Soal dan LJK Ujian Diawasi Ketat

Sunday, April 27, 2008

Panitia Ujian Nasional SMAN 1 Rengasdengklok dan SMAN 1 Pedes, usai pelaksanaan ujian, sore.




RENGASDENGKLOK, RAKA - Di Kabupaten Karawang, tercatat lima sekolah yang ditunjuk sebagai koordinator wilayah (korwil) Ujian Nasional (UN). Diantaranya SMAN 4 Karawang, SMAN 2 Karawang, SMAN 1 Rengasdengklok, SMAN 1 Telukjambe dan SMAN Cikampek. Kelima sekolah itu merupakan tempat pendistribuasian soal ujian untuk sekolah-sekolah di sekitarnya.


Seperti SMAN 1 Rengasdengklok, sejak hari pertama UN, sekolah ini tempat menyimpan soal ujian yang dikirim dari Dinas Pendidikan Karawang. Setiap pagi pukul 06.00 WIB, sekolah lain yang sedang melakukan ujian mengambil soal dan Lembar Jawaban Komputer (LJK) ke SMAN 1 Rengasdengklok dan pukul 14.30 WIB, sekolah tersebut mengembalikan soal dan LJK ke SMAN 1 Rengasdengklok, setelah terkumpul dari semua sekolah, barulah SMAN 1 Rengasdengklok mengirimnya ke Dinas Pendidikan Karawang.


Wakasek Kesiswaan Dede dan Otang Suganda didampingi Humas SMAN 1 Rengasdengklok Yusuf Basuki menjelaskan kepada RAKA, Rabu (23/4) siang. Korwil SMAN 1 Rengasdengklok meliputi, SMAN 1 Pedes, SMAN 1 BAtujaya, SMA Mathlaul Anwar, SMA Nurussallam, SMA PGRI Rengasdengklok dan SMAN 1 Rengasdengklok sendiri.


Soal yang dikirim dari Dinas Pendidikan Karawang diambil dengan kawalan polisi dan tim independen pada Senin kemarin. Soal tersebut disimpan di ruang khusus dan di segel dalam salah satu ruang SMAN 1 Rengasdengklok dan tetap mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian.


Tahun ini, UN tercatat enam pelajaran, beda dengan tahun lalu yang hanya tiga pelajaran. Kini, siswa kelas tiga IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dihadapkan soal pelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematikan, Fisika, Kimia dab Biologi. Sementara kelas tiga IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dihadapkan soal Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Ekonomi, Sosiologi, Geografi dan Tematika.Usai UN, sekolah akan melaksanakan Ujian Sekolah (US) meliputi pelajaran Agama, PPKN, Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Sejarah pada 12-13 Mei 2008.


Sedangkan nilai minimal syarat lulus yaitu 5,25. Di SMAN Rengasdengklok, siswa yang mengikuti UN sebanyak 273 dan dua siswi tidak mengikuti ujian ini, satu mengundurkan diri, sementara satu siswi lagi adalah siswi yang tahun kemarin tidak lulus ujian, setelah dia mengajukan ikut UN tahun ini, ternyata pada pelaksanaannya malah tidak mengikuti.


Soal ujian yang dikembalikan setelah selesai dibaca dan dikumpulkan pada korwil, dikirim kembali ke Dinas Pendidikan Karawang untuk kemudian dimusnahkan. LJK yang diberikan Dinas Pendikan Karawang sudah dihitung sesuai jumlah peserta UN tiap ruangan, tapi Dina Pendidikan melebihkan dua LJK cadangan untuk mengantispasi jika ada LJK rusak.


Secara prosedur, soal maupun LJK cadangan yang lebih harus dikembalikan lagi ke Dinas Pendidikan Karawang. Dan jika ada yang hilang atau LJK cadangan dipakai, maka perlu dibuatkan laporannya, mirip seperti penghitungan kartu suara Pemilihan Umum, jumlah surat yang datang dan pengembalian jumlahnya harus tercatat tepat. (spn)

Kepala Desa Tertibkan Penjualan Minah

Wednesday, April 23, 2008

BATUJAYA, RAKA - Ribut-ribut warga tidak kebagian minyak tanah yang dijual pangkalan memaksa Kepala Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya, Mad Guntur Ukar Sutadiwirya turun tangan. Dia melakukan musyawarah antar warga, pemilik pangkalan dan kepala dusun.Hasilnya memuaskan, satu dari beberapa pangkalan akan mendrop minyak tanahnya sebanyak 2.975 liter khusus untuk masyarakat setempat.

Jumlah itu disesuai dengan banyak warga yang membutuhkan dan berarti 3 liter per rumah. "Pembagian 3 liter ini dihitung per rumah, tidak berdasarkan kepala keluarga (KK), karena jika pembagian dihitung tiap KK, kemungkinan tidak akan mencukupi," ungkap Ukar.

Sebab, menurut dia, tidak menutup kemungkinan tiap rumah ada 2-4 KK. Setelah dirinci kebutuhan masyarakat ini, salah satu pangkalan yaitu KSU Setiawan di Dusun Lolohan I, RT 06/01 di desa ini, mengeluarkan sebanyak 2.975 liter untuk masyarakat, sedangkan sisanya dijual di desa lain. Sementara, pembeli untuk keceran tidak dilayani.

Kata Mad Guntur saat ditemui RAKA, Juma (18/4) siang di kediamannya menjelaskan, untuk mengendalikan masyarakat yang rebutan minyak tanah di desanya, maka pihaknya membuat kartu kendali penerima minyak tanah dari pangkalan tersebut. Supaya lebih rapih dan adil, hasil keputusan desa dengan pihak pangkalan, penyalurannya dibagi dua kali dalam seminggu. Yaitu Selasa untuk Dusun Lolohan I dan Dusun Pisang Sambo, sedangkan pada Kamis dibagi untuk warga Dusun Lolohan II, Gamprit dan Dusun Tangkil.

Minyak yang dibagikan kepada warga ini sejumlah 13 drum, yaitu 215 liter/drum atau jumlah minyak yang didrop per hari sekitar 2.975 liter yang dibagikan pada tiap-tiap rumah jika warga yang bersangkutan tidak sempat mendatangi lokasi pangkalan. Jadi, pembagian minyak tanah di desa ini tidak lagi ribut setelah kepala desa setempat memiliki gagasan untuk membuat kartu pengendali penerima minyak tanah.

Meski demikian, di desa ini keberadaan minyak sama seperti di desa lainnya, yakni sedikit.Pada Mei 2008 mendatang, beberapa pangkalan lainnya pun akan melakukan hal serupa, yaitu mendahulukan pembelinya dari masyarakat, bukan dari pengecer minyak tanah. Namun begitu, Mad Guntur masih menyisakan keprihatinan pada warganya, karena jika dihitung-hitung, setiap rumah tidak akan cukup menggunakan minyak tanah sebanyak 3 liter untuk seminggu.

"Idealnya, seminggu setiap rumah butuh enam liter minyak tanah," ucapnya.Di desa ini, tercatat 1.934 rumah, 1.435 Rumah Tangga Miskin (RTM), 2.580 KK se-Desa Kuta Ampel. Hasil minggon kecamatan Selasa kemarin, kata Guntur, camat telah menginformasikan, semua desa di kecamatan ini akan mendapat 1.000 tabung gas elpiji ukuran 3 kg.

Namun, semua kepala desa menolak jika tabung itu diturunkan sebelum jumlahnya ditambah melebihi 1.000 tabung, karena jumlah rumah warga di tiap desa melebihi 1.000 rumah. "Di Desa Kuta Ampel saja RTM tercatat 1.435, kalau ada pembagian 1.000 tabung gas, berarti kurang 435 tabung lagi. Dan meski jumlahnya kecil, tetap akan terjadi polemik bagi desa," ujarnya. (spn)

Usut Tuntas Kematian Lamah

Pemakaman TKW yang meninggal di Taiawan, Lamah bin Amat di di Desa Medan Karya, Kecamatan Tirtajaya. Tampak keluarga sangat terpukul dengan nasib tragis yang menimpa TKW sarjana lulusan Unisma Bekasi ini.


TIRTAJAYA, RAKA - Lamah bin Amat (26) TKW asal Desa Medankarya, Kecamatan Tirtajaya yang meninggal di Taiwan dimakamkan, Selasa (22/4) pukul 12.00 WIB di pemakaman keluarganya. Isak tangis tampak menyelimuti keluarga dan kerabat yang selama ini mengenal peringai Alm.Lamah. Doa pengantar dilantuntan untuk keselamatan Lamah di alam baka, setelah dia dinyatakan tewas sebagai pahlawan devisa negara.

Paman sekaligus kuasa hukum Alm.Lamah, Ferdinand Marcos SH menyatakan geram pada pamerintah dan PPJTKI (Perusahaan Pengarah Jasa Tenaga Kerja Indonesia) yang sepertinya memiliki permainan picik terhadap para Tenaga Kerja Wanita (TKW). Seolah mereka diperjakan untuk kepentingan sekolompok tanpa memperdulikan nasi bahkan nyawa para TKW.Dia mengendus ada rangkaian kebohongan pada peristiwa yang dialami Alm. Lamah, yaitu dari ketidak cocokannya surat-surat agancy dan PPJTKI juga keterangan dari Negara Taiwan.

“Ini proses hukum dan tidak bisa sebentar, kami biarkan berjalan sesuai hukum dan siapapuun pelakuknya, kalau terindikasi kriminal maka harus dihukum sesuai aturan negara,” jelasnya menceritakan rangkaian kebohongan ini harus diungkap.

Dia yakin kaitan ini ada hubungannya dengan uang, karena kalau meninggal bunuh diri maka asuransi tidak diganti.Nasib yang dialami Lamah merupakan fenomena gunung es yang harus segera dicarikan jalan pemecahannya. Jika tidak harga diri bangsa kita ditendang-tendang bangsa lain. Marcos juga berharap agar Pemkab Karawang lebih sensitif dan serius lagi jika ada kasus-kasus yang menimpa TKI asal Karawang, karena tidak bisa dipungkiri banyak warga Karawang yang mengadu nasib di negara lain.

Diketahui, Alm.Lamah diduga pihak keluarganya dibunuh. Dan jenazah Lamah datang dengan pesawat China Airlines. Pesawat berangkat dari Taiwan pukul 8.50 waktu setempat. Kepulangan jenazah ini diperoleh setelah pihak keluarga mendapat surat elektronik yang dikirim KDEI (Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia) di Taiwan. Isi surat itu menyebutkan jenasah Lamah bin Amat akan diterbangkan ke Indonesia hari Senin kemarin.

Dijelaskan Marcos, korban diduga dibunuh oleh majikannya karena pahlawan devisa negara itu selalu mendesak majikannya agar segera membayarkan gajinya. Pasalnya, selama tujuh bulan korban bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT), baru Rp 7 juta gaji yang diterima korban. (spn)

Ketika Warga 'Pos Banjir' Dengklok Terusir


Rumah yang dibongkar oleh pemukimnya sendiri.


Bagi kebanyakan orang Dengklok dan sekitarnya, nama 'Pos Banjir' mungkin tidak asing di telinga. Karena di pinggiran Citarum itulah 'kehidupan kelam' selama ini berlangsung. Namun kini Pos Banjir tinggal puing, setelah pembongkaran berlangsung kemarin.

Terpaksa, puluhan warga yang mendirikan rumah ilegal di Dusun Krajan A, Desa Kertasari atau yang disebut 'Pos Banjir' memugar rumah mereka sendiri, menyusul rencana Satpol PP yang akan meratakan pemukiman tersebut karena menyalahi Perda No 26 dan 27 Tahun 2001 tentang lokalisasi dan perjudian yang kerap dilakukan di lokasi tersebut.

Sekitar tujuh rumah yang menjadi target utama pemugaran, lima diantaranya dipugar pemiliknya, sementara dua rumah masih disegel, karena tidak ada penghuninya. Pada operasi ini, Satpol PP tidak mengerahkan petugasnya untuk membongkar, kecuali hanya mengawasi dan meminta pemilik bangunan ilegal itu menandatangani surat pernyataan tentang pelanggaran Perda No 26 dan 27 Tahun 2001.

Selanjutnya, perkara ini akan disidangkan ke Pengadilan Negeri Karawang.Tak pelak, meski mereka sedang memugar rumahnya, teriakan mereka kencang ditujukan pada Kepala Desa Kertasari dan petugas Satpol PP yang mengawasi langsung pembongkaran itu. Mereka merasa dirugikan setelah puluhan tahun menetap, tiba-tiba harus terusir dari lokasi yang sudah mereka anggap rumah sendiri.

Bahkan ada beberapa diantaranya, menyatakan nyesel ikut nyoblos pada pilgub kemarin, karena kini mereka merasa tidak diakui sebagai warga Kertasari. "Kalau begini, dimana lagi kami tidur, kami sudah membangun rumah ini dari hasil usaha," cetus seorang penghuni setempat sambil membongkar rumahnya sendiri.Beberapa diantara mereka juga teriak histeris, lagi-lagi mulut mereka mengupat kepala desa setempat.

Melihat hal itu, beberapa anggota BPD Kertasari, petugas Satpol PP dan staf pengairan yang berada di lokasi hanya diam, tidak ikut bicara karena khawatir mengundang reaksi kemarahan pemukim tersebut. Sementara, kedatangan Satpol PP Karawang ke lokasi itu diikuti petugas PLN yang memutuskan listrik yang terhubung ke rumah-rumah tempat pesta pora pelacuran dan miras.

Penyidik Satpol PP Karawang, Pilih Winadi, SH, menyatakan, cara pembongkaran yang dilakukan pihaknya dengan pendekatan secara persusif, supaya pemilik bangunan itu membongkar sendiri rumah-rumah ilegal mereka. Diakuinya, pembongakaran ini atas permintaan dari Dinas Pengairan, yang tidak menghendaki ada pemukiman di tanggul Sungai Citarum, karena dampaknya akan merusak tanggul dan berimbas bencana jika tanggul itu jebol didorong debit air yang besar.

Warga yang tinggal ditanah ilegal ini, lanjut Pilih, sudah mau kooperatif dengan Satpol PP, mereka membongkar sendiri bangunannya. Tapi, kalau suatu hari ada bangunan serupa berdiri di lokasi ini, Satpol PP akan memugar tanpa konfirmasi lagi, karena keberadaan bangunan di tanggul Citarum ini jelas menyalahi peraturan dan membahayakan. Apalagi, pemukiman ini dijadikan lokasi pelacuran wanita dan sangat mengganggu ketenangan warga.

Selanjutnya, Satpol PP Karawang meminta, supaya kelangsungan hidup penghuni rumah di Pos Banjir ini bisa ditangani kecamatan, terutama Satpol PP Kecamatan Rengasdengklok. Sedangkan Satpol PP kabupaten akan terus memonitor wilayah ini, supaya bebas dari bangunan liar dan lokalisasi pelacuran. "Kalau ada bangunan seperti ini lagi, kami akan membongkar tanpa peringatan," tegas Kepala Pelaksana Operasi Satpol PP Dede Tasria.

Diketahui, lokasi Pos Banjir ini merupakan daerah rawan jebol tanggul Citarum, karena tepat pada serongan Sungai Citarum. Beberapa waktu lalu, pemerintah telah membuat turap untuk menghalau arus deras sungai. Terlihat, lokasi yang dijadikan rumah ini berada di serongan berbentuk 'U' saluran Sungai Citarum.

Dikhawatirkan, dengan adanya pemukiman di sekitar serongan ini, penghuninya mengikis tanggul untuk kepentingan rumah mereka, akibatnya tanggul jadi tipis dan rentan jebol. Dengan begitu, Dinas Pengairan sengaja mengajukan surat ke Satpol PP untuk menetralkan daerah tersebut, karena banyak dihuni bangunan liar. (spn)

Ratusan Warga Rengasdengkok Gagal Mencoblos Pilgub Jabar

Thursday, April 17, 2008


RENGASDENGKLOK, RAKA – Ratusan warga sejumlah desa di Kecamatan Rengasdengklok gagal mencoblos karena tidak mendapat kartu undangan pemilih (berkas C-6). Padahal, selain tercatat sebagai warga Rengasdengklok, pada Pilkada Karawang tahun lalu mereka bisa menyalurkan aspirasinya.
Daerah-daerah yang warganya gagal mencoblos seperti terjadi di Dusun Blok Kraton selain Dusun Telukbunder dan Dusun Pacing Utara dan Selatan, Desa Dewisari. Berdasarkan informasi, sedikitnya 400 ratus warga tidak bisa menyalurkan aspirasinya memilih calon guberbur dan wagub pilihannya.
Sejumlah warga yang kesal karena gagal menyalurkan aspirasinya bahkan langsung menyampaikan keluhannya melalui sms kepada anggota Fraksi Partai Golkar Drs. H. Deni Nuryadi, malah beberapa ada yang langsung menelphon dan mendatanginya langsung.
Mendapat laporan tersebut ia langsung mendatangi KPUD Karawang untuk meminta kejelasan. Namun, KPUD sendiri kebingungan karena data pemilihan tetap bukan hasil produknya melainkan Badan Kependudukan dan pencatatan Sipil (Badukcatpil).
Sudah tentu, warga yang telah mengajak dan mengkampanyekan salah satu pasangan gubernur dan wakilnya itu geram, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Seperti diungkapkan mantan Ketua Panitia Pemungutan Suara (KPPS) Kecamatan Rengasdengklok, Anwar Hilmi (37).
Ironis memang, seorang petugas KPPS tahun 2004 lalu ini bisa tidak terdaftar jadi pemilih pada Pilgub sekarang. “Jika kasusnya hanya satu atau dua orang, ya tidak masalah, tapi jika sudah puluhan bahkan ratusan seperti ini, terlalu mencoreng keabsahan pemilih,” katanya.
Berdasarkan data lapangan, di Dusun Blokraton RT 24 yang tidak mendapat kartu undangan pemilih sekitar 112-an orang dari 230 orang hak pilih di RT ini. Sedangkan di Dusun Jati, Desa Rengasdengklok Utara sekitar 47 orang yang tidak menerima kartu pemilih.
“Seolah saya seperti calo, ngajak untuk nyoblos tapi saya sendiri tidak bisa nyoblos. Dan kejadian ini pertama kalinya terjadi di Rengasdengklok sejak pemilihan umum di tahun yang sudah-sudah,” ucapnya.Di tempat sama, hal senada dikatakan warga Blokraton lainnya, Juanda (38).
Dikatakannya, yang menjadi pertanyaan bukan saja warga yang tidak terdaftar sebagai pemilih, melainkan mempertanyakan proses yang menyebabkan hampir ratusan warga di Kecamatan Rengasdengklok tidak tercatat sebagai pemilih. Herannya, yang kemarin terdaftar sebagai pemilih, tapi kini seolah data tersebut hilang, sehingga ratusan warga tidak bisa melakukan hak dan kewajibannya.
Kata Anggota Dewan dari Fraksi Partai Golkar, Deni Nuryadi menyatakan sikap kekecewaannya, dia berjanji akan membawa persoalan ini ke meja DPRD Karawang, supaya pada pemilihan ditahun yang akan datang tidak terjadi hal serupa. “Kami dari DPRD dan bupati menghimbau supaya warga bisa memilih dan meminta kepada warga supaya hak pilih mereka digunakan, tapi jika kondisinya seperti ini, bagaimana warga bisa memilih,“ ucapnya menyesali hal ini tidak bisa diantisipasi sehingga banyak warga yang tidak bisa menyalurkan hak suaranya.
Sementara, Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Emay menjelaskan, pemutahiran data hak pilih tidak dikerjakan KPUD melainkan dikerjakan oleh lembaga lain. Jelasnya, dari semua tahap penyelenggaraan, yaitu kampenye, penentuan calon dan diantara pekerjaan yang bukan produk KPU adalah Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Daftar pemilih adalah sesuatu yang lain dari tahapan pilgub yang bukan dari KPUD, hak pemilih ini hanya diproses oleh lembaga lain yaitu Badukcatpil. “Ini bukan dalam kontek badukcatpil sebagai obyek persoalan, tapi memang di KPUD hanya daftar pemilih yang diproses mekanisme oleh pihak lain,” katanya.
Selain itu, Emay menjelaskan, dari sistem Siak (Sitem informasi klependudukan) yang diolah oleh Badukcatpil menjadi BP4, artinya didata jumlah penduduk potensial pemilih Pilkada (Pemilihan kepala daerah). “Jadi yang paling ideal, ada perubahan sistem perubahan kita kedepan, yaitu dengan pola baru baru apa saja yang pasti bisa mendekati pantarlih,” ucapnya. (spn)

Warga Dengklok Ultimatum Pemerintah, Soal Konversi Minah ke Gas Elpiji

Antrian warga minyak tanah di Rengasdengklok.



RENGASDENGKLOK, RAKA - Masyarakat Dengklok mengultimatum pemerintah mengenai rencana pemberlakukan penggunaan gas elpiji bagi masyarakat. Mereka tidak keberatan asalkan elpiji tidak bernasib seperti minyak tanah.


"Kami siap menggunakan gas elpiji menyusul konversi minyak tanah ke gas asalkan harganya masih bisa terjangkau dan tidak langka seperti minyak tanah," kata Udin (55) warga Desa Karyasari, Kecamatan Rengasdengklok saat antrian minah di pangkalan PT. Sandika Pratama, Desa Amansari, Jumat (11/4) siang.


Diakuinya, penggunaan bahan bakar ini tidak jauh beda dan sama-sama dibutuhkan. Tetapi jika minyak tanah sudah dialihkan ke gas elpiji harganya harus terjangkau oleh masyarakat miskin. Dan tidak sulit dicari seperti sulitnya mencari minyak tanah saat ini," kata Udin.


Seperti diketahui, beberapa kabupaten di propinsi lain yang kini sudah menggunakan gas elpiji kadang sulit mencari elpiji. Malah acap kali kesulitan tersebut berbuntut ricuh dan menjadi masalah baru. "Nah, kami tidak mau yang seperti itu terjadi di Karawang. Jangan sampai setelah beralih ke gas, tiba-tiba gas kembali langka," ucap Udin lagi.


Kendati demikian dia percaya kepada kebijakan pemerintah. Meski terkadang juga membuat kesal. "Kami percaya pada pemerintah yang mengatur semua itu. Mudah-mudahan di Karawang nanti tidak akan terjadi kelangkaan gas elpiji setelah kita kelelahan dengan minyak tanah," katanya.


Antrian minyak tanah yang kerap terjadi baru-baru ini diakui beberapa warga sangat melelahkan. Tidak cukup sejam mereka menunggu untuk bisa mendapatkan 3-5 liter sesuai yang ditentukan pihak pangkalan. Bahkan, sebelum datang mobil tanki, warga sudah berjubel dipangkalan sambil menenteng jerigen, sementara pihak pangkalan mengabsen warga. Karena jatah yang dikeluarkan pangkalan hanya dibatasi 20 persen untuk warga dengan harga Rp 2300 perliter dari jumlah total satu tanki.


Namun, beberapa warga yang ditanya menyebutkan, ada saja pangkalan yang berani menjual hingga Rp 3000, dan hingga kini pangkalan tersebut sepi dari minyak tanah. Warga menduga, ijin pangkalan itu dicabut karena menjual harga diatas ketentuan. Sementara, harga minyak tanah di beberapa warung sudah terbilang tinggi, berkisar Rp 3500-3800 per liter. Namun karena butuh, warga tetap saja membeli.


Dengan dijualnya minyak murah Rp 2300 per liter. Seperti yang dijual hampir semua pangkalan adalah kesempatan bagi warga, meski antri tiga jam, mereka rela asalkan dapat jatah 20 persen minyak yang dibagikan pangkalan.Di tempat sama, penjaga pangkalan minyak tampak sibuk, beberapa pegawainya tiada henti meliter minyak tanah pada jerigen warga.


Di pangkalan seberang terminal Rengasdengklok ini antriannya tidak menggunakan kupon atau tali yang dipasang memanjang, melainkan hanya diabsen. Warga yang namanya dipanggil langsung memberikan jerigen setelah dia menunggu lama. Sementara yang tidak terdaftar berharap kebagian sisa jatah 20 persen itu.


"Punten ya ibu-ibu, bapak-bapak kami hanya menyediakan lima drum. Yang tidak terdaftar tunggu sisanya saja ya," teriak penjaga pangkalan minyak kepada warga yang berdesakan berharap mendapat sisa minyak tanah, meski seliter. (spn)

SMK PI, Pioner Teknologi dan Informasi

Bambang Pranowo (kanan) bersama staf pengajar SMK Perbakan Indonesia


GEDUNG sekolah bergaya futuristik di Karawang terbilang jarang. Lain hal dengan SMK Perbankan Indonesia (PI) di Kecamatan Kutawaluya, SMK yang baru dua tahun berdiri ini ingin menjadi pioner sekolah yang mengacu pada teknologi dan informasi, termasuk menciptakan sarana pendidikan layaknya gedung perkantoran.


Selain ber-AC, gedung minimalis futuristik ini sengaja dibangun untuk membiasakan siswanya sebelum menghadapi dunia kerja yang sebenarnya. Meski kini SMK PI tampak biasa, rencananya kedepan sekolah ini akan tampak beda dibanding sekolah umumnya. Misalnya tidak menggunakan kapur tulis tapi akan mengarah pada penggunaan proyektor dan laptop. Pada beberapa tahun mendatang, SMK PI akan serupa seperti gedung kampus modern.


Kepala SMK Perbankan Indonesia, Bambang Pranowo, S.Pd mengatakan, gaya gedung yang rencananya akan dibangun ini berdesain desain minimalis. Ini supaya ada kesan tersendiri bagi siswinya dan mereka yang mengemban ilmu di SMK ini tidak sekedar sekolah melainkan memiliki motivasi belajar yang lebih.


Saat ini, gedung sekolah umumnya bergaya lama, seolah tidak ada gairah bagi siswa untuk berekspresi, tapi SMK PI akan membuat siswi betah dan nyaman selama mengikuti belajar, apalagi sekolah ini merupakan sekolah kejuruan yang selayaknya memperkenalkan situasi dunia kerja setelah mereka lulus.


Dengan membangun gadung gaya kantoran, setidaknya kesan sekolah konvensional atau sekolah klasik umumnya bisa hilang sekitar 80 persen di SMK PI. Dengan bentuk dan suasana berbeda ini mempu menciptakan kebangaan bagi warga sekolah, yaitu siswa, tenaga pengajar termasuk pengelola. Bahkan, toliet di SMK PI dibentuk dengan corak modern, jika dilihat sepintas seperti bukan toilet. Desain toilet itu menjiplak wajah sebuah hotel ternama di Jakarta. Jika toilet saja dibentuk bagus dan bersih, tentunya halaman muka sekolah akan dibangun lebih modern dan artistik.


Furniture atau mebeler SMK ini akan menggunakan mebeler yang digunakan kantoran dengan bentuk yang transparan, tentunya ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun begitu, sudah menjadi konsekuensi SMK PI menciptakan sekolah yang mengedepankan teknologi dan mengikuti perkembangan jaman.


"Kita punya arah pengembangan sarana sekolah, kita punya skala prioritas, yaitu tahun 2008 ini pembangunan gedung tambahan harus bisa selesai, setelah sarana kelas memadai tinggal diikuti fasilitas pendukung lainnya," katanya.


Puluhan tahun situasi belajar di sekolah tidak berubah, kata Bambang, artinya siswa seolah hanya diperkenalkan dengan bidang studi tanpa lingkungan sekolah yang mendukung, ini faktor utama bagi SMK PI untuk membuat kondisi berbeda dan menciptakan situasi tidak stress selama dikelas. Ini adalah upaya SMK PI untuk keluar dari kondisi sekolah yang saat ini tampak monoton.


Namun, hal ini pun masih di uji cobakan. Diantarnya, belajar tanpa meja melainkan dengan kursi kampus, dengan kursi kampus ini mengajarkan siswa untuk duduk bebas dan bisa saling geser berdekatan sesama teman mereka, jika saling berdekatan komumikasi mereka akan lancar dan bisa melakukan diskusi dengan banyak temannya.


Memang, kalau dihitung keuntungan sekolah swasta ini belum sesuai, maksudnya yang dibelanjakan dengan pendapatan belum ideal, tapi yang pasti prospek SMK PI ini kedepannya akan cerah dan baik, apalagi SMK ini mengedepankan kemajuan teknologi dan konsep sekolah yang beda, yaitu sekolah yang bernuansa seperti tempat kerja.


Saat ini pemerintah pun memiliki konsep pengembangan 60 persen SMK dan 40 persen SMA. Dengan keterlibatan pemerintan ini masyarakat juga bisa merasakan SMK lebih banyak manfaat bagi dunia usaha dan industri. "Perusahaan juga bisa berpikir, kalau melihat sekolahan yang jelek, asumsinya siswanya bisa apa," ungkapnya. (spn)

SMK Ristek Gelar Lomba Paskibra

Wednesday, April 9, 2008

Kepala sekolah Darsono (kiri) saat melakukan door price pada siswa MTs


KUTAWALUYA, RAKA – SMPN 5 Karawang meraih juara pertama pada ajang gengsi kejuaraan Paskibra yang digelar SMK Ristek, Minggu (6/4). Kejuaraan ini merupakan ajang tahunan yang digelar Ristek untuk mengembangkan Paskibra khususnya bagi SMP dan MTs se-Wilayah Utara Karawang.

Prestasi SMPN 5 Karawang ini diikuti SMPN 1 Tirtajaya sebagai pemenang juara kedua dan MTs Daarul Maarif sebagai juara ketiga. Acara ini dibuka pagi pukul 09.00 WIB oleh Ketua Yayasan Gema Cendikiawan Indonesia Drs. Hartono Kosasi MM dan ditutup oleh Dinas Pendidikan Karawang pada sore hari sekitar pukul 17.00 WIB.
Seharian, sebanyak 20 regu Paskibra dari SMP dan MTs ujuk kebolehan di depan juri dan siswa yang menyaksikan ajang gengsi tersebut. Dan untuk juri, sengaja didatangkan dari Mabes TNI Jakarta dari tiga unsur sekaligus, yaitu TNI Angkatan Laut (AU), Aangkatan Darat (AD) dan Angkatan Udara (AU), karena diantara anggota TNI ini merupakan pembina paskibra Ristek yaitu Sugeng Prayitno dari marinir.
Dengan memiliki pembina seperti itu, pantas jika SMK Ristek unggul dalam Paskibra yang sudah sering menjuarai ajang Paskibra di Kabupaten Karawang maupun Povinsi Jawa Barat. Dengan dasar ini, Ristek ingin memperkenalkan Paskibra terutama pada siswa SMP dan MTs dengan melakukan kejuaraan Paskibra di lapangan tengah SMK Ristek.
Kepala SMK Ristek, Drs.Darsono Sumedi menyatakan, Ristek dan Paskibra merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, karena sejak awal berdiri SMK ini sembilan tahun lalu, siswa yang menjadi Paskibra di SMK ini mampu menjadi sorotan semua SMA dan SMK se-Jawa Barat dan DKI Jakarta. "Ristek kini punya predikat Paskibra terbaik.
Jadi, kedepannya SMK ini akan mampu meningkatkan Paskibra lulusan SMP dan MTs yang masuk menjadi siswa SMK Ristek. Saat ini pun Ristek masih menyimpan piala bergilir Paskibra Jawa Barat," katanya di sela kegiatan.Dijelaskannya, maju mundurnya sekolah bisa terlihat dari kegiatan ektra kulikuler (ekskul) di sekolah tersebut.
Dan SMK Ristek juga SMK Perbankan Indonesia yang masih dalam satu yayasan, merupakan sekolah yang tidak asing lagi dengan perkembangan dan kemajuan cepat yang terus diikuti kedua sekolah ini, termasuk disiplin sekolah yang sangat ketat bagi anak didiknya.
Sementara, Ketua Panitia Lomba Paskibra yang kesehariannya sebagai pengajar Otomotif Ristek, Hendra AMP menjelaskan, kegiatan lomba Paskibra yang langsung digelar Ristek ini merupakan motivasi dan wadah pagi Paskibra SMP dan MTs, kegiatan ini sebagai tolak ukur mereka hasil dari pembinaan Paskibra di sekolah masing-masing.
"Jelas, selain sebagai ajang prestasi, Paskibra juga betul-betul diajarkan disiplin dan tepat waktu. Disiplin Paskibra juga bisa mempengaruhi disiplinya di masyarakat," ucapnya.
Lebih lanjut Hendra menegaskan, Paskibra juga menumbuhkan kekompakan yang energik, misalnya pada saat gerakan variasi, semakin rumit gerakannya jika dilakukan dengan hasil bagus maka nilainya pun akan tinggi. Dan pada ajang ini, Ritek telah mempersiapkan sebanyak 21 piala dari berapa kategori juara satu, dua dan tiga.
"Sejak pertama kegiatan ini, Ristek hanya menerima 13 sekolah yang mendaftar ikut lomba Paskibra, tahun berikutnya naik jadi 17 dan sekarang sudah 20 sekolah SMP dan MTs mengikuti ajang ini," ujarnya menceritakan lomba ini bagai idola bagi beberapa sekolah SMP dan MTs yang memiliki Paskibra. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan