Kualat, Jika Abaikan Tugu Dengklok

Sunday, August 24, 2008


RENGASDENGKLOK, RAKA - Biar anjing menggonggong napak tilas tetap berjalan. Saat ini banyak orang melupakan sejarah Indonesia yang terjadi pada 16 Agustus 1945. Bahkan banyak juga generasi bangsa ini tidak tahu Rengasdengklok. Padahal, daerah itu merupakan tempat singgah Soekarno-Hatta yang diabadikan melalui tugu proklamasi ini merupakan tempat sakral.

Hal itu diungkapian Mayjen TNI (Purn), Drs. H. Herman Saren Sudiro disela acara napak tilas Forum Komunikasi Keluarga Besar Siliwangi di Tugu Proklamasi, baru-baru ini. Menurutnya, jika pejabat dan masyarakat melupakan sejarah bangsa ini, maka semuanya akan kualat.

Ditambahkan Saren, pihaknya akan meminta pada pemerintah, terutama bupati Karawang dan Gubernur Jawa Barat untuk bertanggungjawab melestarikan lokasi sejarah Rengadengklok. Yang lebih berperan dalam hal ini adalah menteri sosial. Sementara, pembangunan tugu proklamasi di Rengasdengklok ini tergantung bupatinya.
Di Indonesia, kata Saren, terdapat empat lokasi sejarah yang sakral, diantaranya Rengasdengklok, Pegangsaan Timur, Rumah Meida dan Pejambon. Tempat sakral bagi bangsa ini bukan Monas ataupun Istana Presiden. Untuk tempat-tempat yang menjadi penentu kemerdekaan bangsa ini harusnya dilestarikan sesuai program pembangunan.

"Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya, tidak akan ada kemerdekaan jika tidak ada peristiwa Rengasdengklok. Jadi jelas, yang harus bertangungjawab adalah pemerintah, sebab kalau tidak melestarikan kota sejarah ini, maka siapa lagi yang akan menjadi saksi kemerdekaan," ucapnya.
Sekarang, tambahnya, banyak yang mengaku sebagai pejuang kemerdekaan, seperti banyak orang gila yang mengaku-ngaku hanya karena ingin mendapat pengharaaan semata. Sedangkan pahlawan yang asli dianggap Saren Sudiro telah wafat. Dia sangat menghkawatirkan generasi bangsa ini akan dibodohi dan dibohongi dengan nama-nama pahlawan yang tidak dikenal tersebut.

"Saya diundang ke Lenteng Agung, katanya A Yani dan Haryono masih hidup. Itu bohong, dia bukan yang asli, saya saksinya. Kalau saya masih hidup seperti sekarang, saya bisa menjelaskan bahwa mereka palsu, tapi bagaimana dengan anak-cucu kita yang tidak tahu menahu," tegasnya.

Dia geram dengan kondisi negara ini yang seolah tidak menghormati para pejuang. Diakuinya, banyak panglima perang kemerdekaan 45, kini hidupnya tidak sebaik darinya. Banyak diantaranya yang terpuruk dan berdagang hingga akhir hayatnya. Kata Saren, untuk perbaikan rumah Bung Karno saja sulit, padahal hanya butuh Rp 150 juta, sedangkan korupsi di negara ini mencapai triliunan rupiah. Ini bukti banyak pejabat saat ini melupakan sejarah bangsa.

"Ingat, kita akan terpuruk dan kualat, siapapun presidennya, jangankan rumah Djiau Kie siong, panglima perang 45 saja banyak yang terusir. Kita dulu berjuang bukan untuk sesuap nasi, tapi memang benar-benar ingin membela negara. Ingat, kita akan merasakan hidup susah jika tidak berterima kasih pada jasa pahlawan, apalagi berada di wilayah Prabu Siliwangi, jadi jangan lupakan napak tilas," ucapnya. (spn)

Jangan Tunggu Ada Korban DBD


*Prinsip Fogging Dahulukan Kesehatan

RENGASDENGKLOK, RAKA - Mengisi hari kemerdekaan tidak melulu dengan pesta rakyat dan perlombaan. Seperti yang dilakukan anggota DPRD Karawang Fraksi Partai Golkar, H. Deni Nuryadi SH, dia melakukan fogging di Dusun Blokraton, Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok.

Hal itu dilakukannya supaya masyarakat di sekitar lingkungan itu bebas dari wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) dan bisa mengisi kemerdekaan dengan sehat. Diakui Deni, dia ingin merubah paradigma pelaksanaan fooging tidak harus dilakukan setelah ada korban DBD, tapi akan dilaksanakan berkala, minimal setahun sekali atau setiap pergantian musim hujan ke musim panas dan sebaliknya.

Rengasdengklok memiliki historis yang tidak akan terlupakan secara nasional maupun Internasional. Para pejuang bangsa ini, aku Deni, telah bertaruh nyawa memerdekakan negara kesatuan Republik Indonesia. Dia sebagai wakil rakyat mengaku sangat peduli dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan adanya kegiatan fooging untuk mencegah DBD ini memang sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

"Karena kersehatan ini merupakan suatu nilai yang tidak bisa diukur dengan materi, kalau masyarakat dan lingkungan sehat mobilisasi kehidupan pun akan lancar," ungkap Deni yang akan mencalonkan kembali sebagai dewan rakyat Kabupaten Karawang tahun 2009 mendatang.

Fogging ini dilakukan di Dusun Blokraton yang terdiri dari 7 RT sekitar seribu rumah. Pada saat penyemprotan berlangsung, Deni turut terlibat memantau rumah-rumah yang sedang difooging. Diketahui, dusun merupakan pemukiman yang padat, masih banyak kolam-kolam ikan yang kemungkinan jadi sarang nyamuk, termasuk saluran air pembuang dari tiap-tiap rumah yang kurang lancar mengalir. Dengan begitu, pemukiman ini memang perlu difogging secara berkala untuk mengantisipasi wabah DBD.

"Kita akan anggarkan alat fogging, karena Puskesmas Rengasdengklok merupakan daerah kota. Sehingga, kalau diperlukan fogging tidak repot lagi, saat diminta warga, fooging bisa dilaksanakan, karena fooging ini sangat diperlukan sekali untuk mencegah DBD. Saya akan mengubah paradigma fooging hanya dilakukan setelah warga terserang DBD, ada atau tidak ada kasus DBD, fooging ini akan ditetapkan menjadi program kerja puskesmas. Namun begitu, fooging bukan suatu penanganan berkesinambungan, fooging ini hanya preventif saja, yang harus berperan adalah masyarakat dengan melakukan 3M (menguras bak mandi, menutup gentong atau penampung air dan mengubur barang bekas yang tidak terpakai agar tidak dijadikan sarang nyamuk, red) untuk mencegah wabah DBD dari jentik nyamuk," jelasnya.

Pangkal penyelesaiannya yaitu melakukan 3M, sementara fooging hanya preventif, tapi tetap dalam melakukan ini masyarakat harus selalu berkoordinasi dengan Puskesmas Rengasdngklok dan Dinas Kebaupaten Karawang. "Memang, menjadi wakil rakyat harus betul-betul aspiratif dan tanggap membantu rakyat. Intinya, kita mengisi kemerdekaan dengan melakukan hal yang bermanfaat, diminta atau tidak, itu tetap kewajiban saya, karena saya selalu melihat kondisi masyarakat yang sebenarnya," imbuhnya.

Seorang warga RT 23/05, Enang Sutarya (44) membenarkan penyataan Deni, diakuinya fooging ini sebaiknya dilakukan tidak usaha menunggu yang kena DBD karena setiap waktu masyarakat memang memerlukan fooging, terutama saat pergantian musim, hampir di setiap rumah warga banyak nyamuk. Meski lingkungan sekitar Blokraton bersih, tetap saja nyamuk-nyamuk ini berdatangan dari dusun lainnya. Untuk itu, selain 3M, fooging tetap diperlukan. (spn)

Yessy Gelar Bakti Kemerdekaan




RENGASDENGKLOK, RAKA - Artis Yessy Gusman menggelar sejumlah kegiatan di Tugu Proklamasi Rengasdengklok dalam rangka HUT RI ke-63. Tidak hanya hiburan dan eduksi bagi masyarakat, Yessy juga meresmikan masjid Masjid Al Karomah AT Toyyibah yang dia bangun di Dusun Tugu Bojong, Sabtu (16/8) sore.

Rangkaian kegiatan dipusatkan di Tugu Proklamasi sejak 16-18 Agustus 2008. Usai persesmian masjid, Yessy mengatakan, mudah-mudahan masjid yang telah dia resmikan ini tidak hanya sekedar dibangun, tapi mengisinya. Apalagi saat ini umat Islam akan menyambut bulan puasa. "Kami senang pembangunan masjid ini berjalan dengan lancar, diawali khitanan masal untuk 30 anak di Puskesmas Rengasdengklok, kemudian meresmikan masjid dan membuka taman bacaan di pelataran masjid yang dikelola langsung DKM masjid, dengan 800 buku bacaan anak TK, SD dan SMP," jelasnya.

Sementara, kegiatan lari marathon yang telah direncanakan sebelumnya sepanjang Rengasdengklok-Jakarta dibatalkan, mengingat panitia tidak memiliki waktu persiapan tersebut dan akhirnya memusatkan kegiatan di Tugu Proklamasi Rengasdengklok dalam waktu 3 hari berturut-turut.

Kegiatan tersebut diawali sunatan masal untuk 30 anak di Puskesmas Rengasdengklok, kemudian dilanjutkan peresmian taman bacaan dan gunting pita masjid Al Karomah At Toyyibah lalu renungan malam di tugu proklamasi pada Sabtu (16/8). Keesokan harinya digelar pawai becak, lomba lukis tong sampah dan panjat pinang. Minggu (18/8) digelar lomba baca tulis inovatif di SDN Rengasdengklok Selatan VI dan lomba kebersihan tugu proklamasi, pesertanya warga Kalijaya dan Bojongtugu, Desa Rengasdengklok Selatan.
Acara dilanjutkan dengan menggelar gebyar budaya nuansa lingkungan hidup yang dilaksanakan puluhan Mahasiswa Universitas Jakarta (UNJ) Fakultas Sastra dan Seni bersama siswi SMP 1 Rengasdengklok di lapang tugu proklamasi sekaligus pembagian thropy bagi semua pemenang perlombaan yang telah digelar sejak 16-18 Agustus 2008.

Kegiatan Yessy yang diakhiri teaterikal ini menampilkan tentang lingkungan hidup yang saat semakin rusak oleh penebangan dan pembalakan pohon termasuk pabrik yang merusak lapisan ozon. Juga limbah dan barang kimia dari pabrik. Pesan dari teaterikal ini masyarakat dan pemerintah harus sama-sama memperbaiki kerusakan ini dan yang rusak dibangun kembali, terutama di Indonesia sebagai paru-paru dunia. (spn)

Kontes Bonsai Perlu Dikembangkan




RENGASDENGKLOK, RAKA - Organisasi Massa Rengasdengklok Forum menggelar festival proklamasi REngasdengklok 2008 dengan menampilkan tanaman hias jenis bongsai dan edenium dalam rangka menyambut HUT RI ke 63. Acara berlangsung dua hari (14 - 16/8).

Koordinator Rengasdengklok Forum, Robby Barmaqi mengatakan kepada RAKA, Jumat (15/8) sore, kegiatan festitival proklamasi Rengasdengklok 2008 ini untuk mengapresiasi potensi dan hobi generasi muda, diantaranya gembrang-gembrung musik dan mengumpulkan penggemar tanaman hias bonsai untuk dikonteskan. Sampai kemarin, panitia festival proklamasi Rengasdengklok sudah menentukan juara kreasi bonsai dan edenium. Juara pertama bonsai yaitu H. Una, juara keduanya Soni. Sedangkan untuk Adenium Obesum, dimenangkan Yayan juara dan juara keduanya H. Una.

Penilaian ini diantaranya dilakukan mantan anggota Persatuan Pecinta Bonsai Indonesia (PPBI) Dr. Ryan Eljuta. Dia mengatakan, tanaman hias bonsai di Rengasdengklok ini sudah bangus dan banyak penggemarnya, tapi pada kontes perdana ini banyak yang belum turun karena informasinya mendadak. "Dan enam bulan lagi, kita akan gelar kegiatan serupa mengenai kontes bonsai, edenium dan anturium, karena saya lihat di Rengasdengklok ini banyak penggemarnya," ucapnya.

Kata Ryan, bonsai itu seni, di luar negeri disebut 'art of dwarf tree' atau seni mumungilkan pohon, penggemarnya hampir meluas. Kegiatan di Rengasdengklok Ini baru pemanasan, untuk menggugah penggemar bonsai. Sementara, Camat Rengasdengklok yang ditunjuk sebagai penilai kontes bonsai ini mengatakan, diharapkan kompetisi bonsai seperti ini bisa dikembangkan hingga tahun mendatang. "Saya berterima kasih banyak pada Dr. Ryan dan berharap bonsai di Rengasdengklok bisa dikembangkan termasuk melestarikannya," ucapnya. (spn)

SMPN 1 Jayakerta Gelar 17-an




JAYAKERTA, RAKA - Banyak cara menumbuhkan rasa kebersamaan di moment 17 Agustus-an, seperti yang dilakukan SMPN 1 Jayakerta, Jumat (15/8) pagi. Sembilan perlombaan digelar untuk semua siswa termasuk guru-gurunya. Selain memeriahkan HUT RI ke-63, acara ini pun merupakan hiburan sekaligus motivasi pendidikan bagi siswa.

"Diharapkan, kegiatan ini terus berlanjut dan lebih meriah lagi, karena kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun," kata Pembantu Kepala Sekolah (PKS) Bidang Kesiswaan SMPN 1 Jayakerta, Yayat Supriatna,S.Pd disela kegiatan.

Ditambahkan Yayat, kegiatan tahunan ini bertujuan untuk meningkatkan persatuan dan persaudaraan, menamakan sikap saling menghargai, menanamkan mentalitas percaya diri yang bernuansa infak juga menumbuhkan motivasi siswa tentang pentingnya olah raga.

Kepala Sekolah SMPN 1 Jayakerta, Agus Imam Mulyana menjelaskan, dalam rangka 17-an ini untuk membangkitkan semangat kebangsaan pada siswa agar bisa mengenang dan menghargai jasa pahlawan, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Juga memberikan pendidikan pada siswa, tentang kebanggan, penghormatan pada para pahlawan agar bangga dan cinta terhadap tanah air. "Saya harap setiap siswa bangga dirinya sebagai bangsa Indonesia," katanya. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan