Di Sub Rayon III Karawang, 144 Siswa Ikut UN Susulan

Friday, May 1, 2009


Pelaksana UN 2008-2009 Sub Rayon III Karawang
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Di Sub Rayon III Karawang, sebanyak 144 siswa dipastikan mengikuti susulan UN (Ujian Nasional), Senin (4/5) besok. Sejumlah siswa itu tidak bisa mengikuti pelaksanaan UN 27-30 April 2009 kemarin, alasannya sakit.
 
Total jumlah peserta UN di 18 SMP di Sub Rayon III di wilayah Utara Karawang ini sebanyak 5.440 siswa, tapi yang melaksanakan UN utama kemarin sebanyak 5. 296 siswa dan sebanyak 144 siswa lainnya tidak mengikuti UN. Selain sakit, satu siswa SMPN 1 Rengasdengklok yang tidak ke sekolah karena tidak punya sepatu. Melihat hal itu, pihak sekolah langsung membelikan sepatu untuk siswa tersebut.
 
Seperti dijelaskan Ketua K3S (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) SMP Kabupaten Karawang, juga Kepala SMPN 1 Rengasdengklok, Drs. Cucu Cuaca, kepada RAKA, Kamis (30/4) siang. Dia menceritakan, selama UN kemarin, banyak hal diluar dugaan pihak sekolah. Misalnya seorang siswa yang kesehariannya bekerja sebagai pembuat telor asin, selama hari-hari UN, dia ijin pada bosnya supaya punya banyak waktu luang untuk belajar dan mengikuti UN dengan hasil yang baik.
 
Kata dia, pelaksaan UN di Komiasariat Rengasdengklok aman dan secara prosedur TPI (Tim Pemantau Independen) telah melaksanakan pengawasan dengan baik. Kendati begitu, masalah kecil tetap tak bisa terelakan, semisal siswa yang salah mengisi kolom LJK (Lembar Jawaban Komputer). Selain itu ada juga beberapa siswa terlamabat masuk ruang ujian, bahkan ada siswa yang dijemput guru karena tidak punya sepatu.
 
Di Sub Rayon III ini terdiri dari 281 ruangan kelas yang digunakan pada saat UN. Juga 562 pengawas silang dari guru-guru sekolah dibantu guru SD. Pengawas Independen sebanyak 18 orang, masing-masing sekolah satu orang. Pada ujian susulan Senin besok, soal ujian yang akan dikerjakan beda dengan soal UN utama.
Lebar ujian susulan soalnya khusus, berbeda dengan soal pada UN utama. Jika masih ada siswa yang tidak mengikuti UN susulan, dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang tahun berikutnya. "Boleh ikut, tapi ikut ujian paket B," ucapnya.
 
Disebutkannya, pada hari pertama UN yaitu ujian Bahasa Indonesia, di Sub Rayon III, tercatat 144 siswa tidak mengikuti UN, hari kedua atau pada ujian Bahasa Inggris, tercatat 138 siswa tidak mengikuti UN, hari ketika di ujian Matematika sebanyak 141 siswa absen dan hari keempat di pelajaran IPA, sebanyak 138 siswa tidak mengikuti UN. Pelaksanaan UN susulan di Sub Rayon III, lokasinya direncanakan di SMPN 1 Kutawaluya, pengawasan ujian sama seperti UN utama.
 
Kata Cucu, berakhirnya UN seperti perumpamaan 'bisul pecah', maksudnya beban sudah terasa ringan dan mulai habis, tinggal menyongsong ujian sekolah. "Kita tinggal melaksanakan ujian satu lagi, saya melihat ujian sekolah sudah diambang mata, pelaksanaanya ujian sekolah tanggal itu pada tanggal 11-13 Mei 2009," jelasnya.
 
Kepala SMPN 1 Kutawaluya, Drs. Yayat Rukhiyat menjelaskan, selama pelaksanaan UN berjalan sesuai rencana, dimana hajat yang dilaksanakan sekolah tiap tahun ini lancar. Semua unsur bekerja habis-habisan memperjuangkan siswa peserta ujian supaya bisa lulus. Selain dari upaya yang telah dilaksanakan itu, tidak luput pihak sekolah bekerja sama dengan pihak orang tua, yang ditekankan yaitu mengenai waktu belajar yang harus difasilitasi orang tua. Kemudian, pengawasan orang tua pada anaknya agar dipantau sebab dikhawatirkan terbawa pergaulan yang tak karuan. "Ada beberapa siswa yang tidak ikut UN, selain yang sakit, setelah ditelusuri ada yang bekerja di luar daerah, mayoritas mereka dari SMP Terbuka. Tahun ini kita berharap nilai UN bagus semua," ujarnya.
 
Ketua Komisariat Rengasdengklok, juga Kepala SMPN 1 Pedes, Mustarom mengatakan, jika pada saat UN susulan masih ada siswa sakit, maka pihaknya akan melakukan cara kedua, yaitu mendatangi rumah siswa supaya siswa bisa tetap mengerjakan soal UN di rumahnya. Tentunya, selain pihak sekolah, juga akan diawasi oleh tim pengawas independen. Dia menceritakan, di sekolahnya ada satu siswa tidak bisa ikut UN kemarin, karena kecelakaan motor, kakinya cedera hingga tak bisa berjalan kaki, lalu ada satu siswa lagi yang tidak ikut UN karena demam. "Kalau siswa itu masih sakit, dia harus dibawa keluarganya ke sekolah atau pihak sekolah yang datang ke rumahnya," imbuhnya. (spn)
 
 

Seminar Cara Gila Jadi Pengusaha

oleh Miming Pangarah
 
KARAWANG, RAKA - Setelah seminar 'Cara Gila Jadi Pengusaha' diperkenalkan Purdi E. Candra beberapa waktu lalu, kini seminar serupa kembali dibuka untuk umum, pembicaranya tak kalah hebat, dia adalah Miming Pangarah, 'the most wanted mentor' Enterpreneur University. Seminar ini bukan hanya sekedar memotivator, tapi benar-benar membuat peserta akan menjadi tergila-gila menjadi pengusaha.
 
Pada seminar yang akan dikemukakan motivator andal, Miming Pangarah ini, akan membeberkan trik-trik jitu untuk memulai dan menjalankan bisnis agar cepat sukses. Kemudian akan menjelaskan bagaimana cara mengubah hutang menjadi aset. Selain itu, akan memaparkan berbisnis besar hanya dengan modal kartu kredit, trik angunan rumah tanpa resiko, bagaimana membeli ruko tanpa uang, malah mendapat uang.
 
Hal hebat lainnya yang akan dijelaskan Miming yaitu bagaimana trik hutang besar dalam waktu singkat. Dia juga akan membuka mata peserta seminar untuk mengetahui bagaimana pebisnis sukses selalu memperbesar hutang. Dan tak luput dari seminarnya ini, dia akan mengungkapkan mengapa agunan kita harus sering di 'refinance' atau di ambil alih.
 
Seminar hebat ini akan digelar Sabtu, 2 Mei 2009 pukul 16.30 WIB hingga selesai, lokasinya di Rumah Makan Simpang Raya, Jalan Ahmad Yani, No. 88, depan Pemda Karawang. Harga tiket Rp 150.000/orang, tapi jika dipesan sebelum hari H atau hari Jumat ini, maka akan mendapatkan dua tiket dari harga tersebut. Untuk pesan tiket, bisa menghubungi hot line 0267-403233 atau 0812 8890 5682.
 
Pada acara spektakuler ini, akan dikupas tuntas bagaimana buka usaha dengan modal dengkul. Dan mengarahkan peserta yang bingung menghadapi masa pensiun atau takut memulai usaha, juga bagi mereka yang tidak tahu bagaimana cara memulai usaha. Ide-ide Miming ini, merekayasa hutang menjadi baik, bahkan dia telah banyak suskes menaikan omset perusahaan orang lain. Dengan begitu, Miming berpendapat, ide-ide bisnis kadang datang dari seringnya mengikuti pelatihan dan diskusi sesama pengusaha.
 
 
Pengusaha kaya ini telah memahami, di dalam menjalankan bisnis yang lebih tepat adalah bukan berusaha bagaimana supaya hutang-hutang menjadi lunas, tetapi sebaliknya, bagaimana agar bisa mendapatkan hutang lebih besar dari hutang awal yang telah dimilikinya. Maka, ketika dia hanya memiliki hutang kecil, ia mengaku harus bekerja menjaga toko mati-matian agar bisa menutup tanggungan angsuran bulanan. "Kebalikan dengan sekarang, besarnya bunga yang harus saya bayar per bulan kepada bank kira-kira Rp 60 juta, tapi semua itu bukan saya yang membayar, karena keuntungan bisnis yang berjalan itulah yang menutup sendiri," kata Miming. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan