Mega-Prabowo Kontrak Politik dengan Buruh
posting berita pukul 1:03 PM 0 comments
Copet Beraksi di Harlah Bung Karno kemarin
RENGASDENGKLOK, RAKA - Banyak korban pencopetan saat perayaan hari lahir Bung Karno di Tugu Proklamasi Rengasdengklok Sabtu (6/6). Sedikitnya, sepuluh orang lebih melaporkan kehilangan pada Polsek Rengasdengklok, diantaranya wartawan televisi yang kehilangan kamera saat meliput acara nasional di Tugu Proklamasi itu.
Diduga, komplotan pencopet ini turun dari Jakarta ke Rengasdengklok dan dua pencuri diantara komplotan itu berhasil ditangkap. Pencopet ini beraksi saat pengunjung berdesak-desakan untuk menyambut kedatangan Mega-Prabowo. Pengunjung yang berdesakan itu tidak merasa kalau mereka telah kecopetan. Seperti dikatakan salah seorang korban yang berhasil memergoki salah seorang copet yang hendak mengambil Handphonenya, Lili gojali (29) warga Desa Jaya Makmur, Kecamatan Jayakerta, ketika kajadian dia sedang berada di tangah kerumunan masa, kemudian dia merasakan ada tangan orang lain yang berusaha mengambil HP di dalam saku celananya.
"Saya juga tidak sadar ketika si pencopet berhasil mengambil HP di dalam saku celana, tapi ketika saya sudah diambilnya, HP saya itu terjatuh dari tangan si copet, lalu saya baru menyadari kalau saya kecopetan. Terus saya teriak saja dan warga lain pun mengejarnya dan pencuri itu berhasil ditangkap," ungkapnya.
Ternyata, selain Lili, banyak warga lainnya yang melaporkan kejadian serupa ke kantor Polsek Rengasdengklok. Dan dua pencopet yang tertangkap tangan itu adalah Drajat Purjaya (17) RT 05/03 Kelurahan Kramat, Kecamatan Senen, Jakarta pusat. Satu temannya bernama M. Sukatma (56) warga Jalan Kembang-kembang, RT 07/01 Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Kini mereka berdua ditahan di Polsek Rengasdengklok untuk dilakukan penyelidikan.
Seperti dikatakan AKP Muji Harja kepada RAKA saat di temui di kantornya. Saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan kepada kedua tersangka. "saya masih melakukan investigasi karena dugaan mereka adalah komplotan pencuri," katanya. (sigit)
posting berita pukul 12:21 PM 0 comments
Guntur: Soekarno Akan Selalu Ada Dalam Dada Kita
RENGASDENGKLOK, RAKA - Peringatan hari lahir Bung Karno, Sabtu (6/6) di Tugu Proklamasi Rengasdengklok berlangsung meriah, pidato capres Megawati dan cawapres Prabowo mampu membangkitkan masyarakat pada nilai sejarah bangsa, terutama mengenang kembali perjuangan Bung Karno yang telah melepaskan bangsa ini dari belenggu penjajah. Juga, ajaran dan nilai luhur yang dia wariskan hingga generasi sekarang, yaitu Pancasila.
Hampir seratus ribu lebih masyarakat dari DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat termasuk Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) tumplek di tugu sejarah Rengasdengklok ini, meski hari lahir Bung Karno dilakukan setiap tahun di Tugu Monas Jakarta, peringatan kemarin dianggap merupakan kesan tersendiri bagi bangsa ini, terutama bagi masyarakat Rengasdengklok yang rindu kepada keturunan-keturunan Bung Karno, karena 'proklamasi' bukanlah hal asing, mengingat di kota ini terdapat monumen dan rumah sejarah proklamasi. Bahkan, baru kali ini warga Rengasdengklok melihat langsung, sosok Guntur Soekarno Putra, yaitu bayi kecil yang dibawa Bung Karno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk merumuskan kemerdekaan.
Diusianya yang sudah tua kini, Guntur Soekarno Putra mengingatkan kembali kondisi yang dialami mendiang ayahnya, ketika bangsa ini sedang genting dan berusaha melepas belenggu-belenggu penjajahan. Dihadapan masyarakat, dengan tegas Guntur mengatakan, Bung Karno akan selalu ada dalam dada masyarakat bangsa ini dan Bung selalu mengatakan pahamnya 'marhaenisme', yaitu ismenya orang-orang kecil, petani, kaum buruh dan kaum tertindas.
Dia juga mengingatkan pada 1 Juni 1945 lalu, tercetus Pancasila yang menjadi falsafah bangsa ini, inti dari ajaran Pancasila yang dibuat Bung Karno ini adalah gotong royong, dengan gotong royong maka bangsa ini bisa menghancurkan kapitalisme dari bumi pertiwi. "Makanya pegang teguh ajaran Soekarno jika bangsa ini ingin tetap berdiri. Dan Pancasila digali oleh beliau dan dipersembahkan oleh beliau untuk rakyat Indonesia," jelasnya.
Tak cukup itu, Guntur meminta supaya bangsa ini, termasuk masyarakat Rengasdengklok memegang terus ajaran Bung Karno, meski Rengasdengklok ini terus diterpa badai berkepanjangan. Kata Guntur, bangsa ini belum merdeka 100 persen, karena menurut Bung Karno, merdeka 100 persen harus penuhi tiga pokok, yaitu berdaulat dalam bidang politik, bamerdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam bidang budaya. Namun itu semua belum tercapai.
Sementara itu, Puti Guntur Soekarno Putra menceritakan sejarah perjuangan Bung Karno yang penuh liku dan onak. Usai tamat lulus dari IPB (Institut Pertanian Bogor) Bung Karno menolak jadi pegawai pemerintah kolonial, dia bersama rekannya mendirikan PNI (Partai Nasionalis Indonesia) dengan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia, dengan politiknya itu dia dijatuhi hukuman oleh Kolonial Belanda. Kendati begitu, dia tetap berjuang meski dia dibuang dan diasingkan.Namun dia tetap memperjuangkan kemerdekaan bangsa, hingga kemudian dia bertemu dengan Fatmawati di Bengkulu dan mempersuntingnya sebagai istri pertama dan ibu negara pertama di Indonesia.
Pada 1 Juni 1945, Bung Karni menyampaikan Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia dan 17 Agustus 1945 dia membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta. Bahkan dengan gagasannya, Bung Karno membantu negara-negara yang terjajah untuk bisa lepas dari penderitaannya. Dengan gagasan cemerlang itu atau yang selalu disebut-sebut putra fajar bangsa Indonesia ini akhirnya memperoleh gelar doktor dari 26 universitas dalam dan luar negeri. Dan pada 21 Juni 1970, dia wafat dan putra sang fajar meniggalkan bangsa ini. "Tapi keinginan dan cita-citanya terus harus dijaga dan diperjuangkan," tandas Puti.
Sementara itu dalam sambutannya, Bupati Karawang Drs. Dadang S. Muchtar menceritakan peristiwa 16 Agustus 1945 silam. Ketika itu, masyarakat Rengasdengklok telah menyatakan merdeka dari penjajah dengan mengibarkan Bendera Merah Putih yang dipimpin Camat Rengasdengklok saat itu Adi Pranoto pukul 16.00 WIB. Bupati juga menyatakan, Pemkab Karawang telah menganggarkan dana untuk membangun Tugu Proklamasi Rengasdengklok. (spn)
posting berita pukul 12:21 PM 0 comments
Labels: Harlah Bung Karno
Yayasan SR Bentuk Kreatifitas Anak
BATUJAYA, RAKA - TK Anak Kita, Desa Karyamakmur, Kecamatan Batujaya gelar pekan kreatifitas anak, Minggu (7/6) pagi. Sebanyak 30 anak dari beberapa TK di desa ini berkreasi dalam lomba mewarnai. Sebelum lomba itu, di TK ini juga dilaksanakan lomba senam irama bagi wali murid dan warga sekitar.
TK Anak kita merupakan lembaga pendidikan di bawah payung Yayasan Sekolah Rakyat (SR) Karawang dan TK ini diresmikan awal tahun 2009 lalu. Hingga sekarang, murid TK Anak Kita tercatat 22 anak. TK ini sengaja didirikan untuk mempersiapkan pendidikan anak sejak dini sebelum masuk ke bangku Sekolah Dasar, mengingat di desa ini jumlah anak dibawah 4-6 tahun lebih banyak dibanding jumlah TK yang ada.
Ketua Yayasan Sekolah Rakyat Karawang, Mahmudin Kosasih menjelaskan kepada RAKA, pekan kreatifitas anak ini untuk mengembangkan bakat siswa usia dini 4-6 tahun. Juga memperkenalkan TK Anak Kita kepada masyarakat menjelang tahun ajaran sekolah 2009-2010. Lomba ini dilaksanakan pukul 08.00-10.00 WIB, kemudian hasilnya dinilai oleh dewan juri yang berasal dari warga setempat, guru TK, Raudhatul Atfal (RA) dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
Pemenangnya akan diumumkan pada 28 Juni 2009, saat wisuda TK Anak Kita. Hadiah yang akan diberikan kepada pemenang berupa piala dan piagam, termasuk uang tunai. Kata Kosasih, lomba seperti ini baru pertama kali diadakan di Batujaya. Rencananya, kedepan akan membuat acara serupa se-Kecamatan Batujaya yang akan dipsatkan di TK Anak Kita.
Untuk mengembangkan program pemberantasan buta aksara, rencananya tahun ini Yayasan Sekolah Rakyat ini mendirikan MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah). Namun demikian, Kosasih menyatakan pembangunan sarana pendidikan yang dirintis yayasan ini pun tak luput dari bantuan Pemda Karawang, dia meminta supaya pemerintah mengalokasikan dana untuk mengembangkan lembaga pendidikannya.
Dewan Pembina TK Anak Kita, Supandi menyatakan, tujuan lomba ini untuk memotivasi anak dan orang tua tentang pentingnya pendidikan, terutama dilingkungan desa ini, pada umumnya di Kabupaten Karawang, apalagi Kabupaten Karawang mentargetkan IPM (Indeks Prestasi Manusia) sebanyak 80 persen. Kegiatan ini merupakan wadah supaya anak itu tidak liar, yaitu dengan membentuk kelompok belajar. (spn)
posting berita pukul 12:20 PM 0 comments
MTs Al Faridiyah Cibuaya Ambruk
CIBUAYA, RAKA - Atap gedung MTs Al Faridiyah, Desa Cibuaya, Kecamatan Cibuaya ambruk, Sabtu (6/6) siang. Pada kejadian itu tidak ada korban jiwa kecuali membuat panik semua siswa yang tengah belajar dalam kelas. Mereka sempat berlarian menjauh gedung ketika terdengar suara gemuruh atap ambruk.
Kepada RAKA, beberapa saksi mata menyatakan, atap gedung itu ambruk seketika dan menimpa ruang kelas, tapi ruang kelas III A itu sedang kosong, namun suara gemuruhnya membuat semua yang mendengar jadi panik. Diketahui, gedung ini terakhir dibangun tahun 1986 lalu yang kini sudah rapuh. Sedangkan Departemen Agama Kabupaten Karawang belum pernah merenovasi gedung ini.
Keterangan Kepala MTs Al Faridiyah, Husein BA mengatakan, atap itu roboh siang hari, tapi pagi harinya dia sempat mau melaporkan tentang kondisi bangunan kelas 1 yang sudah tidak layak pakai kepada ketua yayasan, tapi akan pergi melaporkan tib-tiba terdengar suara keras dari lantai atas. "Begitu saya lihat, ternyata bangunan di lantai atas ambruk," ujarnya.
Diakuinya, sekitar empat bulan lalu pihaknya telah mengajukan perbaikan melalui Departemen Karawang, tapi sebelum permohonan itu di realisasikan gedung sudah ambruk duluan. Ambruknya gedung ini karena usianya yang sudah lapuk. Pihak sekolah telah mengantisipasi dengan cara mengunci kelas itu dan memang dalam waktu dekat atap gedung itu akan diperbaiki. Namun, belum juga genteng dan kayu yang rapuh diturunkan, atap itu sudah turun duluan. (spn)
posting berita pukul 12:19 PM 0 comments