Karawang Banjir karena Salah Mengelola Bendungan

Thursday, April 1, 2010

BeritaKarawang.com - Selain faktor alam, banjir di daerah Karawang yang merendam ribuan rumah dan areal sawah disebabkan salah pengelolaan Bendungan Saguling, Cirata termasuk Bendungan Jatiluhur.

"Harusnya keberadaan tiga waduk itu bisa membuat Karawang aman dari banjir, air hujan dari daerah Bandung dan sekitarnya bisa ditahan di tiga bendungan itu. Banjir kemarin disebabkan kesalahan dalam penjumlahan estimasi air yang masuk (bendungan, red)," kata Ir. Agus Sofyan, bakal calon Bupati Karawang 2010-2015, Kamis (1/4/2010) siang. 

Kata dia, banjir model ini mudah-mudahan yang pertama dan terakhir, banjir ini bukan saja karena faktor alam, tapi juga kelalaian manusia dalam mengelola bendungan, karena Sungai Citarum memiliki tiga bendungan untuk penampungan air, diantaranya Jatiluhur, Cirata dan Saguling.

Bicara tentang luapan air Sungai Citarum, Agus menjelaskan, solusinya adalah membuat simulasi, berapa pun curah hujan turun akan bisa diperkuat dengan cara membangun tanggul dan memperkuat tanggul. Dijelaskannya, membuat tanggul supaya air tidak naik, sedangkan memperkuat tanggul maksudnya supaya tanggul yang ada jadi kuat dan tahan jebol.

"Ini tugasnya Balai Besar Citarum, kita berharap Balai Besar Citarum dan PU mengalokasinya dananya untuk perbaikan sepanjang Sungai Citarum," jelasnya.

Dia menyatakan turut berduka terhadap musibah banjir yang melanda daerah Karawang, dia berharap agar masyarakat Karawang tabah dan tawakal. "Jika saya jadi bupati, Insya Allah musibah ini akan berkurang," ucapnya. (*)

IM PPBAJ DPR RI Tinjau Banjir Karawang


BeritaKarawang.com - Tujuh orang anggota Tim Pengawas Penanggulangan Bencana Alam Jawa Barat (PPBAJ) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ( DPR RI ) meninjau sejumlah lokasi banjir di Kabupaten Karawang. Rombongan yang dipimpin oleh Ajeng Ratna Suminar tersebut diterima secara langsung oleh Wakil Bupati Karawang, Hj. Eli Amalia Priatna di Gedung Singaperbangsa Lt. II Pemda Karawang, Rabu (31/3/2010).


Sebelum meninjau lokasi banjir di Kelurahan Tanjungpura dan Tanjungmekar Kecamatan Karawang Barat, rombongan tersebut melakukan dialog bersama jajaran Pemerintah Daerah, terkait penyebab bencana banjir, kondisi bencana banjir terkini, serta proses penanganan dan penanggulangan bencana banjir yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang.


Selain itu, rombongan pun turut menyerahkan bantuan berupa 1 ton beras, 200 dus mie instant, dan 300 dus air mineral senilai Rp. 20 juta. Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan oleh Ajeng Ratna Suminar kepada Wakil Bupati Eli Amalia, dan kemudian diserahkan kembali kepada perwakilan masyarakat yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.


 Ajeng Ratna Suminar, yang merupakan anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat tersebut mengatakan, kedatangan rombongan tersebut adalah untuk mengawasi apakah sudah ada dana bantuan dari pemerintah pusat, BNPB, Kementrian Sosial, dan Kementrian Koordinator Kesejahteraan rakyat yang sudah turun, apakah bantuan tersebut telah sampai serta kondisi pengungsi di tempat pengungsian, dan lain-lain. "Hal ini dalam rangka mencai solusi bersama-sama dalam penanganan pasca bencana banjir," ujarnya.


Terkait penanganan pasca banjir, Ajeng berharap Pemerintah Kabupaten Karawang benar-benar memperhatikan proses penanganan pasca banjir, khususnya dalam menginventarisir kerusakan infrastruktur maupun rumah-rumah masyarakat, dan secepatnya mengajukan data-data tersebut. "Karena dalam penanganan pasca banjir, Pemerintah Daerah yang akan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat," jelasnya.


Ajeng juga mengharapkan Pemerintah Kabupaten Karawang untuk segera membentuk Badan Daerah Penanggulangan Bencana, dan membentuk lembaga-lembaga serupa di tingkat kecamatan, desa/kelurahan, hingga RT dan RW. "Dengan demikian, Tanggap Darurat saat terjadi bencana dapat cepat dilaksanakan di tingkat terbawah," tambahnya.


Di sisi lain, Wakil Bupati Hj. Eli Amalia Priatna dalam kesempatan tersebut mengatakan, banjir disebabkan curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Bandung dan Purwakarta, yang menyebabkan meluapnya air di Bendungan Jatiluhur hingga mencapai 108,49 M Diatas Permukaan Laut (DPL). "Ini telah melebihi ambang batas normal yaitu 107 M DPL," tuturnya.


Wakil Bupati melanjutkan, nilai kerusakan dan kerugian terhadap asset pemerintah, industri, maupun masyarakat saat ini masih belum bisa diprediksi. Per tanggal 27 Maret 2010, banjir tersebut telah menyebabkan tergenangnya 811 hektar sawah, 31.834 rumah yang dihuni oleh 103.366 jiwa atau 30.142 KK yang tersebar di 10 Kecamatan. "Namun sejak tanggal 29 Maret 2010, genangan air telah mulai surut dan hanya merendam 287 hektar sawah, 5.125 unit rumah yang dihuni 29.526 jiwa atau 6.584 KK," jelasnya.


Wakil Bupati juga menambahkan, dalam menanggulangi bencana, Pemerintah Kabupaten Karawang telah berupaya seoptimal mungkin, dengan menyiapkan cadangan dana sebesar Rp. 800 juta, ditambah bantuan dari Menteri Sosial Rp. 200 juta, BNPB Rp. 200 juta, dan Menko Kesra Rp. 500 juta, sehingga total dana yang tersedia mencapai Rp. 1,7 milyar. "Jumlah tersebut tidak termasuk bantuan obat-obatan, tenda, selimut, dan dapur umum," tambahnya.(**)

 

The City 102 FM Lounching April Ini

 
BeritaKarawang.com - Sebelumnya, dikhawatirkan banyak TV bermunculan akan mengikis eksistensi radio-radio, padahal tidak seperti itu keadaannya, karena media audio ini masih banyak didengar oleh masyarakat, terutama saat mereka bepergian dalam mobil atau sekedar santai.
 
 
Demikian kata Direktur The City 102 FM, Bambang Pranowo, Kamis (1/4/2010) siang. Menurutnya, radio masih jadi media komunikasi aktif dan hiburan masyarakat. Sementara ini, pihaknya tengah mencari segmen radio yang tepat, karena kondisi heterogen seperti di Karawang ini harus bisa memadukan program yang menyentuh semua kalangan.
 
 
"Jadi, memadukan antara idealisme dan pragmatisme, idealisme ini yang menyangkut jangka panjang, sedangkan pragmatisme menyangkut selera masa kini dan lingkungan," jelasnya.
 
 
Kata dia, radio besar di Indonesia jarang berani membuat radio di daerah, karena membangun radio di perkotaan cenderung lebih mudah, beda dengan radio daerah yang terlalu 'jelimet'. Diakuinya membangun radio daerah susah-sudah gampang dan harus bisa memformulasikan secara tepat tentang rumusan program.
 
 
"Satu sisi, masyarakat senang, satu sisi juga mengarahkan untuk perubahan masyarakat kedepan, dan eksistensi radio kedepan bisa dipertahankan," jelasnya.
 
 
Dijelaskannya, maksud 'jelimet' ini diantaranya dari latar pendidikan pendengar berbeda dibanding taraf pendidikan di perkotaan yang lebih maju. Selain itu, dari sisi ekonomi kedua masyarakat itu jelas ada perbedaan mendasar, ini praktis menjadi pertimbangan juga bagi pengiklan atau produsen. "Satu tempat banyak orang, tapi daya belinya minim, ya percuma," ungkapnya.
 
 
Saat ini, dirinya masih fokus tentang program dan mencari SDM (Sumber Daya Manusia) untuk kru radio, karena April 2010 ini The City 102 FM harus lounching.
 
 
Diakuinya, selain SDM masih ada tantangan lainnya, diantaranya menyelaraskan antara keberadaan radio dan lembaga pendidikan SMK Ristek dan SMK Perbankan Indonesia yang juga dikelolanya.
 
 
Kata dia, hal itu yang sedang diformulasikan pada radio yang didirikannya. Dia juga tidak menuntut banyak iklan yang digandeng radio, sedangkan idealismenya diabaikan.
 
 
Namun begitu, kedepan faktor pendidikan akan lebih baik dibanding sekarang dan selera pasar akan berubah. Sekarang, pihaknya menjaga supaya radio ini bisa eksis, dari eksis itu pelan-pelan akan melakukan pembenahan di berbagai program, materi dan SDM.
 
 
"Sehingga bisa menarik pendengar untuk tetap konsen pada The City 102 FM, karena kita sulit mensejajarkan radio daerah dengan di perkoataan. Makanya kita buka line sms 24 jam untuk memberi masukan tentang program radio, setiap hari hampir seribu sms yang kami terima," ujarnya.
 
 
Bicara tentang penyiar, dia akan menyaring penyiar yang andal, muda, energik dan memiliki pengetahuan luas tentang musik. Hingga kini, sudah terjaring 3 orang penyiar dari 16 peserta audisi pada awal Maret 2010 lalu. Tetapi, tidak menutup kemungkinan akan ada audisi lagi jika ketiga orang itu tidak memenuhi kriteria penyiar.
 
 
Kini, pembangunan The City 102 FM sudah mencapai 90 persen, tinggal 10 persen lagi yang membutuhkan banyak energi untuk finishing radio yang sedang dibangun di lantai 3 Ristek Buillding. (*)
 

UN Tahun Ini Lebih Tenang

 
BeritaKarawang.com - UN sekarang lebih tenang dibanding tahun sebelumnya, karena tahun ini ada UN susulan bagi siswa yang tidak bisa mengikuti UN karena sakit. Tahun sebelumnya, yang tidak mengikuti UN harus ikut paket B.
 
 
Demikian kata Kepala SMPN 1 Pedes, Dedi Hudaya, Kamis (1/4/2010) pagi, saat UN. Diakuinya, pihaknya telah melakukan bimbel (bimbingan belajar) selama 6 bulan dan Try Out sebelum UN dilaksanakan, pada UN ini merupakan pembuktian kerja keras itu. Namun dia melihat Pra UN kemarin ada peningkatan nilai. "Sekarang kita lihat hasilnya seperti apa, yang bisa saya lakukan berdoa supaya semua siswa lulus," jelasnya.
 
 
Tercatat 505 siswa reguler ditambah siswa terbuka 106 siswa, total 611 siswa yang UN bersamaan pada 31 ruang kelas. Sementara ada 1 siswa SMP Terbuka bernama Sri Wahyuni tidak ikut UN di hari pertama, dia datang siang setelah UN bubar, karena tidak mengetahui jadwal UN, dia dipastikan ikut UN susulan.
 
 
Sementara itu, Sekretaris Panitia UN, Wahid menjelaskan, ada 4 siswa reguler 'drop out' dua bulan sebelum UN, padahal dia telah tercatat sebegai peserta UN, mereka diantaranya Jajang, Novi Nurhasanah, Ruwandi dan Windari Ayu Ratnasari.
 
 
Alasannya mereka 'DO' diantaranya sudah bekeluarga dan bekerja ke luar daerah. "Meski sudah dibujuk untuk ikut UN, siswa tersebut tidak mau ikut ujian," kata Wahid. (*)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan