Ketua TPI Betok Mati Diganti

Monday, February 16, 2009

Pengurus lama dan baru Koperasi Mina Fajar Samudra Cilebar.
 
 
CILEBAR, RAKA - Gito Bin Acut (32) terpilih sebagai ketua Koperasi Mina Fajar Samudra, Dusun Betok Mati, Kecamatan Cilebar, masa jabatan 2009-2014, menggantikan H. Mohammad Warim, Sabtu (14/2) siang. Gito ditunjuk sebagai ketua baru secara aklamasi karena calon tunggal. Sedangkan bendahara, sekertaris dan Badan Pemeriksa Koperasi (BPK) koperasi ini dipilih secara voting.
 
Usai pemilihan ketua dan pengurusnya, Bendahara terpilih, Neno Trisno Hartoyo menjelaskan, setelah lama vakum, koperasi ini akan mulai menjalankan pembinaan terhadap anggota. Menurutnya, pengurus koperasi dan nelayan bisa memajukan koperasi menjadi lebih baik jika keduanya melakukan kerjasama yang baik. "Kami ingin membuat dermaga perahu bagi nelayan. Selain itu, kami akan adakan simpan simpan bagi semua anggota," ujarnya.
 
Dia melihat, selama ini koperasi berjalan tanpa manajemen yang baik. Dengan begitu, pihaknya akan memperbaiki hal vital yang perlu diperbaharui di koperasi ini, yaitu sistem admisnitrasi maupun sistem pembinaaan. "Selama ini anggota tidak pernah dibina dan Rapat Anggaran Tahunan (RAT) pun baru dilaksanakan sekali ini sejak koperasi ini berdiri tahun 1999 lalu," ucapnya.
 
Kata Neno, pembinaan bagi anggota koperasi ini sangat penting, supaya nelayan merasa memiliki bahwa koperasi ini juga milik mereka. Maju tidaknya koperasi ini, lanjutnya, adalah oleh anggota dan hal itu akan dia coba pada kesempatan kepengurusannya tahun ini. Dia mengungkapkan, tidak berkembangnya koperasi, karena banyak diantara anggota tidak menjual ikannya ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Jika ada pembinaan, katanya, maka mereka akan menjual ikan ke TPI dan membantu meningkatkan koperasi dan koperasi ini pun bisa mensejahterakan mereka.
 
Diakuinya, Neno salah satu perintis koperasi ini sejak 1997-1998 lalu. Dia berprinsip, karyawan dan pengurus tidak boleh ikut berdagang, kecuali usahanya itu dilimpahkan ke istri atau keluarga. "Karyawan dan pengurus tidak boleh ikut dagang, karena akan menimbulkan kecemburuan sosial bagi nelayan dan akan menghambat laju pertumbuhan koperasi," ungkapnya. (spn)
 
 

Sebuah Rumah di Cibuaya Hangus Dilalap Si Jago Merah

CIBUAYA, RAKA - Sebuah rumah hangus terbakar di Dusun Pejaten II, RT 01/03, Desa Pejaten, Kecamatan Cibuaya, Sabtu (14/2) sore. Pada peristiwa itu, 3 unit mobil pemadam pun diturunkan untuk mengatasi amukan si jago merah. Api mulai berkobar sekitar pukul 15.30 WIB, warga setempat dan petugas pemadam kebakaran berkutat memadamkannya.
 
Dugaan sementara, kebakaran yang menghanguskan rumah Hj. Mbot (60) itu akibat konsleting listrik, karena pada saat itu tak seorang pun di dalam rumah itu yang menyalakan kompor. Seperti diungkapkan tetangganya, Nining (36), semula api berkobar tepat diatas dapur dan api merambat dan membakar seisi rumah. "Api terlihat merambat cepat, saya berteriak minta tolong, karena rumah yang terbakar ini berdekatan dengan rumah lainnya, apalagi hembusan angin sangat kencang, semua warga juga panik," jelasnya.
 
Akibat kebarakan tersebut, kerugian ditaksir ratusan juta. Selain atap rumah yang hangus, dua sepeda motor bebek serta peralatan elektronik seperti TV dan kulkas tidak bisa diselamatkan. Pada saat api berkobar, Hj. Mbot panik mencari cucunya yang dia khawatirkan ada di dalam rumah. "Pada saat itu saya panik, yang ada dibenak saya adalah cucu saya, saya tidak menghiraukan rumah yang hangus terbakar," ujarnya lemas terkulai karena 'shock' melihat seisi rumahnya habis dilalap api.
 
Tiga unit pemadam kebakaran itu, dua dari Karawang dan satu unit armada kebakaran yang siaga di UPTD Cipta Karya Rengasdengklok. Ketiganya meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP) setelah mendapat informasi warga setempat. Sebelum tiga armada sampai di lokasi kejadian, ratusan warga setempat berusaha melawan si jago merah itu dengan menggunakan ember, mereka mengambil air solokan dan air sumur yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Hanya berselang satu jam, api sudah bisa dijinakan warga dan petugas pemadam kebakaran saat api masih terlihat besar.
 
Hingga berita diturunkan, peristiwa tersebut masih dalam penyelidikan Polsek Cibuaya untuk mengetahui penyebab hangusnya rumah besar tersebut. Diketahui, dalam satu rumah itu dihuni empat jiwa, diantaranya Hj. Mbot bersama anak, cucu dan menantu. Untuk sementara ini, Mbot sekeluarga tinggal di rumah sanak keluarganya di Cibuaya. (spn)
 

Banjir Merusak Jalan Raya

 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Pascabanjir, terpantau di sejumlah titik jalan rusak parah. Di beberapa kecamatan wilayah utara Karawang, terlihat jalan hotmix yang tahun lalu dibangun kini terkelupas, retak-retak dan berlubang. Lubang jalan ini rata-rata berdiameter 30 cm hingga 1 meter dengan kedalaman 5-10 cm. Di beberapa titik jalan, warga terpaksa memasang sebuah tong dan tulisan peringatan jalan rusak agar tak mencelakakan pengguna jalan.
 
Di Kecamatan Rengasdengklok, jalan rusak ini terlihat di Jalan Raya Rengasdengklok, Jalan Desa Rengasdengklok Utara, Jalan Dusun Rengasjaya Desa Rengasdengklok Selatan dan Jalan Desa Kertasari. Sedangkan di Jalan Raya Kecamatan Pedes, lubang jalan akibat guyuran hujan terlihat di beberapa titik tiap desa, terutama kerusakan terparah dari arah Desa Karangjaya menuju Desa Labanjaya. Di Kecamatan Batujaya, kerusakan jalan terlihat jelas akibat gerusan air banjir Sungai Citarum di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel.
 
Di Kecamatan Tirtajaya, hampir semua jalan poros desa rusak, bahkan Jalan di Desa Sumur Laban berlubang besar sebandan jalan akibat amblas. Lubang pada jalan-jalan tersebut sudah menjadi perhatian semua pengguna kendaraan, kini mereka semakin waspada melihat kondisi jalan yang tampak mulus, tapi tiba-tiba terdapat lubang besar yang membahayakan, bahkan mengancam jiwa. Kendati demikian, banyak jalan-jalan yang tampak kokoh meski telah direndam banjir, seperti beberapa ratus meter Jalan Raya Tunggakjati, Kecamatan Karawang Barat. Selain jalan cor, hampir semua jalan hotmix rusak. (spn)
 

Banjir Dengklok Mulai Surut

RENGASDENGKLOK, RAKA - Genangan banjir yang menggenangi ratusan rumah di Dusun Kalijaya I dan Kalijaya II, Desa Rengasdengklok Utara termasuk 45 rumah di Dusun Krajan A, RT 05/02, Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok mulai surut. Situasi ini juga didukung dengan cuaca yang tidak turun hujan sejak beberapa hari kemarin.
 
Pantauan RAKA, Minggu (15/2), selain cuaca panas yang mendukung, banjir di wilayah tersebut dibantu pompanisasi menyedot air banjir dan dibuang ke Sungai Citarum yang lokasinya bersebelahan dengan pemukiman itu. Dan banjir yang menggenangi wilayah tersebut secara perlahan telah surut. Ketika hujan lebat turun hampir setiap hari sejak awal Januari 2009 lalu, di wilayah ini banjir sempat merendam rumah-rumah setinggi lutut hingga sedada orang dewasa, ratusan warga setempat langsung mengungsi ke jalan raya dengan mendirikan tenda-tenda, diantara tenda ini bantuan dari PT. Pupuk Kujang dan Pemkab Karawang.
 
Hingga berita ini diturunkan, genangan air di pemukiman tersebut masih tampak, tapi telah berangsur surut dibanding sebelumnya. Kendati demikian, warga yang rumahnya masih terendam hingga kemarin belum beranjak dari tenda pengungsian. Sedangkan, sebagian warga lainnya masih beraktivitas di sekitar rumah membersihkan lumpur-lumpur yang masuk ke dalam rumah mereka. Namun begitu, warga setempat tetap mewaspadai banjir susulan yang akan terjadi, jika hujan lebat kembali turun mengguyur, karena meski dihujani satu-dua hari saja, pemukiman tiga dusun di dua desa ini rentan kebanjiran.
 
Diketahui, sebanyak 1.599 Kepala Keluarga (KK) atau 5000 jiwa di Desa Rengasdengklok Utara kebanjiran pada 2 Februari 2009 lalu, rata-rata ketinggian air sekitar 30-50 cm. Pemukiman di Dusun Jati terendam sekitar 30-50 cm, Dusun Kalijaya I dan Kalijaya II termasuk Cikangkung Barat I terendam 50-70 cm. Warga Kalijaya I dan Kalijaya II sudah pindah ke tenda pengungsian yang sudah disediakan pemerintah. Sedangkan warga Jati dan Cikangkung Barat masih tetap bertahan di rumahnya masing-masing, karena diperkirakan air akan cepat surut.
 
Sementara itu, di Desa Kertasari, sejumlah 164 jiwa atau 45 rumah di Dusun Krajan A, RT 05/02, terendam hingga ketinggian air sepinggang orang dewasa, sejumlah warga ini berbaur mengungsi bersama warga Kalijaya. Banjir yang terjadi di tiga dusun itu akibat tidak ada saluran pembuang, karena pemukiman ini lokasinya berada di tanah yang lebih rendah. Dan memang air tidak akan surut sebulan, kecuali di sedot menggunakan mesin pompa. (spn)
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan