Indosat Akan Terbitkan Obligasi VII 2009

Wednesday, November 11, 2009


BeritaKarawang.com - Selasa (10/11/2009) PT Indosat Tbk (“Indosat” atau “Perusahaan”) mengadakan Public Expose dalam rangka emisi obligasi Indosat VII tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Indosat Sukuk Ijarah IV tahun 2009 keduanya dalam mata uang rupiah sebagai bagian dari rencana pendanaan eksternal untuk pengembangan usaha Perusahaan.

Penetrasi pasar seluler Indonesia yang masih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga lainnya dan kompetisi yang semakin ketat menuntut Indosat untuk selalu hadir didepan sebagai pilihan utama bagi para pelanggan ataupun calon pelanggan.


Penerbitan Obligasi Indosat VII dengan Tingkat Bunga Tetap tahun 2009 dan Sukuk Ijarah IV tahun 2009 sebagai bagian dari rencana pendanaan Perusahaan untuk mendukung pengembangan usaha Perusahaan sebagai jawaban tuntutan pasar tersebut diatas dan diharapkan dapat memenuhi ekspektasi para calon pembeli obligasi, baik obligasi konvensional maupun obligasi syariah.


Penerbitan Sukuk Ijarah Indosat IV tahun 2009 adalah kelanjutan dukungan Indosat terhadap perkembangan pasar syariah di Indonesia”, kata Harry Sasongko , President Director and CEO PT Indosat pada saat paparan publik.


Jumlah pokok obligasi adalah sebanyak-banyaknya Rp1.000.000.000.000 (satu trilyun Rupiah) untuk Obligasi Indosat VII tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap dan sebanyak-banyaknya Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah) untuk Sukuk Ijarah Indosat IV tahun 2009. (*)

Banyak Perahu Nelayan Ditabrak Kapal Laut PT. Pertamina


BeritaKarawang.com - Tidak sedikit nelayan yang bercerita banyak diantara perahu mereka yang ditabrak kapal laut PT. Pertamina di tengah laut, bahkan ada yang sampai meninggal dunia.


Seperti dituturkan nelayan asal Indramayu, Dede (38), Rabu (11/11/2009) siang, temannya meninggal pada tahun 2008 lalu saat kapal laut Pertamina menghantam perahunya yang sedang menjaring ikan. "Ganti ruginya cuma sedikit," tukasnya.


Hal serupa diungkapkan beberapa nelayan lainnya asal Desa Sungaibuntu, Kecamatan Pedes, mereka menganggap nakoda Pertamina lalai dan kurang memperhatikan perahu-perahu kecil di sekelilingnya.


Tabrakan ini sering terjadi malam hari, meski nelayan sudah memberi peringatan dengan mengayunkan lampu, tetap saja kapal Pertamina melaju kencang dan menabrak perahu nelayan hingga tenggelam.


Selain tabrakan, nelayan pun dirugikan kapal tersebut, jaring-jaring ikan yang ditebar banyak yang hancur akibat tersangkut dasar perahu besar itu. Ada yang diganti rugi, tapi kebanyakan nelayan tidak mendapat ganti rugi dari Pertamina.


Menanggapi hal ini, saat pertemuan sosialisasi dengan nelayan di Koperasi Nelayan Sungai Buntu, Rabu (11/11/2009) siang, pihak Pertamina menjawab, harusnya nelayan lebih hati-hati saat melaut dan menghindari kapal-kapal Pertamina yang melintas.


Namun begitu, para nelayan menepisnya jika itu kesalahan nelayan. "Justru kapal Pertamina yang tidak pernah berhati-hati terhadap perahu kecil," teriak seorang nelayan. (*)

Pertamina Sosialisasi Ganti Pipa Minyak dan Gas



BeritaKarawang.com - PT. Pertamina mensosialisasikan survei pipa bawah laut kepada nelayan Sungaibuntu, Kecamatan Pedes, Rabu (11/11/2009) siang. Ini menyusul pengakuisisian kepemilikan 46 persen saham yang dimiliki BP West Java Ltd (BP) oleh PT. Pertamina PHE ONWJ tanggal 1 Juli 2009 lalu.


Pelaksanaan penggantian pipa ini akan dilakukan pada Desember 2009 hingga Januari 2010 mendatang. Pada sosialisasi ini Pertamina meminta kerjasama dengan nelayan untuk menjaga aset pipa bawah laut yang terbentang dari laut utara Cirebon sampai Kepulauan Seribu, Jakarta yang berproduksi 12.000 barel per hari minyak dan 100 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) gas alam.


"Kami mengharapkan kerjasama (dengan nelayan, red), dan sosialisasi ini untuk pekerjaan survei pipa bawah laut. Ini bukan proyek besar atau baru, tetapi rutinitas tiap tahun selama 25 tahun ini. Apalagi soal pipa minyak dengan tekanan tinggi, jika ada kecelakaan maka minyak akan tumpah dan mencemari laut," ucap Humas PT. Pertamina, Basith Syarwani.


Pada sosialisasi itu, nelayan diminta menjauh daerah larangan yang telah ditetapkan Sebagai daerah terlarang dan terbatas sepanjang 500 meter dari anjungan hingga 2 km dari kapal-kapal, sesuai Undang-undang No 1 Tahun 1973/landas-kontingen Indonesia, peraturan pemerintah No 17 Tahun 1974. Kapal-kapal itu diantaranya Kapal Pengeboran ENSCI 51, kapal suplai MV Pahlawan 3 dan Katalina, juga Kapal Hallin, Kapal LCT Ayu 58, Kapal MV Rush River dan Kapal APC AUSSIE.


Tercatat, Pertamina resmi memiliki 46 persen saham BP West Java Energi Ltd di ONWJ yang berlokasi di laut utara Jawa. Penandatanganan nota akuisisi dilakukan antara Dirut PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Bagus Setiardja dan Presiden BP Indonesia William Lin serta Dirut Pertamina Karen Agustiawan, sebagai induk perusahaan PHE.


Pendanaan pengakuisisian ONWJ senilai 280 juta dolar AS seluruhnya berasal dari internal Pertamina. BP Indonesia menjual kepemilikan ONWJ karena tidak sesuai dengan strategi jangka panjang perusahaan.


Seperti diketahui, BPONWJ memiliki wilayah kerja seluas 8.300 km2, terdiri dari fasilitas 314 sumur yang sudah berproduksi dan 218 struktur lepas pantai, 11 stasiun pengumpul permanen, 375 jalur pipa sepanjang 1.250 km, dan 3 fasilitas penerima gas di daratan. (*/berbagai sumber)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan