Tiap Desa Akan Dapat Rp 250 Juta dari APBD

Wednesday, April 14, 2010

 
BeritaKarawang.com - Komisi C DPRD Karawang berpendapat akan mengambil jalan tengah memberikan dana langsung Rp 250 juta/desa dari rencana awal Rp 1 miliar/desa kepada 309 desa dan kelurahan se-kabupaten. Dana ini khusus untuk infrastruktur, diluar anggaran desa lainnya.
 
 
Demikian dijelaskan Ketua Komisi C DPRD Karawang, H. Tono Bahtiar, Rabu (14/4/2010) pukul 11.52 WIB di kantornya. Menurutnya, dana Rp 1 miliar/desa itu dari asumsi APBD Rp 1,7 triliun tahun 2011. Namun, yang dianggap realistis adalah membagikan Rp 250 juta dari asumsi APBD Rp 1,4 triliun tahun anggaran 2011 mendatang.
 
 
"Sekarang estimasi APBD Karawang Rp 1,2 triliun, kita akan sepakat memberikan dana Rp 150 juta ke tiap desa. Namun, kami akan terus mendongkrak agar APBD menjadi Rp 1,4 triliun, dari dana itu kami akan memperjuangkan dari Rp 150 juta menjadi Rp 250 juta tiap desa," katanya.
 
 
Namun demikian, kata Tono, tiap desa tetap akan mendapatkan total dana Rp 1 miliar, itu termasuk dari semua dana-dana pembangunan Pemda Karawang yang disalurkan pada tiap desa.
 
 
Dana yang diterima tiap desa, kata dia, memang tidak turun langsung Rp 1 miliar, tapi tersebar dari masing-masing dinas SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan bagian-bagian di sekretariat perangkat daerah Karawang.
 
 
Kata Tono, ini adalah keberhasilan Pemda bersama DPRD Karawang dalam percepatan peningkatan pembangunan di kabupaten ini. Rp 250 juta ini untuk percepatan desa, sedangkan dana Rp 750 juta ada pada dinas-dinas, diantaranya bantuan ekonomi kerakyatan, keagamaan, honor perangkat desa, kesehatan, pendidikan, pertanian dan perikanan juga lainnya.
 
 
"Rp 1 miliar itu dari dana Rp 750 juta ditambah Rp 250 juta dana yang langsung diberikan ke desa. Rp 1 miliar itu tidak sekaligus diberikan, karena terbentur peraturan pemerintah tentang sistem pengelolaan keuangan di daerah. Sementara ini kita perjuangan supaya tiap desa dapat Rp 250 juta untuk pembangunan infrastruktur," jelasnya. (*)

Abrasi Gerus Pemukiman dan Lokalisasi Cemarajaya

BeritaKarawang.com - Abrasi di Desa Cemaranjaya, Kecamatan Cilebar seakan tidak bisa ditanggulangi. Ratusan tambak dan bahkan akses jalan aspal kini mulai terputus.
 
 
Beberapa warga yang bermukim di sepanjang pesisir pantai Cemarajaya mengaku, tidak memiliki tempat lain untuk pindah, karena di pantai ini ia membuka usaha warung kopi untuk para pengunjung objek wisata pantai Cemara.
 
Diantara warga setempat, jika mereka pindah untuk menghindari air pasang laut, biasanya akan kembali setelah kondisi laut mulai membaik. Biasanya, saat angin barat datang, air laut menjadi pasang.
 
 
Kejadian air laut pasang ini kerap mengganggu ketenangan warga, mereka mengaku tidak bisa tertidur nyenyak setiap malam. Bahkan tiap malam mereka selalu terbangun untuk melihat kondisi air laut, khawatir terjadi pasang dan menggenangi rumah.
 
 
Warga berharap, pemerintah merelokasi rumah warga yang menjadi langganan banjir air pasang. Namun begitu, di area pemukiman warga, terdapat lokalisasi bernama, di sana terdapat warung remang-remang dan tempat mangkal para PSK (Pekerja Sek Komersial).
 
 
Bahkan, beberapa diantara tempat lokalisasi telah roboh diterjang air pasang. Kendati aktifitas lokalisasi masih terlihat, namun berdasarkan pengamatan, Selasa (13/4/2010) siang, lokalisasi tersebut mulai di tinggalkan PSK. Demikian halnya dengan jumlah kunjungan lelaki hidung belang. (**)
 

Petani Penonton di Sawah Sendiri?

 
BeritaKarawang.com - Potensi besar di sektor industri pertanian Kabupaten Karawang rupanya tetap membutuhkan pemikiran yang inovatif, karena selama ini petani di daerah Karawang hanya sebagai penonton di lahan sawah mereka sendiri.
 
 
Melihat luasnya persawahan di Karawang, maka setiap peluang dan potensi yang bisa tergarap harus mampu memberikan kontribusi yang lebih sempurna.
 
Ini perlu dikembangkan oleh kalangan petani ditingkat terendah, supaya para buruh tani bisa lepas dari kemiskinannya. Namun begitu, hal ini baru nampak pada kelompok tani Solbi di Kelurahan Tunggakjati, Kecamatan Karawang Barat yang beranggotakan 37 orang buruh tani.
 
Mereka lebih terkoordinir dan terprogram meski dalam hal pekerjaan seperti petani petani pada umumnya. Mereka pun mencoba untuk memanfaatkan peluang dan potensi yang ada di wilayah lumbung padi Jawa Barat.
 
 
Seperti diungkapkan Konsultan kelompok tani Solbi, Supriatna, Selasa (13/4/2010) siang. Ia mengaku lebih menerapkan program manajement industri pertanian di kelompok tani tersebut.
 
"Buruh tani ini memiliki penghasilah dengan gaji tiap minggunya Rp 280.000. Sementara, bagi kepala regu dan mandor gajinya di atas UMR Karawang. Sedangkan untuk karyawan lepas, per hari kami bayar sekitar Rp 50 ribu," katanya.
 
Program manajement seperti itu diapresiasi oleh Ketua Kelompok Tani Solbi, Yoskar Ameng. Kata Yoskar, dia mulai memiliki niatan untuk mengembangkan potensi pertanian di Kabupaten Karawang setelah mengetahui peluang yang ada di wilayah lumbung padi lebih besar ini.
 
"Karawang terkenal dengan lumbung padinya. Ini potensi yang bagus untuk digarap. Saya akan terus banyak belajar tentang pertanian untuk menggeluti usaha ini," kata Yoskar.
 
Diakuinya, tiga lokasi demplot tanaman padi dengan hasil panen sebanyak 15, 20 dan 30 ton per hektar cukup memberikan kontribusi yang baik untuk menjalan program itu.
 
 
Sebab, para petani di karawang pada umumnya, hanya mampu menghasilkan panen padi rata rata sekitar 6 hingga 7 ton per hektar. Dan demplot kali ini merupakan kali ke dua.
 
 
Sebelumnya, di Kecamatan Telagasari, demplot mencapai target dengan hasil panen 10 ton per hektar."jelasnya menegaskan pembuktiannya. Kuncinya, selain digarap dengan pemikiran yang inovatif, demplot ini menggunakan pupuk dan bibit yang berbeda.
 
 
Namun terlepas dari itu, kami memperlakukan tanaman padi berbeda dengan patani pada umumnya. Pasalnya, Perawatan padi lebih diprioritaskan. "Jika petani lain setelah tandur kemudian ditinggalkan, sedangkan kami setiap hari terus melakukan kontrol di sawah," ucapnya.
 
 
Dijelaskannya, kontribusi yang bisa dirasakan para petani hingga buruh tani dalam program manajmen ini modal tidak terlalu besar, hanya perlu pemikiran yang lebih inovatif. Artinya, berani untuk melakukan spekulasi.
 
 
Dengan pemikiran itu, ia bisa memberikan hasil dua kali lipat per hektar, "Sebaliknya, modal untuk dua hektar lahan bisa kembali dengan hasil panenan di lahan satu hektar, Kita lihat saja nanti pembuktiannya," ungkapnya. (**)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan