Puluhan Ayam di Desa Dewisari Mati Mendadak

Monday, January 25, 2010

 
BeritaKarawang.com - Puluhan ayam di Kampung Pacing Utara, Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok mati mendadak dalam sepekan terakhir ini. Kematian ayam tersebut diduga akibat pengaruh cuaca buruk belakangan ini.
 
 
Meski dinyatakan bukan akibat virus membahayakan flu burung, kejadian itu membuat warga setempat khawatir. Seperti diungkapkan warga setempat, Isna (30), Senin (25/1/2010) siang, akibat pengaruh cuaca buruk sebulan ini membuat ternak ayam miliknya sakit.
 
 
Kata dia, dalam sepekan terakhir saja, dari 30 ayam yang ia ternak, 23 diantaranya mati mendadak meski tidak dalam waktu bersamaan. "Matinya langsung dan mendadak tanpa proses dengan ciri-ciri alat pembuang kotorannya berubah berwarna merah dan jengger yang berubah seperti membengkak," ucapnya.
 
 
Dia menduga, matinya ayam-ayam ternak miliknya tersebut lantaran bawaan virus 'tetelo' atau dikenal Newcastle Disease (ND) yang menyebabkan gangguan pada saraf pernafasan ternak.
 
 
"Kemungkinan besar karena 'tetelo' saja, karena sedang musim penghujan dan matinya juga tidak secara bersamaan," kata dia, menceritakan dua sampai tiga ayam ternak milik tetangganya pun juga mengalami hal serupa.
 
 
Dengan kejadian itu, Isna dan beberapa warga yang mendapati ternaknya mati dalam sepekan ini langsung mengambil tindakan antisipasi dengan membakar ayam mati, mereka khawatir virus yang menyebabkan matinya ayam-ayam ternak tersebut benar-benar flu burung.
 
 
Ketika mintai keterangan, Sekertaris Desa Dewisari, Wahyu mengaku belum mengetahui kejadian ayam yang mati mendadak di wilayahnya, lantaran pihak warga pemilik ternak belum satu pun melaporkan kejadian itu pada pihak desa. Meski demikian, pihaknya langsung melakukan kroscek ke lapangan untuk membuktikan kebenaran kabar tersebut.
 
 
"Sayang semua ayam itu sudah dibakar oleh warga ketika akan kami periksa, selanjutnya kami menghimbau pada warga jika kejadian ini terulang lagi harap segera melaporkan pada desa, supaya kami bisa segera mengantisipasi hal yang tidak diinginkan," kata Wahyu. (**)

Saluran Pembuang Dangkal Penyebab Sawah Banjir

 
BeritaKarawang.com - Saluran air pembuang Bembang yang terbentang di tengah sawah melalui 5 desa di Kecamatan Jayakerta yaitu Desa Kampungsawah,Ciptamarga, Kemiri, Jayakerta dan Desa Kertajaya diakui warga sebagai penyebab banjir di wilayah Rengasdengklok dan persawahan di Jayakerta.
 
Air hujan yang mengalir dari pemukiman Rengasdengklok melalui pintu air Sipon di Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok menggenang di persawahan dua desa, yaitu Desa Jayakerta dan Kertajaya akibatnya sawah seluas 300 hektar di dua desa itu harus gagal tanam, karena persemaian petani mati akibat busuk terendam banjir.
 
Kepala Desa Jayakerta, Baang, Senin (25/1/2010) siang mengatakan, dia menyesalkan pihak terkait PJT II dan Bina Marga Pengairan tidak cepat tanggap dengan kondisi saluran pembuang yang telah dangkal dan perlu pengerukan ini. Padahal kejadian seperti ini bukan pertama kali terjadi, bahkan pihaknya sering mengirimkan surat permohonan agar cepat diatasi. (**)

Mentan RI Bantu Benih Pupuk Bagi Korban Banjir

BeritaKarawang.com - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Ir. H. Suswono, MMA menyerahkan bantuan benih dan pupuk bagi para petani yang sawahnya kebanjiran di wilayah Kabupaten Karawang, Senin (25/1/2010) siang.
 
 
Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis kepada Wakil Bupati Karawang, Hj. Eli Amalia Priatna untuk kemudian langsung diserahkan kepada kelompok-kelompok tani se-kabupaten.
 
 
Bantuan benih yang diberikan sebanyak 158.650 ton padi unggul dari PT. Sang Hyang Sri. Sedangkan bantuan pupuk yang diberikan terdiri dari 50 ton pupuk urea, 25 ton pupuk NPK Kujang, dan 25 ton pupuk organik yang berasal dari PT. Pupuk Kujang Cikampek. Penyerahan bantuan tersebut dilakukan di Desa Manggungjaya Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang.
 
 
Kata Mentan, dari laporan yang diterima oleh Departemen Pertanian, luas area yang tergenang banjir secara nasional mencapai 34 ribu hektar. Jumlah tersebut masih di bawah rata-rata jumlah area yang tergenang banjir setiap tahun, yaitu mencapai 84 ribu hektar.
 
 
"Serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) pun masih dibawah 5 ribu hektar, sedangkan rata-rata nasional mencapai 8 ribu hektar" ujarnya.
 
 
Lebih lanjut Mentan menjelaskan jumlah tersebut masih dikatakan kecil dan tidak mencapai 1 persen dari keseluruhan areal lahan sawah di Indonesia, yang mencapai 12 juta hektar.
 
 
Namun demikian, Departemen Pertanian tetap berusaha cepat tanggap apabila terjadi kemungkinan puso dan gagal panen, pihaknya siap untuk mengganti bibit dan pupuk petani.
 
 
"Oleh karena itu, agar setiap bencana pada areal sawah dilaporkan kepada Departemen Pertanian melalui Pemerintah Daerah dan Dinas Pertanian," pesannya.
 
 
Mentan melanjutkan musim tanam kali ini terlambat 1,5 bulan, dan puncak panen musim ini diperkirakan terjadi antara bulan Maret dan April. Namun demikian, berdasarkan hasil pemantauan dilapangan tidak terjadi kekurangan suplai beras dan panen bisa dilaksanakan sepanjang tahun, serta cadangan beras nasional telah mencapai 500 ribu ton, dimana standar cadangan beras hanya 300 ribu ton. "Kita masih yakin dan optimis tidak ada permasalahan beras," imbuhnya.
 
 
Terkait pendangkalan sungai dan rusaknya irigasi yang dikeluhkan masyarakat Kabupaten Karawang, Mentan berjanji untuk menyampaikan dan mendiskusikan permasalahan tersebut dengan Departemen Pekerjaan Umum dan Perum Jasa Tirta II.
 
 
"Kita akan koordinasikan dengan Departemen PU, karena yang menjadi kewenangan Departemen Pertanian hanyalah saluran- saluran tersier, sedangkan saluran primer dan sekunder merupakan kewenangan Departemen PU," jelasnya.
 
 
Ditambahkannya, para petani yang kekurangan modal dapat mengakses beberapa bantuan modal yang ada. Salah satunya adalah Pengembangan Usaha Agribisnis Pertanian (PUAP), Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta bantuan lainnya.
 
 
"Untuk Kredit Usaha Rakyat dibawah Rp 5 juta tidak menggunakan jaminan apapun, sedangkan diatas Rp. 5 juta, jaminan berupa 30 persen dari jumlah yang dipinjam," tambahnya.
 
 
Wakil Bupati Karawang Hj. Eli Amalia Priatna menjelaskan banjir di pertengahan bulan Januari 2010 di Kabupaten Karawang telah menyebabkan sebanyak 12.716 hektar areal sawah dan persemaian di 12 kecamatan tergenang. Banjir tersebut antara lain disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan merata, meluapnya aliran sungai, serta pendangkalan sungai.
 
 
Kata Eli, Pemerintah Kabupaten Karawang telah melakukan sejumlah upaya untuk menangani permasalahan tersebut, diantaranya adalah dengan melakukan pembersihan aliran sungai dan saluran buang, memperbaiki dan mengeruk sungai dan irigasi, memberikan bantuan benih, serta melakukan pemantauan secara kontinyu.
 
 
"Kedatangan Menteri Pertanian diharapkan dapat semakin meningkatkan motivasi dalam upaya menangani permasalahan pasca banjir," tambahnya.
 
 
Sementara itu, selain menyerahkan bantuan, Menteri Pertanian juga berkesempatan untuk melaksanakan panen perdana di Kelurahan Tanjungpura Kecamatan Karawang Barat, serta melakukan dialog dengan para petani di dua lokasi, yaitu Desa Kalibuaya Kecamatan Telagasari dan Desa Manggungjaya Kecamatan Cilamaya Kulon. (**)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan