SMK PI Dapat Akreditasi A

Wednesday, February 11, 2009

KUTAWALUYA, RAKA - Akreditasi bukan satu-satunya tujuan didirikannya sekolah, akreditasi merupakan parameter penyelenggaraan pendidikan di sekolah, dengan adanya akreditasi A, lembaga sekolah sudah membuktikan sesuatu yang nyata kepada masyarakat, bahwa sekolah ini sangat layak untuk dipercaya menyelenggarakan pendidikan kejuruan.
 
Demikian kata Kepala Sekolah SMK Perbankan Indonesia (PI), Bambang Pranowo S.Pd, kepada RAKA, kemarin. Menurutnya, akreditasi merupakan pengakuan legalitas dari pemerintah tentang tingkat kelayakan suatu lembaga pendidikan. Pada akhir tahun 2008 lalu, SMK PI telah mendapat akreditasi A dari pemerintah, yaitu untuk dua program keahlian, akuntansi dan administrasi. "Jadi masyarakat tidak perlu lagi mensanksikan legalitas dan kualitas SMK ini," ujarnya.
 
Untuk mencapai akreditasi memang tidak semudah seperti membalikan telapak tangan, banyak syarat-syarat yang harus dilaksanakan, apalagi jika menyangkut pada undang-undang tentang badan hukum pendidikan. Kata Bambang, sekolah swasta ini berawal dari bentuk representasi masyarakat yang ikut menjalankan pendidikan. Dan syarat tentang penyelenggara pendidikan harus dipenuhi sehingga masyarakat tidak kecewa pada lembaga pendidikan itu.
 
Bicara tentang program pemerintah mengenai jumlah SMK dan SMA perbandingannya 60:40 persen, dijelaskan Bambang, jika hanya mencapai target 60:40 itu maka nantinya akan muncul SMK yang asal-asalan, karena sejauh ini mendirikan SMK harus bisa memenuhi syarat pemerintah yang berlaku. Dan idelanya, sekolah yang telah memenuhi syarat, maka akreditasi harus dipermudah oleh pemerintah. Sehingga masyarakat leluasa dalam meningkatkan kualitas sekolah, siapapun yang mampu memenuhi syarat-syarat akreditasi, maka sudah seharusnya sekolah itu mendapat akreditasi dan difasilitasi pemerintah.
 
Sementara itu, sejak 18 Januari hingga 22 Maret 2009, siswa SMK PI melakukan pendalaman materi untuk menghadapi Ujian Nasional (UN) yang akan diselenggarakan 20-22 April 2009 mendatang. Pada tahun ini, SMK PI akan melahirkan lulusan pertama sejak berdirinya SMK ini tiga tahun lalu. Sebanyak 78 siswi kelas 9 akan mengikuti UN ditambah 21 siswa-siswi dari SMK Mathlaul Anwar Kecamatan Pakisjaya yang juga akan menginduk UN di gedung SMK PI ini.
 
"UN ini harus disikapi secara produktif, maksudnya lebih ke arah antisipatif, karena untuk UN ini, pemerintah berkeinginan meningkatkan kualitas pendidikan pada beberapa hal, diantaranya 'score' atau nilai yang dinaikan dari tahun kemarin. Sikap kami tidak ada cara lain selain meningkatkan kemampuan dan antisipasi dalam UN mendatang. Dan sebelum UN, ada uji kompetensi untuk mendukung UN, mulai Februari ini memang seluruh SMK di Indonsia sibuk menghadapi ujian praktek, ujian praktek produktif dan UN, kita harus lebih siap," jelasnya.
 
Dengan begitu, Bambang menegaskan, untuk UN pertama ini, pihaknya akan sangat hati-hati, supaya semua siswanya bisa lulus dan diakui oleh pemerintah dan dunia industri. Diakuinya, kesan SMK ini tercermin dari persiapan proses ujian akhir, apapun prosesnya yang ditempuh, sudah menjadi konsekuensi yang harus dijalani. Dan kualitas pendidikan, lanjutnya, memang target yang sudah ditetapkan oleh sekolah. (spn)
 

Pagu Raskin Akan Naik

PEDES, RAKA - Justru tahun ini ada penambahan pagu beras miskin di Kecamatan Pedes, bukan penurunanan. Namun begitu, jumlah penambahan pagu raskin ini masih belum jelas, hanya dikabarkan ada penambahan jatah raskin untuk semua desa.
 
Demikian kata Camat Pedes, Ade Sudiana, kepada RAKA, Selasa (10/2) siang di ruang kerjanya. Pembagian ini sebanyak 15 kg kepada rumah tangga sasaran (RTS). Tahun 2008 lalu jumlah RTS sebanyak 10.681. Jumlah ini akan meningkat di tahun 2009, meski jumlahnya belum diketahui pihak kecamatan dan desa.
 
Diketahui, Kecamatan Pedes merupakan wilayah pertanian padi, yang produksi setiap panen sekitar 5-7 ton/hektar. Meski begitu, kebutuhan raskin masih diperlukan oleh masyarakat, mengingat jumlah jumlah keluarga miskin semakin bertambah. "Raksin ini akan dibagikan sekali selama dua bulan, pada Januari dan Februari ini, karena ada kenaikan. Dan pada bulan berikutnya akan tetap dibagikan setiap bulan. Awalnya akan ada penurunan pagu raskin, tapi akhirnya tidak jadi, justru akan dinaikan," ujarnya.
 
Sementara itu, informasi dari Perum Bulog Divre Jabar akan menyalurkan raskin tahun ini sebanyak 486.702, 540 ton untuk 2.703.903 RTS. Jumlah itu bertambah dari tahun lalu 423.236,455 ton dengan penerima 2.905.079 RTS. Bertambahnya pagu Raskin tersebut diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan, terutama di masyarakat yang membutuhkan. (spn)
 

Pemerintah dan Masyarakat Wajib Pelihara Sungai Citarum

BATUJAYA, RAKA - Banjir sungai Citarum yang menerjang beberapa tempat di Kabupaten Karawang pada 15 Januari 2009 lalu mustahil tanpa sebab. Jebolnya tanggul Citarum hanyalah akibat saja. Begitu kata pangajar SMAN 1 Batujaya, Kholid Al Kautsar, kepada RAKA, Selasa (10/2) siang.
 
Lebih lanjut Kholid menjelaskan, ditengarai ada beberapa penyebab banjir, seperti curah hujan tinggi dan karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Juga karena rusaknya hutan di hulu DAS Citarum yang dikonversi masyarakat secara liar menjadi lahan pertanian dan sawah.
 
Memang curah hujan di awal tahun 2009 ini sangat tinggi, ini diduga sebagai penyebab utama terjadinya bencana banjir. Maka, dengan curah hujan yang jauh di atas normal ini, air Citarum menjadi penuh dan semakin deras. Inilah yang menimbulkan erosi dan mengakibatkan tanggul Citarum jebol.
 
Selain itu, banjir selalu dikaitkan dengan kegagalan hutan dalam menjalankan fungsinya. Meski pun ada faktor lain yang memicu terjadinya banjir. Terlepas dari itu, bagaimana pun hutan memegang peranan penting dalam fungsi tata air. "Idealnya hutan yang bagus akan mengurangi fluktuasi debit air pada musim penghujan atau pun kemarau," katanya.
 
Terkait dengan banjir ini, aku Kholid, perlu dikaji aspek pengelolaan hutannya. Kemudian peranan lahan di luar kawasan hutan pun sebagai pemicu terjadinya banjir cukup besar. Banyak daerah lereng sungai (gawir) Citarum yang seharusnya sebagai Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) untuk resapan air, ini malah disalahgunakan oleh masyarakat untuk pertanian, bahkan tanahnya digali besar-besaran untuk tanah 'urug' atau dibuat batu bata.
 
Pada prinsipnya, lanjutnya, bencana banjir Citarum jika dikaji lebih dalam lagi tidak hanya disebabkan kerusakan hutan dan curah hujan yang tinggi saja, melainkan juga disebabkan kondisi daerah tangkapan air, sifat geologi dan tanah yang rentan erosi serta karakteristlk sungai Citarum sendiri. "Yang tidak boleh dilupakan juga adalah akibat kelalaian manusia, yaitu pemerintah dan masyarakat," tukasnya.
 
Kewajiban Pemerintah harus memperbaiki kembali tanggul yang jebol dengan permanen, agar tidak terjadi banjir yang berulang-ulang. Demikian juga harus dibuat peraturan agar di sepanjang DAS Citarum supaya tanahnya tidak digali atau dikeruk untuk kebutuhan apa pun. Peraturan ini harus disertai tindakan tegas, bukan sekedar larangan saja. Dan sudah menjadi kewajiban masarakat berperan aktif melestarikan lingkungan ideal DAS Citarum dan tidak merusaknya. (spn)
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan