Dialog Nurul Arifin dan Santri YPI Nurul Ansor Jayakerta

Tuesday, March 10, 2009

JAYAKERTA, RAKA - Sebagai artis juga aktivis perempuan, Nurul Arifin diundang ke Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Nurul Ansor di Kecamatan Jayakerta untuk mengungkap persoalan remaja kini supaya bisa jauh dari narkoba dan kenakalan remaja, Jumat (6/3) pukul 20.00 WIB.
 
Ketua YPI Nurul Ansor, KH. Endang Sobirin menjelaskan, kehadiran Nurul tempatnya untuk diajak dialog tentang dunia remaja dan pemuda, yaitu bicara berbagai luka-liku remaja, terutama kiat suskes Nurul yang banyak dicontoh. "Kebanyakan artis sekarang selalu diributkan isu tidak sedap, tapi saya melihat Nurul artis perempuan yang dia tidak pernah terdengar isu, dia terlihat konsissten terhadap karirnya tanpa melepaskan pembinaannya terhadap keluarga. Terlepas Nurul seorang caleg atau bukan, kami mengundang dia untuk membahas tentang remaja dan persoalannya," ujarnya.
 
Pada kesempatan bicara, Nurul Arifin menegaskan, kini peredaran narkoba memang ada di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Dia mengumpamakan, sekarang lebih mudah mencari bandar narkoba dibanding mencari tukang kacang rebus. Ini mengindikasikan narkoba sudah seperti hantu yang perlu diwaspadai, terutama kalangan remaja yang perlu diperhatikan serius.
 
Dia juga menjelaskan, persoalan remaja sangat kompleks, dulu hubungan seks hanya dilakukan jika kedua pasangan sudah menikah, tapi kini seks bebas sudah mewabah dan menjadi penyakit. Dia pun memberi arahan tentang pacaran sehat, karena selama ini banyak remaja putra-putri yang terlihat intim di depan publik, bahkan tidak malu lagi berpelukan.
 
Dialog ini telah memberi peluang pada siswa pondok pesantren, mereka banyak bertanya pada Nurul mengenai persoalan-persoalan yang kerap mereka hadapi setiap hari. Pada dialog ini, pembahasan mengerucut soal kaitan pemerintah yang seyogyanya mendukung remaja untuk sehat dan menjauhi narkoba termasuk seks bebas. (spn)
 

SMAN 1 Batujaya Kenang Banjir Citarum

BATUJAYA, RAKA - SMAN 1 Batujaya gelar konser amal, Sabtu (7/3). Acara ini kembali mengenang bencana banjir akibat luapan Sungai Citarum yang telah merendam ribuan pemukiman di Kecamatan Batujaya, Tirtajaya, Cibuaya dan Jayakerta, termasuk sekolah ini.
 
Acara ini dimeriahkan pentas musik dan pemberian 10 beasiswa bagi siswa tidak mampu dan yang berprestasi langsung dari Indosat, termasuk pengobatan gratis bagi masyarakat di sekitar lingkungan sekolah. "Kegiatan ini untuk mengenang musibah banjir, kami harap cukup dua kali banjir, jangan pernah terjadi lagi," kata Wakasek Kesiswaan, Asep Saepudin didampingi Wakasek Humas Tata Sukarta, S.Pd, disela acara.
 
Sebanyak 10 band sekolah ditampilkan, juga 'break dance' dan organ tunggal, semuanya dari siswa.Acara ini sengaja digelar mengingat sebelumnya tanah sekolah masih berlumpur. Selain itu beberapa minggu kemarin kelas 3 telah melaksanakan 'try out'. Acara ini pun bertujuan untuk 'refreshing' dan menekan beban psikoligis siswa yang akan mengikuti UN pada April 2009 mendatang.
 
Selain Indosat, acara ini didukung Kalbe Farma dan Radio Detik 102 FM Rengasdengklok. Diketahui, banjir terakhir akibat luapan Sungai Citarum 15 Januari 2009 lalu telah menenggelamkan SMAN 1 Batujaya setinggi 2 meter lebih. Pada acara yang bertema banjir ini pun diperlihatkan beberapa sisa-sisa rongsokan alat elektronik, perabot rumah tangga dan sepeda motor yang rusak akibat terendam banjir.
 
Diceritakan Tata, musibah banjir kemarin membuat semua pihak lelah dan hampir memutuskan semangat. Meski demikian, musibah yang telah dilalui ini menyiratkan pengalaman dan kewaspadaan masyarakat yang cukup tinggi. Apalagi sudah diketahui nyata, Sungai Citarum di Kabupaten Karawang ini rawan jebol. "Kenangan musibah ini disalurkan melalui seni, bahkan tema acara ini mengenai bencana alam," jelasnya.
 
Kepala SMAN 1 Batujaya, Nasar meminta, supaya pemerintah benar-benar menangani tanggul Sungai Citarum agara tidak kembali jebol. Diakuinya, kerugian akibat banjir Januria 2009 lalu sekitar 360 juta. Kerugian banjir tahun ini lebih besar dibanding tahun 2007 lalu sebesar Rp 264 juta. Dua musibah banjir serupa yang menenggelamkan SMA ini merupakan yang paling parah. "Saya harap, tanggul Sungai Citarum harus benar-benar diperbaiki, kita semua tahu yang jadi masalahnya adalah tanggul itu, kalau jebol lagi percuma saja jika pemerintah terus menganggarkan pembangunan dan fasilitas sekolah," jelasnya.
 
Ketua Komite SMAN 1 Batuajaya, H. Wardi mengaku, SMAN 1 Batujaya belum pernah menerima bantuan. Banjir akibat luapan Sungai Citarum ini, selain merendam ribuan pemikiman juga menenggelamkan semua gedung sekolah dan merusak meja-kursi kelas termasuk fasilitas kantor. "Saya harap pada pemerintah untuk membantu fasilitas mebeler," ujarnya. (spn)
 

SMPN 1 Tirtajaya Gelar Lomba Pramuka


TIRTAJAYA, RAKA - Lomba Tingkat 1 Gugus Depan SMPN 1 Tirtajaya digelar untuk membina dan mengembangkan Janji Trisatya dan Dasa Dharma Pramuka. Kegiatan ini pun untuk memupuk rasa persaudaraan dan persatuan di kalangan pramuka. Demikian kata Kepala SMPN 1 Tirtajaya, Selih, S.Pd, disela kegiatan tersebut, Minggu (8/3) siang.
 
Kegiatan lomba pramuka tingkat intern sekolah ini dibuka Minggu (8/3) pukul 08.00 WIB dan berakhir Senin (9/3) pukul 12.00 WIB. Sasaran yang ingin dicapai usai siswa pramuka mengikuti lomba ini adalah untuk mengetahui batasan tingkat prestasinya yang wajib dicapai. Juga diharap mampu meningkatkan mental dan kemampuan, serta semangat untuk pantang putus asa.
 
Lomba pramuka ini pun untuk memperoleh tambahan pengalaman juga keterampilan siswa. Dan meningkatkan disiplin pribadi, memiliki rasa tanggungjawab dan kesetiaan terhadap regu pramuka. "Harusnya memang setiap tahun, tapi karens situasi sekolah, maka kita hanya bisa melaksanakan dua tahun ini. Pada sasarnya lomba tingkat sekolah dilaksanakan tiap tahun, tingkat kecamatan setiap dua tahun dan tingkat kabupaten tiga tahun sekali, ini sesuai aturan petunjuk dari kwartir nasional," kata Selih yang didampingi Pembinan Gugus depan juga sebagai wakil Kepala SMPN 1 Tirtajaya, Cartono, S.Pd.
 
Pada lomba ini, digelar 15 item lomba, diantaranya semapur, memasak, kesenian, halang rintang, P3K, kecermatan pancra indra, K3, sandi, pengetahuan pramuka, qori Alquran, bakti sosial, pengetahuan agama dan lainnya yang berkaitan dengan tereampilan. Sedangkan, pembina pramuka lainnya dibantu para alumni yang saat ini di SMA dan universitas. "Kita tidak boleh ketinggalan teknologi, tapi kita juga harus terampil menghadapi situasi darurat seperti yang diajarkan dalam pramuka," kata Cartono. (spn)
 

Perbaikan Tanggul Citarum Permenan Bagian dari Pembangunan Pemda

BATUJAYA, RAKA - Perbaikan tanggul Sungai Citarum yang jebol di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Kecamatan tetap merupakan tanggungjawab Pemda Karawang, karena daerah ini merupakan wilayah Kabupaten Karawang. Kecemasan sekaligus permintaan masyarakat pada pemerintah supaya membangun tanggul permanen ini harus direalisasikan.
 
Demikian kata Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Karawang, Saan Mustopa didampingi Anggota DPRD Komisi B Jawa Barat, Fraksi Partai Demokrat, Elly Siti Sunarliah, SE disela bantuan pengobatan gratis bagi warga tersebut, Sabtu (7/3) siang. "Harusnya tidak saling lempar wewenang perbaikan tanggul Sungai CItarum, terlepas apapun yang ada di wilayah Karawang, maka ini merupakan tanggungjawab sendiri, tidak bisa mengandalkan orang lain (Pemerintah Provinsi maupun Pusat, red). Jika Partai Demokrat dipercaya masyarakat, maka kita akan berupaya membuat tanggul permenen. Ini pun merupakan politik demokrat, kita akan berupaya maksimal membantu masyarakat yang kemarin terendam banjir akibat luapan Sungai Citarum," kata Saan.
 
Pada kesempatan itu bantuan obat untuk seribu orang di Dusun Tangkil itu, Saan menjelaskan, lebih baik pemerintah mengeluarkan banyak uang yang mampu membuat masyarakat nyaman, dibanding mengeluarkan untuk pembangunan dengan dana sedikit, tapi akhirnya tanggul Citarum jebol juga. Dia tidak menginginkan pemerintah terlalu mempertimbangkan anggaran perbaikan tanggul Sungai Citarum, sementara bencana alam serupa mengancam masyarakat setempat.
 
Kata Saan, tiap tahun banjir serupa selalu terjadi, seharusnya peristiwa itu bisa dicegah, karena jebolnya pun di titik yang sama, ini yang harus jadi evaluasi lembaga yang bertanggungjawab. Semua pihak yang berkaitan dengan penanganan bancana ini harus melakukan tindakan supaya banjir besar tidak terulang lagi. Dengan kejadian serupa yang terulang, akunya, ini bukti kepedulian pemerintah yang rendah pada masyarakat karena mereka tidak antisifatif.
 
Sementara, Elly Siti Sunarliah, SE menyatakan, dampak buruk akibat banjir, selain merusak pemukiman juga merusak sarana pertanian juga sekaligus sebagai pendapatan ekonomi masyarakat setempat. Kata dia, pemerintah tingkat provinsi dan kabupaten harus terus melakukan koordinasi untuk penanganan ini. Banjir ini bukan akibat hujan, tapi akibat tanggul Sungai Citarum yang jebol. Dan titik bencana itu harus perbaikan secara permenen supaya kuat dan tidak lagi merugikan perekonomian masyarakat setempat yang ladang dan sawahnya habis digerus air 'bah' luapan Sungai Citarum.
 
Habisnya lahan garapan petani, lanjutnya, otomatis mereka tidak lagi merasa tenang, bahkan sebagiannya jadi pesimis. "Saya prihatin dan turut berduka cita, ini kecerobohan bukan musibah biasa, kita bukan menyalahkan intansi, tapi alangkah baiknya pemerintah memutuskan agar tanggul diperbaiki permenen supaya masyarakat bisa tenang dan usahanya aman," ujar Elly. (spn)
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan