Ristek Gelar Lomba Laskar PBB ke-V

Monday, May 25, 2009

SMPN 1 Rengasdengklok unjuk kebolehan pada lomba PBB Ristek.


KUTAWALUYA, RAKA - Lomba Laskar PBB (Peraturan Baris Berbaris) Ristek ke-V kembali digelar Minggu (24/5) di halaman SMK Ristek. Acara ini diikuti 11 SMP/MTs se-wilayah utara Karawang. Lomba ini merupakan rutinitas tahunan untuk mengembangkan bakat dan potensi paskibra sekolah.

Ketua Panitia Lomba juga sebagai Pembina Paskibra SMK Ristek, Hendra AMP menjelaskan, dari 12 SMP/MTs itu terdiri 18 peserta, diantara sekolah tersebut ada yang mengirim hingga dua tim. Lomba ini khusus untuk diikuti oleh SMP/MTs di wilayah utara Karawang dan SMK Ristek tidak mengundang SMP/MTs dari wilayah kota, tujuannya yaitu untuk memajukan dan menghidupkan paskibra sekolah-sekolah di utara Karawang.

Juri yang akan menilai lomba ini dari Mabes TNI sebanyak tiga orang, masing-masing dari AD (Angkatan Darat), AL (Angkatan Laut) dan AU (Angkatan Udara) satu orang. Piala yang akan diperebutkan yaitu piala bergilir Yayasan Gema Cendikiawan. Nominasi pemenanganya sampai peringat ke sembilan sesuai kategori unggulan. "Pada lomba ini akan dinilai dengan jujur dan adil, tidak akan melebihkan dan mengurangi nilai peserta," ucapnya.

Pada lomba ini, panilaian ini sesuai kategori, diantaranya kategori kelompok utama terbaik juara 1, 2 dan juara 3. Selain itu, kategori kelompok madia terbaik, kelompok bina terbaik, danton terbaik, variasi formasi terbaik, kostum terbaik, penjuru terbaik, gerakan dasar terbaik, juara favorite dan juara umum.

Tahun lalu, piala PBB Ristek diboyong SMPN 4 Karawang. Juara runer up SMPN 1 Tirtajaya dan MTs Daarul Maarif sebagai juara ketiga. Peserta yang mengikuti Lomba Laskar PBB Ristek ke-4 lalu ini sebanyak 20 tim paskibra.

Sementara itu, Pembina Paskibra juga staf Tata Usaha SMK Ristek, Badru Tamam mengatakan, awal diadakan lomba paskibra ini karena Ristek ingin mengibarkan paskibra yang ada di wilayah utara. Dia melihat, beberapa tahun lalu yang sering muncul hanya paskibra SMPN 1 Rengasdengklok dan SMPN 1 Tirtajaya.

"Lomba ini untuk memajukan paskibra di wilayah utara karawang, Ristek sebagai motivator dan selanjutnya SMP/MTs masing-masing yang akan mengembangkan prestasi mereka, tapi memang saya melihat sekolah-sekolah sudah mengalami peningkatan. Dan di wilayah utara Karawang belum ada wadah Purna Paskibra, saya ingin di daerah ini ada wadah itu," ujarnya.

Kedua belas sekolah yang mengikuti lomba paskibra diantaranya, SMPN 2 Tirtajaya, SMPN 4 Karawang Barat, SMPN 1 Rengasdengklok, SMPN 3 Tirtajaya, SMPN 2 Rengasdengklok, SMPN 1 Tirtajaya, MTs Darul Ma'arif, SMPN 2 Kutawaluya, SMPN 1 Kutawaluya, SMPN 1 Cilebar, MTs Mathlaul Huda dan SMPN 1 Batujaya. (spn)

Kades Kuta Karya Diancam Lengser?



RENGASDENGKLOK, RAKA - Kepala Desa Kutakarya, Kecamatan Kutawaluya, Roza Marfin membantah tudingan warganya terkait sikap undisipliner kerjanya. Melalui pesan singkat seluller, kades menyatakan sikap akan memberi penjelasan pada warga terkait tuduhan itu.

"Setelah sembuh total, saya akan jelaskan kepada masyarakat terkait hal ini, selanjutnya saya akan siap aktif kembali melayani warga," kata Roza, via SMS, Minggu (23/5) siang.
Melalui pesan singkatnya itu, Roza mengaku akan memberi penjelasan pada warga terkait apa yang sudah dituduhkan padanya, dia juga mengyatakan, ketidakhadirannya dalam rapat pleno warga belum lama ini karena ia sedang sakit typus. Kata dia, tidak semua warga menuntutnya untuk mundur. "Tidak semua masyarakat mendesak saya untuk mundur, walaupun ada masyarakat yang berkomentar lain, mungkin terprovokasi oleh lawan politik," imbuhnya.

Diketahui, desakan warga Desa Kuta Karya santer menuntut kadesnya mundur. Untuk mengajukan tuntutan itu, warga melayangkan surat yang ditujukan kepada BPD (Badan Permusyawaratan Desa) yang meminta BPD proaktif membantu tuntutan masyarakat pada 14 Mei 2009 lalu.

Dalam surat pengajuan itu, warga menyatakan selama masa kerja kadesnya telah bersikap undisipliner yang mengakibatkan aktivitas warga tersendat, karena urusan surat-surat yang harus dibumbuhi tanda tangan kades. Surat pengajuan pemberhentian kepala desa itu setebal 1cm, dilengkapi dengan bukti dugaan prilaku kades yang dinilai bersebrangan dengan moral sosok pemimpin. Mosi tak percaya itu ditorehkan melalui tandatangan semua warga.

Sekertaris BPD Kutakarya, Sakum (54) mengatakan, desakan warga tersebut, sejauh ini sudah menempuh tahap pleno ke dua. Hasil pleno kedua itu berarti menyisakan waktu dua hari bagi kades untuk memberikan penjelasan terkait tuntutan itu. "Jika sampai Rabu (27/5) masih belum ada penjelasan dari kades, maka secara resmi semua warga meminta kades mundur," jelasnya. (sigit)
 

Dua Siswa Kecelakaan di Hari Perpisahan Sekolah

JAYAKERTA, RAKA - Dua siswa kelas dua SMAN 1 Batujaya nyaris tewas di Jalan Medang Asem, Kecamatan Jayakerta, Sabtu (23/5) siang, saat keduanya akan menghadiri pesta perpisahan kelas tiga di sekolahnya. Motor yang dikendarai kedua siswa itu menabrak mobil minibus hingga penyok.

Saksi mata, Amin (35) mengatakan, motor yang dikendarai dua siswa itu melanju kencang dari arah Rengasdengklok, tepat di depan Puskesmas Medang Asem, motor itu terlihat berusaha menghindari mobil dari arah berlawanan yang akan masuk ke dalam gang. Namun naas, motor tak dapat direm dan akhirnya menghantam depan mobil tersebut, percis pada kemudi sopir.

Setelah hantaman tersebut, kedua siswa itu mental dan terkapar di tengah jalan. Warga yang menyaksikan langsung menolong mereka dan membawa ke Puskesmas Medang Asem yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Sedangkan sopir mobil yang sempat terjepit pun diselamatkan warga setempat. Kedua siswa itu adalah Arif Bin Cepi (19) warga Kalijaya, Desa Rengasdengklok Utara, RT 08/09 dan Denyanto Warga Desa Ciptamarga, Kecamatan Jayakerta RT 03/01. Motor yang mereka kendarai yaitu Honda Supra bernomor polisi T 6599 EV.

Arifin luka parah di bagian dahi dan mendapatkan enam jahitan, sedangkan Denyanto hanya luka ringan. Sementara itu, sopir minibus bernomor polisi T 1824 EL adalah Rahmat (51), dia mengalami luka di bagian muka bekas akibat kena serpihan kaca depan yang pecah ditabrak. Hingga kemarin, kecelakaan ini masih ditangani Polsek Rengasdengklok. (sigit)

Darsono: SMK Bisa


"PEMERINTAH sudah sering mempublikasikan 'SMK Bisa', karena di negara berkembang, sekolah kejuruan sudah banyak dan Indonesia akan dibuat seperti itu. Dan SMK Ristek telah memiliki komitmen untuk melaksanakan berbagai kegiatan setiap tahun, diantaranya Ristek Cup dan lomba paskibra untuk menjaring siswa lulusan SMP/MTs," kata Kepala SMK Ristek, Drs. Darsono Sumedi, kepada RAKA, Minggu (24/5) siang disela kegiatan lomba paskibra SMP/MTs se-wilayah utara Karawang.

Lomba Ristek Cup dan paskibra ini merupakan kerjasaman dengan SMP/MTs. Minimal siswa SMP/MTs yang akan memasuki sekolah lebih tinggi akan lebih mengenal Ristek. Kata dia, inti kedua lomba itu diantaranya untuk menyongsong PSB (Penerimaan Siswa Baru) SMP/MTs, yaitu dengan melibatkan ektrakulikuler SMP/MTs. Lomba PBB ini pun merupakan wadah eksul SMP/MTs di daerah utara Karawang. Melalui lomba yang dirintis SMK Ristek, kegiatan serupa ini nantinya akan mudah diarahakan.

Dilihat, lanjutnya, SMK merupakan lembaga pendidikan bagi siswa untuk langsung bisa mandiri bekerja dan berwirausaha. Diakuinya, sesuai pengamatan tamatan SMK gajinya lebih tinggi dibanding SMA, jadi ada pernghargaan dari perusahaan meski bilangannya tidak banyak dibanding SMA. Pada training di perusahaan, siswa lulusan SMK akan langsung mengenal bidang pekerjaannya, karena telah mendalami ilmu itu di sekolah. "Tapi memang harus dilihat sarana dan prasarana yang ada di SMK itu, kalau di Ristek sudah memadai dan sudah bisa diandalkan di dunia insustri," ucapnya. (spn)

Sawah Produktif 42 Ha Jadi Lahan Tidur



CILEBAR, RAKA - Seluas 42 hektar sawah milik Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) di lokasi TPK (Tambak Pandu Karawang) Kecamatan Cilebar jadi lahan tidur, padahal sawah itu sangat produktif jika digarap petani setempat.

Di sisi lain, Dinas Pertanian Kabuapten Karawang selalu berupaya meningkatkan produkis padi dan stok beras untuk menunjang pangan nasional, tapi yang dilakukan DKP justru sebaliknya, tidak mengijinkan petani setempat untuk mengolah lahan sawah tersebut. Padahal, sejak lahan milik pemerintah orde baru ini dibangun beberapa tahun lalu, sisa lahan yang belum digarap untuk tambak udang, selalu dimanfaatkan menjadi lahan pertanian.

Seperti dituturkan seorang warga Desa Pusakajaya Utara, RT 01/03, Kecamatan Cilebar, Edi (49), kepada RAKA, Minggu (23/5) siang, kemarin. Diakuinya, memang tanah sawah itu bukan haknya untuk digarap, karena berdasarkan kepemilikan tanah itu memang DKP. Namun alangkah baiknya jika lahan itu bisa tetap digarap warga setempat seperti beberapa tahun lalu. "Kami pun tidak menggunakan lahan itu secara gratis sejak kami masih diijinkan untuk menggarap lahan tersebut," katanya.

Lebih lanjut Edi mengatakan, para petani termasuk dirinya mengaku menyayangkan sikap DKP pusat yang terkesan tidak memperhatikan keinginan petani setempat. Pihak DKP, tambahnya, dengan sikap tersebut dinilai sudah ingkar janji terhadap keputusan awal yang sudah memberikan ijin kepada para petani untuk tetap bisa menggarap lahan sawah, seiring dengan berjalannya TPK.

"Jika lahan itu tetap kami garap, maka akan sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat dan akan bisa memberikan kontribusi pada pendapatan asli daerah dari pajak sawah," papar Edi.

Mengomentari hal ini, Ketua BPD Desa Pusaka Jaya Utara, Barnas Somantri mengaku, pihaknya sudah beberapa kali menyampaikan keinginan masyarakat itu kepada pihak DKP supaya petani bisa kembali menggarap lahan tidur, yang sebelumnya pernah mereka garap. Namun, kata Barnas, hingga saat ini pihak DKP belum memberikan kepastian terkait keinginan yang diinginkan petani setempat. (sigit)

 

Bisnis Suku Cadang di Dengklok Melejit


 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Selama dua tahun terakhir usaha bisnis suku cadang motor bekas di Rengasdengklok semakin ramai. Dari tiga lapak yang pertama berdiri sekarang telah bertambah hingga 25 lapak.

Seorang pengusaha suku cadang bekas di Karang Anyar, tidak jauh dari Rengasdengklok, Asep Kembung (30) menuturkan kepada RAKA, Jumat (22/5) siang, bertambahnya jumlah pengusaha lapak tidak kemudian membuat usaha suku cadang motor ini lesu, tapi sebaliknya malah bertambahnya, pengusaha lapak malahan semakin membuat usaha ini jadi semakin bergairah. "Awalnya usaha seperti ini hanya ada tiga di Rengasdengklok, tapi sekarang bertambah jadi sebanyak 25 pengusaha lapak," katanya.

Menurutnya, usaha ini tidak ada istilah persaingan bisnis, semakin banyak lapak semakin banyak pembeli, mirip seperti wisata belanja. Alasan tak kunjung sepinya usaha ini, ucapnya, dilihat dari perbedaan penawaran harga yang bisa lebih rendah hingga 50 persen ketimbang harga toko. Selain itu, penjual suku cadang bekas ini dipandang lebih familier dan tidak berbelit-belit.
"Harga di lapak-lapak masih bisa ditransaksikan dengan cara tawar menawar dan sudah tentu lebih murah serta sama-sama terjamin kualitasnya, kami kira inilah yang jadi alasan usaha ini tak kunjung sepi meski diterjang waktu," ujarnya.

Saat ini Kembung mengaku sudah memiliki pelanggan hingga 200 orang dari usaha yang sudah dirintisnya sejak ia di-PHK tahun 1998 lalu. Meski modal awal hanya Rp 300 ribu, tapi hingga saat ini ia tetap melenggang dengan usaha yang digelutinya. "Awalnya pesimis, tapi setelah dijalani Alhamdulillah bisa dikatakan sukses," tukasnya.

Sejumlah barang yang dijual di lapak bekas ini diantaranya body, knalpot, karburator, jeroan mesin, velg, ban dan lainnya. "Setiap lapak sudah mengantongi ijin, kami juga iuran ke desa setempat Rp 1000 sehari," terangnya.

Kedepan, lanjutnya lagi, pemerintah harus lebih perhatian terhadap usaha kecil menengah seperti yang dijalaninya. Pinjaman seperti kredit lunak dinilai sebagai solusi untuk bisa meningkatkan usaha mikro seperti yang sekarang dilakoni sejumlah pengusaha suku cadang bekas. "Mungkin pemerintah bisa lebih perhatian kepada pengusaha seperti kami, contohnya dengan pinjaman kredit lunak," tutup Kembung. (sigit)

Kades Kutakarya Terus Didesak Berhenti?



RENGASDENGKLOK, RAKA - Desakan pemberhentian Kades Kutakarya, Kecamatan Kutawaluya, Roza Marfin terus berlanjut dari lembaga desa termasuk masyarakat setempat, setelah surat teguran yang ditujukan kepada kades ini tidak digubris.

Seperti dijelaskan Ketua BPD (Badan Perwakilan Desa) Kutakarya, Leklih Jajuli, kepada RAKA, Rabu (20/5) siang, BPD sebagai penengah telah mengambil langkah penyelesaian dengan mengundang kades dan warga untuk mengjelaskan persoalan yang muncul di desanya. Lokasi pertemuan telah ditentukan di kantor desa sesuai waktu yang disepakati para warga. Namun kades malah mangkir dan tidak hadir dengan alasan yang tidak jelas.

"Kami hanya mengajukan aspirasi warga perihal pengajuan pemberhentian kepala desa terkait kinerjanya yang tidak disiplin, kami telah mengundang kepala desa untuk klarifikasi langsung dengan warga," katanya.

Hingga kemarin, BPD menyatakan akan terus melakukan teguran kepada kadesnya, selama kades itu tidak menggubris undangan warga. BPD pun akan menyampaikan persoalan ini kepada Bupati Karawang melalui pihak Kecamatan Kutawaluya untuk segera menindak lanjuti aspirasi warga Desa Kutakarya sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Beberapa warga setempat menyatakan, kadesnya tidak disiplin dan selalu mendahulukan kepentingan pribadi dibanding kepentingan warga. Seperti diungkapkan Dayat (59) dari Dusun Dukuh RT 12/04, harusnya kepala desa mampu hadir dalam setiap rapat penting untuk menentukan persoalan desanya. Akibat kades tidak hadir, akhirnya rapat sering batal. Dan hingga kemarin, RAKA sulit menemui kades di kediamannya dan telepon selulernya sulit dihubungi.

Hal senada diungkapkan Dana (59) warga Dusun Kedung Mundu RT 10/05 yang kecewa kadesnya tidak hadir pada rapat kelarifikasi kemarin. Menurutnya, kadesnya sering melakukan pelanggaran hukum." Belum lama roza terkena kasus buang tembakan dan kekerasan dalam rumah tangga, ia juga sering berprilaku tidak baik sebagai kades seperti mabuk-mabukan," ucapnya. (sigit)

12 Anak TK Keracunan Minuman



RENGASDENGKLOK, RAKA - 12 Anak TK Kenari Rengasdengklok keracunan, diduga setelah mereka minum jajanan teh poci yang dijual di depan teras Indomart Rengasdengklok, Rabu (20/5) siang. Ke 12 anak itu langsung muntah-muntah dan segera mendapat perawatan medis.

Kejadian itu tepat ketika anak-anak TK Kenari sedang istirahat siang, mereka keluar untuk membeli jajanan, tapi tidak lama kemudian 12 anak terlihat kepayahan dan muntah-muntah. "Mereka muntah-muntah setelah jajan teh poci di teras Alfamart," kata saksi juga sebagai pedagang warung yang tidak jauh dari Alfamart, Linda (27).

Kata Linda, selain diduga dari minuman, pengawasan dari pihak TK terhadap anak-anaknya sangat lemah, sehingga mereka jajan sembarangan dimana saja. Mestinta, lanjut Linda, pihak TK melakukan pengawasan ketat pada anak-anaknya untuk tidak jajan di tempat sembarangan.

Ketika ditemui RAKA, seorang staf pengajar yang tidak mau di sebutkan namanya menjelaskan, sebab kejadian tersebut kemungkinan disebabkan lemahnya daya tahan tubuh anak, karena setelah diberikan obat norit untuk menetralisir racun, ke 12 anak itu tampak berangsur pulih. (cr1)

Petani Sindang Sari Tolak Hibrida


 
KUTAWALUYA, RAKA - Petani Desa Sindang Sari, Kecamatan Kutawaluya menolak bantuan bibit dari pemerintah, pasalnya bibit tersebut tidak tahan terhadap hama juga harganya padinya pun terbilang rendah. Hibrida diterima tengkulak Rp 220/kg, sedangkan Ciherang bisa mencapai Rp 275/kg.

Seorang warga setempat, Rasta (55) menyatakan kecewa dengan dengan hasil panennya, karena harga gabahnya jadi murah. Hal itu berbeda jika ia menggunakan bibit Ciherang. Dengan begitu, mulai musim tanam yang akan datang dia tidak akan menggunakan bibit bantuan tersebut lagi, kecuali jika pemerintah bibit Ciherang unggulan.

Diketahui, luas areal pesawahan di Desa Sindang Sari sekitar 440 hektar, hasil panen sekarang mencapai 4,5 ton/hektar. Modal garap hingga sampai panen mengeluarkan uang sekitar Rp 4 juta/hektar, itupun kalau hasil panennya tidak puso. Di musim penghujan, petani banyak mengeluhkan produksi panennya, karena padi mereka di beli tengkulak hanya dengan harga Rp 265/kg.

Sementara itu, hama yang menyerang padi di Desa Sindang Sari ini adalah tikus, seperti yang dituturkan petani setempat Akam (51), untuk membasmi hama tersebut petani meminta supaya intansi terkait untuk memotong pohon-pohon yang tumbuh liar di sepanjang bantaran irigasi, karena pada musim banjir tikus-tikus tersebut banyak naik ke pepohonan yang rindang, apabila air surut mereka menyerang padi.

Selain itu petani juga meminta Dinas Binamarga pengairan untuk segera mengeruk irigasi di daerahnya, karena kedangkalan irigasi mengakibatkan air terbuang percuma, sedangkan pada musim kemarau air irigasi tidak dapat mengairi sawah harus menggunakan pompa air tenaga disel. Keluhaan petani ini dibenarkan Kades Sindang Sari, M Aying KS, untuk mengantisipasi kegagalan panen, maka pihak pemerintahan desa telah melayangkan surat kepada instansi terkait agar kendala yang dihadapi para petani dapat segera dijawab. (sigit)

Melirik Para Penjual dan Pembeli HP di Pasar Dengklok



RENGASDENGKLOK, RAKA - Bisnis HP seken masih jadi andalan bagi remaja Rengasdengklok yang selama ini tidak memiliki pekerjaan tetap. Selama ini jual-beli HP itu masih ramai, keuntungan yang diperoleh pun terbilang lumayan, antara Rp 50-100 ribu/hari.

Seperti diungkapkan penjual HP seken asal Dusun Jati, Desa Rengasdengklok Selatan, Ismet (31), kepada RAKA, Selasa (19/5) siang. Diakuinya, bisnis ini sangat membantu bagi dia dan rekannya yang tidak memiliki pekerjaan dan keuntungannya pun berbeda tiap harinya, kadang untung jika banyak warga yang mencari maupun menjual HP kepadanya dan kadang juga sepi.

Cara kerja penjual HP ini, menunggu pembeli datang yang mencari jenis HP. Kemudian, pengunjung itu ditawarkan HP secara lisan, jenis dan HP apa yang diinginkan pengunjung. Setelah itu, para pejual HP ini langsung berkeliaran mencari jenis HP yang dimaksud setelah ditentukan harga, karena para penjual ini telah mengetahui harga pasaran hampir semua jenis HP.

Sementara itu, seorang warga asal Kutawaluya, Roni (25) yang sering mencari HP seken di pertokoan Shelbi mengungkapkan, jika mencari di konter HP akan sangat sulit mencari HP diinginkan, sedangkan kalau mencari langsung pada penjual yang mau mencari HP yang diinginkan, maka HP pun akan mudah didapatkan. "Memang lama, kita menunggu penjual itu keliling dulu mencari HP yang kita inginkan," ucapnya.

Namub begtitu, tak sedikit ponsel di pasaran adalah hasil daur ulang alias handphone (HP) rekondisi. HP rekondisi ini dijual dengan harga yang sangat murah dari harga aslinya. Namun, HP jenis ini sangat rentan, namanya juga barang berkomponen bekas, komponennya bisa aus dalam hitungan hari.

Seperti diungkapkan pemilik Nokia Celuller di Jalan Raya Rengasdengklok, Anton Tanzil, barang rekondisi ini komponennya sudah usang dan hanya diperkirakan bisa bertahan dalam dua atau tiga bulan. Kebanyakan HP rekondisi didaur ulang dari ponsel bekas yang sudah menjadi limbah. Limbah-limbah HP tersebut diambil mesin dan LCD monitornya kemudian dirakit ulang. Sementara casing, charger dan aksesori lainnya diganti baru. (sigit)
 

Warga Sindangsari Tewas Disambar Petir


RENGASDENGKLOK, RAKA - Seorang warga tewas tersambar petir di tengah sawah, Minggu (17/5) sore. Dia Sawi Binti Kaswa (39), warga RT 02/01, Desa Sindangsari, Kecamatan Kutawaluya. Saksi mata mengatakan, Sawi hendak pulang dari sawah, tapi tiba-tiba kilatan petir menyambat tepat ke tubuhnya.   

Melihat hal itu, beberapa tetangganya panik dan langsung mendekati Sawi, tapi sayang kondisi tubuh Sawi hangus terbakar kilatan api itu. Sementara suami korban, Tacung (40) lemas terkulai ketika mendengar istrinya tersambar petir.

Laporan yang dihimpun RAKA, Sawi tengah berjalan pulang kerumahnya usai menuai padi di sawah dalam keadaan cuaca mendung bersama kedua tetangganya. Mereka menyusuri tangggul saluran irigasi sawah. Namun tiba-tiba, kilatan petir menyambar dan langsung merobohkan tubuh korban sekaligus melepaskan nyawa korban. Sedangkan tetangganya yang tidak jauh dari korban bisa selamat.

Kondisi tubuh korban terlihat gosong di bagian punggung dan belakang kepalanya. Sedangkan kedua temannya, hanya mengalami luka-luka memar dibagian bibir dan pipinya. "Waktu itu kita pas mau pulang kerumah tapi tidak menyangka akan seperti ini," kata Nemi (40) korban yang selamat. (spn)

Tak Ada Truk, Perahu pun Jadi



RENGASDENGKLOK,RAKA - Selain untuk sarana pengairan pertanian, saluran irigasi bisa dipakai untuk jalur transportasi angkut gabah yang sedang dipanen. Seperti di Desa Sindangsari, Kecamatan Kutawaluya. Gabah hasil panen itu diangkut pakai perahu, gagasan petani ini sangat efektif sebagai pengganti truk yang biasanya sebagai sarana tunggal angkutan gabah.

Beberapa petani setempat mengaku, angkutan gabah menggunakan perahu di saluran irigasi ini telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Mengingat persawahan di sekitar desa ini dilintasi saluran air. Sementara, akses jalan yang rusak sulit dilalui armada truk. "Angkutan air ini ada sejak lama, karena tidak ada jalan lain untuk mengangkut gabah hasil panen," kata seorang petani, Narim (60) kepada RAKA, Senin (18/5) siang.

Diakuinya, setiap panen tiba pemilik perahu kebanjiran rejeki dari para petanim karena di desa ini ada sekitar seratus hektar sawah, jika tiap hektarnya membutuhkan jasa perahu, maka keuntungan pemilik perahu akan berlimpah ruah, seiring hasil panen yang diperoleh para petani setempat.

Seperti diungkapkan pemilik perahu setempat, Akam (55), pekerjaannya mendayung perahu sampan di tengah persawahan ini sudah dilakoninya sejak lima tahun lalu, hingga kini perahunya sudah menggunakan mesin dompleng. Penghasilan Akam pun ikut melimpah seperti melimpahnya panen, sehari dia mampu mengantongi keuntungan Rp 200 ribu. "Beda dengan armada truk, perahu bisa digunakan dalam berbagai cuaca hujan maupun panas," katanya. (sigit)

Kades Kutakarya Akan Diberhentikan?


RENGASDENGKLOK,RAKA - BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Kutakarya, Kecamatan Kutawaluya berencana akan mengajukan pemberhentian kepala desanya Roza Marfin, terkait sikap dan perilakunya. Surat ajuan itu akan dilayangkan langsung ke Bupati Karawang, Rabu (20/5) besok.

Ajuan ini merupakan hasil kesepakatan transparan BPD Kutakarya, Sabtu (16/5) siang dengan mengundang pihak kecamatan, polisi dan tokoh masyarakat. "Hasil rapat, baru sebatas surat pengajuan pemberhentian yang diajukan warga desa Kutakarya. Ajuan ini karena perilaku kepala desa yang tidak disiplin," kata Ketua BPD Kutakarya, Leklih Jajuli, kepada RAKA, Senin (18/5) siang.

Kata dia, ajuan ini berdasarkan keluhkan masyarakat setempat yang menilai kepala desanya jarang ngantor, sehingga menyulitkan warga yang memiliki kepentingan langsung dengan kepala desanya. "Jika kepala desa tidak pernah ngantor, maka kami akan bertindak berdasarkan mekanisme yang berlaku. Namun sampai hari ini kami tidak bisa meminta keterangan itu langsung kepada kepala desanya, karena dia tidak berada di tempat kerjanya," ucapnya.

Hal ini dibenarkan seorang warga setempat, Bili (27), kepala desanya sering tidak ada di tempat, meski pun di desanya sedang ada kegiatan. Pernyataan Bili diamini Sekdes Kutakarya Ruhimin, memang sudah beberapa hari kepala desa kami tidak ngantor, meskipun desa kami sedang ada kegiatan dan membutuhkan dia. (cr1)

Polisi Terus Kejar Bandar Narkoba



RENGASDENGKLOK, RAKA - Narkoba, miras dan perjudian masih marak di daerah Utara Karawang. Terbukti, banyaknya pengedar dan pemakai narkoba yang tertangkap polisi. Pantauan RAKA, masih banyak warung jamu tradisional yang menjual bebas miras, sedangkan para bandar dan pemakai  narkoba hingga kini masih main petak umpet dengan polisi.

Belum lama ini jajaran kepolisian polres Karawang menangkap kembali pelaku penguna narkoba di Rengasdengklok. Pelaku yang tertangkap ini adalah BDR,HN,OP DAN HR yang sekarang sudah mendekam di sel tahanan Polres Karawang. Ini satu bukti Polres Karawang serius memerangi dan memburu para pelaku, pemakai, pengedar narkoba dan perjudian.

Sebelumnya, beberapa warga dari berbagai kalangan bahkan hingga pegawai pemerintahan banyak yang tertangkap basah memakai barang haram tersebut dan hingga kini masih mendekam dalam sel tahanan. Selain nakoba yang lebih memprihatinkan lagi tentang prilaku para pemuda yang mengkomsumsi miras. Akibatnya sering terjadi  keributan atau tawuran di tempat hiburan hajatan dan mengakibatkan jatuh korban. Ini semua terjadi akibat bebasnya perdagangan miras berkadar alkohol tinggi beredar ditengah masyarakat pedesaan.

Seperti dituturkan seolah warga Desa Rengasdengklok Selatan, Supardi (45) kepada RAKA, Minggu (17/5) siang, kini polisi hanya menangkap pemakai narkoba, tapi belum berhasil menangkap pengedarnya. Diakuinya, harusnya harusnya polisi bisa mengembangkan dari penyidikan saksi atau para tersangka. seandainya hasil pengembangan itu ditindaklanjuti sangat mustahil bandar besar bisa lolos dari penyergapan para petugas." katanya dengan geram.

Hampir semua masyarakat menanggapi positif perintah kapolri untuk memberantas narkoba, premanisme dan perjudian. Seperti dikatakan Warno (35), warga Desa Kalangsari. Menurutnya instruksi Kapolri seharusnya ditanggapi oleh  pihak kapolsek untuk ditindak lanjuti agar para pelaku ditindak tegas tanpa ada pilih kasih agar ada efek jera untuk para pelaku. (sigit)

Jalan Rusak Kerap Telan Korban


 
RENGASDENGKLOK,RAKA - Ruas jalan di beberapa kecamatan rusak parah, akibat banyak terjadi kecelakaan maut. Seperti beberapa ruas di jalan Kecamatan Jayakerta, Cibuaya, Kutawaluya, Cilebar dan Rengasdengklok.

Hal yang terlihat jelas adalah di Jalan Raya Batujaya, tepatnya di Kampung Pacing, Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok, jalan provinsi ini amblas dan sering mencelakai pengendara. Meski banyak pejabat Pemda Karawang dan provinsi melewati jalan itu, tetap saja belum ada perbaikan.

Beberapa warga menceritakan kepada RAKA, Minggu (17/5) siang, di malam hari kerap benayak kendaraan tergelincir baik mobil maupun motor. Akibat jalan amblas itu, pengedara kadang terjebak dan terhentak yang kemudian terjungkal.

Seorang warga setempat, Narman (50) megatakan, kecelakaan sering terjadi, ini akibat jalan lambat diperbaiki oleh pemerintah propinsi maupun pemerintah kabupaten. Bahkan, perbaikan yang selama ini dilakukan pemerintah hanya sebatas tambal sulam, tidak perbaikan permanen. "Katanya Bupati Karawang terkenal dengan sebutan Dadang Hotmix, kenyataannya jalan masih banyak yang rusak," keluhnya.

Dimusim panen ini, jalan tersebut satu-satunya jalan lintasan Rengasdengklok-Batujaya yang padat dilalui truk-truk pengangkut padi. Melihat jalan seperti itu, kadang sopir pun mikir dua kali untuk melewatinya, kendaraan truk tersebut melaju sangat lambat keluar jalur untuk mengambil jalan rata yang tidak rusak. Tentunya, hal itu malah membuat jalanan macet. (sigit)

Jembatan Bolong Jadi Tempat Lapak PKL



RENGASDENGKLOK, RAKA - Jembatan besar penghubung Kutawaluya-Rengasdengklok bolong di bagian pembatasnya. Meski tidak mengganggu arus lalu lintas, jembatan yang usianya terbilang lama itu sepertinya harus dilirik pemerintah. Pantaun RAKA, jembatan ini selalu dipakai pedagang kaki lima (PKL) sejak tengah malam hingga pagi hari dan para PKL malah yang membuat jalanan macet.

Jalan yang bolong itu ditutup kayu-kayu oleh pedagang untuk dijadikan lahan dagangannya. Sedangkan disebelah kiri dan kanan mereka lalu lalang kendaraan jadi macet. Kadang, beberapa warga terlihat memancing ikan pada bolong jembatan itu. "Jembatan ini bolong sudah lama, tapi tidak mengganggu lalu lintas karena posisinya di tepian kedua jembatan," kata Endang (27) warga Karanganyar sambil menunjuk jembatan yang lokasinya di ujung Kota Rengasdengklok itu.

Sementara, warga lainnya malah cenderung mengeluhkan PKL yang jualan di sekitar jembatan dibanding mengeluhkan jembatan yang bolong, karena PKL kerap memacetkan jalan dibanding kerusakan jembatan itu. Terlebih para pengguna jalan yang mengeluhkan fungsi jembatan yang kerap dipakai untuk lapak pedagang.Akibatnya, di jembatan itu laju kendaraan terhambat.

Seorang warga Kampung Jati, Desa Rengasdengklok Utara, Isnan (30) mengungkapkan, jembatan itu sudah lama rusak dan harus diperhatikan pemerintah, termasuk menertibkan pedagang yang membuka lapak di sekitar jembatan itu. "Harusnya keduanya diperbaiki, jembatan juga PKL agar jangan buka lapak disitu," ucapnya.

Warga lainnya, H. Aan (43) mengatakan, kerusakan jembatan terletak pada beton penutup saluran air dengan menyisakan lubang menganga selebar 2 meteran, persis di tengah-tengah jembatan. Saat ini, lubang itu ditutupi dengan lapisan triplek butut oleh PKL. "Seharusnya pemerintah bisa lebih tanggap, ini kan kepentingan publik, jangan dibiarkan dong," tukasnya. (sigit)

Hasil UN Ditunggu Rasa Was-was



RENGASDENGKLOK, RAKA - Sejumlah siswa mengaku cemas nilai ujianya tidak sesuai harapan. Saat ini, mereka mengaku pasrah menerima nilai yang akan mereka terima. Seperti diungkapkan siswa SMPN 1 Rengasdengklok, Siti, kepada RAKA, Kamis (14/5) siang. ia merasa khawatir jika hasil ujiannya jelek.

Kendati demikian, Siti hanya bisa berpangku harapan pada try out dan bimbingan belajar yang telah diikutinya di sekolah. "Khawatir juga sih hasil ujian nanti tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, tapi saya tetap optimis apa yang sudah diberikan guru selama try out dan bimbel," ucapnya.

Hal senada diungkapkan pelajar SMPN 1 Rengasdengklok, Mutia, ia juga mengaku sangat khawatir dan was-was hasil ujiannya anjlok, ia membuang rasa khawatir itu dengan terus berdoa. "Takut itu ada, tapi mau gimana lagi. Sekarang sih berdoa dan tawakal saja supaya hasilnya tidak jelek, apalagi tidak lulus, wah jangan deh," paparnya.

Kepala Sekolah SMPN 1 Kutawaluya, Yayat mengatakan, tahun ini sekolahnya menargetkan angka kelulusan hingga 100 persen. Target itu dinyatakan setelah dia melihat persiapan ujian yang telah dilakukan sekolahnya jauh hari sebelum pelaksanaan UN, seperti bimbel dan try out yang dilaksanakan intensif bagi siswa peserta ujian. "Kami targetkan kelulusan sekolah kami 100 persen, sebelumnya kami melakukan bimbel dan try out di sekolah bagi siswa peserta ujian. Mudah- mudahan bisa tercapai," katanya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 1 Rengasdengklok, Cucu Cuaca mengatakan sekolahnya juga menargetkan 100 persen kelulusan bagi siswanya. Dia optimis hasil ujian nasional di sekolahnya akan tercapai seperti tahun-tahun sebelumnya. "Ya minimal hasilnya bertahan, kami optimis itu bisa tercapai," tuturnya. (sigit).

Usaha Hewan Tokek Bakal Seumur Jagung



RENGASDENGKLOK,RAKA - Hewan yang dianggap jijik sebagian warga, ternyata jadi usaha penyambung hidup, seperti yang dilakukan Darja (40) warga Desa Pisangsambo, Kecamatan Tirtajaya. Dia adalah pencari hewan tokek untuk dijual. Hewan tokek ini diketahui memiliki khasiat menyembuhkan berbagai penyakit.

Kata Darja, hewan tokek yang laku dijual cuma tokek yang memiliki berat lebih dari 3 ons dan memiliki suara yang nyaring. Pencari hewan ini dari luar daerah seperti Jakarta dan Bogor. Kemudian tokek itu dijual kepada calo atau penadah. Diakui Darja, hewan tokek ini diolah menjadi obat berbagai penyakit.

Dalam sebulan terakhir, di Rengasdengklok telah banyak para pemburu hewan tokek yang berkeliaran, padahal sebelumnya hewan melata ini tidak pernah ada yang mencari. Seorang warga setempat, Sudarmono (55) menuturkan, selain sebagai penyembuh sakit asma dan kulit, tokek juga banyak diburu karena faktor hobi. "Saya dengar, tokek banyak dipesan oleh orang jakarta dan bekasi," ucapnya.

Kendati begitu, Sudarmono yakin jika bisnis tokek ini tidak akan bertahan lama, melainkan hanya sesaat saja, karena pasarannya yang belum jelas dan jumlah tokek yang dicari tidak menentu, kecuali jika ada peternakannya. Ia melihat, bisnis tokek ini hanya bertahan setahun saja, tidak akan lebih. "Tak akan bertahan, pasaran tokek ini belum jelas arahnya," tukasnya. (sigit)


40% Penyakit Diakibatkan Dari Sampah


 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Persoalan sampah memang bukan persoalan yang mudah diatasi di pasar Rengasdengklok, persoalan sampah bukan hanya persoalan teknis saja, namun menyangkut persoalan perilaku.

Di pasar Rengasdengklok ada tiga persoalan yang sulit dibenahi, pertama lalu lintas darat, kedua pedagang kaki lima dan yang ketiga sampah. Untuk persoalan sampah, bukan hanya persoalan bagi para petugas kebersihannya, tapi lebih kepada perilaku bagaimana para pedagang termasuk masyarakat memperlakukan sampah. Seperti sampah dibuang tidak pada tempatnya.

Pantauan RAKA, banyak sampah tercecer di trotoar hampir di sepanjang trotoar, terutama di seberang jalan depan kantor kecamatan. Sampah itu sengaja dibuang pedagang di atas trotoar hingga ke ruas jalan, akibatnya sampah yang menumpuk tercecer itu tercecer karena tidak tertampung. Dan tumpukan sampah tersebut mengundang bau tidak sedap. "Memang disitu kami mengumpulkan sampah, nanti juga di angkut sama petugasnya," kata seorang pedanga, Darmi (38) kepada RAKA, Rabu (13/5) siang.

Hal senada dikatakan pedagang lainnya, Yayah (41), dia membuang sampah di trotoar hingga menumpuk dan mengandalkan tenaga pekerja kebersihan UPTD Cipta Karya untuk membersihkannya. Diakuinya, memang trotoar itu bukan tempat sampah, melainkan area pejalan kaki. "Saya hanya mengikuti pedagang lain, mereka juga buang sampah di trotoar itu," ucapnya sambil menunjuk tumpukan sampah di bahu jalan Rengasdengklok.

Bisa dilihat tumpukan sampah yang tercecer hingga ke ruas jalan, baunya pun mengganggu warga yang melintas, selain itu sampah tersebut dapat membawa gangguan kesehatan. Seperti dijelaskan staf UPTD Pasar Rengasdengklok, Sofian. Sekitar 40 persen penyakit disebabkan dari lingkungan yang tidak bersih.

Perilaku membuang sampah sembarangan mengundang perhatian Kepala Pelaksana Kebersihan Rengasdengklok, Ilyas G. Sasmitra, menurutnya kebiasaan membuang sampah sembarangan bisa merugikan diri warga itu sendiri. Kendati begitu, dia tidak bosan terus mengingatkan supaya pedagang tidak membuang sampah di trotoar, apalagi ketika masih jam kantor. "Tepat di lokasi tersebut sudah ia pasang plang jangan membuang sampah, tapi tetap saja ada sampah menumpuk," ujarnya.

Ditambahkannya, tercecernya sampah tersebut diakibatkan volume sampah di pasar Rengasdengklok tinggi yaitu mencapai 45 meter kubik setiap hari yang diproduksi pedagang pasar. Pengangkutan sampah ini memang terbilang rutin setiap hari, yaitu mengerahkan empat armada UPTD Cipta Karya, tapi banyaknnya sampah kerap jadi persoalan. Sedangkan jarak membuang sampah Rengasdengklok jauh hingga ke Kecamatan Kota Baru. "Memang seharusnya Rengasdengklok pumya TPA sendiri," kata Ilyas. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan