Warga Karawang Masih Trauma Banjir

Friday, April 9, 2010

BeritaKarawang.com - Trauma peristiwa banjir besar di Kabupaten Karawangmasih membayangi warga. Sementara, pemerintah Provinsi Jawa Barat pun terus memperjuangkan nasib warga di masa mendatang. Salah satunya dengan mendesak Kementerian Pekerjaan Umum memprioritaskan penanganan hulu Sungai Citarum.


"Penanganan hulu jangan diabaikan. Kementerian PU jangan mendahulukan perbaikan di hilir Citarum, seperti di Purwakarta sampai Jakarta," kata Kabag Lingkungan Hidup Setda Jabar Uus Mustari di Bandung.


Dalam Integrated Citarum Water Resources Management Program-proyek penanganan Citarum-Kementerian PU mendahulukan perbaikan di hilir Citarum pada tahap pertama. Kerusakan hulu Citarum yang berada di Kabupaten Bandung akan ditangani pada tahap kedua.


ICWRMP didanai utang dari Bank Pembangunan Asia (ADB)senilai US$ 500 juta. Kemarin, Pemprov Jabar bertemu dengan Dirjen PU dan Ketua Misi ADB.


Rencana di hulu yang diusulkan adalah reboisasi hutan kritis, penerapan sampah terpadu, pengerukan lumpur di badan anak Sungai Citarum, dan pembangunan cek dam.



Banjir di Cirebon menerjang empat desa di Kecamatan Waled. Tidak ada korban jiwa pada bencana yang terjadi akibat meluapkan Sungai Ciberes itu.


Sementara itu, kerugian akibat banjir luapan Sungai Citarum di Kabupaten Karawang mencapai Rp 50 miliar, berdasar laporan terakhir masing-masing organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang.



"Data kerugian akibat banjir itu masih sementara dan akan bertambah, karena masih ada organisasi perangkat daerah yang belum melaporkan kerugian akibat banjir. Kami masih menghitung jumlah kerugiannya," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Karawang, Iman Sumantri, Rabu (7/4/2010) kemarin.


Selain itu, beberapa organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemkab Karawang juga masih memperbaiki laporan kerugian banjir.


Di antara organisasi perangkat daerah yang hingga kini masih memperbaiki dan belum menyerahkan laporan kerugian akibat banjir ialah Dinas Cipta Karya dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga setempat. Data kerugian akibat banjir tersebut kemungkinan akan terkumpul pada pekan ini.


"Kerugian akibat banjir dari Dinas Cipta Karya seperti kerusakan rumah dan jalan lingkungan, saat ini masih proses penghitungan. Begitu juga dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, masih menghitung kerugian dari 28 sekolah yang terendam akibat banjir selama lebih dari sepekan lalu," kata Iman.


Data sementara kerugian banjir yang hampir mencapai angka Rp 50 miliar itu terdiri dari Dinas Bina Marga dan Pengairan sebesar Rp 43.883 miliar, laporan kerugian dari Dinas Pertanian Rp 2.591 miliar, dan laporan kerugian dari Rumah Sakit Islam Karawang sebesar Rp110 juta.


Untuk laporan kerugian dari Rumah Sakit Islam Karawang itu disampaikan setelah peralatan dan obat-obatan yang ada di rumah sakit tersebut ikut tergenang banjir. Sedangkan kerugian yang dilaporkan Dinas Pertanian meliputi luas areal sawah yang tergenang selama banjir hingga puso, dan lain-lain.


Sementara laporan kerugian yang disampaikan Dinas Bina Marga dan Pengairan meliputi kerusakan jalan raya, jembatan dan tanggul-tanggul Sungai Citarum. Untuk laporan kerugian Dinas Cipta Karya sebelumnya mencapai Rp 85,401 Juta, dan kini laporan awal itu masih proses perbaikan.


Diketahui, banjir luapan Sungai Citarum yang terjadi di Karawang selama lebih dari sepekan itu telah merendam puluhan ribu rumah di 10 kecamatan sekitar Karawang. Setelah banjir surut, Pemkab Karawang memberlakukan tanggap darurat selama 14 hari dan dilanjutkan dengan penanganan pascabanjir. (Antara/MediaIndonesia.com)


Pendidikan Karawang Didukung DBE USAID

BeritaKarawang.com - Bupati Karawang Drs. H. Dadang S. Muchtar kembali didaulat untuk menjadi narasumber dan memaparkan keberhasilan kebijakan pendidikan di Kabupaten Karawang dalam Konferensi Nasional Program Pendidikan Decentralized Basic Education (DBE) 1 Peningkatan Mutu Manajemen dan Tata Layanan Pendidikan yang diselenggarakan oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan Kementerian Pendidikan Nasional, Rabu (7/4/2010) kemarin.



USAID memfasilitasi konferensi tersebut untuk menampilkan kesuksesan reformasi pendidikan, praktik-praktik terbaik, serta dampak dari program-program dalam mempromosikan pendidikan dasar yang lebih baik. Selain itu, konferensi tersebut juga akan mempromosikan dialog antara USAID, pemerintah, serta mitra kerja lokal terkait berbagai rekomendasi dan kegiatan yang akan datang.


Dalam konferensi yang di selenggarakan di Auditorirum Kementerian Pendidikan Nasional, Bupati Dadang S. Muchtar menjelaskan, sektor pendidikan merupakan permasalahan yang sangat kompleks yang dihadapi oleh pemerintah di tingkat pusat maupun di daerah.


Menurut bupati, secara garis besar terdapat tiga isu strategis dalam dunia pendidikan saat ini, yaitu infrastruktur sekolah yang rusak, tidak memadai, dan kurang daya tampungnya, biaya pendidikan yang mahal, serta kualitas guru dan hasil didik yang terus merosot. Tiga permasalahan besar inilah yang harus menjadi eager dari pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk diselesaikan. "Di Karawang, ketiga permasalahan tersebut telah diselesaikan secara prioritas dan parallel," jelasnya.


Keberadaan DBE, lanjut bupati, hendaknya dapat menjadi stimulant dalam upaya pengembangan dunia pendidikan di Indonesia, khsusunya di daerah. Untuk Itu, Pemerintah, baik pusat maupun daerah harus betul-betul menganggarkan dan melaksanakan kebijakan pendidikan sesuai rencana strategis yang ada. "Tugas DBE maupun Kepala Daerah hanyalah sebagai motivator saja," tambahnya.


Di sisi lain, Kuasa Usaha Kedubes Amerika Serikat, Ted Osius, menjelaskan, DBE merupakan proyek pendidikan USAID yang telah berlangsung sejak tahun 2004. Program ini merupakan evolusi dari program USAID sebelumnya, yaitu Manajemen Pendidikan Dasar (Management Basic Education - MBE) pada tahun 2003. Dengan mandat dari Prakarsa Presiden Amerika Serikat senilai $ 157 juta dollar AS, program ini telah memberikan bantuan teknis kepada lebih dari 51.880 guru dan staff administrasi, serta 363.600 siswa di 1.800 sekolah. Pelaksanaan praktik-praktik terbaik lainnya telah dilakukan di 7.000 sekolah di seluruh Indonesia, dengan pendanaan terpisah dari pemerintah lokal dan lembaga-lembaga swasta.


Program DBE menekankan pada manajemen pendidikan dan pelatihan guru-guru tingkat sekolah dasar dan menengah pertama. Sedangkan proyek Opportunities for Vulnerable Children focus pada pendidikan menyeluruh dengan menggunakan sumber daya masyarakat untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak yang memerlukan perhatian khusus untuk belajar di sekolah-sekolah lingkungannya. USAID juga mendukung program televisi Jalan Sesama yang ditonton lebih dari lima juta pemirsa televisi.


Dalam bidang pendidikan tinggi, USAID bekerjasama dengan lembaga pelatihan guru untuk memberikan pelatihan professional dalam mendukung sertifikasi guru di Indonesia. Proyek lainnya adalah kemitraan antara University of Kentucky dengan Universitas Lampung, Brawijaya, dan Syiahkuala. USAID juga mendukung kemitraan antara Politeknik Aceh dengan perusahaan minyak Chevron untuk mengembangkan mata pencaharian bagi masyarakat Aceh pasca bencana Tsunami. "USAID mendukung seluruh rentang pendidikan, mulai dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan tinggi," tambah Ted.


Moderator Konferensi Nasional Pendidikan tersebut, Aos Santosa menambahkan, Bupati Dadang S. Muchtar merupakan salah seorang tokoh yang sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Karawang. Beliau sangat berperan dalam terciptanya kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Karawang dengan USAID/DBE1. "Salah satu keberhasilannya adalah dengan menghitung alokasi dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) tingkat Kabupaten, yang telah dijadikan bahan masukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk alokasi dana BOS tingkat Provinsi," tambahnya.


Sementara itu, selain Bupati Dadang S. Muchtar, terdapat 5 nara sumber lainnya dalam konferensi tersebut. Kelima nara sumber tersebut adalah Fadiah Machmud (Spesialis DBE1 Provinsi Sulawesi Selatan), Drs. H. Sudjadi (Wakil Ketua DPRD Boyolali), A. Haerani, S.Km, M.Kes (Anggota DPRD Soppeng), Jeni Tri Sulisjayanti, S.PD, MM (Kepala Sekolah SDN Sedatigede 2, Sidoarjo), dan Drs. Irhamuddin (Kepala Bidang Program dan Pelaporan, Dinas Pendidikan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam). (Humas Pemda Karawang)

 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan