UPTD TK,SD Rengasdengklok Menyisir Lulusan SD Supaya Melanjutkan S ekolah

Saturday, July 4, 2009

KARAWANG NEWS - Semua lulusan SD se-Kecamatan Rengasdengklok telah disisir untuk mengetahui siswa yang melanjutkan, seminggu kemarin angket yang isinya rencana melanjutkan sekolah ke MTs/SMP sudah diedarkan ke tiap sekolah dari UPTD TK,SD. Pemerintah berharap lulusan SD bisa terus sekolah, apalagi biaya sekolah sudah ditanggung pemerintah.
 
Demikian kata Kepala UPTD TK,SD Rengasdengklok, Drs. H. Muhrodi Suruzi. Data yang telah dia terima, lulusan SD yang melanjutkan sekolah sebanyak 100 persen. Namun, data itu bisa berubah sewaktu-waktu jika ada siswa yang berhenti sekolah SMP/MTS atau yang masuk pondok pesantren. "Tidak sedikit siswa SD yang melanjutkan ke pondok pesantren tapi mereka berhenti, sehingga mereka hanya memiliki ijazah SD," ujarnya.
 
Kendati begitu, lulusan SD yang masuk pondok pesantren terbilang sedikit, kebanyakan lulusan SD sekolah ke SMP/MTs. Diketahuinya, tahun ini lulusan SD yang masuk pondok pesantren sebanyak 28 siswa dari peserta UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) sebanyak 1.821 dari 42 SD negeri dan 1 SD swasta se-Kecamatan Rengasdengklok. Lokasi pondok pesantren itu masih di wilayah Jawa Barat, diantaranya Cirebon, Rawamerta dan Subang.
 
Bicara soal guru ideal, Muhrodi menjelaskan, tiap tahun ada penerimaan guru sejak tahun 2005 sampai 2008, kompetensi guru ideal yang pertama adalah sesuai dengan amanat Undang-undang, yaitu harus S1 atau yang lulusan keguruan. Kata dia, penerimaan pegawai di Kabupaten Karawang kini sudah tertib, misalnya penerimaan guru SMA yang dibutuhkan yaitu guru lulusan pendidikan masing-masing.
 
Kriteria guru idela yang kedua, lanjutnya kualifikasi kepribadian yang jujur, bertanggungjawab, berakhlak mulia dan punya sifat suri tauladan. Selain itu, kualifikasi kesehatan pun menentukan dia diterima sebagai guru, karena guru harus sehat tidak boleh cacat, misal buta warna atau cacat fisik. Kemudian dari sisi kualifikasi paedagogis yaitu guru harus mampu menjabarakn kompetensi dasar menjadi bahan ajar yang bisa dicapai, mampu membuat RPP (Rencana Program Pembelajaran), persiapan mengajar dan bisa menyampaikan materi dan mengevaluasi pelajaran.
 
 
Sementara itu, diakui Muhrodi, guru seni untuk SD memang belum ada, meskipun ada guru seni di SD itu bukan guru seni, kecuali guru yang memiliki bakat seni, ini tidak hanya di Rengasdengklok tapi menyeluruh di semua SD se-Kabupaten Karawang. Di SD, mengatur sistem pembelajaran guru kelas, bukan guru bidang studi, tapi memang guru kesenian sangat dibutuhkan. Kini, guru kelas dipaksa harus mampu menjadi guru bidang studi, kecuali guru agama dan guru olah raga. (spn)

Pilpres Memanas, Baliho Dirusak

KARAWANG NEWS - Panwaslu (Panitia pengawas pemilu) Kecamatan Tirtajaya menyesali lambatnya laporan wargayang melihat baliho JK-Wiranto di bakar minggu lalu. Laporan itu baru sampai ke Panwaslu dua hari setelah kejadian ketika barang buktinya sudah tidak ada. Menurut laporan,baliho itu di bakar pada siang hari dan di tonton oleh banyak orang.Meski tidak menimbulkan konflik tetapi kejadian ini bisa membuat suasana pemilu keruh, jika pelakunya tertangkap.
 
 
Sebelumnya, sekelompok orang memasang spanduk pencemaran nama baik SBY-Budiono. Tertulis pada spanduk itu, 'SBY-Budiono BENCANA,Lanjutkan!', spanduk ini tersebar di sepanjang jalan raya Rengasdengklok,Kutawaluya, Pedes dan Cilebar. Meski warga bingung melihat spanduk, tapi tidak demikian bagi Panwaslu Kecamatan Cilebar, spanduk tersebut langsung dicopot, mengingat tulisan itu bermuatan sara dan jelas-jelas merusak nama baik capres dan cawapres tersebut.
 
 
Dilihat, hampir semua spanduk ketiga pasangan capres pan cawapres di rusak, sebagian besar kondisinya tersobek-sobek. Ini dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, yaitu orang yang tidak menyukai salah satu kandidat capres dan cawapres. Sementara itu, partai-partai pangusung capres dan cawapres kabupaten terkesan tidak tahu kondisi tersebut di tiap-tiap desa se-kabupaten.
 
 
Sedangkan baliho-baliho yang bertuliskan saling melemahkan masing-masing capres dan cawapres masih banyak ditemukan. Pada Pilpres 2009 ini sepertinya masyarakat semakin jeli memilih pemimpin bangsa. Mayoritas pemilih menyatakan,mereka akan memilih capres dan cawapres yang keduanya memiliki konsep membangun bangsa ini. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan