Proyek Perbaikan Tanggul Citarum Batujaya Terkesan Asal-asalan

Wednesday, February 18, 2009

Anggota dewan bersama warga setempat saat mengecek langsung perbaikan tanggul Sungai Citarum di Batujaya.
 
 
BATUJAYA, RAKA - Warga Dusun Tangkil, Desa Kuta Ample, Kecamatan Batujaya menilai proyek perbaikan tanggul Sungai Citarum terkesan asal-asalan. Kontruksi tanah tanggul terlihat 'lembek' dan dua unit alat berat yang digunakan selalu mogok akibat mesinnya rusak. Akibatnya pekerjaan jadi 'molor' terlebih kualitas tanggul sangat mengecewakan warga setempat.
 
Dijelaskan anggota DPRD Fraksi PPP Karawang, Muhtar Somantri yang juga sebagai warga di dusun ini, harusnya tanggul yang kini sudah diarug itu kembali digali, karena konstuksi tanahnya tidak beres. Kata Muhtar, tanah di bawah tanggul sepanjang 50 meter ini lembek, karena diarug dengan lumpur. Sedangkan atasnya diarug dengan tanah yang sedikit keras, sehingga tanggul tampak amblas ke bawah karena tanah lumpur dibawahnya tidak kuat menahan beban tanah keras diatasnya. "Kalau air Citarum meluap, kemungkinan akan terjadi kebocoran lagi ditanah tanggul bagian bawahnya, ini sangat berbahaya," tandasnya.
 
Lebih lanjut Muhtar menambahkan, penanggung jawab proyek ini seolah tidak memperhatikan musibah besar yang menimpa warga. Ini terlihat dari alat-alat berat termasuk rucuk-rucuk 'dolken' yang terlihat murah. Kayu dolken yang seharusnya kuat menahan tanah amblas tampak rapuh dan mudah patah. Warga menduga kayu yang dibuat untuk rucuk-rucuk tanah itu bukan kayu untuk dolken, melainkan kayu-kayu biasa yang sudah lapuk.
 
 
"Dari situ sudah terlihat, ini pekerjaan asal-asalan, pemerintah telah mempekerjakan pemborong yang kurang bonafid untuk menyelesaikan perbaikan tanggul tanggul Sungai Citarum yang jebol kemarin. Dan jika dipermanenkan, kalau yang utamanya yaitu tanah tanggulnya tidak maksimal, maka hasilnya tidak akan maksimal," ucapnya.
 
Jika alat berat dan bahan perbaikan tanggul Sungai Citarum ini tidak maksimal, tambahnya, maka hasil pekerjaannya pun tidak akan maksimal. Dia meminta pada pejabat berwenang untuk memanggil pelaksana perbaikan tanggul Citarum ini, untuk menjelaskan pekerjaan yang dilakukannya, karena hampir setiap hari pekerjaan perbaikan tanggul Sungai Citarum ini selalu dipantau warga setempat untuk mengetahui kualitasnya. "Selama tiga tahun ini, ditanggul yang sama jebol, pada 5 Februari 2007 dan 15 Januari 2009, karena pekerjaan sebelumnya tidak benar, akhirnya merugikan semua masyarakat," ujarnya.
 
Di tempat sama, Kepala Dusun Tangkil, M. Fasilah didampingi, anggota BPD Kuta Ampel Mahmud, RT Tata termasuk warga lainnya Juhana dan H. Mansur Hamdani menyatakan, mereka tidak setuju jika pekerjaan tanggul Sungai Citarum seperti itu. Mereka menilai alat semisal 'beko' dan 'buldoser' sering mogok. Selain itu pekerjaannya terbilang lama. "Kami selalu mengawasi pekerjaan ini, jika ada yang kami rasa tidak bagus, maka usulan-usulan kami disampaikan ke anggota dewan. Kami menginginkan tanggul ini tinggi dan besar supaya kuat, kalau kamarin terlalu kecil dan pendek sehingga ketika air meluap, tanggul tak bisa menahan dan langsung jebol," kata Juhana. (spn)
 
 

SMAN 1 Rengasdengklok Juara Karya Ilmiah SMA se-Jawa

Kepala sekolah dan para guru termasuk 3 siswa peraih karya ilmiah SMA se-Jawa.
 
 
KUTAWALUYA, RAKA - SMAN 1 Rengasdengklok berhasil mengukir prestasi lomba karya tulis ilmiah tingkat SMA se-Jawa dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. SMA ini mendapat thropy bergilir dari Menteri Eklporasi Laut dan Perikanan termasuk piala tetap.
 
Usai upacara bendera, Senin (16/2) pagi, pembimbing karya ilmiah SMAN 1 Rengasdengklok Sri Sugiarti S.Pd menyerahkan thropy tersebut secara simbolis kepada Kepala Sekolah H. Tarya Sukmana dan memberikan piagam penghargaan bagi tiga peserta ilmiah yang bertanding ke Bandung sebagai perwakilan sekolah, diantaranya Rona Lutfi Fauziah kelas X.8, Roli Farasika Simbolon kelas X.8 dan Mochamad Raidz Khairi kelas X.6.
 
Lomba karya tulis ilmiah yang digelar Himpunan Mahasiswa Bologi Formica-FMIPA, Kampus UPI ini diikuti hampir semua SMA se-Pulau Jawa. Dan SMAN 1 Rengasdengklok berhasil memikat juri melalui karya ilmiah yang berjudul 'Energi alternatif EGSO (Eceng Gondok Sekam dan Oli Bekas) Untuk Mengatasi Krisis Energi'. Juara kedua diraih SMA Muhammadiyah Yogyakarta dan Juara ketiga SMAN 1 Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya.
 
"Kita tahu, eceng gondok adalah masalah bagi pengairan kita, sampahnya bisa membuat saluran mampet, tapi kita sudah berhasil mengolahnya menjadi energi yang bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar memasak. Ini bisa dijadikan peluang usaha dalam memanfaatkan eceng gondok menjadi bahan bakar," kata Kepala SMAN 1 Rengasdengklok, H. Tarya Sukmana.
 
Karya ilmiah ini dimulai 26 Desember 2008 lalu, kemudian pada 17 Januari 2009 SMAN 1 Rengasdengklok diumumkan masuk peringkat 8 besar, lalu dilombakan kembali pada babak final tanggal 12 Februari 2009 dan langsung dinobatkan sebagai pememanangnya. Thropy tersebut diambil pada 14 Februari 2009 di gedung JICA Fakultas Pendidikan MIPA UPI. Dan pada Senin kemarin, kemenangan gemilang ini diumumkan kepada semua siswa usai upacara bendera. (spn)
 
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan