Jalan Baru Tidak Tahan Setahun

Tuesday, June 2, 2009

CILEBAR, RAKA - Belum setahun, jalan antar kecamatan yang baru diperbaiki sudah banyak yang rusak. Selain kondisi tanah yang labil, kerusakan ini diduga kuat akibat pemborong yang nakal. Hal itu dinyatakan lansung Korwil LSM Kompak, Ahmad Mukron kepada RAKA, Senin (1/6) siang.
 
Jalan antar kecamatan itu rusak meski kendaraan yang melaluinya hanya kendaraan biasa dan sepeda motor, karena wajar jika jalan rusak akibat truk bermuatan besar. Namun, meskinya setiap jalan yang dihotmix harus kuat dan tidak mudah keropos meski diguyur hujan.
 
"Saya akan menindak tegas semua penyimpangan-penyimpangan yang di lakukan para pemborong dan akan menegur pengawas yang diketahui bekerjasama dalam kecurangan ini, saya tidak akan segan-segan untuk melaporkan hal ini ke kejaksaan dan bupati," tegasnya.
 
Bahkan dia prihatin melihat kinerja pengawas dari UPTD Bina Marga Rengasdengklok yang seolah diam apabila menemukan kesalahan pekerjaan pada salah satu proyek jalan yang berada di wilayah utara Karawang. Kata Muhron, pengawas ini lebih banyak diam dan tidak mempedulikan apakah pekerjaan itu benar atau tidak sesuai bistek.
Pemborong jalan ini, akunya, terkesan hanya memikirkan keuntungan belaka, tanpa memperhatikan kwalitas pekerjaan yang sesuai dengan draft yang ada. Dan terkadang ditemukan kecurangan saat proyek jalan dilakukan dengan mengurangi volumenya. "Kekurangan volume itu kadang sengaja dilakukan pemborong supaya untung," ujarnya.
 
Di tempat terpisah, seorang anggota LSM Kompak, Sarif menyayangkan jika anggaran pemerintah untuk perbaikan jalan di Kabupaten Karawang yang terbilang besar itu jatuh ke pemborong nakal, terbukti di beberapa jalan Kecamatan Cilebar yang belum lama diperbaiki kini sudah rusak lagi. Seperti proyek peningkatan jalan antara Desa Pojok Laban dan Pusaka Jaya Selatan, kerusakan jalan itu akibat pengawas yang tidak tegas.
 
Dan teguran ini dinyatakan serius oleh LSM Kompak, beberapa kali pihaknya juga sering menegur oknum-oknum tersebut agar mereka bekerja sesuai fungsinya sebagai pengawasan proyek-proyek yang anggarannya berasal dari APBD Kabupaten Karawang. "Kalau setiap ada pelanggaran selalu diam apa jadinya jalan di kabupaten ini," jelasnya. (sigit)

Produksi Padi Merosot Akibat Tikus

KUTAWALUYA, RAKA - Petani tidak pernah berhenti memberantas hama tikus, seperti di Desa Kutakarya, Kecamatan Kutawaluya, petani, masyarakat juga kepala desanya turun ke sawah melakukan kalagumarang atau memberantas hama tikus yang telah membuat produksi padi di desa ini susut, Senin (1/6) siang.
 
Sudah sekitar satu bulan ini hama tikus menyerang pesawahan di Desa Kuta Karya, imbasnya bibit padi yang sudah ditanami para petani jadi rusak dan kerugian akibat gagal panen musim ini terhitung tidak sedikit. Hal ini dikeluhkan seorang warga Dusun Dukuh, RT 04/01, Darma (52). Kata dia, selama semusim ini, dia dan petani lainnya sudah melakukan tiga kali kita tebar bibit, namun selalu dirusak oleh tikus.
 
Diketahui, Desa Kutakarya memiliki lahan sawah seluas 333 hektar, pada musim panen ini pendapatan petani dalam satu hektar sekitar 3-5 ton, padahal tahun sebelumnya mencapai 6-7 ton/hektar. Jika hama tikus bisa diberantas sebelumnya, kemungkinan kerugian petani bisa diperkecil. "Kalau ada kalagumarang di awal tanam lalu, kemungkinan sawah kita bebas hama," ujarnya.
 
Di sela kalagumarang, Kades Roza meminta kepada dinas terkait supaya melakukan tindakan dan mencari solusi supaya hama tikus ini bisa diberantas tuntas. Kades bersama aparat desanya turun ke sawah dan melakukan penyisiran terhadap lokasi yang dianggap rawan hama tikus. Penyisiran kalagumarang ini dilakukan dari Dusun Dukuh sampai Dusun Kedungmundu sekitar 33 hektar. "Setiap ada lobang tikus digali atau ditusuk supaya tikus keluar dan dimusnahkan," kata kades.
 
Kata Kades, hama tikus ini memang menjadi persoalan para petani. Namun, hingga saat ini belum ada penyelesaiannya. Merosotnya produksi padi musim ini menjadi teguran bagi para petani. "Saya harap para ahli pertanian bisa menemukan obat pembasmi hama tikus," katanya. (sigit)

Pemancingan Bernuansa Budaya di Rengasdengklok

 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Kalo anda bingung mencari alternatif tempat liburan di daerah sekitar Karawang, ada tempat pemancingan baru. Tempatnya bersih dan tentunya bisa membuat betah.
 
Tempat ini memang sengaja dibuat untuk yang hobi mancing, ini pasti akan menjadi tempat favorit. Lokasinya di Desa Amansari, Kecamatan Rengasdengklok. Rencananya pemancingan ini akan dibuka sebulan lagi. Kepada RAKA, Kamis (28/5) siang, pemilik pemancingan H. Herman (50) menjelaskan, pemancingan ini dibangun dengan nuansa alam yang akan membuat betah pengunjung.

Lokasinya dekat jalan raya dan mudah dijangkau baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Jika dari arah Terminal Tanjungpura jalan terus ke arah Rengasdengklok. Lokasinya tepat di depan gang desa Otoy. Jika masih bingung, bisa tanya ke warga sekitar Rengasdengklok.
 
Dan memang memancing ikan yang paling asik tidak hanya di perairan laut yang luas. Di kolam, danau, telaga, dan sungai juga cukup menantang, terlebih di lokasi pemancingan Saung Beureum Seni Budaya dan Kuliner ini memang tempat pemancingan bergaya budaya. Dari sekian banyak spesies ikan air tawar, memancing ikan mas punya keasyikan tersendiri yang disediakan pemilik pencancingan ini.

"Lahan ini semula kebun. Saya ubah menjadi kolam dilengkapi tempat makan. Ada satu kolam besar untuk menampung ikan yang siap dimasak. Ikan dipindahkan ke kolam supaya mudah ditangkap bila ada pembeli yang memesan masakan. Di tepi kolam disiapkan tempat duduk lesehan, dilengkapi tikar dan nomor urut," jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, bisnis pondok pemancingan ini bisa disewakan untuk acara-acara bernuansa budaya dan juga yang terpenting bisnis ini bisa menarik anak muda desa setempat yang diberdayakan. "Mereka bisa bekerja di pondok pemancingan. Satu pondok sedikitnya mempekerjakan dua orang dari tukang masak dan pelayan," katanya. (sigit)

Keretakan Demokrat-Golkar Bukan Hal Baru

BATUJAYA, RAKA - Sejak penghitungan suara pemilihan pemilihan legislatif KPU belum keluar pun, berbagai perhitungan telah dilakukan oleh partai-partai, baik yang menang maupun yang kalah. Partai Demokrat sebagai pemenang pemilu menjadi magnet bagi partai lainnya untuk mendekat. Latar belakang partai tak lagi jadi ukuran.
Demikian dijelaskan pengamat politik, Kholid Al Kautsar kepada RAKA, Senin (1/6) siang. Partai Demokrat pun, sambungnya, kian jual mahal. Merasa telah menang, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat SBY mengajukan sarat untuk koalisi. Dia menyatakan format koalisi harus menjamin pemerintahan yang efektif dalam lima tahun ke depan. Partai Demokrat terbuka berkoalisi dengan parpol mana pun. Namun pihaknya tidak akan memaksakan berkoalisi dengan parpol yang sudah terang-terangan menolak bekerja sama dengan Partai Demokrat.
Partai Golkar yang selama ini dikenal sebagai partai pemerintah dan tak pernah menjadi partai oposisi, awalnya melancarkan berbagai lobi agar JK kembali bisa disandingkan dengan SBY. Namun tampaknya mengurungkan niatnya, bahkan menggulirkan keputusan tidak akan berkoalisi dengan Demokrat. Dan mengusung JK menjadi Capres.
Tak akan ada asap kalau tak ada api, pepatah ini cukup mewakili kondisi politik tanah air terkini. Keretakan Demokrat dan Golkar ini bukan sesuatu yang baru. Sejak awal, mispersepsi kekuasaan antara Presiden SBY dan Wapres JK yang nota bene keduanya dari Demokrat dan Golkar, sudah muncul dan telah menjadi persaingan antara keduanya. Penelitian serius yang dilakukan Reform Institute, menemukan indikasi adanya persaingan antara SBY - JK.
Dan perbedaan pandangan ini diakui JK secara diplomasi menyatakan, suami istri saja sering berbeda pendapat. Asap tebal perbedaan pandangan antara SBY-JK saat itu semakin tampak dari tarik menarik akan adanya reshuffle kabinet untuk para mentri bidang ekonomi. Kewenangan prerogatif presiden untuk melakukan reshuffle seakan menemui batu sandungan, sebab pengelolaan bidang ekonomi merupakan bidang yang dilimpahkan pada Wapres JK.
Sementara itu para menteri bidang ekonomi dijamin oleh JK. Karena itu JK merasa keberatan untuk melakukan reshuffle kabinet. Sebab persoalan ekonomi bukan karena faktor internal, tapi lebih karena faktor internasional. Indikasi lain dari adanya persaingan antara SBY-JK, terlihat saat akan kenaikan harga BBM. Presiden yang melakukan kunjungan kerja ke Amerika terus memantau perkembangan politik terbaru dari tanah air melalui videoconference dengan para menterinya dalam rapat kabinet.
Namun dari tiga kali videoconference yakni tanggal 12, 13 dan 15 September 2005, Wapres JK hanya menghadiri sekali rapat kabinet tersebut. Selebihnya Wapres sibuk dengan agendanya sendiri. Padal jika ditelaah dari substansi rapat kabinet saat itu, merupakan rapat yang sangat penting, sebab pembahasan kebijakan menyagkut nasib 200 juta rakyat Indonesia.
Ketidakhadiran JK tersebut tentu saja menjadi tanda tanya besar. Sebagai Wapres semestinya JK memimpin rapat kabinet menggantikan Presiden yang berhalangan. Bertitik tolak dari telaah fakta tersebut, maka sulit untuk membantah adanya persaingan antara SBY dan JK. Persaingan ini berawal dari mispersepsi tentang kekuasaan, dalam sebuah sistem yang dipegang oleh keduanya.
Kekuatan check and balance antara eksekutif dan legislatif dianggap batu sandungan bagi berjalannya roda kebijakan pemerintahan. Karena itu, dengan segala kekuatan yang ada, JK menguasai partai Golkar. Partai pemenang pemilu 2004 yang memiliki suara terbanyak di legislatif. Dengan dikuasainya partai Golkar, menjadi teman seiring Partai Demokrat, yang mengusung calon pasangan SBY-JK pada pemilu 2004, maka eksekutif merasa nyaman dalam mengambil kebijakan. Sebab mayoritas parpol di legislatif adalah para pendukung eksekutif.
Hal ini terlihat dari voting mengenai perubahan anggaran belanja negara yang berimplikasi pada kenaikan harga BBM. Meski ada PDIP yang beroposisi terhadap eksekutif, namun peran oposisi PDIP tak cukup kuat menjadi penyeimbang bagi peran eksekutif. Karena itu, eksekutif tak cukup mendapat kontrol dari pihak oposisi. Dengan kata lain, fungsi penyelenggara negara seakan pincang, karena tak berdayanya legislatif dalam mengontrol eksekutif.
Implikasi dari minimnya peran check and balance dari legislatif, maka eksekutif merasa asyik dengan dirinya sendiri, tak lagi memperhatikan lawan politik yang selalu mengkritik, maka eksekutif akhirnya saling berebut pengaruh antara satu sama lain dalam dirinya sendiri. Hal ini terbukti dari adanya persaingan pengaruh antara SBY vs JK.
Adanya persaingan SBY-JK, juga implikasi dari mispersepsi tentang kekuasaan dalam ranah private. JK saat dilamar menjadi wakil presiden oleh SBY, tidak mendapat dukungan dari Partai Golkar. Dengan demikian, JK tidak merasa terlalu perlu untuk bargaining politik dengan SBY. Hal ini berimplikasi pada langkah seirama dalam membuat kebijakan, karena merasa dirinya lemah. Namun setelah JK dapat menguasai Partai Golkar, persoalan menjadi lain.
JK merasa kuat untuk melakukan bargaining, baik secara politis maupun ekonomi. Karena itu pelan tapi pasti, asap persaingan antara SBY dan JK kian menebal. Relevansi terhadap kekuasaan, dengan persaingan terselubung antara SBY-JK menemui titik singgung pada mekanisme atau sistem check and balance yang tldak berfungsi secara optimal.
Dukungan yang besar dari legislatif atas kebijakan eksekutif, seakan-akan sebuah tindakan positif, padahal sesungguhnya dukungan tersebut sangat tidak sehat. Sebab dukungan berimplikasi psikologi pada eksekutif. Eksekutif merasa kebijakan yang sudah diambilnya untuk rakyat banyak, seakan sudah benar. Padahal, sedemikian banyak rakyat yang semakin susah hidupnya.
Bertitik tolak dari penelaahan diatas, maka untuk pelaksanaan pemerintahan yang akan datang, menjadi kewajiban banyak pihak, terutama parpol untuk bersikap oposisi terhadap pemerintah yang mendapat dukungan besar dari legislatif. Dengan adanya oposisi akan tercipta chek and balance yang sehat antara eksekutif dan legislatif. Sebab chek and balance yang lumpuh akan membawa dua implikasi negatif.
Pertama, dalam mikro politik munculnya persaingan kekuasaan dikalangan eksekutif seperti SBY-JK. Hal ini terjadi karena keduanya tak menghadapi sorotan tajam dari lawan politiknya atas kebijakan publik yang dibuatnya. Kedua, dalam makro politik, kekuasaan tanpa kontrol cenderung akan korup. "Dan jika ini terjadi, maka mandat yang diberikan masyarakat harus segera diambil kembali," papar Kholid. (spn)
 

Berkah dari Candi Jiwa

 
"Penemuan Candi Jiwa Batujaya kini sudah banyak membawa manfaat bagi masyarakat Batujaya dari segi ekonomi dan pengetahuan sejarah nasional. Candi ini memiliki nilai sejarah penting secara nasional dan internasional, mengingat usi candi ini lebih tua dibanding Candi Borobuddur," kata Bonang (70), penjaga Candi Jiwa dan Candi Balandongan di Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, Senin (1/6) siang.
 
Diakuinya, setiap hari dia mengawasi kedua candi tersebut, sedangkan warga setempat menyebut dirinya adalah Sang Kuncen. Penghasilan yang dia peroleh sering didapatkannya dari pengunjung yang sengaja ingin melihat candi ini. "Meski besarnya tidak seberapa, tapi saya sudah merasa senang bisa menjaga candi-candi ini," ujarnya.
 
Diceritakannya, semula tanah seluas tiga hektar yang kini berdiri candi adalah tanah yang disebut-sebut masyarakat setempat lemah duhur, karena kondisi tanah yang menggunung di tengah hamparan sawah. Namun, setelah para ahli purbakala dan mahasiswa yang meneliti dan menggali di lokasi tanah yang menggunung tersebut, secara otomatis kondisi desa jadi berubah, karena menjadi perhatian nasional dan internasional.
 
Candi ini baru diketahui setelah lemah duhur digali, setelah diketahui gundukan tanah itu adalah bangunan candi, baru masyarakat mengetahui bahwa tempat pengangonan domba itu adalah sebuah candi peninggalan jaman purbakala.

Sejak ditemukannya candi tersebut, masyarakat mulai bisa merasakan manfaat keberadaan candi-candi purbakala ini, diantaranya bisa menambah pendapatan masyarakat. Seperti perayaan Waisak kemarin, datangnya pengunjung otomatis menambah pemasukan bagi warga setempat yang membuka usaha. Dan masyarakat petani di desa ini, bisa menjadi pedagang dadakan ketika ada acara sakral di pelataran candi. (cr1)
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan