Saluran Sipon Penyebab Dengklok Banjir

Wednesday, December 17, 2008

RENGASDENGKLOK, RAKA - Saluran air sipon yang lokasinya di Dusun Pacing Selatan, Desa Dewisari disinyalir penyebab banjir Desa Kertasari dan Rengasdengklok Utara termasuk sebagian Desa Dewisari, karena saluran sipon ini sempit dan tinggi, sehingga aliran air tidak naik, malah tertahan dan membuat air meluap dan membanjiri pemukiman.
 
Sekdes Kertasari, Wawan Sutisna, mengatakan kepada RAKA, Selasa (16/12) siang, banjir terparah di desanya pada Februari 2008 lalu yaitu Dusun Krajan A di RT 05, sebanyak 60 rumah di dusun ini langganan banjir di musim hujan. Bahkan, lokasi 60 rumah itu lebih rendah dibanding lainnya, sehingga air mengantung dan menyebabkan banjir berkepanjangan hingga 2 bulan, meski hujan sudah reda.
 
Sementara, rumah-rumah yang lokasinya selain di Krajan A hanya banjir 2-3 hari saja, karena lokasinya lebih tinggi. "Kalau musim hujan, gorong-gorong sipon terhambat, sedangkan sipon itu adalah satu-satunya pembuangan air hujan dari arah Rengasdengklok," katanya.
 
Di tempat terpisah, Kades Rengasdengklok Utara, Enin Saputra menjelaskan, di Dusun Kalijaya II pada banjir awal tahun 2008 lalu sebanyak 280 rumah terendam hingga semeter. Diakuinya, sebelum ada pembangunan saluran sipon itu, di desanya tidak pernah ada banjir besar yang menenggelamkan rumah. "Meskinya anggota DPRD Karawang bergerak menyelesaikan soal ini usai banjir Februari 2008 lalu, jangan menunggu hingga banjir itu datang lagi," ujarnya.
 
Sementara itu, Kades Dewisari, Aning Anwar Arifin mengatakan, jika saluran sipon diperbaiki dan Rengasdengklok bebas banjir, maka yang akan tenggelam adalah 700 rumah di Dusun Bengle, sawah 174 hektar termasuk sawah di Desa Medang Asem, Desa Kampung Sawah, Desa Kemiri, Kecamatan Jayakerta pun akan kebanjiran.
 
 
"Pada saat banjir Rengasdengklok Februari 2008 lalu, sebagian kecil di Dusun Bengle pun sudah banjir sekitar 50 cm. Jika sipon harus dijebol maka Bengle akan terendam. Solusinya, saluran bengle yang tembus ke Ciwaru, Kecamatan Tirtajaya harus digali lebih dalam, karena saluran ke Bengle ini dangkal dan menyebabkan air meluap ke pemukiman," ujarnya. (spn)
 

Pendukung Kalah Pilkades Kampung Sawah Merusak Jembatan

JAYAKERTA, RAKA - Buntut Pilkades Kampung Sawah, Kecamatan Jayakerta sedikit menuai ricuh, para pendukung calon kepala desa yang kalah belum menerima kekalahannya. Aksi tersebut dilakukan dengan merusak insfratuktur jembatan yang ada di Desa tersebut.
 
Anggota BPD Desa Kampung Sawah, Edi Mulyadi kepada RAKA, Selasa (16/12) siang memaparkan, kejadian pengrusakan fasilitas umum itu sebagai buntut dari pilkades. Menurutnya, kejadian tersebut merupakan hal yang wajar ketika usai Pilkades, karena pendukung yang kalah juga mempunyai rasa kekecewaan yang dilampiaskan dengan pengrusakan, tapi untuk di Kampung Sawah situasinya masih bisa dikendalikan, dan para pelaku dari masa pendukung yang kalah juga masih bisa diredam.
 
"Kalau saya pribadi merasakan wajar jika hal tersebut terjadi, ini bukan permasalahan yang urgenensi, itu adalah bentuk rasa kekecewaan sesaat, padahal untuk semua calon kades yang kalah dalam pemilihan sudah menerima secara legowo," ujarnya.
 
Diceritakan Edi, pengrusakan jembatan 'gemblong' di Desa Kampung Sawah ini terjadi usai penghitungan suara, kejadian tersebut dipicu oleh adanya konvoi kemenangan masa pendukung calon yang menang dan kebetulan akan melintas jembatan yang notabene daerah salah satu pendukung yang kalah, karena merasa risih dengan ulah dari masa pendukung yang menang, maka masa pendukung yang kalah merusak jembatan tersebut, supaya konvoi tidak bisa melintasi jembatan itu. Kejadiannya tersebut dilakukan menjelang malam hari, masyarakat pendukung yang kalah, membongkar jembatan tersebut.
 
Lebih lanjut Edi menyatakan, kejadian pengrusakan tersebut merupakan tindakan yang konyol, karena ketika fasilitas umum tersebut jadi tidak bisa digunakan dan masyarakat sendiri jadi susah. Setelah jembatan itu dirusak, terpaksa masyarakat setempat yang mau menyebrang harus jalan memutar, karena jembatannya tidak bisa dilintasi.
 
Menurutnya, siapapun kandidat calon yang menang tentunya akan menjadi pemimpin desa ini, harusnya masyarakat sadar demokrasi. Diketahui, sebelum pemilihan ini digelar, semua kandidat calon sudah menandatangani berita acara kesepakatan siap menerima kekalahan. "Jadi harusnya kejadian seperti itu tidak pernah terjadi," ujarnya. (spn)
 

Dengklok Gulirkan Desa Siaga

Pertemuan di aula Desa Kertasari mengenai Desa Siaga.
 
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Selasa (16/12) siang, Promosi Kesehatan (Prokes) Desa Siaga dari Puskesmas Rengasdengklok, Oom Komalasari melakukan pertemuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dalam rangka desa siaga termasuk Pembentukan Musyawarah Desa (PMD), Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) di Desa Dewisari dan Kertasari.
 
Pada kesempatan itu, Oom menyampaikan tentang kesehatan kepada kader-kader tersebut. Diketahui, Departemen Kesehatan menggulirkan program Desa Siaga. Program ini diluncurkan karena program Visi Indonesia Sehat 2010 terancam tak bisa tercapai tepat waktu. Sebanyak 69 ribu desa se-Indonesia ditargetkan telah menjadi desa siaga pada akhir 2008. Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan mencegah serta mengatasi masalah-masalah kesehatan.
 
Program Desa Siaga bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Selain itu, meningkatkan kemampuan dan kemauan masyarakat desa menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan. Program Desa Siaga juga bisa meningkatkan kewaspadaan dan kesiap siagaan masyarakat desa. Sehingga masyarakat dapat mengetahui berbagai risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti bencana dan wabah penyakit. Dengan program ini, kesehatan lingkungan desa diharapkan bisa meningkat.
 
Sebuah desa dikategorikan sebagai desa siaga jika memiliki pelayanan kesehatan dasar seperti pos kesehatan desa atau puskesmas pembantu. Selain itu, harus dilengkapi berbagai unit kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) sesuai kebutuhan masyarakat setempat, seperti posyandu. Tak hanya itu, desa siaga juga nantinya akan memiliki sistem 'surveilans' penyakit dan faktor-faktor risiko berbasis masyarakat. Sebuah desa siaga ini nantinya akan memiliki kesiapsiagaan dan penanggulangan gawatdarurat dan bencana berbasis masyarakat. Pembiayaannya diarahkan berbasis masyarakat.
 
Desa siaga terbagi empat tingkatan, yakni desa siaga pratama, desa siaga madya, desa siaga paripurna, dan desa siaga mandiri. Pembagian tingkatan ini diukur berdasarkan ketersediaan pelayanan dan akses kesehatan yang terdapat di desa itu. Paling tidak, untuk saat ini, ada ribuan desa yang sudah tergolong desa siaga pratama. Dan keputusan menteri kesehatan tentang desa siaga ditandatangani Juni 2006 lalu. Sedangkan, peraturan presiden tentang desa siaga ditandatangani presiden pada November 2006. Program Desa Siaga ini ditargetkan tercapai pada akhir 2008, sebelum masa perintahan SBY berakhir. (spn)
 
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan