Pilkades Kutagandok Tanpa Kampanye

Saturday, December 13, 2008

KUTAWALUYA, RAKA - Pilkades Kutagandok, Kecamatan Kutawaluya tahun 2008 sekarang dilaksanakan tanpa kampanye. Ini sengaja dilakukan berdasarkan kesepakatan untuk mengantisipasi kericuhan dan menodai pesta demokrasi warga Desa Kutagandok. Demikian diungkapkan Ketua BPD Kutagandok, Atan Sutisna (58) kepada RAKA, kemarin.
 
"Ini berdasarkan kesepakatan para calon kepala desa, kami sebagai lembaga desa yang kapasitasnya sebagai penanggungjawab Pilkades hanya mengikuti kesepakatan itu. Dengan tidak adanya kampanye, terbukti bisa tertib. Sedangkan kampanye tidak harus dilakukan, karena semua warga sudah kenal calon kepala desa," jelasnya.
 
Namun begitu, gejolak di tengah-tengah masyarakat tetap saja ada, diantara warga menuntut satu calon kepala desa digugurkan, karena diduga sedang menjalani pemeriksaan oleh kejaksaan. Menurut Atan, hal itu tidak ada masalah, karena tidak ada sangkut pautnya dengan persyaratan menjadi seorang kepala desa. "Panitia hanya menjalankan aturan dan ketentuan yang berlaku, jika satu calon ini diloloskan oleh kabupaten, maka dia bisa meneruskan menempuh Pilkades," katanya.
 
Camat Kutawaluya, Drs H Dedi Kurnaedi berharap, pelaksanaan Pilkades di Kutagandok bisa berjalan lancar, aman dan kondusif seperti yang diinginkan semua masyarakat. Pihaknya hanya sebatas memonitoring pelaksanaan Pilkades Kutagandok. Diakuinya, dia mengharapkan agar panitia bisa menjalankan tahapan demi tahapan pemilihan agar Pilkades Kutagandok lancar. (spn)
 
 

Caleg Terpilih Harus Pentingkan Rakyat

"Seorang pemimpin harus mampu mengedepankan kepentingan umum (mashlahat al-'amanah) dan memiliki kualitas moral yang baik. Seorang pempimpin juga harus memiliki dua loyalitas, loyal ke atas dan loyal ke bawah, artinya selain dia patuh dan taat terhadap orang yang posisinya lebih di atasnya, dia juga harus mampu merangkul orang-orang di bawanya dan selalu memberikan pembelaan jika dibutuhkan," kata Ade Ta'lik, aktivis Karawang juga sebagai pengajar di beberapa sekolah di Rengasdengklok dan Batujaya, kepada RAKA, Jumat (12/12) sore.
 
Lebih lanjut Ade menjelaskan, UU No.12 Tahun 2003 menyebutkan, pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tingkat provinsi, kabupaten atau kota, serta memilih presiden dan wakil presiden. "Ada beberapa kriteria yang harus kita ketahui dari seseorang pemimpin yang akan kita pilih. Imam Al-Mawardi dalam kitab al-Ahkam as-Sultaniyyah menyebutkan dan mengajukan lima krteria seorang pemimpin, pertama adil dan jujur, kedua berpengetahuan, ketiga sehat wala'fiat, keempat arif dalam bertindak dan kelima tegas dan berani," ujarnya.
 
Dalam arti tren positif, lanjutnya, yang benarlah yang harus dibela. Apakah caleg-caleg yang diajukan pertai sekarang sudah memenuhi kiteria ataukah rakyat hanya akan mengambil semboyan 'Ambil uangnya tapi jangan kau pilih orangnya'. Kata Ade, wakil-wakil yang duduk di legislatif akan kedepan membuat perundangan. Selain itu menjaga dan mengontrol hukum juga kedaulatan pemerintahan. Sementara, yang terpilih sebagai eksekutif bertugas membentuk dan menjalankan pemerintahan dengan seadil-adilnya. "Jangan sampai lirik sebuah puisi dialami oleh bangsa kita, 'Tatap mata rakyat yang kosong, bukanlah bohong. Negara tidak tertolong, pemimpin banyak yang bohong, hakim banyak yang nipong (nipu, red), rakyat bagaikan anjing melolong, pemimpinku janganlah kau mikirin terus kursi ompong, ingat perut kami kosong'," cetusnya. (spn)

Jalan Sedari Tak Kunjung Diperbaiki

CIBUAYA, RAKA - Jalan antara Desa Srikamulyan, Kecamatan Tirtajaya hingga Desa Sedari, Kecamatan Cibuaya berlumpur dan rusak. Padahal, pada tahun 1990 lalu, jalan menuju kawasan hutan mangrove Soeharto ini mulus beraspal. Namun, setelah itu tidak ada lagi pembenahan jalan hingga akhirnya kini kembali menjadi jalan berlumpur.
 
Jalan penghubung dua kecamatan itu panjangnya sekitar 7 km. Sisi kirinya mengalir Sungai Bembang dan sisi kanannya pemukiman termasuk tambak ikan bandeng dan sawah. Jika diguyur hujan, nyaris jalan ini sulit dilalui segala jenis kendaraan. Apalagi motor, dua bannya tidak bisa lagi berkutik jika terjerembab masuk tanah berlumpur itu.
 
Beberapa waktu lalu, Camat Cibuaya, Hamdani pernah mengatakan, sepertinya tidak ada anggaran khusus untuk perbaikan jalan ini. Dia juga menjelaskan, jalan Tirtajaya-Cibuaya ini memiliki tanah yang labil, meski di hotmix sepertinya tidak akan kuat lama jika sisi kirinya tidak diturab, karena bersentuhan dengan Sungai Bembang. "Apalagi dicor, harus punya anggaran besar," tukasnya.
 
Diketahui, bertahun-tahun penduduk dikedua kecamatan ini jarang hilir mudik dengan kendaraan roda dua atau empat, apalagi jika jalan sudah 'jeblok' berlumpur. Mayoritas, masyarakat setempat hilir mudik menggunakan angkutan perahu disel yang melaju di Sungai Bembang. Selain sebagai angkutan orang, perahu ini pun digunakan mengangkut ikan-ikan hasil laut dari Sedari untuk diangkut ke Desa Srikamulyan. Dan di Srikamulyan, truk-truk pengangkut ikan menuju Jakarta dan beberapa daerah lainnya sudah menunggu paerahu-perahu itu.
 
Pada awal tahun 2008 lalu, beberapa truk batu kapur sudah disebar dijalan berlumpur itu, tapi tidak semuanya dibagi rata, jalan tanah berlumpur masih terhitung panjang, terutama di jalan masuk Desa Sedari. Kini, warga setempat cuma bisa berharap akses jalan mereka segera diperbaiki, minimal tidak lagi berlumpur melainkan berbatu supaya bisa dilalui meski sedang hujan deras. (spn)
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan