Beras Karawang Merangkak Naik, Suplay Turun Hingga 30%

Thursday, May 1, 2008



KARAWANG, RAKA - Harga beras di Pasar Johar Karawang sudah bergerak naik sejak sepekan terakhir. Jenis super dari sebelumnya hanya dijual antara Rp 4.700 sampai Rp 4.900/kg, sekarang menjadi Rp 5.200/kg. Begitu pun untuk IR-1 awalnya paling tinggi Rp 4.500/kg, saat ini harga terendah Rp 4.600/kg. Atau tertingginya dijual Rp 4.800/kg.


Sedangkan jenis IR-2 awalnya paling mahal dijual di tingkat kios Rp 4.200/kg, sampai Selasa (29/4) sudah pada posisi harga Rp 4.500/kg. Kalau pun beras IR-2 ini kurang bagus kualitasnya, terendah dijual Rp 4.300/kg. Khusus kelas medium, seperti IR-3 yang paling banyak diburu masyarakat sekarang menjadi Rp 4.000-an/kg.


Padahal sepekan lalu masih bisa dibeli seharga Rp 3.800/kg. Naiknya harga beras yang mendadak tinggi ini, menurut pemilik kios Sriwijaya di Pasar Beras Induk Johar, H. Darim, dipicu oleh berkurangnya pasokan beras yang masuk pasar ini hingga 30% dari biasanya.


Selain itu, sejak diberlakukannya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah per 22 April lalu menjadi pemicu naiknya harga gabah di tingkat petani. Akibat harga gabah terus bergerak naik hingga sekarang, menurut H. Darim, membuat petani Karawang yang baru memanen banyak yang menahan gabahnya. Dengan harapan, gabah mereka masih akan terus naik. "Kalau petani untuk sementara tidak mau menjual gabah, otomatis suplay beras yang masuk pasar berkurang. Dampaknya hukum pasar terjadi," ungkap H. Darim.


Selain itu, tambah dia, hasil produksi gabah petani musim panen kali ini menurun drastis. Bahkan penurunan produksinya hingga 50%. Penyebabnya, secara merata tanaman padi terserang hama. "Itu beberapa faktor yang membuat suplay beras yang masuk Pasar Beras Johar berkurang. Antara demand dan suplay tidak seimbang. Wajar kalau kemudian harga beras naik," tandas H. Darim.


Penyebab lain yang dapat mempengaruhi harga beras di pasar naik, sambung dia, cakupan panen di wilayah Kabupaten Karawang hampir habis. Sedangkan kiriman dari luar daerah di luar Jawa Barat, masih mandeg. Ditambah sejak kenaikan HPP, kabar yang ia peroleh Sub Divre Bulog Karawang-Bekasi sudah mulai dapat menyerap beras petani langsung melalui mitra kerjanya.


"Akibat pasokan berkurang, kita juga di sini sedikit kesulitan memenuhi stok penjualan, terutama untuk dikirim ke luar daerah, terutama Pasar Cipinang Jakarta. Jadi lebih banyak santai seperti ini. Mudah-mudahan sih secepatnya normal kembali. Kendati untuk harga beras dalam kondisi sekarang sulit diprediksi bisa secepatnya turun. Tapi kalau bicara secara umum, naiknya harga beras juga berpengaruh ke petani-petani juga," ujar H. Darim lagi.


Sementara itu, dalam waktu bersamaan, Ketua Komisi B DPRD Budiwanto, S.Si, MM, yang melakukan sidak di pasar Johar kemarin, mengungkapkan bahwa ia minta Bulog segera mengantisipasi harga beras di pasaran jangan sampai terus dibiarkan bergerak sendiri. Sebab bila itu tanpa kendali, ia khawatir harga beras di pasaran bergerak tanpa kendali. Apalagi disaat suplay dan demand sudah tidak seimbang.


"Pergerakan harga beras di pasar harus terus dimonitoring. Sehingga ketika ada gejolak harga yang tidak rasional, atau melambung terlalu tingi, pemerintah melalui Bulog melakukan operasi pasar. Dan kami minta Bulog juga bisa menjamin ketersediaan stok hingga pada batas yang aman. Masalahnya, beras bagi petani di sini cukup unik. Produsen sekaligus konsumen. Jadi kalau harga beras naik, malah petani sendiri yang terkena dampak," ujar Budiwanto.


Di tempat terpisah, anggota Komisi B Rajendhiren saat usai mengikuti rapat paripurna DPRD tentang LKPJ bupati tahun anggaran 2007, kemarin, mengungkapkan, bahwa kenaikan harga beras bukan hanya terjadi di tanah air. Tapi juga di Malaysia harga beras telah tembus ke angka Rp 8.000-an/kg. Malah di negara-negara Afrika, kabar yang diterima Rajendhiren menyebutkan, harga beras sampai Rp 12.000-an/kg.


"Di Amerika Serikat saja kabarnya beras sudah mulai dijatah. Ini sudah jadi sejarah dunia. Oleh karenanya bila pemerintah kita mau mengekspor beras, terus terang harus dapat dicegah. Kendati dari perhitungan bisnis sangat menggiurkan, tapi kepentingan bangsa jauh di atas segala-galanya. Kita harus dapat mengamankan stok beras nasional bukan hitungan hari. Tapi butuh durasi panjang," ujar Rajendhiren mengingatkan. (Alvino-Radar Karawang)

Tirtajaya Berpotensi Budidaya Rumput Laut Terbesar di Jabar




Pemkab Diminta Lirik Rumput Laut


TIRTAJAYA, RAKA - Pantai Utara Karawang berpotensi memproduksi rumput laut terbesar di Jawa Barat. Sayangnya, potensi ini belum dilirik oleh Pemerintah Karawang, sebagai penguasa wilayah. Padahal selain dapat meningkat taraf perekonomian setempat juga sebagai upaya menekan tingginya angka pengangguran di kabupaten tersebut.


Berdasarkan pantauan RAKA, meski belum memasyarakat namun sejumlah petani rumput laut sudah memulai kegiatannya menanam rumput laut. Meski bisa dikatakan pengelolaannya masih bersifat manual karena kurangnya pengetahuan modal yang dimiliki. Seperti diungkapkan usup, petani rumput laut di Kecamatan Tirtajaya, Minggu (27/4).


Menurut dia, area tambak ikan bandeng di sepanjang pantai Utara Karawang berpotensi sebagai penghasil rumput laut terbesar di Jawa Barat. Penghasilan rumput laut lebih besar dibanding budidaya ikan bandeng tradisional. Penanamannya pun tidak repot, hanya melakukan pola polikultur yang dipadukan antara rumput laut, ikan bandeng dengan udang windu.


"ini merupakan pola budidaya polikultur, artinya dalam satu petak tambak ada tiga komoditi yang ditanam, ketiganya tidak saling merugikan bahkan saling menunjang. Polikultur ini tergantung dari lokasi lahan, diantaranya pasokan air cukup dengan ketingguian air kolam sekitar 30-40 cm. Dengan begitu polikultur ini tidak perlu ada pakan untuk ikan dan udang, karena akan timbul pakan alami seperti lumut. polikultur ini initinya harus rumput laut sedangkan penghasilan kedua bandeng dan ketiga udang," kata petani rumput laut di Tirtajaya, Usup kepada RAKA, kemarin.


Dijelaskannya, hingga sekarang petani rumput laut di Kampung Sarakan, Desa Tambaksari hanya baru satu kelompok yang terdiri dari 15 orang. Petani ini sudah melakukan usahanya sejak lima tahun lalu, tapi baru bisa berkembang tahun ini dan mulai meluas. Hingga kini, sekitar 40 hektar tambak ikan bandeng di Kampung Sarakan telah dialih fungsikan untuk produksi rumput laut jenis 'gracillaria'.


Sebenarnya, kata Usup, Kecamatan Tirtajaya berpotensi untuk memproduksi rumput laut, di kecamatan ini memiliki 1000 hektar untuk lokasi budidaya rumput laut, tapi yang saat ini sedang digarap hanya sekitar 40 hektar. Milik Usup sendiri, sekitar 5 hektar yang sudah menghasilkan 2 ton rumput laut kering dalam sebulan. Idealnya, satu hektar bisa mencapai 3-4 ton. Hasil 2 ton itu, karena saat ini musim hujan, juga pengadaan bibitnya belum penuh. Saat ini bibit masih dipasok sebuah perusahaan inti rumput laut dari Tanggerang.


Diakuinya, minimnya pembudidaya rumput laut di Tirtajaya, karena masyarakat belum mengenal analisis usaha dan keuntungannya, juga belum mengetahui teknis budidaya rumput laut."Untuk bisa mengembangkan usaha ini, harus ada peran dari Dinas Kelautan yang mendorong pengembangan potensi rumput laut. Perbandingan budidaya rumput laut dangan ikan bandeng tradisonal sebenarnya lebih menguntungan rumput laut, karena dari lima hektar yang dipanen 2 ton saja, bisa menghasilkan produksi kotor sekitar Rp 6 juta.


Sementara hasil ikan bandeng dari 5 hektar yang menggunakan pola tradisional dengan hasil 2 ton, hanya meraup Rp 18 juta dengan masa panen sekitar 2-5 bulan," jelasnya.Setiap hari, aku Usup, sebuah perusahaan membutuhkan sekitar 40 ton pasokan rumput laut kering untuk diolah menjadi keraginan atau agar-agar. Untuk itu, dia melihat di sepanjang Kecamatan Pakisjaya hingga Tirtajaya yang memiliki sekitar 6000 hektar tambak ikan bendeng sangat cocok untuk budidaya rumput laut. (spn)


Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan