatan KarawangNews, Minggu (18/10) malam, jalan pesisir yang belum tersentuh PJU ini terpantau disepanjang wilayah masuk dan keluar kawasan pesisir.
 
 
"Penerangan jalan tidak sampai 'totoang' (wilayah jalan pesawahan), paling cuma di perempatan desa saja," ucap Ato (31) warga Kampung Babakan Pedes Desa Pusakajaya Utara. (*)

Petang, Jalur Curug Lumpuh

 
KARAWANG NEWS - Ruas jalan sekitar lingkungan PT. DSI di Kampung Mangga Besar I, Desa Cimahi, Kecamatan Klari masih jadi langganan macet, terlebih saat jam keluar karyawan. Jadi, ada baiknya pengguna motor menggunakan jalan tikus.
 
 
Pantauan KarawangNews, Minggu (18/10) pukul 18.30 WIB petang ini, kemacetan terjadi hingga 5 km baik dari arah Purwakarta maupun sebaliknya. Titik kemacetan sendiri berada persis di pintu masuk pabrik tersebut.
 
 
Selain itu, padatnya ribuan karyawan yang keluar pabrik secara bersamaan ditambah kendaraan umum dan ojek yang mangkal dibadan jalan semakin menambah parah kemacetan. "Sudah sekitar setengah jam saya terjebak macet," kata satu sopir kendaraan kontainer, Jajang (38).
 
 
Pengendara yang tak mau terjebak macet banyak mengambil jalur tikus di sekitar pabrik menyusuri jalan gang pemukiman dan pinggiran-pinggiran sawah, kemudian kembali ke jalur utama pada perempatan Ampera atau sekitar Alfa Mangga Besar.
 
 
Untuk itu, bagi pengguna jalan dari arah Karawang, bisa menggunakan jalur tikus ini belok ke arah kiri mulai dari Alfa Mangga Besar. Sedangkan jalur dari arah Purwakarta baiknya ambil jalur kanan, 5 meter sebelum gerbang pabrik DSI. (*)

Lepas Sambut Kepala UPTD TK,SD Jayakerta

 
KARAWANG NEWS - Kepala UPTD TK,SD Kecamatan Jayakerta Drs H Dedi Suhendi diganti H. Suharyana S.Pd, dari UPTD TK,SD Telukjambe Barat, Sabtu (17/10) di SDN 3 Medang Asem. Bagi Suharyana, Kecamatan Jayakerta sudah tidak asing baginya, karena sebelumnya dia pernah menjabat sebagai pengawas SD lalu dimutasi menjadi Kepala UPTD TK,SD di Telukjambe Barat.

Disela sambutannya, Suharyana mengajak para kepala sekolah dan guru se-kecamatan Jayakerta untuk bersama-sama meningkatkan kwalitas pendidikan lebih maju lagi, karena tanpa kebersamaan tidak mungkin dapat mewujudkan program pendidikan nasional. Sedangkan, Dedi Suhendi meminta supaya Suharyana dapat memperbaiki semua kekurangan UPTD TK,SD yang pernah dipimpinnya di Jayakerta ini.


Camat Jayakerta, Drs. H. Hamdani melepas Drs. H. Dedi Suhendi dan mengucapkan terima kasihnya kepada Dedi yang telah bertugas di UPTD Kecamatan Jayakerta dan telah berhasil membawa nama baik Jayakerta dan menyambut Kepala UPTD TK,SD baru H. Suharyana S.Pd.
 
 
Kata camat, prestasi yang pernah dilakukan Dedi di Jayakerta yaitu mendapat predikat juara Keaksaraan Fungsional se-Provinsi Jawa Barat, sebagai reward Dedi mendapat hadiah dari Gubernur Jawa Barat untuk berangkat ke tanah suci. (*)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan