Pengecer Togel Dibekuk Polisi

Saturday, May 2, 2009


RENGASDENGKLOK, RAKA - Jajaran Polsek Rengasdengklok kembali meringkus seorang pengecer togel, Kamis (30/4) siang. Sementara, Kapolsek Rengasdengklok, AKP Mujiharja menegaskan tidak ada tawar menawar terhadap perjudian di wilayah hukumnya.
 
Pengecer yang tertangkap itu Agus Rusman (37) warga Bojong Karya RT 10/02, Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok. Kepada RAKA Agus mengaku sudah 3 bulan ini menjalankan bisnis haram tersebut untuk mendapatkan komisi sebesar 25% dari hasil pemasukan uang. Ayah empat anak itu kesehariannya adalah pedagang sayuran di pasar Rengasdengklok yang penghasilannya Rp 30-50 ribu/hari.
 
Kata Agus, dia sengaja menjadi pengecer kupon togel untuk mendapat penghasilan tambahan dari usahanya sebagai pedagang sayur mayur di pasar Rengasdengklok. Berulang dia menjelaskan, sengaja mengecer kupon togel karena iseng dalam waktu luangnya selama usaha sayuran. "Ini usaha sampingan, sekedar untuk beli rokok doang," jelasnya.
 
Pekerjaan sebagai pengecer togel yang dilakukannya memang tidak capek, dia hanya menunggu orang yang akan mengundi nasib keberuntungan dengan mendatangi rumahnya, bahkan usaha sampingan ini tak perlu berjalan keliling mencari pejudi togel. Namun naas, usahanya ini kandas saat polisi menangkapnya langsung di rumahnya. Dia pun tidak menyangka jika usahanya itu akan berurusan dengan polisi.
 
Dia menganggap, pekerjaan ini aman dari rajia polisi, tapi kenyataannya malah menjerat dia mendekam dalam sel. "Kalau dihitung, memang lebih untung jualan sayuran, jauh dibanding dagang. Memang, sebelumnya saya pernah mendekam di sel selama 2 tahun akibat terlibat narkoba tahun 2005 lalu di Tempuran," ujarnya.
 
Kapolsek Rengasdengklok, AKP Mujiharja menjelaskan, tertangkapnya pengecer togel ini merupakan operasi pekat (penyakit masyarakat). Beberapa pekan ini kepolisian menggelar operasi pekat lodaya 2009, sasarannya premanisme, prostitusi, perjudian, minuman keras yang dilaksanakn di seluruh Indonesia dan Polsek Rengasdengklok juga melaksanakan operasi tersebut, dimana telah ditangkapnya pelaku judi togel tersebut. "Selain perjudian, premanisme dan prostitusi akan dilakukan sesuai perintah pimpinan," ujarnya. (spn)
 

Hari Ini, UPTD TK,SD Dengklok Tutup Kegiatan Siswa 2008-2009


 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Hari ini, usai upacara Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional), di kantor Kecamatan Rengasdengklok, UPTD TK,SD mengelar acara penutupan kegiatan kesiswaan tahun ajaran 2008-2009. Semua siswa juara 1, 2 dan 3 O2SN (Olimpiade Olahraga dan Seni Nasional) tingkat kecamatan, juga orang tua dan muspika setempat hadir di acara ini.
 
Kepada RAKA, Jumat (1/5) siang, Kepala UPTD TK,SD Rengasdengklok, Drs. Muhrodi Suruzi, M.Si menjelaskan, anak yang mendapat juara O2SN di tingkat kecamatan diundang bersama orang tuanya untuk diberikan piagam penghargaan dan thropy. Acara ini sengaja di laksanakan 2 Mei, karena bertepatan dengan Hardikas. "Siapa lagi kalau bukan orang pendidikan yang memeriahkan Hardiknas. Kami sengaja mengundang orang tua murid, bermaksud memberikan pemahaman dan pengertian akan pentingnya perhatian orang tua murid pada anaknya, diantaranya mengenai peningkatan pendidikan. Kemajuan pendidikan memang tidak lepas dari 3 unsur, yaitu pemerintah, masyarakat dan orang tua murid," ucapnya.
 
Lebih lanjut, Muhrodi mengatakan, dalam sehari, waktu siswa lamanya bersama orang tua dan masyarakat. Dengan begitu, pada hari ini diundang semua unsur masyarakat, termasuk pemerintahan desa dan kecamatan. Menurutnya, apalah artinya sekolah dan pemerintah jika orang tua murid tidak menunjang prestasi anaknya sendiri. Meski sekolah sudah berupaya menekan agar muridnya rajin menghafal pengetahun dari buku pelajaran, tapi kalau orang tuangnya membebaskan anaknya bermain, maka tujuan sekolah tidak akan berhasil, kalau orang tua menujang maka akan menjunjang program pendidikan itu sendiri.
 
Di tempat sama, Penanggungjawab Pelaksanaan kegiatan, Obang Nurbayu SH, didampingi Bendahara Pelaksana Muhtar Efendi Yulias Ishak dan Sekertaris Kegiatan Kesiswaan tingkat Kecamatan Rengasdengklok, Endang Nasional S.Pd, menyatakan, pada acara ini pihaknya akan memberikan piala pada siswa berprestasi dibidang olah raga dan seni, juga lomba calistung, cerdas cermat, siswa berprestasi, kreatifitas siswa, seni lukis dan TKD (Tes Kemampuan Dasar) kelas 3. Kegiatan itu sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu, termasuk lomba komputer, lomba mata pelajaran, siswa berprestasi dan guru berprestasi. "Kebetulan guru berprestasi di Kecamatan Rengasdengklok menjadi juara di tingakat Kabupaten Karawang, dia adalah Jayadi S.Pd, SE," kata Endang. (spn)

PSDA Terkesan Terapkan Kerja Rodi

"Selama kerja sejak Februari 2009 lalu, hingga kini honor saya belum dibayar. Bahkan jumlah honor pun belum jelas, apalagi kenaikn upah. Sedangkan kerja hampir setiap hari dan kewajiban sudah dilaksanakan. Saya minta honor dari PSDA (Pengelola Sumber Daya Air) minta dibayarkan, tolong pihak PJT II harus bertindak, karena pada awalnya ada MoU dengan PSDA," kata pengawai PSDA, Agus (33) warga Kelurahan Mekarjati, Kecamatan Karawang Barat, kepada RAKA, kemarin.
 
Dia bahkan memplesetkan istilah PSDA jadi 'Pagawean Seueur Duitna Alit'. Diakuinya, selain dia banyak rekannya sebanyak 400-an orang yang senasib. Hingga kini, rekan dia pun menuntut untuk memperoleh pembayaran. Jika hal ini tidak segera direalisasikan maka dia dan rekannya akan menuntut PSDA ke jalur hukum. Kata Agus, dia telah bekerja sebagai 'waker' sejak tahun 2007, saat itu pembayarannya lancar, meski dibayar tidak tepat tanggalnya. Namun, sejak Februari 2009, honornya mandeg.
 
"Tolong kepalaPSDA untuk memperhatikan kami, karena kami punya perut dan anak istri. Banyak juga rekan kami yang senasib. Kalau honor kami tidak dibayar, maka akan sangat sulit bagi kami untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Yang lebih malu, kami punya banyak hutang ke warung sembako untuk menutupi kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
 
Sedangkan kerja terus dituntut sejak Senin hingga Rabu untuk membabat rumput di sepanjang saluran air. Pada hari Kamis, pekerja ini merawat pintu-pintu air supaya aset PSDA tidak rusak. "Kami bekerja 24 jam, kalau petani kekurangan air, kami pun terpaksa membuka pintu air meski malam hari, kapan pun kami selalu melayani petani jika mereka membutuhkan air, tapi kami seolah diabaikan dan tidak diperhatikan. Padahal kami memegang surat keputusan presiden dan menteri, termasuk gubernur. Waker Bina Marga saja sanggup digaji Pemda Karawang, sedangkan PSDA sendiri yang anggarannya dari APBN malah memble," ungkapnya. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan