Reuni SMAN 1 Rengasdengklok Angkatan '88 dan '89

Monday, February 23, 2009

 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Karawang, Saan Mustopa gelar reuni angkatan 1988-1989 SMAN 1 Rengasdengklok di lokasi pemancingan Adi Mix Farm, Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok, Sabtu (21/2) siang.
 
Disela sambutannya, Saan mengatakan, sekolah merupakan keluarga besar dan akan menjadi lebih oleh para lulusannya. "Sekolah bisa maju tergantung keluarga besar sekolah itu termasuk alumninya, mudah-mudahan reuni ini bisa membuat kita peduli pada almamater kita. Kedepannya kegiatan ini harus diperluas lagi dari angkatan pertama hingga terakhir. Mudah-mudahan kedepan kita bisa reuni lagi, karena hanya dengan kebersamaan bisa membuat kita besar," ucapnya.
 
Lebih lanjut Saan menerangkan, dia bersama alumni SMAN 1 Rengasdengklok lainnya akan bikin ikatan alumni. Nantinya, ikatan alumni ini akan terlibat dalam pembangunan almamaternya. Dia mencontohkan, segala kebutuhan sekolah sedikitya bisa terbantu dari para alumni, untuk membantu kebutuhan siswa sekolah saat ini. Diharap, para alumni bisa membantu lulusan sekolah masuk ke perguruan tinggi. "Ketika mereka punya kesulitan, maka kita bantu," tukasnya.
 
Kepala SMAN 1 Rengasdengklok, H. Tarya Sukmana menyampaikan hal senada, reuni seperti ini perlu ditumbuh kembangkan dan terus dilakukan setiap tahun. Kadang, lanjutnya, ketika pertemuan reuni bukan jabatan yang sering ditanya melainkan anak dan keluarga, karena pada reuni ada kedekatan melebihi jabatan yang telah disandang, yaitu kekeluargaan.
 
Kata Tarya, ada baiknya reuni SMAN 1 Rengasdengklok dilaksanakan di sekolah sambil melihat-lihat kondisi gedung sekolah saat ini. Dia juga mengajukan pada alumni lainnya yang hadir untuk mengukuhkan Saan Mustopa sebagai ketua alumni SMAN 1 Rengasdengklok semua angkatan. "Setiap tahun, perkembangan SMAN 1 Rengasdengklok semakin meningkat dan prestasinya tidak kalah dengan SMA lain. Sekarang, SMAN 1 Rengasdengklok merupakan sekolah rintisan Sekolah Standar Nasional (SSN). Dan Saya harap semua lulusan bisa terus meningkatkan prestasinya," ucapnya. (spn)
 
 

Pengobatan Gratis Buddha Tzu Chi di Rengasdengklok

 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Dengan prinsip 'setiap detik berjuang demi kebajikan', Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia terus berjuang untuk misi cinta kasih yang universal. Minggu (22/2) siang, sekitar 130 relawan Tzu Chi dikerahkan mengobati 1500 warga Desa Rangasdengklok Utara, Desa Rengasdengklok Selatan dan Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok.
 
Lokasi bakti sosial pengobatan gratis ini dilakukan di gedung SDN Rengasdengklok Utara I, tiap ruang kelas diubah menjadi ruang pelayanan kesehatan untuk mengobati warga setempat, terutama bagi para korban banjir. "Sebenarnya, bantuan ini khusus bagi korban banjir Desa Rengasdengklok Selatan, tapi kami pun memberi pelayanan kepada dua desa tetangganya," kata Koordinator Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kabupaten Karawang, Rubbyanto, di tengah kesibukannya mengatur pengobatan pada warga setempat.
 
Lebih lanjut Rubbyanto menjelaskan, kegiatan amal sosial ini akan dilakukannya pada korban banjir atau yang sekira membutuhkan tanpa diminta. Kegiatan ini terus berputar ke setiap daerah dan rencananya Yzu Chi Indonesia akan melaksanakan bakos bersama di Blitar, Jawa Timur. Untuk baksos di Rengasdengklok ini, pihaknya telah mensurvei warga yang butuh bantuan, terutama mereka yang rumahnya kebanjiran.
 
Sementara itu, dua warga yang berobat gratis diketahui mengidap penyakit usus buntu, kemudian atas rekomendasi yayasan ini, keduanya dibawa ke RS Bayukarta Karawang untuk diobati lebih intensif dengan hanya menunjukan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Untuk penanganan penyakit parah yang diderita masyarakat, Yayasan Tzu Chi telah kerjasama dengan RS Bayukarta. "RS Bayukarta sangat bagus, kami terus berhubungan dengan pengurus rumah sakit untuk membantu berobat warga tak mampu," ucapnya.
 
Kata Rubbyanto, yayasan ini tidak membedakan suku golongan maupun politik, karena jika diboncengi politik dikhawatirkan niat suci yayasan ini akan mempengaruhi yayasan dalam membantu masyarakat. Dan dana obat-obatan ini dikumpulkan dari semua relawan, bukan dari seseorang yang memiliki kekayaan lebih. Bahkan relawan dokter dari 24 rumah sakit di Jakarta membentuk Tzu Chi International Medical Assosiation (TIMA), termasuk dokter dari Kabupaten Karawang beserta perawatannya.
 
Buddha Tsu Chi sudah tersebar di beberapa negara dan beberapa kota di Indonesia. Buddha Tsu Chi ini memperjuangkan misinya dengan landasan empat hal. Pertama, misi amal sosial, yakni dengan membantu masyarakat tidak mampu dan sedang tertimpa musibah. Kedua, pengobatan gratis. Misi ketiga adalah pendidikan, di mana Buddha Tsu Chi berusaha agar pendidikan dapat dinikmati masyarakat seluas-luasnya. Dan misi keempat adalah budaya kemanusiaan.
 
Dalam misi ini, Buddha Tsu Chi menyebarkan misi cinta kasih terhadap sesama yang universal. Walaupun terdapat nama Buddha, bukan berarti Buddha Tsu Chi mengusung misi agama, melainkan misi yang dilakukan berpijak pada misi sosial dan tidak memandang ras, suku, agama, maupun bangsa. Untuk memperjuangkan misinya itu, Yayasan Buddha Tsu Chi Indonesia melaksanakan bakti sosial berupa pengobatan gratis kepada masyarakat untuk beragam penyakit. (spn)
 

Wagub Jabar dan Jatim Kunjungi YPI Nurul Ansor

JAYAKERTA, RAKA - Sabtu (21/2) malam, Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf dan Wakil Gubernur Jawa Timur juga sebagai Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor, Saepul Yusuf bersama Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sofyan Yahya hadir pada acara tabligh akbar dan silaturahmi antara ulama dan umaro di Kampus Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Nurul Ansor, Desa Kemiri, Kecamatan Jayakerta.
 
Silaturahmi yang mendatangkan dua wakil gubernur ini juga dihadiri Ketua Pengurus Wilayah (PW) Ansor Komarudin Taher termasuk Ketua Pengurus Cabang Kabupaten Karawang Emay Ahmad Maehi. Acara rutin tahunan ini jadi meriah saat menghadirkan Dede Yusuf. Bahkan, mayoritas warga menyebutkan, Wakil Gubernur Jawa Barat ini lebih dikenal sebagai bintang iklan dibanding jabatannya sekarang. Meski hal itu ditepis Dede sendiri yang diakuinya kini ia lebih fokus pada jabatannya sebagai pejabat pemerintah.
 
Pada kesempatan itu, Dede Yusuf meresmikan 6 lokal bangunan YPI Nurul Ansor Jayakerta. "Saya mendukung program YPI Nurul Ansor, yang penting adalah perjuangan supaya pendidikan ini bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat. Dan sudah dianggarkan untuk pembangunan dan fasilitas sekolah-sekolah. Jika tidak bisa direalisasikan tahun 2009 ini, selambatnya hingga tahun 2010. Sedangkan bantuan dana untuk pondok pesantren masih perlu penyesuaian dari Departeman Agama," kata Dede.
 
Ketua YPI Nurul Ansor Endang Sobirin mengatakan, kedatangan tiga tokoh yaitu Dede Yusuf, Saepul Yusuf dan Sofyan Yahya memang dianggap kerabat yang sangat dekat dengan dirinya. Dan kedatangan mereka ke YPI Nurul Ansor tidak ada muatan politik sedikit pun. Dijelaskannya, sejak berdiri YPI Nurul Ansor tahun 2000 lalu tidak pernah memungut biaya. "Saya ikhlas berjuang menyelamatkan anak bangsa yang tidak memiliki biaya sekolah. Memang kita repotnya sejak tahun 2000 sampai 2006, setelah ada BOS 2006 saya merasa ringan,"
 
Sementara itu, Saepul Yusuf mengatakan kehadirannya ini memang karena kedekatan dengan Endang Sobirin. Dia juga mengatakan Dede Yusuf adalah sosok masa depan Jawa Barat dan sengaja diajaknya berkunjung ke YPI Nurul Ansor untuk mempererat tali silaturahmi. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan