Lagi-lagi, Dua Warga Dengklok Selatan Terserang DBD

Thursday, April 16, 2009

RENGASDENGKLOK, RAKA - Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menyerang Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok. Dua penderita DBD asal Dusun Bojong Karya II, Rahmat (15) dan Dusun Warungdoyong, Fahmi (5) dinyatakan positif DBD oleh Yayasan RS Proklamasi Rengasdengklok.
 
Dengan kejadian ini, warga Rengasdengklok menuntut Dinas Kesehatan Karawang untuk melakukan fogging lagi. Ini untuk menjaga supaya wabah berbahaya tidak menular pada warga lainnya. Seperti di jelaskan Kesra Rengasdengklok Selatan, Trusto Suwarji kepada RAKA, Kamis (16/4) siang di tempat kerjanya.
 
Dia meminta supaya Dinas Kesehatan sungguh-sungguh melakukan fogging sesuai permintaan masyarakat, karena Bupati Karawang Drs. Dadang S. Muchtar pernah mengatakan, kesehatan termasuk salah satu program pemerintahannya yang harus diutamakan. Namun begitu, dia kadang heran, kenapa perogram yang diprioritaskan pemerintah itu harus membayar Rp 1 juta/fogging dari dana swadaya masyarakat. "Saya harus bagaimana lagi, dalam kondisi ekonomi masyarakat yang seperti ini," ujarnya.
 
Pihak desa, memang selalu mengupayakan K3 (Keamanan, Ketertiban dan Keindahan), tapi tetap saja wabah itu sulit ditangani. Sementara ini, kedua penderita DBD sudah pulang ke rumahnya masing-masing, setelah di rawat di Yayasan RS Proklamasi sejak seminggu lalu. Penderita BDB, Fami dinyatakan posisif setelah diketahui trombosit darahnya turun dari 175 hingga 60 dan diperbolehkan pulang.
 
 
Memang, diketahui beberapa dusun di desa masih banyak lahan kosong dan kubangan air yang tidak surut. Ini memungkinkan nyamuk sangat mudah bersarang di daerah tersebut. Apalagi Dusun Warudoyong yang berdekatan dengan pasar Rengasdengklok. Limbah dan air kotor mengalir ke sungai melalui pemukiman tersebut.
 
Kata Trusto, Dusun Bojongkarya tidak pernah tersentuh fogging, meski di dusun itu kerap sering terjadi warga penderita BDB positif. Padahal, lokasi pemukiman itu dekat dengan Puskesmas Rengasdengklok, tapi penanggulangannya selalu tidak responsif. Sehingga, penderita DBD di desa ini selalu ada hampir setiap pergantian musim. (spn)

Rahmat Taufik: Suara Saya Dimanipulasi

RENGASDENGKLOK, RAKA - Caleg PDI-P dapil 3 nomor 7, Rahmat Taufik Jambak merasa suaranya banyak hilang. Dia menduga suara itu sengaja dimanipulasi di KPPS Rengasdengklok Utara dan Karyasari. Dia menganggap selama proses pemilu kemarin ada indikasi money politic, terutama pada saksi yang bertugas.
 
Kepada RAKA, Kamis (16/4) siang, Rahmat menjelaskan, penggembosan suara dirinya sangat telanjang. Dia bahkan merasa aneh pada KPPS yang telah menghilangkan suaranya. Padahal, dia merasa yakin pendukungnya di kedua desa itu sangat banyak, hal itu bisa dibuktikannya pada saat kampanye terbuka beberapa waktu lalu, ribuan simpatisannya dari berbagai kecamatan memadati jalan Rengasdengklok.
 
Dia sangat tidak tidak puas pada sistem pemilu kemarin, terutama pihak saksi yang tidak netral, sehingga merugikan bagi caleg-caleg tersebut. Dari data dilapangan, akunya, banyak yang menyatakan mendukung nomor 7, tapi hasilnya tidak sesuai. "Jelas, saya merasa kecewa pada pelaku KPPS dan saksi terutama bagi caleg yang tidak jujur untuk mengikuti acara pemilu itu sendiri, karena hal itu akan merusak nama partai caleg itu sendiri. Bagaimana kedepannya bila sudah menjabat, jika awalnya saja sudah curang," ujarnya.
 
Dia berharap, penghitungan suara diulang kembali secara manual, karena sesuai peraturan jika mayoritas caleg meminta, maka penghitungan ulang akan dilakukan lagi. Diakuinya, dia cenderung mengajak masyarakat untuk bermain politik sehat, tidak melakukan 'money politic'. "Yang curang ini, dia tertawa tapi malu, karena tidak jujur. Pada saat melakukan kecurangan itu, dia tidak memikirkan dampaknya bagi partai. Saya lihat, mental caleg banyak yang rusak, saya kecewa pada caleg seperti ini, termasuk KPPS dan para saksi yang tidak becus," tandasnya. (spn)

Saluran Air Dengklok Mampet, Banjir dan Menimbulkan Wabah Penyakit

 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Selain banjir, saluran air pembuang di jalan raya Rengasdengklok RT 30 Dusun Warudoyong, Kecamatan Rengasdengklok pun menjadi penyebab wabah DBD, karena salurannya mampet dan tidak mengalir. Meski hal ini telah diusulkan ke Dinas Bina Marga, tapi hingga kini realisasinya belum ada.
 
Dijelaskan Kepala Dusun, Kusnaedi kepada RAKA, Kamis (16/4). Hampir semua saluran air tertutup 'paping blok', sehingga sulit dibersihkan jika tersumbat sampah. Jika saluran terbuka, sekecil apapun sampahnya akan mudah diangkat. Mampetnya saluran air itu pun terjadi akibat endapan lumpur. "Di RT 30, semua saluran airnya mampet, kalau hujan otomatis banjir sebetis orang dewasa," ujarnya.
 
Sementara itu, jalan di dalam pasar Rengasdengklok yang talah dicor tahun 2006 lalu tidak dibarengi pembangunan saluran airnya. Saluran air yang seharusnya ada di kedua sisi jalan tersebut kini dilihat hilang, tertutup papan-papan bahkan sengaja di permanenkan dengan semen. Akibatnya, jika hujan turun airnya mengalir ke pemukiman setempat dan membuat banjir hingga sebetis orang dewasa. Tak hanya itu saja, genangan banjir ini pun membawa sampah dan kotoran lainnya ke rumah penduduk.
 
Pada saat memantau kondisi tersebut, Kesra Rengasdengklok Selatan, Trusto Suwarji mengatakan, pihaknya akan kerjasama dengan kepala dusun dan dinas terkait termasuk melibatkan para pengusaha toko, karena salurannya ada di bawah trotoar. Jadi, desa tidak bisa menangani sendiri, harus ada kerjasama dengan Bina Marga. "Desa akan secepatkan adakan musyawarah, antara RT dan kadus," ujarnya. (spn)

IPM Indonesia Masih Rendah

 
"Pemilu lima tahunan hanya sekedar rutinitas demokrasi. Secara statistik pun, pemilu tak memberi pengaruh terhadap kesejahteraan rakyat. Indikatornya bisa dilihat dari Human Development Index (HDI) atau Index Pembangunan Manusia (IPM) yaitu salah satu metode yang dipergunakan untuk mengukur kondisi pembangunan manusia sebuah negara," kata guru SMAN 1 Batujaya, Kholid Al Kautsar, kepada RAKA, Kamis (16/4) siang.
 
 
Dia menjelaskan, berdasarkan penilaian HDI ini, posisi Indonesia tergolong menyedihkan. Dari negara-negara yang diteliti oleh UNDP (United Nations Development Programme), Indonesia masih berada pada urutan di atas 100. Sebelumnya, pada tahun 2005, Indonesia menempati urutan 110 dari 177 negara, dengan indeks 0.697, merosot dari posisi sebelumnya di urutan 102 dengan indeks 0.677 pada tahun 1999. Posisi ini cukup jauh dibanding negara-negara tetangga, seperti Malaysia urutan 61, Thailand urutan 73, Filipina urutan 84 dan Vietnam urutan 108. Pada tahun 2006 mengalami kemajuan berada di urutan 108, mengalahkan Vietnam.
 
 
Capaian tersebut berbeda dengan negara tetangga seperti Singapura, Brunei dan Malaysia yang masuk pada kategori negara dengan HDI level tinggi. Sudah bisa dipastikan negara-negara yang mempunyai capaian HDI tinggi mempunyai tingkat kesejahteraan hidup masyarakat yang lebih tinggi. Tahun 2007, posisi Indonesia tak beranjak, tetap pada urutan 108, tapi malah tergeser Vietnam yang baru seumur jagung membangun.
 
 
Jika dibandingkan antara Orde Baru dan Orde Reformasi, ada capaian yang unik. Ternyata HDI tahun 1996, yakni pada zaman Soeharto yang mencapai peringkat 102, lebih tinggi dibandingkan pada masa reformasi. Bila kondisi ekonomi masyarakat Indonesia ini tertinggal, tidak demikian halnya dengan politiknya. Indonesia dianggap sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.
 
 
"Tak heran Presiden SBY pun sempat mendapat penghargaan dari Asosiasi Internasional Konsultan Politik yang berbasis di Amerika Serikat. Indonesia dianggap sebagai negara Muslim yang bersungguh-sungguh melaksanakan demokrasi. Namun demokrasi yang dibanggakan itu tak berdampak yang signifikan pada kesejahteraan rakyat. Jauh kondisinya dibanding negara-negara tetangga," jelasnya. (spn)

Caleg PDIP Menuntut Kecurangan Hitungan Suara

 
TIRTAJAYA, RAKA - Caleg dari PDI Perjuangan, Suhlan Pribadi S.Ag, merasa dicurangi. Pasalnya, dari beberapa desa se-Kecamatan Tirtajaya, total suara yang diperoleh PPK Tirtajaya hanya 47 suara, padahal di Desa Srikamuyan saja suaranya lebih dari 100.
Kepada RAKA, Rabu (15/4) siang, Suhlan menegaskan akan menuntut kecurangan itu hingga ke lembaga hukum, dia pun menuding KPPS di beberapa desa di Kecamatan Tirtajaya telah melakukan kecurangan secara sengaja. "Saya akan menuntut ini hingga ke lembaga hukum, karena jelas saya dicurangi," ujarnya.
Hal itu diungkapkannya, karena di satu desa saja dia telah mengantongi puluhan hingga ratusan simpatisan yang mendukungnya, diantaranya keluarganya sendiri. Jadi, hal yang tidak wajar jika se-kecamatan dia hanya memperoleh 47 suara. "Makanya keterlaluan jika suara saya hilang. Suara hilang disebabkan TPS yang telah dikondisikan penguasa desa setempat. Jelas sekali, ada kecurangan yang sangat telanjang. Saya juga kehilangan suara di Batujaya, sedikitnya 300 suara hilang," tandasnya.
 
Dia secara tegas tidak menerima hasil suara PPK Tirtajaya, dia pun akan menuntut pada supaya rekapitulasi PPK Tirtajaya diulang. Jika tidak dia akan menuntut pada hingga ke pengadilan. "Saya yakin, ini kecurangan pihak desa yang sengaja menghilangkan suara. Rasanya tidak mungkin jika satu desa saja ada 100 lebih pendukung, tapi hasil suara di PPK tercatat 47 suara," paparnya.
 
Sementara itu, Ketua Ranting PDI-P Desa Srikamulyan, Kecamatan Tirtajaya, Kasiman menegaskan, dirinya merasa tidak puas dengan perolehan suara PDI-P di desanya, karena perolehan di tiap TPS tidak sama dengan perolehan hasil di tingkat desa. "Saya mencurigai ada permainan di tingkat desa yang kepala desanya mendukung kepada salah satu partai politik. Ini harus diusut," ungkapnya. (spn)
 

DSP SMA/SMK Gratis Jadi Motivasi Siswa SMP Meneruskan Sekolah


Selih (kanan) bersama guru dan staf administrasi sekolah.


TIRTAJAYA, RAKA - Dengan digratiskannya biaya DSP (Dana Sumbangan Pembangunan) SMA dan SMK negeri, merupakan peluang besar bagi lulusan SMP untuk terus sekolah, terutama siswa keluarga miskin. DSP gratis ini pun menjadi pemacu siswa kelas 3 untuk bisa lulus sekolah dengan taget dapat nilai baik.


Demikian kata Kepala SMPN 1 Tirtajaya, Selih S.Pd, kepada RAKA, Rabu (15/4) siang di ruang kerjanya. Biaya sekolah gratis SD dan SMP saat ini pun, lanjutnya, sudah sangat membantu siswa, terutama yang minat belajarnya tinggi. Dengan begitu, menjelang UN (Ujian Nasional) pada 27 April 2009 minggu depan, pihaknya telah berupaya banyak untuk mengantarkan sebanyak 416 siswa supaya bisa lulus dan melanjutkan sekolah lagi.


Dia menjelaskan, persiapan yang paling mendasar supaya siswanya lulus UN adalah bimbel (bimbingan belajar). Ini sudah dilakukan sejak Januari hingga awal April 2009 kemarin. Dari bimbel itu, sedikitnya bisa merubah akademis dan non akademis siswa. "Selain itu, kita laksanakan 'try out' sebanyak 3 kali di intern sekolah, juga dari bedah SKL dan pra-UN yang dibuat di Bandung," ucapnya.


Dari pelaksanaan itu, kata Selih, sekolah sudah bisa mengkur, maksudnya bisa mengetahui persiapan siswa menghadapi UN yang akan dilaksanakan 27-30 April minggu depan. Kendati begitu, Selih, melihat minat belajar siswa yang perlu dukungan orang tua. Kami ingin lulus 100 persen dan perasn serta orang tua memang sangat mendukung keberhasilan UN," paparnya. (spn)

Partai Besar Masih Menang di Tirtajaya


TIRTAJAYA, RAKA - Partai besar tetap mengungguli perolehan suara pemilu 2009 di Kecamatan Tirtajaya. Perolehan suara Partai Gerindra pun tak kalah bersaing di kecamatan ini, meski tidak ada caleg putra daerah Tirtajaya.




Dijelaskan Ketua PPK Tirtajaya, Aan Karyanto Sudarja menjelaskan kepada RAKA, Rabu (15/4) siang di ruang kerjanya, rekapitulasi telah dilaksanakan sejak Sabtu hingga Senin kemarin, penghitungan diawali dari surat suara DPRD Kabupaten. Ini sengaja dilakukan sesuai persetujuan para saksi calon dari masing-masing partai sebanyak 11 orang diantaranya PAN, PKB, Demokrat, Gerindra, PDI-P, PBB, PPP, Hanura, PDP, PKS dan Golkar. Sedangkan satu saksi tidak hadir dari Partai Karya Perjuangan.




Hasil perolehan suara lima besar caleg DPRD Karawang, diantaranya Didin Saepudin Partai Golkar dengan perolehan suara sebanyak 4.284, suara terbanyak kedua Nurlaela Saripin Partai Bulan Bintang sebanyak 3.678, ketiga H. Tono Bahtiar PDI-P dengan suara sebanyak 3.352, keempat Samsudin PAN sebanyak 1.734 dan kelima H. Isak PKB sebanyak 1.697 suara.




DPRD Jawa Barat yang paling banyak memperoleh suara yaitu Partai Golkar sebanyak 5.204 suara dan calegnya yang telah berhasil mengumpulkan suara terbanyak yaitu H. Endi sebanyak 1.239 suara. Kedua PDI-P 5.134 suara, calegnya Drs. Deden Darmansyah memperoleh 2.347 suara dan ketiga Partai Demokrat memperoleh 4.284 suara dan calegnya Dr. Cellica mendapatkan 1.188 suara.




Caleg DPR RI Nurul Arifin Partai Golkar mendapat 1.530 suara dari perolehn suara partai sebanyak 5.041 suara. Kemudian Rahadi Zakaria PDI-P mendapatkan simpatisan sebanyak 1.773 dari perolehan suara partainya total 4.841 suara dan Saan Mustopa mendapat 4.487 suara dari peroleahan suara partainya sebanyak 6.922 suara. Sedangkan lima partai besar yang unggul suaranya di Kecamatan Tirtajaya adalah Partai Golkar meraih 6.275 suara, PDIP 5.251 suara, PBB 4.884 suara, PKB 3.484 suara dan Partai Demokrat meraih 2.583 suara.




Selama proses pemilu tidak ada masalah yang mengganggu proses pemilu, kecuali ada sedikit komplen dari saksi Partai Gerindra yang menginginkan supaya penghitungan di cek ulang, karena tidak sesuai dengan saksi, tapi setelah di cek, ternyata bukan kesalahan bukan dari KPPS, tapi dari saksi Gerindra itu sendiri, akhirnya saksi tersebut mencabut protesnya sendiri.




"Sekarang, kita fokus pengisian berita acara untuk KPU, saksi dan Panwas Kecamatan. Alhamdulillah, hasil kerja keras PPK Tirtajaya sukses, termasuk tingkat kehadiran mencapai 75 persen dan angka yang sah mencapai 63 persen. Keberhasilan ini dicapai dari sosialisasi pemilu yang selalu dilakukan PPK, jauh sebelum pelaksanaan pemilu," ujarnya. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan