KPUD Belum Sosialisasikan Cara 'Pencontrengan', Caleg Turun Tangan

Thursday, February 19, 2009

Salah satu warga yang memperlihatkan contoh kertas suara pemilu legislatif 2009.
 
 
 
JAYAKERTA, RAKA - Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) saat ini kurang mensosialisasikan tata cara pencontrengan pemilihan umum (pemilu) yang dilaksanakan April 2009 mendatang. Dengan begitu, pantas bagi calon legislatif (caleg) untuk menjelaskan pada tentang pencontrengan tersebut, supaya masyarakat tidak salah memilih.
 
Demikian kata salah satu caleg PDI Perjuangan daerah pemilihan 3, Uman Rusmana, kepada RAKA, Rabu (18/2) siang. Menurutnya, pemilihan tahun ini beda dengan tahun lalu, pada pemilu legislatif sekarang nama caleg pada lembar kertas suara dicontreng, bukan dicoblos. Ini menghindari kesalahan warga ketika melakukan pemilihan. "Saya masih menemukan masyarakat yang belum paham cara pencontrengan pada pemilu mendatang. Selain saya punya kepentingan sendiri, saya pun membantu sosialisasi KPUD dalam menghadapi pemilu," ucapnya.
 
Penjelasan ini diungkapkannya saat mengadakan silaturahmi dengan warga Desa Medang Asem. Ikut serta pada sosialisasi ini caleg DPR RI, Basar yang memberikan arahan serupa seputar pemilihan mendatang. Di tengah kepentingan mereka ini, beberapa warga tampak antusias, karena sebagian besar warga setempat baru melihat contoh lembar kertas suara dengan ukuran besar yang tentunya akan membingungkan mereka pada saat pemilihan nanti.
 
Pada kesempatan itu, Uman berbincang langsung dengan warga setempat. Dia menegaskan, caleg yang produktif tidak harus mengumbar janji melainkan memberikan bukti nyata ketika dia terpilih menjadi wakil rakyat. "Jadi, setahu saya KPUD kabupaten masih kurang mensosialisasikan tata cara ini ke masyarakat, sehingga saya sebagai caleg yang memiliki ini turun untuk membantu menjelaskan, agar mereka tidak salah menentukan suaranya kepada salah satu caleg yang di idolakannya," ujarnya. (spn)
 
 

Siswa SDN 6 Medang Asem Mulai Latihan UN

Siswa SDN 6 Medang Asem yang sedang melaksanakan latihan ujian.
 
 
 
JAYAKERTA, RAKA - Menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) tahun ajaran 2008 / 2009, SDN 6 Medang Asem mulai mengadakan bimbingan belajar (bimbel) bagi murid kelas 6 sejak Januari 2009 kemarin. Kegiatan ini dimaksudkan menggembleng pelajar untuk kembali memahami materi pelajaran sebelumnya.
 
Kepala Sekolah SDN 6 Medang Asem, Rohiman Adi Susanto A.Ma. Pd, menjelaskan kepada RAKA, Rabu (18/2) siang. Bimbel ini supaya siswa dapat mengingat kembali mata pelajaran yang telah di ajarkan. Selain kelas 6, SD ini menugaskan pada siswa kelas 1 dan 2 yang belum lancar membaca untuk mengikuti bimbel tambahan sepulang sekolah. "Kami buka bimbel sore, jam 14.00 sampai 16.00 WIB, supaya siswa tidak tertinggal mata pelajaran dan bisa mengingat mata pelajaran yang pernah ia dapatkan," ucapnya.
 
Dia menjelaskan, latihan Ujian Nasional (UN) khusus kelas 6 ini dikuti 26 siswa. Mata pelajaran yang dibimbelkan yaitu IPA, Matematika dan Bahasa Indonesia dan hasilnya akan dilihat melalui komputer komisariat sekolah yang telah dipersiapkan untuk mengetahui kemampuan siswa menjawab soal. Dan soal UASBN untuk tahun pelajaran 2008/2009 ini diperoleh dari Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) dan Komisariat.
 
"Saya harap wali murid agar ikut berperan serta untuk mensukseskan UASBN dengan cara mengingatkan dan mendukung program yang sedang dilaksanakan sekolah kepada putra putrinya agar mendapatkan hasil nilai yang baik, jangan hanya mengandalkan pihak sekolah," ujarnya. (spn)
 
 

Di Musim Hujan ini Pendapatan Nelayan Berkurang

Garman di atas perahunya, usai melaut.
 
 
CILEBAR, RAKA - Sejumlah nelayan tradisional di Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar mengeluhkan turunnya hasil tangkapan ikan. Akibat menurunnya tangkapan, nelayan mengaku kesulitan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan kadang mereka tekor, biaya produksi Rp 160 untuk sekali melaut tidak sebanding dengan harga jual ikan yang diperoleh seharga Rp 150 ribu.
 
Seperti diungkapkan nelayan asal Dusun Betokmati, Desa Pusakajaya Utara, Garman (35), hampir semua pencari ikan di laut mengeluhkan semakin menurunnya hasil tangkapan, yang berdampak terhadap pengurangan pendapatan. Penyusutan pendapatan di bulan ini akibat cuaca. Dibandingkan beberapa tahun lalu, nelayan masih banyak mendapatkan udang paling sedikit 1 kg. Dengan mendapatkan udang 1 kg saja, nelayan bisa membawa uang antara Rp 60 ribu sampai Rp70 ribu, plus ikan-ikan untuk konsumsi sendiri maupun untuk dijual.
 
"Entah kenapa sebabnya, hasil tangkapan nelayan akhir-akhir ini jauh berkurang. Padahal, untuk menangkap udang di laut tidak sedikit modal yang harus dikeluarkan," jelasnya kepada RAKA, Rabu (18/2) siang saat dia dan rekannya berbenah usai sepulang melaut.
 
Tidak hanya nelayan penjaring udang yang mengeluhkan menurunnya hasil tangkapan. Minimnya hasil tangkapan nelayan juga dikeluhkan oleh sejumlah
pedagang ikan. Seperti para penjual ikan bakar di obyek wisata Samudra Baru, Desa Sungaibuntu, Kecamatan Pedes, beberapa pedagang mengaku kesulitan memperoleh ikan dari para nelayan.
 
Jenis ikan yang biasa dicari untuk usaha ikan bakar yaitu ikan Kakap, Cumi dan Etong. Ikan-ikan ini biasa paling banyak didapat oleh nelayan tradisional. Sedangkan ikan bandeng bakar sering didapatkan pedagang dari tambak ikan bandeng setempat. Akibat nelayan mengalami penurunan hasil tangkapan, pedangan ikan bakar kesulitan memperoleh ikan tadi. ''Kadang ikan-ikan itu banyak, kadang susah dicari," tukas seorang pedangan ikan bakar di Sungaibuntu, Usman. (spn)
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan