Anggota Dewan Cuma Janji Doang

Thursday, September 10, 2009

 
KUTAWALUYA, RAKA - Hingga kemarin, belum satu anggota DPRD Karawang pun yang melirik penderitaan Teti (37) warga Desa Sampalan, Kecamatan Kutawaluya yang sudah sembilan tahun mengidap penyakit gondok. Padahal, ibu dua anak itu pernah mengeluhkan sakitnya pada beberapa anggota dewan saat mereka kampanye. Namun, dewan yang terpilih itu ternyata cuma janji doang.
 
Ternyata, yang bisa membawa Teti ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung adalah warga setempat, mereka mengumpulkan dana untuk biaya berobat Teti, karena janji dewan tak kunjung datang. Padahal saat kampanye, beberapa anggota dewan pernah berjanji akan membantunya. Namun demikian, belum terlambat bagi anggota dewan untuk membantu dan meringankan penderitaan Teti.
 
Ketidak pedulian para dewan ini setelah mereka tak bergeming ketika tim relawan penggalang dana bagi Teti kecewa karena dewan dianggap tak memberi harapan bagi kesehatan Teti. Tim relawan itu memang sengaja dibentuk untuk mengumpulkan dana bagi biaya Teti, karena diketahui Teti termasuk keluarga tidak mampu. "Belum juga dimintai bantuan, mereka sudah berkilah," kata seorang relawan Tati.
 
Ketua relawan untuk Teti, Nasep mengatakan, dana yang diperoleh untuk kesembuhan Teti sudah menipis, malu jika pihaknya harus terus meminta lagi kepada warga yang hampir setiap waktu menyisihkan uang untuk Teti. "Saya mencoba mendekati para anggota legislatif yang terpilih dari daerah pemilihan 3, namun jawabannya semua tidak ada yang peduli kecuali dari salah satu partai yang langsung merespon setelah dia, H. Opik dari Demokrat," ujarnya. (spn)

Bencana Sebagai Cermin Diri

 
Oleh: Kholid Al Kautsar
Pengajar SMAN 1 Batujaya, Kabupaten Karawang
 
Duka kembali melanda bangsa Indonesia, seolah datang bergiliran, beberapa tahun lalu bencana alam melanda Aceh, Nias, Yogyakarta dan Pangandaran. Sekarang gempa itu mengguncang Tasikmalaya dan beberapa daerah lain Jawa Barat. Indonesia seperti tak pernah putus di rundung duka.
 
Fenomena alam ini sebagai peringatan keras dari Allah SWT agar kita kembali ke jalan yang benar. Tanpa mengenyampingkan rasa empati yang mendalam kepada korban dan keluarga yang ditinggalkan, pantas menjadi renungan, perkataan Umar bin Khatab saat terjadi gempa di suatu wilayah, kalimat yang pertama kali diucapkan Khalifah Umar bin Khatab. "Wahai rakyat ku, maksiat apa yang kita lakukan sehingga mengundang bencana seperti ini".
 
Dan gempa di Tasikmalaya yang menelan banyak korban ini memang menyisakan kepiluan yang mendalam, tapi bukan berarti kita harus larut dalam kepedihan dan tidak berusaha melakukan introspeksi diri. Setidaknya ada tiga aspek yang harus kita renungkan. Pertama, sebagai mukmin, bencana ini tentu terkait dengan perilaku kita selama ini. Kedua, musibah ini merupakan alat untuk selalu melakukan introspeksi diri dan mengerjakan aksi kesadaran sosial dalam bentuk memberikan bantuan kepada sesama. Ketiga, banyak pernyataan yang melecehkan ajaran Islam dan kemaksiatan yang merajalela, sehingga Allah SWTdatangkan bencana bagi bangsa ini.
 
Kedepan kita harus berpikir jernih, lebih baik, sesuai dengan tuntutan Allah dan Rasul-Nya. Ada pesan bagi pemerintah Indonesia. Pertama, perlu ada skala prioritas dalam menangani negeri ini, terutama persoalan kemiskinan yang terabaikan. Kedua, rasa keadilan terhadap masyarakat harus ditumbuhkan terus menerus oleh pemerintah dan ketiga, pemerintah harus memerangi segala bentuk kemaksiatan secara tegas.
 
Sudah saatnya pemerintah melakukan 'dakwah amar makruf nahi munkar' dengan baik. Pemerintah harus tegas dan konsisten kalau ingin membawa bangsa ini kepada kondisi yang lebih bermartabat. Peringatan Allah SWT sudah datang berkali-kali, kita harus ingat itu. (spn)
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan