Liburan Lebaran Jangan Hura-hura

Monday, September 14, 2009

 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Selama liburan menjelang lebaran, kita arahkan siswa untuk mengisinya dengan kegiatan positif, tidak hura-hura apalagi mengurangi makna puasa. Demikian kata Kepala SMAN 1 Rengasdengklok, Drs. H. Tarya Sukmana, kepada RAKA, Sabtu (12/9) siang.
 
Hal itu dikemukakannya disela pertemuan siswa dan guru menjelang liburan lebaran di masjid sekolah. Pada Sabtu kemarin, merupakan hari terakhir KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) SMAN 1 Rengasdengklok, libur sekolah hingga 30 September 2009 mendatang. Pada kesempatan itu, wakasek kesiswaan memaparkan pelanggaran-pelanggaran yang telah dilaksanakan siswa selama ini, hal itu untuk evaluasi sekaligus pemberitahuan langsung kepada siswa-siswa yang tidak disiplin.
 
Dijelaskan Tarya, minggu petama di Bulan Ramadhan 1430 Hijriyah ini, KBM SMAN 1 Rengasdengklok diisi Sanlat (Pesantren kilat), minggu kedua meed semester dan minggu ketiga dengan KBM biasa, sedangkan minggu keempatnya liburan lebaran. Pihak sekolah juga menghibau kepada siswanya yang akan mudik supaya berhati-hati di jalan, supaya bisa kembali ke sekolah di hari pertama usai lebaran untuk melakukan halal bi halal.
 
Sementara itu, Ketua Komite SMAN 1 Rengasdengklok, Suherlan berpesan kepada siswanya untuk tetap melakukan kegiatan positif selama di rumah mereka masing-masing, mengingat selama liburan ini sekolah tidak bisa mengawasi sekolah langsung. Dia juga meminta kepada orang tua untuk tetap mengarahkan putra-puteri mereka ke arah perilaku yang baik. (spn)

Sri Minta Uluran Tangan Dermawan 


JAYAKERTA, RAKA - Sri Herdiana (12) siswa kelas VI SDN 3 Medangasem, Kecamatan Jayakerta menderita gondok sejak lahir, anak keempat dari lima bersaudara Dedi Suhaedi (48) warga RT 02/01, Dusun Cilogo, Desa Medangasem ini tumbuh besar dengan penyakitnya itu, Dedi berharap pemerintah dan dermawan mau mengobati putrinya, karena diketahui Dedi termasuk keluarga tidak mampu.
 
Selain menderita gondok, tak jarang penyakit Sri ini jadi olokan teman-temannya, namun begitu Sri tetap bersabar dan menunggu keajaiban agar penyakitnya ini sembuh dan bisa normal seperti temannya yang lain. Kata Dedi, penyakit putrinya itu memang sudah terlihat pada lehernya sejak bayi. Namun, akibat tidak memiliki biaya akhirnya Sri tidak mendapatkan pengobatan intensif dari dokter, hingga akhirnya gondoknya itu semakin membesar seperti sekarang ini. "Tidak ada orang tua yang tidak sayang terhadap anaknya, tetapi apa daya, untuk bisa makan keluarga saja sulit," ujarnya dengan wajah bingung dan sedih.
 
Keluarga Sri berharap, pemerintah dan dermawan yang berhati mulia mau meringankan beban putrinya, mengingat kedua orang tua Sri hanya berprofesi buruh kasar tanpa penghasilan yang jelas. Bahkan, Dedi menginginkan penderitaan anaknya ini bisa dibantu para dermawan, seperti yang dialami Titin warga Desa Sampalan, Kecamatan Kutawaluya, atas bantuan orang yang peduli, kini Titin mulai diobati sakit gondoknya di RS Hasan Sadikin Bandung dan tidak lama lagi Titin akan dioperasi gondok. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan