Eceng Gondok Masih Jadi Masalah

Friday, May 29, 2009

RENGASDENGKLOK, RAKA - Di saluran induk Rengasdengklok persentase eceng gondok cukup tinggi. Saluran ini jadi tampak kotor, karena selain eceng gondok juga sampah-sampah berserakan di atas permukaan air yang membuat aliran air tersendat. Eceng gondok dan sampah ini mempercepat pendangkalan sungai.
 
 
Sanitasi lingkungan daerah sekitar saluran pun sangat tidak memadai, sampah dan eceng gondok merupakan sarang yang nyaman bagi berbagai wabah penyakit. Eceng gondok yang berlimpah di semua saluran air induk Rengasdengkook sudah sampai pada kondisi yang merisaukan, begitu juga di saluran sekunder maupun tersier di daerah utara Karawang.
 
 
Beberapa faktor lingkungan ternyata sangat mempengaruhi pertumbuhan dan penyebaran eceng gondok di perairan tersebut, diantaranya adalah kecepatan arus, kedalaman air, hambatan mekanis pada sungai dan sifat kimia fisik air. Pada sungai yang aliran airnya tenang eceng gondok dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, tetapi pada sungai yang deras eceng gondok cenderung untuk hanyut terbawa air. Dengan begitu, membuang sampah ke sungai-sungai yang dapat menghambat aliran air dan sangat mendukung tumbuhnya eceng gondok dengan baik.
 
Pada perairan yang dangkal, terutama yang berlumpur, eceng gondok tumbuh lebih baik dibanding pada perairan yang dalam, hal ini erat kaitannya dengan kandungan nutrisi dalam lumpur yang lebih banyak dan lebih mudah diserap oleh tanaman dari pada di perairan dalam.
 
Tiang-tiang penyangga jembatan, batu dan benda lainya yang memungkinkan eceng gondok tersangkut menyebabkan tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang di lokasi tersebut. Selanjutnya air yang lebih keruh, yang konduktivitasnya tinggi juga memungkinkan tanaman tumbuh dengan baik.
 
Sebaliknya eceng gondok juga memberikan pengaruh terhadap perairan lingkungan sekitarnya, diantaranya adalah dapat menghambat lancarnya arus air, mempercepat proses pendangkalan karena ia memiliki kemampuan untuk menahan partikel-partikel yang terdapat dalam air, menyuburkan perairan dengan sampah-sampah organiknya sehinga memungkinkan tumbuhnya tanaman lain dan merupakan sarang dari berbagai penyakit, seperti nyamuk.
 
Dengan banyaknya dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh eceng gondok, maka penanganan atau pengelolaan tanaman ini harus dilaksanakan dengan lebih serius. Biaya pengawasan dan penanggulangan masalah eceng gondok ini memang tidak sedikit, karena itu maka partisipasi masyarakat untuk menjaga kondisi lingkungan perairan agar tetap bersih dengan misalnya tidak membuang sampah ke dalam sungai, secara bergotong-royong mengangkat eceng gondok dari permukaan air, sangat diperlukan untuk mengurangi penyebaran tanaman tersebut. (spn)
 
 
Eceng the Goitre was Still being the Problem
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - in the parent channel Rengasdengklok the percentage eceng the goitre was high enough. This channel was still appearing dirty, because apart from eceng the goitre also wastes were scattered about on the surface of water that made the water current most stagnant. Eceng the goitre and this waste sped up the trivialising of the river.
 
 
Sanitation of the regional environment around the channel then really did not satisfy, the waste and eceng the goitre was the nest that was comfortable for various plagues of the illness. Eceng the goitre that was abundant in all the channels Rengasdengkook of parent water already arrived in the condition that worried, even so in the secondary channel and tertiary in the north Karawang area.
 
 
Several environmental factors evidently really influenced the growth and the spreading eceng the goitre in these waters, among them was the speed of the flow, the depth of water, the mechanical obstacle to the river and the characteristics of physical chemistry water. To the river that his water current was calm eceng the goitre could grow and developed good, but to the swift river eceng the goitre tended to washed away was brought water. In this way, threw away the garbage to rivers that could hinder the water current and very supportive the growth eceng the goitre well.
 

To shallow waters, especially that was muddy, eceng the goitre grew better compared to to waters that in, this was close his connection with the content of nutrition in mud that more often and more was easy was absorbed by the crop than in inland waters.
 
 
The poles, the stone and the object of the bridge support lai him that enabled eceng the goitre be involved caused this crop to be able to grow and develop in this location. Further more turbid water, that his conductivity was high also enabled the crop to grow well.
 
 
On the other hand eceng the goitre also gave the influence on waters of the surrounding environment, including being could hinder was fluent in him the water flow, sped up the process of the trivialising because he had the capacity to keep particles that were gotten in water, made waters with his organic wastes fertile sehinga enabled the growth of the other crop and was the nest from various illnesses, like mosquitoes.
 
 
With the number of impacts of the negative that could be caused by eceng the goitre, then the handling or this crop management must be carried out with more serious. The supervision cost and the control of the problem eceng this goitre indeed not a little, because that then the community's participation to maintain the condition for the waters environment in order to stay clean with for example to not throw away the garbage into the river, in a co-operating manner lifted eceng the goitre from the surface of water, really was needed to reduce the spreading of this crop. (spn)

PKL Dengklok Akan Digusur

RENGASDENGKLOK, RAKA - Dalam waktu dekat PKL (Pedagang Kaki Lima) Rengasdengklok rencananya akan digusur, menyusul penertiban PKL yang kini dilakukan Satpol PP se-kabupaten. Himbauan untuk membongkar lapak PKL telah disebarkan beberapa hari ini kepada semua pedagang yang dianggap berjualan di lokasi terlarang.
 
Menanggapi hal ini, seorang pedagang mie ayam yang berjualan di atas saluran air, Roy, mengatakan, jika harus harus dipindahkan maka dia akan mengikuti peraturan itu. Dia pun menyadari usahanya selama ini berdiri di atas saluran air. Diakuinya, dia memang sengaja membangun warung di tempat umum, tapi demi memenuhi ekonomi, tak ada cara lain selain mendirikan warungnya itu. "Ya harus gimana lagi, niat saya cuma mencari rejeki," katanya.
 
Hal senada diungkapkan pedagang lainnya, Rudi (43), dia akan mencari lokasi jualan baru sebelum hari pembongkaran lapaknya. Dia meminta kepada pihak berwenang supaya jangan memaksanya untuk hengkang dari tempat usahanya, apalagi dibongkar paksa. "Saya hanya minta waktu kepada petugas berwenang untuk mencari lokasi yang cocok untuk usaha, jangan sampai tempat usaha saya dibongkar mendadak," ucapnya.
 
Kendati demikian, hingga kemarin para PKL terlihat masih tenang-tenang saja, tidak terlalu khawatir tentang penertiban ini. Hanya sebagian kecil saja diantara PKL yang kemarin terlihat bingung pindah, karena jika harus menyewa tempat seperti di Shelbi Plaza biayanya tidak sedikit. Selebaran penertiban PKL ini telah diterima PKL sejak Desember 2008. Beberapa diantara pedagang memperlihatkan lembaran surat teguran tersebut. (sigit)
 
 
 
The PKL Dengklok City Will Be Dragged
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - In the near future PKL (the Stallholder) Rengasdengklok his plan will be dragged, following the PKL control that currently is carried out by Satpol PP more than one regency. The appeal to tear down the PKL place was spread the last few days to all the traders who it was considered sold in the location was banned.
 
 
Responded to this, a trader of chicken noodles who sold on the water channel, Roy, said, if must have to be moved then he will obey the regulation. He then realised his efforts uptil now stood on the water channel. He admitted, he was quite deliberate built the stall in the place of the public, but in order to fill economics, there was no other method apart from establishing his stall. "I can't do anything, my intention only sought a living," he said.
 
 
The similar matter was revealed by the other trader, Rudi (43), he will look for the location of new merchandise before the demolition day of his place. He ask for to the authorised side to have to not force him to hengkang from the place of his efforts, everything was forced open. "I only asked time to the authorised official to look for the location that was suitable for efforts, lest the place of my efforts was torn down suddenly," he said.
 
 
Despite this, till yesterday PKL was seen still was just very calm, was not too worried about this control. Only a small part around PKL that yesterday was seen confused to move, because if must lease the place like in Shelbi Plaza his cost not a little. This PKL control leaflet was accepted by PKL since December 2008. Some of the traders showed the sheet of this warning letter. (sigit)

Kades Kutakarya Diberondong Pertanyaan Indisipliner

Gerah Menjawab Pertanyaan BPD, LPM dan Warganya
 
KUTAWALUYA, RAKA - Kepala Desa Kutakarya, Kecamatan Kutawaluya, Roza Marfin gugup saat diberondong pertanyaan dari BPD (Badan Permusyawaratan Desa), LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) di rapat pleno desa untuk mengklarifikasi tuntutan warga yang mendesaknya mundur dari jabatannya, Rabu (27/5) siang. Usai pleno, jawaban kades kurang memuaskan.
 
Pada rapat pleno kemarin, ada sedikit titik terang bagi masyarakat, setelah persoalan ini tertunda berlarut. Rapat pleno BPD itu sendiri sengaja dilakukan untuk mendengar klarifikasi dari Roza, terkait surat aspirasi pengajuan pemberhentian kepala desa yang selalu digemborkan masyarakat.
 
Lima pertanyaan yang diajukan kepada Roza dari LSM, BPD serta warga setempat membuat kades Roza gerah, terlihat puluhan kali kades menyusut air keringat di wajahnya, terlebih kades tambah gugup saat mendengar pernyataan sikap Kapolsek Rengasdengklok, AKP Muji Harja yang siap menangkapnya bila kades ini kembali melakukan perbuatan yang melanggar hukum, diantaranya dua kasus yang pernah terjadi, yaitu kepemilikan senjata genggam dan kekerasan dalam rumah tangga.
 
Terkait dugaan indispliner kerja, Roza membantah, alasannya dia tidak bisa maksimal 'ngantor' karena sedang sakit. Bahkan dia pun sempat memperlihatkan lampiran surat keterangan sakit yang di lembaran pertanggungjawabannya kepada masyarakat. Pada proses pleno tersebut, terlihat kades masih tampak sakit dan gugup saat diberondong pertanyaan-pertanyaan mengenai kinerjanya sebagai kepala desa.
 
Usai pleno, Roza mengatakan setuju dengan pleno tersebut, meski Roza merasa gerah setelah diberondong pertanyaan tentang kinerjanya. Diakuinya, dia harus membuktikan kepada masyarakat tentang pelayanannya. Atas desakan tersebut yang diblunderkan dalam rapat pleno, Roza menyatakan berjanji akan menjalankan tugasnya dihari kerja dan hari penting lainnya. "Saya bersungguh-sungguh akan menjalankan tugas," kata Roza.
 
Sementara itu, pernyataan Roza belum cukup memuaskan bagi BPD, LPM dan masyarakat, mereka belum puas terhadap jawaban kadesnya, karena Roza dianggap belum menjelaskan semua pertanyaan yang selama ini menjadi tuntutan masyarakat. Malah, pertanyaan itu dianggap Roza sebagai 'PR' yang belum bisa dijawabnya. Sedangkan warganya berasumsi, Roza bukanlah seorang pemimpin, karena tidak mampu memberi jawaban yang tepat.

Dengan begitu, BPD sebagai penengah permasalahan ini berencana akan mengadakan rapat pleno lanjutan dan akan berkoordinasi dengan kepada instansi terkait untuk menindak lanjuti sesuai prosedur pemberhentian kepala desa. Seperti diungkapkan Ketua BPD Leklih Jajuli , pada rapat pleno itu dia tidak mempunyai kewenangan memvonis kadesnya. Namun jika tidak ada titik temu, maka pihaknya akan melanjutkan tuntutan warganya kepada pihak berwenang. (sigit)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan