Ratusan Warga Kalangsari Masih Mengungsi

Sunday, January 25, 2009

RENGASDENGKLOK, RAKA - Sebanyak 450 kepala keluarga (KK) di Dusun Sinarsari dan dua RT di Dusun Krajan, Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok masih terendam banjir sekitar 20-80 cm. Banjir dari imbas tanggul Sungai Citarum yang jebol di Kaceot, Kelurahan Tunggakjati, Kecamatan Karawang Barat pada 15 Januari 2009 lalu ini airnya masing mengantung di dua dusun itu.
 
Sebanyak KK tersebut, hingga kemarin masih mengungsi di Masjid Uwatul Islam dan Al Ishlah, juga di gedung SDN Kalangsari III dan Kalangsari I. Mereka tidak bisa pulang, karena rumahnya masih terendam banjir. "Genangan diperkirakan surut sebulan, tapi kalau tetap hujan kemungkinan lebih dari sebulan," kata Kepala Desa Kalangsari, Aan Heryanto, kepada RAKA, kemarin.
 
Selama banjir, bantuan dari Pemda Karawang sudah disalurkan kepada korban banjir sebanyak 1 ton 7 kwintal. Dan sampai kemarin, stok beras masih ada dan bantuan dari perusahaan swasta lainnya terus berdatangan, kebanyakan bentuk bantuan adalah mie instant dan biskuit. "Air yang mengantung di dua dusun itu tidak akan cepat surut, kecuali dipompa dan airnya dibuang ke Sungai Citarum," ujarnya.
 
Lebih lanjut Aan menjelaskan, tidak ada saluran air pembuang di dua dusun itu. Sehingga, sangat sulit mengeringkan area pemukiman setempat dari genangan air. Terlebih hujan dipastikan akan terus turun hingga Februari mendatang. "Memang, sejak lama saya selalu berharap, supaya Pemda Karawang menyediakan pompa, khusus untuk Desa Kalangsari, digunakan jika banjir seperti ini terjadi," jelasnya. (spn)

Dedi Ahdiyat: 12 Rumah Ambruk Diterjang Banjir

"Saya sedang pikirkan 12 KK yang rumahnya rata dilanda banjir, saat ini sudah ada bantuan Rp 3 juta, kalau dibagikan ke 12 rumah tidak akan jadi apa-apa. Tidak mungkin ke 12 KK itu terus-terusan tinggal di tenda pemukiman," kata Camat Batujaya, Dedi Ahdiyat, kepada RAKA, Jumat (23/1) siang.
 
 
Dengan anggaran yang terbatas ini, camat sediri bingung dari mana lagi mendapatkan bantuan dana untuk memperbaiki rumah-rumah itu. Dengan kejadian itu, camat telah menyebar surat bantuan kepada bank, perusahaan swasta, termasuk ke Pupuk Kujang Cikampek.
 
 
Diketahui, pemukiman di beberapa desa Kecamatan Batujaya terendam total oleh luapan Sungai Citarum pada 15 Januari 2009 lalu, 12 rumah diantaranya ambruk dan kondisinya rata dengan tanah. Pasca banjir, mayoritas pemukiman tampak rapuh, apalagi rumah semi permanan, banyak yang bobrok. Selain rumah, jalan lingkungan pun rusak, termasuk yang baru dihotmix, jalan-jalan itu terkelupas dan jadi lumpur. (spn)
 

Warga Tangkil Trauma Citarum Jebol

Riungan warga dan camat termasuk aparat di rumah kediaman Muhtar Somantri. Pada saat banjir, rumah ini pun terendam total.
 
 
 
BATUJAYA, RAKA - Para korban banjir di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya berharap pemerintah membangun tanggul Sungai Citarum secara permanen. Perbaikan dengan memasang bronjong batu terbukti tak mampu menahan arus dan luapan sungai sehingga jebol dua kali dalam dua tahun terakhir.
 
Untuk membahas hal itu, puluhan warga Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya berkumpul di kediaman anggota DPRD Komis D Karawang, Muhtar Somantri, termasuk Camat Batujaya, Drs. Dedi Ahdiyat dan aparat Desa Kuta Ampel, mereka menyatukan suara untuk meminta pada pemerintah tentang keinginan memperbaiki tanggul Sungai Citarum yang telah jebol dengan kontruksi yang paten.
 
Menurut paparan warga, tanggul Sungai Citarum di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel ini pernah jebol pada tahun 1973, 1977, 2007 dan terakhir tahun 2009 ini. Kata Muhtar, jebolnya tanggul di Dusun Tangkil pada 5 Februari 2007 lalu curah hujan sudah tipis, sedangkan di tahun 2009 tanggul ini jebol pada saat awal musim hujan. Jadi, dikhawatirkan akan terjadi luapan Sungai Citarum untuk kedua kalinya. Dijelaskan warga, tahun 1977 lalu, banjir akibat jebolnya tanggul yang paling fatal, karena tidak hanya beberapa desa di Kecamatan Batujaya saja yang teredam total, juga pemukiman di Desa Pisang Sambo, Kecamatan Tirtajaya pun tenggelam.
 
Sementara itu Camat Batujaya, Drs. Dedi Ahdiyat mengatakan, berdasarkan BMG hujan akan terus turun hingga Februari mendatang. Perbaikan tanggul di Dusun Tangkil oleh Pemda Karawang hanya antisipasi saja, yang saat ini sedang dikerjakan hanya bersifat sementara. Nanti, jika tanggul diperbaiki oleh pemborong, dia minta supaya diawasi bersama-sama oleh semua warga. "Perbaikan ini hanya bersifat sementara, mengingat curah hujan diperkirakan hingga Februari 2009 mendatang. Jika nanti dibangun, kita awasi bersama-sama pelaksanaannya," ucapnya.
 
Dia berpesan, jangan sampai ada yang mengatakan pemerintah tidak peduli pada korban banjir, karena selama ini pemerintah telah berusaha membantu. Jika ada kekurangan dia meminta warga menyampaikannya kepada aparat desa termasuk dirinya. "Saya harapkan penanggulangan sementara jangan diganggu. Dan pekerjaan patennya pun harus dirancang khusus," katanya.
 
Beberapa warga mengungkapkan, tahun 1970 lalu di sepanjang tanggul Citarum tidak rimbun oleh pepohonan seperti saat ini, tanggul Citarum ini sebelumnya jalan yang sering dilalui sepeda. Memang, pada waktu itu ada pekerja seperti Waker yang khusus merawat tanggul, hingga tak ada batang rumput pun yang tumbuh di sepanjang tanggul ini. Namun kini, tanggul penuh pepohonan yang tumbuh sendiri, sehingga akarnya membuat tanggul jadi rapuh ditekan air luapan sungai.
 
Intinya, warga meminta tanggul Citarum sepanjang 48 meter di dusun itu dipaku bumi, dicor, didam dan ditambah tingginya seperti perbaikan tanggul yang telah dilaksanakan di belakang Tugu Proklamasi, Kecamatan Rengasdengklok. Mereka juga berharap, pelaksana pembangunan tanggul itu harus yang profesional dan bisa memperbaiki tanggul Citarum dengan baik. (spn)
 

Pasca Banjir, Pemukiman di Kuta Ampel Difooging

Petugas fooging dari Dinas Kesehatan Karawang menyisir dan menyemprot pemukiman.
 
 
BATUJAYA, RAKA - Mencegah wabah DBD (Demam Berdarah Dengue), anggota DPRD Komisi D Karawang, Muhtar Somantri mengerahkan fooging, ajuannya itu diterima Dinas Kesehatan Karawang, mengingat pasca bencana banjir dikhawatirkan banyak nyamuk yang menyebabkan warga demam.
 
"Kita sifatnya antisipasi, jangan sampai setelah bencana malah terjadi DBD, seperti sudah jatuh tertimpa tangga pula, kita mencegah itu terjadi," katanya kepada RAKA, Jumat (23/1) siang.
 
Sebanyak ratusan rumah di Desa Kuta Ample di semprot asap untuk membunuh nyamuk dewasa, termasuk menyemprot tenda pengungsi. Kata Muhtar, dia sengaja mengajukan fooging langsung ke Dinas Kesehatan Karawang tanpa memberi tahu warga, karena dia tidak menghendaki warga tahu akan difooging, tapi realisasinya lama. "Saya mengajukan fooging tanpa diketahui warga, karena ini situasi mendesak," ujarnya.
 
Menurutnya, jika sudah ada yang terjangkit DBD, maka akan sulit lagi mengatasinya. Melalui obrolan warga tentang pentingnya fooging pasca bencana banjir, Muhtar langsung merealisasikannya. "Kita laksanakan fooging dari obrolan warga, kita sangat khawatir banyak warga yang terjangkit DBD," ucapnya. (spn)
 
 

Pencuri Tabung Gas 3 Kg Dihajar Masa

Anggota Reskrim Brigpol Suryono sedang mengintrograsi Ag.
 
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Nekat! Ag (16) mencuri tabung gas di siang bolong di Dusun Krajan, RT 01/01, Desa Kampung Sawah, Kecamatan Jayakerta, dia tertangkap basah oleh warga setempat dan langsung dihakimi, Selasa (20/1) siang. Menurut pengakuan Ag, dia hanya sekali melakukan pencurian itu, tapi berdasarkan barang bukti, pemuda bertato ini kerap melakukan kriminal serupa.
 
Keterangan warga, baru-baru ini banyak rumah yang kehilangan tabung gas ukuran 3 kg, bahkan banyak korban banjir yang mengungsi pun ikut jadi sasaran pencuri ini. Dengan situasi ini, warga resah karena hampir di tiap desa banyak yang kehilangan tabung gas konversi 3 kg.
 
Kepada RAKA, Kamis (22/1) siang di dalam sel tahanan Polsek Rengasdengklok, pelaku mengatakan, tabung gas yang berhasil dia curi dijualnya seharga Rp 100 ribu. Dia mengaku, hanya melakukan sekali pencurian, tapi dia terbukti telah mencuri TV di Desa Rengasdengklok Selatan beberapa waktu lalu. Diketahui, Ag adalah warga Desa Medang Asem, Kecamatan Jayakerta.
 
Akibat perbuatannya ini, Ag dijerat Pasal 363 KUH Pidana dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara. Kini, Ag harus mendekam di tahanan Polsek Rengasdengklok. Dan penangkapan dilakukan atas laporan seorang warga yang juga kehilangan tabung gasnya. (spn)
 
 

Porpri Karawang Sebar Bantuan Untuk Korban Banjir

Porpri di aula Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya.
 
 
BATUJAYA, RAKA - Kamis (22/1), Persatuan Olah Raga Pernapasan Indonesia (Porpri) Karawang memberikan bantuan sosial kepada warga yang dilanda banjir. Total bantuan sebanyak 100 karung beras, 160 dus mie instant, 170 dus air mineral dan 7 dus obat-obatan.
 
Bantuan pertama diturunkan di Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok. Selain bantuan makanan dan obat-obatan, secara psikolgis Porpri menghibur warga korban banjir. Bantuan kedua diturunkan untuk Desa Rengasdengklok Utara, kemudian diteruskan ke Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya termasuk Kecamatan Tirtajaya.
 
Setelah menurunkan bantuan di Kecamtan Rengasdengklok, Batujaya dan Tirtajaya, rombongan Porpri ini menurunkan bantuan di Gempol, Kecamatan Karawang Barat, termasuk Purwadanan dan Suka Makmur, Kecamatan Teluk Jambe Barat. Obat-obatan yang dibagikan terdiri dari bodrexin, parasetamol, tolak angin, kayu putih, obat sakit perut, pembalut wanita, tissu dan dilengkapi dengan piring, mangkok, gelas dan sendok.
 
Ketua Porpri Karawang, Olih L.A Hidayat, SH menjelaskan, sumbangan ini dari non partisan dan dibagikan kepada masyarakat yang sedang dilanda musibah tanpa membedakan suku bangsa dan keturunan. Pada santunan sosial ini hadir guru besar Porpri, Chandra Herawati. "Kami sudah bagikan sumbangan ke beberapa lokasi musibah, kami ingin meringankan mereka," ujarnya.
 
Sementara itu, Kepala Desa Rengasdengklok Utara, Enin Saputra menjelaskan, banjir masih menggenangi pemukiman di tiga dusun, diantaranya Dusun Cikangkung Barat I, Kalijaya I dan Dusun Kalijaya II dengan ketinggian air sekitar selutut orang dewasa. Diperkirakan, banjir besar akan terjadi lagi seperti tahun lalu pada bulan mendatang, mengingat hingga berita ini diturunkan, hujan lebat terus turun.
 
Pada kesempatan menerima bantuan Porpri Camat Tirtajaya Drs. H. Wawan Setiawan mengatakan, banjir di wilayahnya hanya dampak dari jebolnya tanggul Citarum. Memang air sudah surut dan kondisi masyarakat sudah normal, tapi masih ada 170 rumah terendam di Desa Kutamakmur, Srijaya dan Srikamulyan karena kondisi tanahnya rendah sehingga mudah air menggenangi pemukiman. Sampai kemarin, tiga desa itu masih teredam setinggi setengah betis orang dewasa. Sedangkan tambak ikan bandeng sempat terendam, tapi kerugiannya 0%, karena para petani tambak sudah mengambil ikan sebelum banjir datang.
 
Hal senada di katakan Camat Batujaya, Drs. Dedi Ahdiyat, sekitar 12 rumah di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel ambruk diterjang luapan Sungai Citarum, Saat ini ke dua belas kepala keluarga masih tidur ditenda darurat dan mushola setempat. Selain itu, pasca banjir ini banyak penyakit bermunculan, seperti gatal-gatal dan ispa. Tidak ada korban meninggal akibat banjir, kecuali satu warga yang mengidap penyakit asma, dia meninggal karena tidak kuat menahan dingin di tenda pengungsian. "Saya mengucapkan terima kasih kepada Porpri yang telah meringankan beban masyarakat yang telah ditimpa musibah banjir," ujarnya. (spn)
 

Muhtar Somantri: Pemerintah Jangan Main-main

"Kerugian yang besar adalah psikologis masyarakat yang telah ditenggelamkan oleh luapan Sungai Citarum. Jadi, pemerintah jangan main-main lagi jika akan kembali membangun tanggul Citarum yang jebol, kini tanggul di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya ini harus permanen, jangan pakai beronjong (batuan yang diikat dengan kawat, red) lagi," kata anggota DPRD Komisi D Kabupaten Karawang, Muhtar Somantri, kepada RAKA, Rabu (21/1) siang.
 
 
Dia menjelaskan, beronjong yang telah dibangun tahun 2007 lalu untuk menahan tanggul, kenyataannya tetap saja tidak kuat menahan debit air Citarum, akhirnya jebol, karena beronjong ini hanya bercelah-celah dan mudah dimasuki air. Dan air itu, tetap saja menekan tanah disekitar beronjong yang akhirnya tanda ambrol bersamaan dengan beronjongnya yang juga ambrol terdorong air, akibatnya banjir besar.
 
 
Sekarang, lanjutnya, Pemda Karawang sudah terlihat melakukan penanganan sementara dengan perbaikan tanggul Citarum yang ambrol. Kendati begitu, jika penanganan awal ini setelah, dia harap tanggul Citarum itu di turap permenen, tidak menggunakan beronjong. "Terserah, dananya mau dari Pemda Karawang, Provinsi Jawa Barat atau pusat, yang pasti harus turap permanen. Dan jangan sampai, pekerja turap ini bukan ahli dalam pembuatan tanggul, karena imbasnya tetap saja rakyat yang dirugikan. Uang rakyat malah jadi bencana bagi rakyat," jelasnya. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan