Caleg Partai Gerindra Bangun Penahan Abrasi

Wednesday, November 19, 2008

CIBUAYA, RAKA - Mengatasi abrasi yang terus meluas, caleg dari Partai Gerindra, Roycke B. Sahetapy membuat dam penahan abrasi dari batuan di sepanjang pesisir pantai Cemarajaya. Hal itu dilakukannya untuk membantu kekhawatiran warga setempat yang lahannya terus digerus ombak laut selama bertahun tahun.
 
Warga setempat, Marta (51) mengatakan, dalam kurun setahun, pesisir pantai di Cemarajaya terkikis sekitar 3 meter, bahkan lebih. Pada tahun 2001 lalu, Pemda Karawang bersama pengusaha tambak ikan bandeng di Cemarajaya sempat membuat karung-karung pasir besar untuk memecah gelombang, tapi kini sudah hancur. Tidak lama berselang, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung pun turun tangan membuat penahan ombak dari batuan yang dipasang sepanjang pantai.
 
Warga setempat sering melihat, ada beberapa petugas dari intansi tertentu yang mengukur-ukur pesisir pantai Cemarajaya, seolah pesisir pantai itu akan dibangun penahan abrasi, tapi hingga kemarin belum kunjung ada realisasinya. Sampai akhirnya caleg Roycke B. Sahetapy menempati janjinya membangun penahan abrasi di sepanjang pantai Cemarajaya. Diketahui, Caleg dari Partai Gerindra nomor urut 1 ini akan bersaing dikancah pemilihan legislatif di daerah pemilihan IV meliputi, Cilebar, Pedes, Cibuaya, Tirtajaya, Batujaya, Pakisjaya.
 
Pembuatan dam penahan gelombang air laut di Cemarajaya ini telah dilakukan sejak Selasa (18/11) siang, hingga berita ini diturunkan para pekerja masih sibuk memikul-mikul batu besar dan disusun berjejer di sepanjang pantai. Batuan itu diangkut ke Desa Cemarajaya dengan truk, untuk Dusun Cemara II batuan yang diturunkan sebanyak 10 truk dan untuk Dusun Cemara I sebanyak 5 truk. Pekerjanya dilakukan oleh warga setempat.
 
Dijelaskan tim sukses caleg Roycke B Sahetapy, Yaukin dan Kardi, dia ingin membuktikan partai baru ini tidak sekedar selogan peduli pada rakyat, tapi dibuktikan dengan bantuan-bantuan untuk kepentingan masyarakat, diantaranya membuat penahan gelombang laut di Cemarajaya. "Saya juga berharap pada partai lain untuk berlomba kebaikan dan membuktikan pada masyarakat tentang eksistensi partai," katanya.
 
Warga lainnya, Subarna (67) di RT 03/03, Dusun Cemara II, mengatakan, dia berterima kasih dari Roycke B. Sahetapy yang peduli pada warga Cemara. "Saya harap Roy bisa jadi anggota DPRD Kabuapten Karawang, karena belum jadi pun dia sudah memberikan sumbangan yang besar bagi warga, apalagi jika dia sudah terpilih jadi anggota DPRD," katanya. (spn)

Kompor Gas Konversi Meledak, Sekujur Tubuh Korban Luka Bakar

RENGASDENGKLOK, RAKA - Sebuah kompor gas meleduk di RT 13/04, Dusun Bengle, Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok, Selasa (11/11) pukul 16.00 WIB. Korban bernama Salba (30) mengalami luka bakar serius di muka, kedua tangan dan kakinya. Diduga, kompor gas menyemburkan api besar setelah korban hendak mengganti tabung gas isi ulang, tapi tabung baru itu tidak terdapat 'klep sil'.
 
Keterangan warga setempat, saat korban memasukan 'regulator', gas tidak mengalir pada selang melainkan menghembus keluar dan dalam hitungan detik gas yang bocor itu menyambar api yang berasal dari tungku yang sedang memasak nasi. Tanpa diduga, Salba bergelut dengan api yang menyelimuti ruang dapur. Menghindari kebakaran besar di rumahnya, Salba memberanikan diri mengambil tabung gas yang sedang menyemburkan api, tapi naas tubuh Salba terbakar lagi saat tangannya berusaha mengambil tabung untuk dilempar ke luar ruang dapurnya.
 
Melihat kejadian ini, beberapa warga yang menyaksikan langsung menolong korban dan melarikannya ke RS Proklamasi Rengasdengklok. Sementara, tabung gas yang menyemburkan api di dalam ruang dapur itu berusaha dikeluarkan ketua RT setempat dengan galah kayu. Setelah berhasil dikeluarkan, tabung yang masih menyemburkan api itu dibuang ke tengah sawah yang berlumpur. Beberapa kali tabung itu disiram dan ditutup pasir tapi tetap saja menyemburkan api hingga isi tabung gas habis sekitar 5 menit.
 
Ledakan kompor gas ini, diketahui yang pertama sejak konversi minyak tanah ke gas elpiji beberapa waktu lalu. Ledakan yang dialami Salba, bukan kerusakan kompor gas, selang maupun regulatornya, melainkan pada tabung gas itu tidak terdapat 'klep sil' yang menyebabkan gas nyembur ke luar dan tidak masuk selang. Menanggapi hal ini, Kepala Desa Dewisari, Aning menghimbau, supaya tidak menjadi ketakutan bagi masyarakat, karena kejadian ini akibat kelalaian pengguna gas elpiji. "Ini murni 'human error' (kesalahan manusia, red), karena pengguna gas tidak teliti," ujarnya.
 
 
Sampai hari kemarin, Salba masih berbaring di RS Proklamasi Rengasdengklok, dia berharap ada membantu pengobatannya. Kesaharian Salba, berprofesi sebagai buruh tani. Selama ini, dia yang selalu memasangkan tabung gas baru di rumah orang tuanya, karena sejak pembagian tabung gas, orang tuanya sendiri masih ketakutan dan menugaskan Salba untuk mengisi ulang sekaligus memasang tabung gas baru. (spn)

Relokasi Korban Rob Sarakan Peluangnya Kecil

RENGASDENGKLOK, RAKA - Relokasi warga Dusun Sarakan yang dilanda banjir air laut pasang (Rob) peluangnya sangat kecil, warga terancam tidak bisa pindah ke lokasi aman dari terjangan Rob. Hal ini dijelaskan Asper Perhutani Rengasdengklok Diki Marwan, kepada RAKA, kemarin.
 
Petugas Asper Rengasdengklok ini mengatakan, sesuai aturan yang digunakan menteri kehutanan, kemungkinan lahan Perhutani di Dusun Sarakan, Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya itu tidak bisa memberikan peluang untuk dijadikan relokasi hunian baru, karena lahan Perhutani yang ada di pesisir pantai sarakan merupakan hutan konservasi yang berfungsi sebagai perlindungan dari arus gelombang laut yang mengikis daratan.
 
"Kalau melihat aturan sangat kecil peluangnya lahan tersebut untuk dijadikan tempat relokasi (warga Sarakan yang dilanda musibah banjir, red), karena fungsi hutan konservasi tersebut untuk perlindungan," katanya.
 
Kendati demikian, pihaknya akan membantu mengajukan ke tingkat pusat sampai ke Mentri Kehutanan tentang relokasi warga Sarakan, karena pihaknya hanya pelaksana bukan pembuat kebijakan. Dengan begitu, jika lahan Perhutani akan dijadikan lahan hunia baru, itu pun harus menempuh proses yang lama, sebab kebijakan tersebut hanya dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan, beda halnya jika Pemkab Karawang menempuh jalur cepat dengan langsung mengajukan ke Menteri Kehutanan, mungkin akan lain hasilnya.
 
"Beda jika Pemerintah Kabupaten Karwang langsung mengajukan ke Menteri Kehutanan, pasalnya sekarang ini sudah Otonomi Daerah, yang pasti kami hanya akan membantu mengajukan ke tingkat yang lebih tinggi," jelasnya.
 
Di tempat terpisah, anggota DPRD Karawang dari Partai PDIP, H. Tono Bahtiar mengatakan, pihaknya segera mengusahakan supaya warga Dusun Sarakan memiliki pemukiman baru yang layak. Menurutnya, daratan yang kini dihuni di Dusun Sarakan telah rusak. Dan lokasi yang memungkinkan untuk mereka tempati adalah di area perhutani yang jaraknya sekitar 500 meter dari lepas pantai di Dusun Sarakan.
 
"Kami akan mencoba untuk mendesak melalui pemerintah Kabupaten Karawang supaya lahan Perhutani ini diijinkan untuk relokasi hunian baru, bila perlu kami akan memintanya langsung ke Mentri Kehutanan" ujarnya.
 
Kata Tono, relokasi tersebut harus secepatnya dilakukan, sebab menyangkut keselamatan warga Dusun Sarakan. "Lahan Perhutani masih merupakan lahan pemerintah, karena kondisinya darurat, saya harapkan agar menteri kehutanan bisa memberikan ijin lahan tersebut untuk ditempati sebagai hunia baru," ucapnya. (spn)
 
 

Gagal Mencuri, Maling Kabur, Motornya Dibakar Masa

JAYAKERTA, RAKA - Sebuah motor bebek dibakar warga Dusun Pawanda, Desa Medang Asem, Kecamatan Jayakerta. Pasalnya, motor itu diketahui milik pencuri yang akan maling domba. Untungnya pencuri itu kepergok warga dan kabur meninggalkan dua ekor domba, keranjang besar dan motornya. Kejadian itu pada Selasa (11/11) pukul dua dini hari.
 
Keesokan harinya, warga setempat membakar motor bebek itu, karena mereka kesal dan ingin memberi pelajaran pada pencuri domba yang kabur itu. Padahal sebelumnya, warga telah wanti-wanti supaya tidak membakar motor itu tapi menyerahkannya kepada Polsek Rengasdengklok. Namun, warga tidak sabar menunggu polisi datang.
 
Pencuri itu digagalkan warga Kepala Dusun Pawanda, Husen (38), ketika dia dan RT setempat melintas di jalan desa dekat tanggul Sungai Citarum, tampak sosok yang mencurigakan berada di tanggul gelap. Curiga pada sosok dikegelapan itu, aparat desa ini mencoba mendekati dan menegur, tapi sosok sesorang yang tidak diketahui wajahnya itu malah lari tunggang langgang.
 
Melihat hal itu, aparat desa ini mengejarnya sambil teriak 'maling'. Kontan, warga yang mendengar berhamburan keluar rumah dan bertanya-tanya dimana posisi malingnya. Namun, gelapnya malam menghilangkan jejak orang yang dicari warga hingga akhirnya pencuri itu menghilang di rerumpunan Sungai Citarum. Setelah lelah puntang-panting mencari pencuri, akhirnya warga berkumpul di tengah pemukiman warga sambil ramai membicarakan kejadian tersebut.
 
Dan warga melihat kendaraan milik pencuri yang ditinggalkan beserta dua ekor domba yang telah berada di dalam dua 'beronjong' tempat sayuran. Siang hari, warga akhirnya melampiaskan kekesalannya dengan membakar motor sedangkan dua ekor domba diserahkan kepada pemiliknya yang juga masih warga setempat. Sementara, motor yang dibakar dibawa ke Polsek Rengasdengklok. (spn)

DPC DPIP Karawang Bantu Korban Banjir Rob di Sarakan

TIRTAJAYA, RAKA - Selasa (18/11) sore, DPC PDIP Kabupaten Karawang mengirim bantuan logistik, selimut dan pengobatan pada korban banjir air laut pasang (Rob) di Dusun Sarakan, Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya. Bantuan ini yang pertama sejak terjadi Rob minggu lalu di kampung pesisir pantai tersebut.
 
Ketua DPC PDIP, Karda Wiranata menjelaskan, bantuan ini sifatnya berkelanjutan, maksudnya PDIP melalui tim Bantuan Bencana Alam (Baguna) akan mendata dan membantu daerah yang kena banjir Rob. "Kita sudah terbiasa menangani bencana banjir dengan tim sendiri PDIP yaitu Baguna. Baguna ini sudah bergerak dan bekerja optimal membantu korban. Kedatangan dihari pertama ini, merupakan bentuk kepeduliannya kami terhadap kampung yang kena air rob. Selanjutnya, kita akan siapkan secara matang bantuan-bantuan kepada warga yang sangat membutuhkan," ucapnya.
 
Jika warga Sarakan membutuhkan perahu karet untuk evakuasi, lanjut Karda, PDIP akan menyediakannya. Diakuinya, sekuat upaya PDIP akan terus membantu dan menyisir daerah bencana alam. Bantuan ini murni kemanusiaaan, tidak melulu untuk kepentingan Pemilu (Pemilihan umum). "Kita minta kepada pemerintah untuk merelokasi warga Sarakan, karena setelah melihat lokasi bencana di kampung itu, memang masyarakat tidak layak tinggal diam di lokasi berbahaya. Sudah tidak memungkinkan masyarakat untuk nyaman. Dan PDIP akan mendorong pada pemerintah untuk membantu warga Sarakan, Kita akan berupaya meminta pada Pemda Karawang untuk merelokasi sejumlah 44 kepala keluarga atau 220 jiwa usik di Kampung Sarakan ini," jelasnya.
 
Hal senada ditegaskan Wakil Ketua DPC PDIP Karawang, H. Tono Bahtiar, setelah melihat berita di media masa, Sekertaris DPP PDIP Pusat, Ir. Pramono Anung sempat mengintruksikan pada Ketua DPC PDIP Karawang untuk membantu daerah yang kena musibah. Itu langsung dibuktikan dengan turunnya DPC PDIP Karawang ke lokasi bencana alam. "Selain di Tirtajaya, kita pun akan membantu bencana serupa di pesisir pantai Karawang lainnya, karena musibah ini terjadi merata di pantai laut Jawa," ujarnya.
 
Dia juga mengajak kepada calon legislatif (caleg) dari PDIP untuk turun langsung membantu korban bencana banjir Rob. Termasuk caleg di wilayah Karawang, Purwakarta, Bekasi dan di Jawa Barat, supaya mereka berinterksi langsung dan dekat dengan masyarakat. Dan menurutnya, banjir Rob ini tidak pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan