Bidan Enggan Layani Gakin

Tuesday, September 1, 2009

Paraji Melakukan Persalinan Tanpa Bidan

CILEBAR, RAKA - Bidan di Kecamatan Cilebar melanggar kesepakatan kerjasama dengan Paraji setempat. Dengan dalih sibuk, bidan tidak melayani warga gakin (keluarga miskin), akhirnya hanya seorang Paraji saja yang bekerja sendiri melakukan persalinan.
 
Sesuai ketentuan Dinas Kesehatan, persalinan bagi ibu hamil dilakukan oleh bidan, sedangkan Paraji hanya membantu bidan. Hal ini dilakukan karena bidan melakukan persalinan sesuai prosedur medis yang tentukan, sedangkan Paraji dianggap kurang mematuhi kriteria kesehatan ibu dan bayi. Namun, beda bagi beberapa bidan di Cilebar, mereka enggan melakukan persalinan warga, sehingga Paraji bekerja seorang diri.
 
Sesuai perjanjian, jika Paraji melakukan persalinan tanpa memberi tahu bidan setempat, maka Paraji itu akan dikenakan sanksi dan didenda sejumlah uang. Namun begitu, hal ini tidak berlaku di Cilebar, karena yang melanggar adalah bidannya yang tidak mau melakukan persalinan warga gakin. Beberapa bidan yang tidak hadir bersama Paraji saat persalinan ini berdalih sibuk, tidak ada di rumah, bahkan sulit dihubungi via handphone. Kasak-kusuk diketahui, ternyata bidan enggan melayani warga gakin.
 
Seorang Paraji warga Dusun Sumberjati, Desa Pusakajaya Selatan, Kecamatan Cilebar, Uni (50) menjelaskan, ia terkadang bingung jika para bidan sulit dimintai bantuannya untuk persalinan ibu hamil. "Kalau kita melanggar, yaitu melakukan persalinan tanpa memberitahu bidan, saya kena sanksi Rp 300 ribu kepada bidan, tetapi apabila bidan yang melanggar mereka hanya mengatakan maaf tanpa dikenakan sanksi apapun," jelasnya.
 
Kesepakatan ini, lanjutnya, harusnya tidak hanya berlaku untuk bidan, sehingga jika Paraji tidak didampingi bidan, para bidan ini malah menuntut dan membuat posisi Paraji jadi sulit setelah bidan menyatakan Paraji kena sanksi. Akibat bidan Cilebar tidak mau menolong gakin, banyak dari ibu hamil memilih persalinan di luar Kecamatan Cilebar dibanding melalui bidan desa yang terkesan bertele-tele ketika akan membantu persalinan.
 
Kepala UPTD Puskesmas Cilebar, Dr. Cucu saat ditanya via handphone menjelaskan, pihaknya akan menindak bidan yang tidak melaksanakan kewajibannya. Untuk itu, para bidan yang disebut-sebut akan ditarik ke Puskesmas dan sebagai gantinya akan ditugaskan bidan desa lainnya usai lebaran nanti. "Untuk sementara, warga boleh meminta bidan mana saja untuk membantu persalinan," ujarnya.
 
Kepala Desa Pusakajaya Selatan, Mintra Hendra berharap pengganti bidan desa yang di tarik ke Puskesmas diharap segera diganti lagi, karena masyarakat banyak yang sedang mengandung dan sebagian akan melahirkan pada bulan ini. Kades khawatir jika Kepala Puskesmas tidak sigap, akan mempersulit warga mencari bidan. Selama bidan tidak mau melayani gakin, kata Kades, Paraji harus bebas dari sanksi, karena Paraji bekerja tanpa pilih-pilih pasiennya, kebanyakan Paraji bekerja karena kedekatan emosional sebagai tetangga yang harus saling membantu. (spn)
 

Ngabuburit Asik di Pantai dan TPST Cikelor

 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Selama puasa, banyak warga pesisir ngabuburit di pantai wisata. Sementara, warga Rengasdengklok menghabiskan waktu menjelang berbuka puasa di TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Cikelor, Desa Amansari. Banyak juga diantara muda-mudi yang 'kongkow' di stiap jembatan sungai, sebagian lainnya hanya jalan-jalan.
 
Sekitar jam 17.00 WIB, sejam sebelum waktu berbuka, hampir ruas jalan dipadati warga yang sekedar jalan-jalan santai dengan motor dan sepedanya. Diantara mereka menuju lokasi pantai wisata, tugu Proklamasi, Candi Jiwa dan TPST Cikelor. "Selain menunggu buka puasa, ngabuburit ini waktu tepat ketemu temen-temen dan kumpul bareng, meski beberapa menit sebelum beduk kita pulang ke rumah masing-masing," celetuk Pandi (18) yang ngabuburit di TPST Cikelor, Senin (31/8) sore.
 
Diketahui, TPST Cikelor, di Desa Amansari, Kecamatan Rengasdengklok ini jadi lokasi ngabuburit sejak lama, lokasi ini semakin menjadi daya tarik masyarakat setelah tahun 2006, ketika TPST ini mulai dibangun untuk jadi tempat penampungan sampah dari Jakarta. Pada tahun 2006 itu, proyek TPST ditolak warga hingga akhirnya ditutup Pemda Karawang. Dan kini, sisa-sisa pembangunan TPST ini jadi lokasi yang unik untuk dikunjungi, terlebih untuk ngabuburit.
 
Di tempat terpisah, Pantai Wisata Samudra Baru, Desa Sungaibuntu, Kecamatan Pedes pun jadi sasaran warga sebagai lokasi ngabuburit yang asik. Deburan ombak kecil, pasir pantai dan saung-saung yang sengaja dibuat untuk pengunjung membuat pantai wisata ini tampak mempesona, mampu menghilangkan lapar-dahaga sesaat sebelum beduk Maghrib tiba. Sebagian warga ada yang berbuka puasa di pantai ini, karena beberapa warung memang sengaja menyediakan ta'jil bagi yang puasa, sedangkan sebagian warga lainnya memilih berbuka di rumah.
 
Hal sama terjadi di obyek wisata pantai Tanjungpakis, Kecamatan Pakisjaya, Pantai Pisangan, Kecamatan Cibuaya, lokasi TPK (Tambak Pandu Karawang) dan beberapa pesisir pantai lainnya, mengingat di sepanjang pantai utara Karawang banyak panorama alam pantai yang indah, meski deburan ombaknya kecil dan pasirnya berlumpur. Namun begitu, warga Karawang ini sangat menyukai potensi-potensi alam yang ada di sekitarnya, bahkan mereka ingin mengembangkan supaya pantai dekat pemukiman mereka bisa menjadi obyek wisata alam. (spn)
 

Siswa Naik Atap Angkot

NAKAL: Sejumlah siswa SMP saling berjejal di dalam dan luar kendaraan angkutan umum trayek Rengasdengklok-Jayakerta, Senin (31/8) siang. Pemandangan ini sudah terlihat sejak lama, mengingat Jayakerta tidak memiliki mobil angkutan pelajar. Hingga kini tidak ada teguran serius dari pihak sekolah apalagi sopir angkot untuk menangani kelebihan penumpang ini. Padahal, aksi nekad siswa itu sangat berbahaya. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan