Petani Tewas Menghirup Racun Hama

Thursday, August 13, 2009

KARAWANG NEWS - Seorang petani Dusun Tegal Asem RT 11/05, Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok, Jaja Jaenudin Bin Anisan (47) tewas seketika di pematang sawahnya akibat menghirup racun pembasmi hama ketika dia menyemprotkan racun tersebut, Rabu (12/8) pukul 09.00 WIB.
 
Diduga, Jaja meninggal karena tidak menggunakan masker sebelum menyemprotkan racun hama itu, beberapa tetangganya menyebutkan dia tidak kurang memahami pentingnya menggunakan masker saat menyemprot sawah, sehingga percikan air racun hama yang disemprotkan itu terhisap hingga menyesakan dadan dan Jaja meninggal dunia seketika di atas pematang sawahnya.
 
Dia dikenal tetangganya memang sebagai penjahit pakaian di Pasar Rengasdengklok dan dia pun memiliki sebidang sawah seluas 2000 meter persegi, karena padinya terlihat sedang terserang hama, maka Jaja melakukan penyemprotan untuk membasmi hama tersebut seorang diri.
Keterangan meninggalnya Jaja akibat racun hama sawah diperkuat hasil pemeriksaan medis Puskesmas Rengasdengklok. Setelah diperiksa Jaja memang menghirup udara yang bercampur racun hama padi saat sedang melakukan penyemprotan. Obat yang dipergunakannya yaitu Spontan 400 SL dan Top Score Plus ZPT (Zeberlin) sebanyak 1000 mili liter, obat sawah itu adalh pembasmi hama dan perangsang tumbuhan yang dibeli dari kios di Pasar Rengasdengklok.
Jaja pertama kali terlihat tergeletak di pematang sawah oleh seorang warga yang sedang mencari keong untuk pakan ternak, Eman (60). Kata Eman, dia sedang menyusuri pematang-pematang sawah untuk mencari keong, tapi dia kaget setelah melihat Jaja tergeletak tak bernyawa, lalu ia pun lari ke perkampungan untuk memberitahukan kepada warga setempat mengenai temuannya di tengah sawah, kontan warga setempat berlarian ke sawah kemudian membawa Jaja ke rumahnya. Di rumahnya, Jaja di tangisi keluarganya, setelah mereka mengetahui Jaja tak bernyawa.
 
Menurut keterangan istrinya, Leti (40) Jaja pergi ke sawah sekitar pukul 07.00 WIB setelah minum kopi dan makan roti, ia pamitan untuk menyemprot sawahnya dengan racun hama. Dan dua jam kemudian, malah datang tetangga-tetangganya memberi tahu jika suminya meninggal dunia di tengah sawah akibat racun hama yang terhisap ketika menyempot sawah.
Paparan keluarga korban, Saepudin (35), saat di temukan Jaja langsung dibawa pulang ke rumah untuk kemudian dilarikan ke rumah sakit, tapi itu terlambat karena Jaja telah mengehembuskan nafas terakhir di tengah sawah. Sore harinya, Jaja dikebumikan di pemakaman keluarga. (*)

Buka Mata Kita Pada Alam

Alam merupakan objek untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, tidak ada satu pun kebutuhan manusia di dunia ini yang tidak tergantung dari alam. Demikian kata pemerihati lingkungan, Kholid Al Kautsar, kepada RAKA, Rabu (12/8) siang.
 
Menurutnya, pada awal kehidupan, manusia menyesuaikan dengan alam lingkungannya agar dapat bertahan hidup, kemudian keserasian dan keseimbangan dijalankan pada masa itu, yaitu manusia berusaha bersahabat dengan alam. Akan tetapi pada tahap selanjutnya, akibat kebutuhan manusia yang kian meningkat, alam menjadi kian banyak berubah, bahkan manusia cenderung melakukan eksploitasi secara besar-besaran.
 
Asas keserasian dan keseimbangan mulai ditinggalkan, manusia pun tidak peduli lagi bahwa alam yang dimanfaatkan tidak selamanya menyediakan kebutuhan bagi manusia. Hal itulah yang mendasari adanya extrakurikuler pecinta alam di SMA Negeri 1 Batujaya binaan Kholid, dia mengarahkan siswa untuk dibina dan mampu mewujudkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dengan alam. "Selain itu pun agar terbentuk manusia Indonesia sebagai insan yang memiliki sikap dan tindakan melindungi serta membina alam dan lingkungan hidup," ujarnya.
 
Pada dasarnya konsep exkul pecinta alam menanamkan kesadaran dan tanggung jawab siswa pada kelestarian alam. Untuk menunjang hal itu, maka dilakukan dengan berbagai kegiatan ilmiah seperti observasi alam, penelitian, pengelolaan lingkungan dan lain sebagainya. "Sebagian besar kegiatannya langsung di alam terbuka, maka siswa pun dibekali dengan keterampilan teknis hidup di alam terbuka, seperti latihan fisik yang intensif, hiking, rock climbing, survival, penyusuran Sungai Citarum, penyusuran pantai, PPPK, Biologi praktis dan lainnya," jelasnya.
 
Namun karena siswa ini tinggal di wilayah pesisir, maka mereka lebih banyak kegiatan di pantai dibanding di gunung. Ini mungkin beda dengan pecinta alam lain yang lebih fokus di gunung. "Apalagi laut, pantai dan tambak adalah mata pencaharian sebagian besar orang tua siswa, maka siswa harus dapat beradaptasi dengan hal-hal tersebut," kata Kholid.
 
Hancurnya hutan mangrove, abrasi pantai, gelombang pasang, banjir rob, cuaca dan badai yang tak menentu, sengatan sinar matahari, hempasan angin dan gelombang, sulitnya air tawar, adalah kondisi alam yang extrim sebagai tantangan yang harus dihadapi manusia sekarang. "Selain banyak biota laut yang dapat dipelajari, jiwa petualang pun harus benar-benar dimiliki," tukasnya. (*)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan