Kerusakan Jalan Merugikan Rakyat

Saturday, May 30, 2009

RENGASDENGKLOK, RAKA - Kerusakan jalan tidak hanya merugikan waktu tempuh, tetapi juga kepada persoalan perekonomian secara umum. Bisa dibayangkan rusaknya jalan di beberapa daerah Kabupaten Karawang mengemuka di awal tahun ini dan kerusakan jalan itu semakin bertambah tiap bulannya.
Pantauan RAKA sepekan ini, rusaknya jalan pun berakibat naiknya harga kebutuhan pokok, terutama di daerah-daerah pesisir, tak terelakkan nainya harga kebutuhan ini membuat para ibu rumah tangga menjerit karena harus mengeluarkan biaya ekstra. Singkat kata, diakui atau tidak, perekonomian rumah tangga terganggu.
Jika ekonomi rumah tangga keluarga terganggu, masyarakat juga akan kena dan ujung-ujungnya adalah pemerintah juga terganggu, karena akan banyak masyarakat yang menuntut perbaikan jalan pada pemerintah. "Sudah waktunya para pejabat terkait di negeri ini menggelar rapat-rapat teknis dan koordinasi untuk mencari jalan keluar dari persoalan ini," kata warga Dengklok, Kosasih kepada RAKA, Jumat (29/5) siang.
Kata Kosasih, jalan-jalan tidak akan pernah bagus jika beban muatan barang tak terkendali. Jika seperti ini, maka selamanya jalan akan rusak. Departemen Pekerjaan Umum sendiri sudah melakukan survei tahun lalu tentang penyebab kerusakan jalan. Hasilnya, ditemukan bahwa kelebihan muatan mengurangi umur ekonomis pemakaian jalan. "Yang seharusnya kuat 10 tahun hanya kuat 1,5 - 2 tahun," ujarnya.
Dengan kondisi itu, hampir bisa dipastikan, kondisi kerusakan jalan, terutama jalan daerah di setiap kecamatan di Kabupaten Karawang bisa dikatakan hampir merata. Tentunya untuk memperbaiki jalan ini akan memakan dana yang tidak sedikit. Contoh jalan rusak yang bisa dikemukakan, seperti jalan provinsi di Jalan Raya Batujaya, tepatnya antara Desa Kertasari dan Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok, jalan ini amblas dan miring tajam, tak sedikit truk bermuatan barang khawatir terjungkal jika melewati jalan tersebut.
Masalah serupa terjadi di beberapa kecamatan, sebagian besar jalan kecamatan rusak, terlebih jalan poros desa. Di Kecamatan Cibuaya, hampir jalan poros desanya tidak ada yang nyaman dilalui. Jika diguyur hujan, jalan-jalan di kecamatan ini dipenuhi lumpur. Persoalannya kini, mengapa kerusakan jalan tersebut sepertinya tidak pernah selesai setiap tahun.
Warga lainnya, Samsuri menjelaskan, jika persoalan tonase muatan angkutan ditonjolkan, otomatis departemen lain yang bertanggung jawab dari aspek regulasi itu yakni Departemen Perhubungan (Dephub) tidak tinggal diam. Dephub sebagai regulator harus bisa mengatasi hal ini, karena hampir 90 persen kendaraan truk dan barang yang melintas di seluruh jalan melanggar ketentuan dan lolos dari setiap jembatan timbang yang dilaluinya.
Dan sudah keharusan, pemerintah daerah menjaga jalan agar lebih terjaga. Namun, persoalannya kini adalah bagaimana mekanisme pengawasan di lapangan. Ini tampaknya akan menjadi pekerjaan tersendiri yang masih menjadi tanda tanya besar. Dan memang masih rumit karena soal penegakan hukum terhadap pelanggaran, harus ada kontribusi nyata dari pihak terkait, khususnya mereka yang berwenang, yaitu Dinas Perhubungan bersama jajaran di lapangan seperti kepolisian. (spn)

Kapolres Karawang Himbau Warga Agar Memiliki Motor Resmi

PEDES, RAKA - Kapolres Karawang AKBP H. Rudi Antariksawan SiK.SH.MSI, mengajak warga untuk memiliki kendaraan motor resmi, bukan kendaraan bodong. Hal itu diungkapkannya pada kesempatan bicara usai sholat Jumat bersama di Masjid Al Hidayah Desa Dongkal, Kecamatan Pedes, Jumat (29/5) siang.
Lebih lanjut Kapolres mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bekerja sama membantu menciptakan keamanan dan ketertiban di wilayahnya masing-masing, karena tanpa kebersamaan tidak dapat mewujudkan rasa aman. Kata dia, anggota kepolisian masih memiliki keterbatasan untuk pengamanan, makanya perlu swakarsa keamanan yang dilakukan masyarakat.
Pada kesempatan dialog terbuka itu, Kapolres berulang mengajak warga yang hadir untuk mentaati peraturan hukum yang berlaku, karena belakangan ini masih banyak warga yang belum mengerti tentang kepemilikan kendaraan bermotor tanpa surat-surat kendaraan resmi yang dapat merugikan masyarakat.
Kepala Desa Dongkal, Asep Karsan menyambut baik pernyataan Kapolres Karawang, dia berharap acara silahturahmi ini memiliki nilai dihati warganya. Dia juga berharap supaya warganya tidak mudah tergoda dengan kendaraan murah, tapi bermasalah dengan hukum. Pada sholat Jumat keliling ini, turut hadir Kapolsek Pedes AKP Agus Suwarsono, Kapolsek Rengasdengklok AKP Muji Harja, Kapolsek Tirtajaya AKP Ade Mulyadi, Kapolsek Cibuaya AKP Soebagyo dan Kapolsek Batujaya AKP Rusdiharjo. (spn)

DPS Kutawaluya Terakhir Hari Ini

RENGASDENGKLOK, RAKA - PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) Kutawaluya memberi tengat bagi warganya yang belum terdaftar di DPS (Daftar Pemilih Sementara) Pilpres (Pemilihan Presiden) hingga hari ini, Sabtu (30/5).
Seperti dijelaskan Ketua PPK Kutawaluya, Leklih Jajuli kepada RAKA, Jumat (29/5) siang, memang seharusnya DPS sudah harus ditetapkan Jum'at (22/5) kemarin, tapi diunur hingga Senin (25/5). Dan supaya akurat, maka pihaknya memberikan kesempatan bagi warga yang namanya belum terdaftar. Jika mengikuti keputusan KPU, warga yang belum terdaftar sebagai pemilih Pilpres 2009 mendatang, masih diberikan kesempatan hingga besok.
"Masih ada toleransi hingga Sabtu (30/5) dan bagi warga yang belum terdaftar di DPS masih bisa mendaftar. Hal ini untuk mengantisipasi supaya tidak satu warga pun yang tidak ikut mencontreng, seperti pemilihan legislatif kemarin. Kita tidak berharap nanti jadi masalah usai Pilpres nanti," ujarnya. (spn)

Peran Orang Tua 70%, Guru 30%

PEDES, RAKA - Dengan perhatian dan kerja sama yang baik antara pihak sekolah dan orangtua, anak akan semakin nyaman dalam menuntut ilmu. Dengan demikian, kesuksesan akan mudah diraih oleh anak. Dan peranan orang tua sebanrnya lebih besar dibanding guru, karena anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan otang tuanya dibanding guru.
Demikian kata Kepala UPTD TK,SD Sugiyadi S.Pd, kepada RAKA, kemarin. Pihak sekolah akan terus mendorong pada orang tua siswa, supaya membina anak mereka hingga lulus dan terus melanjutkan sekolah hingga ke perguruan tinggi. Bagi orang tua yang tidak mampu, kini pemerintah telah memberi kemudahan sekolah gratis. Sekarang sekolah itu tinggal kemauan dan niat, tanpa perlu berpikir biaya lagi. "Peran orang tua siswa 70 persen, guru hanya 30 persen," ujarnya.
Usai UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional) kemarin, Sugiyadi mengingatkan supaya semua orang tua siswa mendorong anak mereka masuk sekolah SMP/MTs, jangan terhenti hanya sebatas memiliki ijazah SD saja. Mengingat, persaingan hidup di masa yang akan datang sangat kompetitif, perlu bekal pengetahuan dan wawasan yang luas. Bagi yang ketinggalan ilmu, maka akan terus terdesak di garis kemiskinan.
Sementara itu, bagi anak yang baru masuk SD, ada satu hal lain yang penting lakukan orang tua ketika anak sudah mulai bersekolah, yaitu menjalin hubungan yang baik dengan guru atau wali kelas anak, diantaranya mengkomunikasikan tentang hal-hal yang menyangkut diri anak dengan sekolah.
Di sekolah, anak akan lebih banyak lagi belajar sesuatu tentang ilmu pengetahuan formal dan bagaimana bersosialisasi yang baik. Anak-anak akan belajar bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan banyak teman, bagaimana manfaatnya bekerja sama, dan berbagi dengan orang lain. Selain itu, anak juga akan belajar banyak hal tentang ilmu pengetahuan lain seperti matematika yang sangat penting dalam hal memutuskan sesuatu di masa depan nanti. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan