Lebaran 1430 H Terminal Rengasdengklok Tidak Difungsikan

Tuesday, September 15, 2009

Terminal Rengasdengklok yang kosong tanpa angkot, ojek dan becak.
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Jelang lebaran tahun ini, terminal Rengasdengklok tidak akan difungsikan seperti tahun-tahun sebelumnya, ini berdasarkan kesepakatan para sopir angkot, ojek dan tukang becak minggu kemarin. Mereka menyanggupi tidak menggunakan terminal dengan alasan keamanan dan kenyamanan masyarakat.
 
Seperti yang terjadi tahun-tahun sebelumnya, seminggu sebelum lebaran semua angkutan Tanjungpura-Rengasdengklok dihentikan di terminal Rengasdengklok, pengalihan ini dilakukan berdasarkan permintaan tukang ojek dan becak dengan dalih bagi-bagi rejeki ongkos penumpang, terutama bagi pemudik yang selama seminggu itu berdatangan dari luar daerah untuk pulang kampung.
 
Menjelang lebaran sekarang, angkutan umum dari arah Tanjunpura ke Rengasdengklok berhenti sekitar 200 meter sebelum pasar tradisonal atau di depan Toko Cahaya Intan, di situ ojek dan becak boleh mangkal untuk menjemput penumpang dari pagi hingga siang, jika lewat tengah hari semua penarik jasa ini beroperasional seperti biasa lagi. Jadi, ojek dan becak akan mengantarkan penumpang yang turun dari angkot Tanjungpura ke angkot berikutnya yang mangkal di jembatan Karang Anyar, sekitar 600 meter dari toko tersebut.
 
Angkot yang mangkal di jembatan Karang Anyar yaitu jurusan Rengasdengklok-Pedes dan Rengasdengklok-Batujaya, termasuk jurusan lainnya menuju Kutawaluya, Jayakerta dan Tirtajaya. Kepada RAKA, beberapa sopir angkot menginginkan supaya pemerintah membangun terminal yang strategis, mereka menunjuk Karang Anyar lokasi terminal yang layak dibangun dibanding terminal yang sekarang berdiri. Lagi pula, terminal Rengasdengklok itu tidak difungsikan, mengingat lokasinya jauh dari pasar. Sejak dibangun, terminal Rengasdengklok hanya digunakan bebeberapa bulan dan kemudian di tinggalkan.
 
Setiap seminggu menjelang lebaran, terminal ini jadi tempat mangkal tukang ojek dan becak, secara sengaja kedua penarik jasa itu mengalihkan angkot dari arah Tanjungpura untuk masuk terminal Rengasdengklok, mereka memaksa penumpang turun seolah diwajibkan naik ojek dan becak. Pemaksaan ini kadang berbuntut ricuh, sopir dikeroyok tukang ojek juga tukang becak yang memaksa menarik-narik penumpang turun, tak ayal penumpang perempuan sering jadi korban pelecehan.
 
Parahnya, ongkos ojek dan becak naik hingga 200 persen, harga itu ditawarkan pada pemudik, bagi warga setempat hanya ditawari ongkos yang dinaikan sekitar 100 persen. Perbuatan kedua penarik jasa itu jelas tidak disukai warga, bahkan diantara warga menginginkan supaya pemerintah menggaruk terminal Rengasdengklok, agar tidak lagi ada alasan bagi tukang ojek dan becak untuk mangkal di terminal itu dan menurunkan paksa penumpang angkot dari arah Tanjungpura.
 
Tidak hanya itu, aksi penarik jasa ini tidak selalu mangkal di dalam terminal Rengasdengklok, beberapa ojek menghentikan angkot sekitar 1 km sebelum terminal, artinya penumpang ini dipaksa turun sebelum sampai ke lokasi tujuan. Akibatnya, penumpang, sopir dan ojek jadi cek-cok dan ribut. Sementara ini, dengan tidak difungsikannya terminal Rengasdengklok merupakan hal baru pertransportasian menjelang lebaran di Rengasdengklok, warga berharap kondisinya akan kondusif dan merasakan perjalanan yang nyaman. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan