Pepohonan Butuh Perawatan Intensif

Thursday, August 28, 2008




"Harusnya, kita tidak hanya menanam pohon tetapi juga harus memiliki wawasan tentang pemeliharaan. Jangan setelah menanam lalu bibit yang ditanam kita tinggalkan," ungkap guru Pendidikan Lingkungan Hidup dan Pembina Pencinta Alam SMAN 1 Batujaya, Kholid Al Kautsar (50) kepada RAKA, Jumat (22/8) siang.


Sama seperti manusia, lanjut Kholid, perlu mengkonsumsi makanan dan perawatan yang sangat intensif. "Jadi, memang kita baru menyadari mengembalikan kondisi lingkungan hanya menanam saja, tapi belum ada kesadaran merawatnya. Dan jika hanya menanam saja, itu belum solusi penghijauan jika tidak dilakukan perawatan setelah melakukan penanaman," katanya.


Masih dilanjutkan Kholid, selama ini, yang sering terjadi adalah pemborosan menanam. Setelah membeli bibit pohon dan memenanamnya, kemudian tidak ada perawatan, akhirnya bibit pohon itu habis dimakan kambing atau mati kekeringan. Seperti yang pernah dilakukan disepanjang jalan Tugu Proklamasi Rengasdengklok, usai menanam bibit, hanya dalam hitungan hari bibit itu rusak dan mati. "Makanya saya lebih tertarik jika penanaman bibit pohon itu ditanam di tempat khusus, karena kalau ditanam di lokasi umum perlu perawatan dan dukungan berbagai dinas, termasuk masyarakat umum untuk menyiram dan memupuknya," jelasnya.


Mengenai pembalakan hutan, Kholid bersama siswa sekolahnya memang sering ke gunung, selain melihat endemik juga memperhatikan kejanggalan hutan yang habis ditebang, justru pembalaknya adalah masyarakat setempat, karena didukung cukong (penadah, red). Dengan dimotori rekannya di Karawang, Kholid bersama kelompok lainnya yang peduli pada lingkungan pernah mendatangi kantor DPRD Karawang untuk meminta Pemda Karawang membuat peraturan daerah yang mengatur tentang lingkungan hidup.


"Kalau memang tidak ada remisi dari Presiden RI bagi penjahat pembalakan ini berarti suatu kemajuan, kita tinggal mendorong kebijakan itu, mudah-mudahan bisa direalisasikan dengan baik," ucapnya.


Selama ini, Kholik selalu menggugah siswanya tentang kesadaran menanam dan merawat pepohonan, terutama hutan, yaitu dengan cara observasi hutan. Hal itu dilakukan untuk memperkenalkan hutan pada siswa dan bahaya pembalakan hutan. Dan untuk beberapa kelompok sukarelawan yang telah melakukan penanaman pohon, aku Kholid, agar bisa melihat kembali bibit pohon yang telah mereka tanam.


"Saya sering mengatakan pada siswa, kita menghisap oksigen yang dikeluarkan pepohonan, untuk itu kita harus menciptakan lingkungan hijau di lingkungan kita. Dan bahwa alam ini bukan warisan nenek moyang, tapi amanah untuk anak-cucu kita," jelasnya. (spn)

Bangun Mushola Sekolah dari Dana Infak



BATUJAYA, RAKA - Selain gedung kelas, yang dibutuhkan sekolah adalah masjid atau mushola. Apalagi peningkatan iman dan taqwa sudah merupakan visi sekolah, seperti SMAN 1 Batujaya. Sejak sekolah ini berdiri tahun 2006 lalu, baru saat ini bisa membangun sarana ibadah untuk guru dan siswa, terlebih mushola ini bisa digunakan untuk pesantren kilat di bulan puasa.


Kepala Sekolah SMAN 1 Batujaya, Nasar Suryana menjelaskan, mushola yang kini sedang dibangunnya itu hasil dari dana swadaya keluarga besar sekolah, yaitu siswa dan guru dengan cara infak yang dipungut seminggu 2 kali. "Pembangunan mushola ini inisiatif keluarga besar SMA, sesuai visi Iman dan Taqwa," katanya kepada RAKA, Jumat (22/8) siang.


Diakuinya, meski pembangunan mushola ini tidak didukung orang tua siswa, tapi akan terus dituntaskan. Tidak adanya dukungan ini karena orang tua siswa merasa membayar Dana Sumbangan Pembangunan (DSP). Padahal, DSP itu merupakan draft pemerintah dan tetap saja sekolah masih butuh anggaran lebih untuk membangun sarana ibadah.


Setelah lebaran, kata Nasar, pihaknya akan memanggil semua orang tua siswa untuk merapatkan anggaran mushola, tapi jika tetap saja tidak ada dukungan, maka terpaksa keluarga besar sekolah ini terus melakukan infak. Mushola yang kini dibangun ukurannya 10x11 meter persegi.


Selain membangun mushola, SMAN 1 Batujaya kini sedang membangun tiga kelas baru dari dana APBD Rp 186 Juta, sedangkan isi ruang kelasnya diserahkan pada komite, seperti pengadaan mebeler. Kekurangan kelas pada tahun depan diperkirakan 8 kelas lagi, saat ini sudah 11 kelas dengan jumlah rombongan belajar 19 kelas. Sekarang kelas X sebanyak 9 kelas, kelas XI sebanyak 6 kelas dan kelas XII sebanyak 4 kelas. (spn)

Pilkades 8 Desa Tirtajaya Akan Gelar Pilkades






*Jadwal Kampanye 25 - 27 Agustus




JAYAKERTA, RAKA - Sebanyak delapan desa di Kecamatan Tirtajaya akan menggelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) secara serempak pada 30 Agustus mendatang. Bahkan jadwal kampanye juga telah ditetapkan selain pembagian tanda gambar yang dilakukan di kantor kecamatan tersebut Jumat (22/8).






Camat Jayakerta, Wawan Setiawan ketika dikonfirmasi perihal pembagian tanda gambar terhadap masing-masing calon kades mengatakan pengambilan tanda gambar tersebut sengaja dipusatkan di kantor kecamatan dengan alasan efektifitas waktu. "Yang melatar belakangi pengambilan tanda gambar yang dipusatkan di kantor kecamatan ini dilakukan dengan alasan efisiensi waktu. Selain keterbatasan personil keamanan," katan camat.






Selain alasan efisiensi waktu, Wawan juga menjelaskan hal itu dilakukan agar pengawasannya lebih mudah. Terlebih dengan keterbatasan petugas kecamatan, polsek maupun koramil. "Dengan keterbatasan personil seperti saat ini paling tidak bisa mengcover delapan desa yang mengelar pemilihan kepada desa tersebut," terang Wawan.






Sementara disinggung penetapan jadwal kampanye masing-masing calon kades, dikatakan Wawan, hal itu juga sudah ditetapkan yakni tanggal 25, 26 dan 27 Agustus. Sedang waktu kampanyenya disepakati berlangsung sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. "Pemilihan jadwal dan waktu kampanye saya masukan dalam kegiatan positif dan bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat. Jadi agar tidak mubazir karena intinya kampanye ini menarik simpatik, malah jika hura-hura mengurangi simpatik masyarakat. Memang harusnya membuat kegiatan yang manfaat," jelasnya.






Sedangkan untuk Daftar Pemilih Tetap (DPT), hari ini diharapkan masuk ke kecamatan dan pihak kecamatan bisa menentukan menganai surat pindah antar desa yang sedang pilkades. Juga, kecamatan punya kewenangan menolak DPT jika diragukan. Hal ini bertujuan agar tidak ada satu warga pun yang mencoblos pilkades di dua desa atau lebih. Ini merupakan proaktif Muspika Tirtajaya. "Pada prinsipnya, kita semua mengacu pada aturan administrasi kependudukan," jelasnya. Berdasarkan pantauan RAKA pengambilan tanda gambar di Kantor Kecamatan Tirtajaya, meski tidak berlangsung ricuh namun sempat membuat lalu lintas di depan kantor tersebut macet total.






Pasalnya, saat pengambilan tanda gambar tersebut masing-masing calon kades membawa serta pendukung dan simpatisannya. Sementara itu, tanda gambar yang dibagikan masing-masing Desa Sambo, Een (duren), Ento (jagung) dan Jamat (jambu). Desa Bolang Jaenudin (jagung), Rojali (durian). Desa Gempol Karya, Nurjaman (duren) , Naban (jagung), Acep (jambu). Medan Karya, Umbara (jagung), Arkim (durian), Guproni (jambu). Tambaksari, Arum (jagung), Wawan (durian). Sumur Laban, Tamin (durian), Gapur (jagung). Tambaksumur, Leles Lesmana (durian) , Dadan (jagung). Dan Desa Srijaya Durahman (durian), Mulyadi (jagung). (spn)

Waspadai Narkoba di Sekolah



"Saya sangat merespon kegiatan Polres Karawang yang telah melaksanakan penyuluhan bahaya narkoba. Minimal siswa di SMK Ristek ini mengetahui obat-obat terlarang dan barang yang dinyatakan dilarang pemerintah," kata Kepala SMK Ristek, Drs. Darsono Sumedi, kepada RAKA, Kamis (21/8) siang di ruang kerjanya.


Dikatakannya, narkoba itu efeknya memang negatif dan sifatnya membunuh secara pelan tapi pasti. Dengan kegiatan penyuluhan bahaya narkoba yang digelar pihak kepolisian itu paling tidak bisa menjadi bahan peringatan bagi generasi muda agar tidak mengkonsumsi narkoba. Dampak narkoba, aku Darsono, bisa membuat mental siswa jadi tidak benar. Dan Ristek telah memiliki guru kesiswaan yang selalu memberikan materi mengenai bahaya narkoba. "Menurut saya, sekarang tinggal pembinaan pada anak didik, kita sudah eksis sejak awal tentang disiplin dengan dukungan kepolisian dan tak luput peran serta masyarakat, memang menididk anak kejuruan tidak mudah. Selama ini kita sudah terbiasa, karena sejak awal siswa kita selalu diperbaiki kondisinya, diantaranya mencegah kenakalan remaja akibat narkoba, kita selalu saling mengontrol," ujarnya.


Penyuluhan narkoba di Ristek, lanjutnya, dihadiri Kapolsek Rengasdengklok, Badan Narkoba Kabupaten Karawang dan Polwan Kabupaten Karawang termasuk beberapa organisasi. "Memang saya harapkan penyuluhan ini tidak dilakukan sekali tapi terus ditindak lanjuti. Polsek maupun Polres Karawang bisa kerjasama dengan sekolah dan lingkungan secara rutin, karena masalah ini sangat direspon semua kalangan, jika hanya di sekolah tanpa ada dukungan lingkungan dan masyarakat maka tidak akan berjalan," ujarnya. (spn)

Krisis Energi Tuntas


*Tidak Ada Lagi Pemadaman Bergilir


KARAWANG, RAKA - Setelah diterpa krisis energi listrik cukup lama akhirnya masyarakat dan kalangan bisa bernapas lega. Hal itu menyusul pernyataan sumber resmi PLN APJ Karawang bahwa terhitung sejak 31 Juli lalu di Karawang tidak ada lagi pemadaman begilir.


Hal itu diungkapkan Humas PLN APJ Karawang, Samsul Rizal (21/8) kepada RAKA di ruang kerjanya. Dia menjawab seputar pertanyaan tentang pemadaman bergilir yang sempat diberlakukan akibat krisis yang terjadi. Menurut Samsul sejak 31 Juli lalu sudah tidak ada lagi pemadaman bergilir. "Sekarang, pemadaman begilir itu tidak ada lagi. Dan, saat ini yang dilakukan Industri adalah pengalihan waktu kerja sebagai upaya antisipasi terhadap pemakaian energi yang berlebih," ungkap Samsul.


Dia menyinggung soal kesepakatan kalangan industri mengenai penghematan beban energi listrik. "Mereka telah membuat kesepakatan dengan PLN perihal pengoptimalan beban listrik melalui pengalihan waktu kerja dengan menukar waktu libur. Melalui cara seperti itu maka daya listrik yang digunakan untuk industri menjadi seimbang. Artinya antara pasokan dan pemakaian sama besar," ujar Samsul Rizal lagi.


Tidak hanya itu, Samsul yang juga anggota tim sosialisasi Surat Keputusan Bersama (SKB) lima menteri juga mengatakan bahwa pengoptimalisasian antara pasokan energi dan pemakaian yang disepakati kalangan industri tersebut sesuai dengan SKB. yakni Menteri Perindustrian, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, mengatakan kesepakatan dengan kalangan industri itu sesuai SKB lima menteri. "Melalui SKB ini, tidak ada lagi pemadaman bergilir di industri maupun di pemukiman, kecuali pengoptimalan listrik melalui waktu kerja pada sektor Industri," tandas Samsul.


Kendati begitu Samsul tetap mengatakan kemungkinan pemadaman itu bisa saja terjadi. Dan kalaupun itu terjadi sama sekali tidak terkait dengan pemadaman bergilir yang selama terjadi akibat krisi energi. "Kalaupun tiba-tiba terjadi padam yang jelas itu bukan akibat pemadaman bergilir yang dilakukan oleh PLN. Tetapi disebabkan karena gangguan listrik," tegas Samsul.


Selain itu Samsul juga menandaskan SKB 5 menteri ini digulirkan sejak 31 Juli 2008 untuk sektor Industri. "Kita harus bisa memulai untuk melakukan pengehamatan energi, khususnya energi listrik. Hal itu sudah pasti dibutuhkan supaya ketersediaan energi listrik Jawa-Bali bisa memasok listrik pada pelanggan secara optimal," ujarnya.


Masih dikatan Samsul, sebelumnya PLN mengalami defisit daya pada Senin sampai Jumat pada jam kerja.Defisit tersebut terjadi karena pada hari tersebut pasokan listrik digunakan oleh semua Industri. Sedangkan pada Sabtu dan Minggu ketersediaan daya listrik Jawa-Bali cukup banyak. Yaitu sekitar 1000-2000 Mega Watt (MW). Dan itupun bisa terjadi karena hari itu pelanggan Industri banyak yang libur.


Dengan turunnya SKB 5 menteri tersebut, PLN dapat mengoptimalkan pasokan daya listrik ke seluruh pelanggan Jawa-Bali.Masih dituturkan Samsul, saat ini jumlah penggunaan listrik Industri Jawa-Bali sekitar 70 persen. Dari jumlah sebesar itu antisipasi yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan beban listrik melalui pengalihan waktu kerja. Dan, hal itu ditempuh dengan pemilihan hari yaitu Sabtu-Minggu yang biasanya libur ditukar antara Senin sampai Jumat. Pengalihan hari kerja itu dilakukan sebulan dua kali. Jadi, kini banyak industri di Karawang yang mengalihkan jadwal liburnya. (spn)

Di Dengklok BLT Dibagi Rata


*Besarnya Rp 100.000 - Rp 180.000


RENGASDENGKLOK, RAKA - Menyusul besaran dana bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 150.000 yang disalurkan kemasyarakat Desa Medang Asem, Kecamatan Jayakerta, giliran warga Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, mengalami hal yang sama, Rabu (20/8). Mereka bahkan hanya menerima Rp 100.000 dari Rp 300.000 besaran yang dicairkan pemerintah per penerima BLT.


Berdasarkan informasi yang diperoleh RAKA, dari besaran Rp 100.000 dana BLT yang dibagikan sebesar Rp 200.000 yang tersisa dengan status dihibahkan. Tercatat, pemilik kartu BLT di Desa Rengasdengklok Utara, sebanyak 993 KK setelah hasil validasi dari 1.040 KK, sekitar 47 KK, lainnya pindah rumah dan meninggal dunia. Sedangkan pemerintah belum mencetak kartu BLT bagi 47 KK tersebut.


Sebelumnya PT Pos Indonesia menyalurkan dana BLT sejumlah desa di kecamatan Jayakerta. Dari tiga desa yang menerima dana tersebut diantaranya Desa Medang Asem dengan jumlah penerima sebanyak tiga ribu KK, sementara penerima kartu BLT sebanyak 1.138 KK dan menerima 150 ribu/KK. Sisanya sebesar 150 ribu dihibahkan untuk 1.709 KK termasuk yang 393 warga jompo yang hanya mendapat Rp 80 ribu/KK.


Di Desa Ciptamarga, tercatat sekitar 3.664 KK penerima BLT dan sebanyak 985 KK mendapat uang 150 ribu dan yang tidak memiliki kartu BLT 2.679 KK hanya mendapat Rp 80 ribu/KK. Sama seperti dua desa lainnya, pembagian BLT di Ciptamarga inipun berdasarkan musyawarah BPD, LPM, Kades dan tokoh masyarakat setempat. Sementara di Desa Kampung Sawah tercatar sebanyak 3.857 Kepala Keluarga (KK) mendapatkan dana BLT.


Pjs Kepala Desa Rengasdengklok Utara, Dahromi, ketika dikonfirmasi mengenai besaran dana BLT sebesar Rp 100.000 yang disalurkan ke masyarakatnya menjelaskan, pembagian rata ini berdasarkan musyawarah antara lembaga desa dan masyarakat setempat.


Hasil musyawarah itu isepakati hibah dari pemilik kartu sebesar Rp 200 ribu untuk 3.310 KK yang tidak memiliki kartu BLT. Sementara tahun lalu, pembagian BLT tahun lalu lebih banyak dibanding tahun sekarang yaitu 1.040. Tahun lalu, pemilik kartu atau yang tidak mendapat jatah sama yaitu sebesar Rp 87 ribu/KK.


Sehari sebelumnya PT Pos Indonesia juga menyebarkan BLT di Desa Rengasdengklok Selatan dan Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok dan Desa Kertasari serta Dewisari. Dipastikan hampir di semua desa BLT dibagikan merata, karena pihak desa tak ingin terjadi kisruh dari warga yang tidak tercatat sebagai penerima BLT.


Kepala Dusun Kalijaya II, Didi Supriadi (58) menyebutkan, pemilik kartu di desanya tercatat sebanyak 65 KK dan yang tidak mendapat BLT sebanyak 407 KK. Bagi non BLT sebanyak 65 KK itu diberi Rp 60 ribu. Dia menceritakan, tahun lalu semua warganya mendapat Rp 87 ribu, yang miskin dan kaya mendapat uang yang sama. "Sebelum uang diturunkan, kami sudah memberi pengarahan, yang punya kartu mendapat Rp 100 ribu dan sisanya dibagi rata," katanya.


Sementara, di Desa Rengasdengklok Selatan pemilik kartu BLT 2.478 dari jumlah 2.448, sisanya 170 KK kertu BLT-nya belum jadi dan belum dibagikan. Pembagian BLT merata, tergantung jumlah keluarga miskin di suatu dusun yang tidak memiliki kartu. Misalkan Dusun Bojong Tugu I, masing-masing pemilik kartu BLT menerima Rp 180 ribu dan sisanya Rp 120 ribu dikumpulkan lalu dibagi rata sesuai jumlah gakin di dusun tersebut.


Kasi Kesos Kecamatan Rengasdengklok, Ida Herawati (47) mengharapkan kartu yang belum jadi bisa segera dibagikan, karena banyak diantara warga yang menanyakan hal ini, mengingat dana BLT ini sangat dibutuhkan bagi keluarga miskin. Se-Kecamatan Rengasdengklok Rumah Tangga Miskin (RTM) sekitar 9.517 KK. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan