Warga Tirtajaya Tewas di Arab

Wednesday, August 26, 2009

TIRTAJAYA, RAKA - H. Sakim Bin H. Soleh (57) warga RT 06/02, Dusun Gempol Jaya, Desa Gempol Karya, Kecamatan Tirtajaya meninggal di Arab Saudi. Hingga kemarin, belum diketahui penyebab kematiannya dan pihak keluarga hanya mendapat kabar duka cita ini langsung dari majikannya melalui KJRI (Konsultan Jendral Republik Indonesia) di Jeddah pada tanggal Sabtu (1/8) sore. Hingga sekarang, mayatnya sedang diupayakan agar bisa dipulangkan ke Indonesia.
Diketahui, almarhum sudah bekerja selama dua bulan sebagai sopir di tanah Arab, ia berangkat melalui PT. Johara Perdana Satu di Jatinegara Timur, No 84 Jakarta Timur, ia meninggalkan istri bernama Carno (50) dan 5 anak. Pihak keluarga pun masih mempertanyakan penyebab kematian H. Sakim.
Kepala Desa Gempol Karya, Acep membenarkan ada warganya yang meninggal di Arab Saudi sebagai TKI, sepengetahuannya sebelum berangkat H. Sakim Bin H Soleh sempat datang ke kantor desa untuk mengurus KTP, almarhum pernah mengatakan akan pergi ke Arab Saudi sebagai sebagai tenaga sopir. "Awalnya saya pun heran, kenapa H. Sakim yang sudah berusia 57 tahun masih bisa sebagai TKW," ucapnya.
 
Kades Acep sempat mempertanyakan, apakah umur tidak menjadi syarat mutlak sebagai TKI, karena seharusnya pihak PJTKI harus lebih jeli dalam menerima TKI, apalagi yang sudah berusia lanjut. Kata Acep, banyak TKI yang memanipulasi data pribadi, biasanya hal ini dilakukan kedua pihak, tenaga kerja itu sendiri dan PT yang memberangkatkan.
Lebih lanjut Acep mengatakan, persyaratan menjadi TKI harus memiliki akte kelahiran, KK (Kartu Keluarga), KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan ijin keluarga, karena syarat ini untuk membuat pasport. Namun terkadang PT yang tidak memiliki perwakilan di Arab Saudi bisa memberangkatkan tenaga kerja ini tanpa peduli jika terjadi persoalan yang menimpa TKI.
 
Beberapa kerabat almarhum menceritakan, beberapa bulan sebelum berangkat H. Sakim pernah dirawat di Rumah Sakit Karawang, karena mengidap gejala struk, memang baginya bekerja jadi TKI bukan baru pertama kali tetapi sudah 3 kali pulang-pergi ke Arab. (spn)

SMKN Terus Mengejar Teknologi

 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Mengejar teknologi untuk pengembangan sekolah seperti mengejar bayang-bayang sendiri, artinya teknologi terus berkembang dan berubah dengan cepat. Untuk itu tiap sekolah memiliki persentasi yang berbeda sesuai kemampuan finansial untuk mengembangkan fasilitasnya.
 
Demikian kata Kepsek SMKN 1 Karawang, juga PLH SMKN 1 Rengasdengklok, Drs. H. Endang Supriatna M.Pd, kepada RAKA, Selasa (25/8) siang di SMKN 1 Rengasdengklok. Beda dengan industri, mereka punya tengat waktu 1-3 tahun untuk mengganti perangkat teknik. Kalau sekolah, selalu saja ketinggalan ketika memiliki teknologi baru. "Sekolah hanya mampu mengikuti perkembangan teknologi di belakangnya," ucapnya.
 
Hal itu diungkapkannya saat mensikapi perkembangan SMK di Kabupaten Karawang yang terus bersaing kompetitif. Semisal SMKN 1 Rengasdengklok, SMKN aliansi dari SMKN 1 Karawang ini masih terus membangun gedung, diperkirakan semua gedung akan rampung tahun 2010 mendatang. SMKN yang berdiri di atas lahan seluas 2,9 Ha ini dianggap masih banyak kekurangan, ruang belajar yang kurang dan fasilitas teknik yang jauh dari sempurna. Namun begitu, KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berjalan dengan baik tanpa kendala.
 
Kata Endang, keberadaan SMKN 1 Rengasdengklok ini mampu memacu minat sekolah bagi lulusan-lulusan SMP/MTs pesisir, terlebih berdirinya SMKN ini atas permintaan masyarakat, mengingat di wilayah Rengasdengklok tidak ada SMKN. Meski demikian, tumbuhnya SMK di wilayah Utara Karawang tidak menyusutkan jumlah siswa, malah tiap SMK menerima jumlah siswa yang membludak. Ini menandakan program belajar di Kabupaten Karawang berjalan baik.
 
Sementara itu, SMKN 1 Rengasdengklok ini mengikuti SMKN 1 Karawang untuk menjadi RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional). Akhir Agustus ini pengajar dan kepala sekolahnya akan mulai melakukan pelatihan. Pada tahun ajaran 2006-2007 lalu, SMKN 1 Rengasdengklok sudah meluluskan 1 angkatan, saat itu SMKN Dengklok ini masih menginduk belajar di SMKN 1 Karawang. Jumlah siswa total SMKN 1 Rengasdengklok sebanyak 582 kelas.
 
Sementara itu, Wakasek Dedi dan Kaur TU (Tata Usaha) SMKN 1 Rengasdengklok, Taufik Ramhan menjelaskan, sekolah ini memiliki 4 orang PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan 3 orang CPNS, sukwannya sebanyak 35 orang dan sukwan TU sebanyak sukwan 5 orang. Menanggapi kepala sekolah definitif, pihak SMKN 1 Rengasdengklok menyerahkan mekanismenya pada Disdikpora (Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga) Kabupaten Karawang, karena selama ini SMKN 1 Rengasdengklok masih dipimpin PLH. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan