video: Pencuri Motor Diamuk Masa, Nyolong di Rumah Tetangganya Sendiri

Wednesday, July 22, 2009



KARAWANG NEWS - Seorang pemuda diamuk masa setelah kedapatan mencuri motor Honda Revo milik tetangganya di Dusun Jatibaros, Desa Kertajaya, Kecamatan Jayakerta, Rabu (22/7) pagi. Sedangkan dua temannya berhasil kabur dan jadi buronan polisi.

Pelaku yang tertangkap ini adalah Abi Adiasa (20), dia bersama kedua temannya CL warga Desa Kampung Sawah, Kecamatan Jayakerta dan YN warga Menteng, Jakarta beraksi pada Selasa dini hari sekitar 05.00 WIB. Sebagai tuan rumah, Abi mengajak kedua temannya merampok rumah tetangganya sendiri. "Awalnya kita hanya akan mengambil tabung gas, tapi CL ingin mengambil motor juga," kata Abi di dalam sel tahanan Polsek Rengasdengklok kemarin siang.

Diakuinya, dia bersama CL dan YN berusaha masuk ke rumah orang lain, awalnya ingin mengambil tabung gas, alhasil dua rumah berhasil disantrongi mereka. Ketiganya mendapatkan sebuah VCD dan satu tabung gas 3 kg di milik Enja di RT 13/04. Selang dua rumah, satu motor Honda Revo nopol T 4831 GA warna biru-hitam beserta dua tabung gas 3 kg berhasil diangkut dari rumah Badru, seorang guru SD setempat.

Kemudian tabung gas 3 kg disembunyikan di rumah Abi, sedangkan VCD dan motor dibawa lari oleh CL dan YN. Kata Abi, mereka bertiga hendak kabur dengan motor curiannya, tapi motor mogok di jalan setelah kehabisan bensin. Tanpa rasa curiga pada kedua temannya itu, Abi disuruh pulang untuk mengambil jaketnya di rumahnya yang jaraknya lumayan jauh. Dengan ojek setempat Abi menuruti kedua temannya itu, tapi setelah dia kembali ke tempat dimana motor itu mogok, kedua temannya sudah menghilang. "Saya pikir mereka ngumpet, tapi memang mereka malah lari, saya menyesal telah mencuri," ucapnya.

Diakuinya, dia sempat kesal kepada dua temannya yang telah meninggalkannya itu, lalu pada Rabu (22/7) pukul 05.30 WIB dia pulang ke rumahnya. Tapi ternyata, aparat desa dan warga setempat yang telah mengendus pelaku langsung menjemput Abi dari rumahnya, sepanjang jalan menuju kantor desa Abi di keroyok masa, karena sudah seharian warga setempat menunggu Abi. "Kami sudah tahu tidak lain pelakunya adalah Abi, karena dia sering melakukan ini, dia itu biang resah bagi warga," kata seorang warga kepada polisi di kantor desa setempat.

Diceritakan Badru (44), dia bangun pagi untuk sholat Shubuh, tapi kaget ketika motor kreditannya hilang beserta dua tabung gas miliknya. Tak menunggu waktu lama, dia sengera melaporkan kejadian itu kepada warga dan aparat setempat. Dan ternyata, dugaa warga benar, pelakunya adalah Abi yang dibantu dua kawannya. Kata Badru dia sempat bangun pukul 02.00 WIB, tapi belum ada kehilangan apapun. Abi dan kawannya itu berusaha masuk rumah melalui pintu belakang dan sebuah jendela yang dicukil paksa. (*)

Bina Marga Jabar Dianggap Lambat Perbaiki Jalan Rusak

KARAWANG NEWS - Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat mulai menggunakan alat beratnya untuk memperbaiki jalan yang miring dan rusak di Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok. Diketahui, jalan ini amblas sebelah dan menyebabkan jalan jadi miring, di jalan ini kerap terjadi kecelakaan karena memang kondisi jalannya sangat membahayakan pengguna jalan. Perbaikan jalan ini dianggap warga sangat lambat, karena jalan itu telah dibiarkan rusak bertahun-tahun.
 
Melihat perbaikan jalan ini, masyarakat setempat berharap kepada pemerintah untuk memberikan proyek kepada pemborong yang bonafid dan jangan asal tender, warga meminta supaya pemerintah memilih kontraktor yang benar-benar profesional dan pertanggung jawabannya jelas, tidak asal menguntungkan mereka tapi kwalitas jalan sesuaikan berdasarkan bistek. "Jangan sampai usia jalan ini hanya seumur jagung," kata Wartam (34) warga setempat.
 
Hal itu diungkapkannya mengingat di jalan tersebut tidak sedikit yang telah menjadi korban kondisi jalan rusak parah, satu bulan terakhir ini sedikitnya lima kali kecelakaan terjadi di jalan itu, satu diantaranya sebuah truk tercebur ke sungai karena sopir berusaha menghindari jalan miring. Perbaikan jalan dari Bina Marga Provinsi Jabar ini merupakan angin segar bagi warga dan seluruh pengguna jalan, perbaikan jalan ini memang sudah lama ditunggu. Namun begitu, sebenarnya hampir jalan Rengasdengklok-Batujaya rusak dan perlu perbaikan total.
 
Sementara itu, seorang warga setempat Darman (42) pesimis jika perbaikan jalan itu akan bagus, diakuinya perbaikan jalan tersebut seharusnya menggunakan paku bumi terlebih dahulu sebelum diratakan, bukan menggunakan rucukan bambu karena kondisi tanahnya labil. "Kalau pekerjaannya tidak paham kondisi tanah jalan ini maka jalan tidak tahan lama, beberapa bulan saja pasti akan rusak lagi," ujarnya. (*)

Petani Kutawaluya Mengaku Rugi Panen

KARAWANG NEWS - Masalah petani sepertinya tak pernah usai, berbagai persoalan terus mendera mereka, mulai dari hama, pupuk mahal hingga produksi yang merosot. Seperti diungkapkan petani Kecamatan Kutawaluya H. Abdul Rozak, Selasa (21/7) siang, tak bisa dipungkiri bahwa pertanian Karawang anjlok.
 
Dijelaskannya, pada musim gaduh ini petani telah mengeluarkan dana yang tidak sedikit agar hasil panen nanti tidak mengecewakan, modal petani yang telah dikeluarkan selama musim tanam diantaranya biaya pengolahan tanah Rp 500 ribu, sewa mesin traktor Rp 500 ribu, tanam bibit (tandur) Rp 500 ribu, pupuk urea 2 kwintal/hektar sekitar Rp 270 ribu, pupuk TSP 36 sebanyak 1 kwintal Rp 180 ribu, bibit unggul yang harga per kg Rp 9 ribu dikali kebutuhan sebanyak 20 kg menjadi Rp 180 ribu, ditambah obat septisida Rp 500 ribu. "Itu semua biaya setandar per musim yang dikeluarkan para petani," ujarnya.
 
Diakuinya, para petani di Kecamatan Kutawaluya memperoleh produksi saat panen sekitar 4 ton per hektarnya, seharusnya produksi panen bisa lebih dari itu, tetapi ada beberapa kendala yang selalu dihadapi petani mulai sejak tanam sampai panen, diantaranya unsur tanah yang mulai berkurang akibat selalu di beri obat yang tidak ramah lingkungan, sehingga ekosistim sawah mati.
Jadi, lanjutnya, kerugian petani sebenarnya bukan karena hama saja tetapi manusia pun ikut andil membuat produksi panen merosot, misalkan sarana saluran air yang selalu diperebutkan, pemakaian pupuk kimia berlebihan. "Apalagi kalau sampai puso lengkaplah penderitaan yang dialami petani. Kerja keras yang telah dilakukan akan sia-sia apabila hal itu terjadi, wajar kalau selama ini posisi petani selalu dilematis dan merugi," ujarnya.
 
 
Selain itu, petani pun kerap dipusingkan oleh pemotong padi yang datang eksodus dari daerah lain dengan tujuan memungut sisa padi yang telah di panen. Dia mencotohkan, dalam satu hektar pemotong padi ada 50 orang sedangkan yang memungut sisa padi mencapai 100 orang, yang menjadi petani rugi kalau si pemotong padi suaminya lalu yang memungut sisa padi istrinya. "Pemotong padi tidak menuai sampai bersih, kalau rata-rata pemungut menghasilkan 10 kg saja, berarti dalam satu hektar petani rugi sekitar 1 ton gabah," katanya. (*)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan