Petani Penonton di Sawah Sendiri?

Wednesday, April 14, 2010

 
BeritaKarawang.com - Potensi besar di sektor industri pertanian Kabupaten Karawang rupanya tetap membutuhkan pemikiran yang inovatif, karena selama ini petani di daerah Karawang hanya sebagai penonton di lahan sawah mereka sendiri.
 
 
Melihat luasnya persawahan di Karawang, maka setiap peluang dan potensi yang bisa tergarap harus mampu memberikan kontribusi yang lebih sempurna.
 
Ini perlu dikembangkan oleh kalangan petani ditingkat terendah, supaya para buruh tani bisa lepas dari kemiskinannya. Namun begitu, hal ini baru nampak pada kelompok tani Solbi di Kelurahan Tunggakjati, Kecamatan Karawang Barat yang beranggotakan 37 orang buruh tani.
 
Mereka lebih terkoordinir dan terprogram meski dalam hal pekerjaan seperti petani petani pada umumnya. Mereka pun mencoba untuk memanfaatkan peluang dan potensi yang ada di wilayah lumbung padi Jawa Barat.
 
 
Seperti diungkapkan Konsultan kelompok tani Solbi, Supriatna, Selasa (13/4/2010) siang. Ia mengaku lebih menerapkan program manajement industri pertanian di kelompok tani tersebut.
 
"Buruh tani ini memiliki penghasilah dengan gaji tiap minggunya Rp 280.000. Sementara, bagi kepala regu dan mandor gajinya di atas UMR Karawang. Sedangkan untuk karyawan lepas, per hari kami bayar sekitar Rp 50 ribu," katanya.
 
Program manajement seperti itu diapresiasi oleh Ketua Kelompok Tani Solbi, Yoskar Ameng. Kata Yoskar, dia mulai memiliki niatan untuk mengembangkan potensi pertanian di Kabupaten Karawang setelah mengetahui peluang yang ada di wilayah lumbung padi lebih besar ini.
 
"Karawang terkenal dengan lumbung padinya. Ini potensi yang bagus untuk digarap. Saya akan terus banyak belajar tentang pertanian untuk menggeluti usaha ini," kata Yoskar.
 
Diakuinya, tiga lokasi demplot tanaman padi dengan hasil panen sebanyak 15, 20 dan 30 ton per hektar cukup memberikan kontribusi yang baik untuk menjalan program itu.
 
 
Sebab, para petani di karawang pada umumnya, hanya mampu menghasilkan panen padi rata rata sekitar 6 hingga 7 ton per hektar. Dan demplot kali ini merupakan kali ke dua.
 
 
Sebelumnya, di Kecamatan Telagasari, demplot mencapai target dengan hasil panen 10 ton per hektar."jelasnya menegaskan pembuktiannya. Kuncinya, selain digarap dengan pemikiran yang inovatif, demplot ini menggunakan pupuk dan bibit yang berbeda.
 
 
Namun terlepas dari itu, kami memperlakukan tanaman padi berbeda dengan patani pada umumnya. Pasalnya, Perawatan padi lebih diprioritaskan. "Jika petani lain setelah tandur kemudian ditinggalkan, sedangkan kami setiap hari terus melakukan kontrol di sawah," ucapnya.
 
 
Dijelaskannya, kontribusi yang bisa dirasakan para petani hingga buruh tani dalam program manajmen ini modal tidak terlalu besar, hanya perlu pemikiran yang lebih inovatif. Artinya, berani untuk melakukan spekulasi.
 
 
Dengan pemikiran itu, ia bisa memberikan hasil dua kali lipat per hektar, "Sebaliknya, modal untuk dua hektar lahan bisa kembali dengan hasil panenan di lahan satu hektar, Kita lihat saja nanti pembuktiannya," ungkapnya. (**)

0 comments:

Post a Comment

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan