Mengajak Perempuan Untuk Terus Maju

Thursday, October 29, 2009

 
ANGGOTA Komisi C DPRD Karawang, Nurlaela Sarifin ingin mengajak perempuan untuk terus maju, diantaranya aktif dalam berorganisasi agar mampu meningkatkan taraf hidup keluarganya.
 
 
Selama ini, kaum perempuan yang aktif berorganisasi hanya dari kalangan istri-istri pejabat pemerintahan, belum menyentuh hingga masyarakat kecil. "Ini cita-cita, kalau ada kesempatan akan saya terapkan pada masyarakat," ucapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (29/10/2009) pukul 15.14 WIB.
 
Kata dia, harus ada Rumah Perempuan sebagai tempat kreatifitas keterampilan dan pemberdayaan kaum perempuan di tengah-tengah masyarakat. Dia tidak menyatakan jika perempuan di pedesaan sekarang masih terpinggirkan.
 
 
Hanya saja para perempuan itu sendiri belum memiliki wadah organisasi yang bisa memunculkan potensi mereka masing-masing. "Jika diajak, mereka akan mau dan kita bisa meningkatkan kesejahtraan perempuan," ungkapnya. (*)

Komisi C Terus Kaji PT. Atlasindo Utama

H. Abas Hadi Mulyana
 
BeritaKarawang.com - Komisi C DPRD Karawang akan terus mengkaji soal PT. Atlasindo Utama di Kecamatan Tegalwaru yang dianggap warga setempat banyak merugikan lingkungan. Pada intinya, Komisi C siap menerima riak masyarakat atas tuntutan terhadap perusahaan tersebut.
 
Demikian diungkapkan Anggota Komisi C DPRD Karawang, H. Abas Hadi Mulyana di ruang kerjanya didampingi anggota lainnya, Kamis (29/10/2009) pukul 13.50 WIB. Dia menegaskan kepada semua perusahaan di Karawang agar peka terhadap warga setempat, jangan sampai perusahaan besar yang merasa tak tertandingi bertingkah buruk dan mengabaikan lingkungan setempat.
 
Sementara ini, Komisi C masih menunggu titik temu yang sedang diselesaikan kepala desa dan camat setempat atas konflik perusahaan dan warga. Jika kepala desa dan camat belum bisa menyelesaikan ketegangan diantara pengelola perusahaan dan warga, maka Komisi C mengundang semua pihak yang terlibat agar datang kembali ke gedung dewan untuk menyelesaikan masalah itu hingga tuntas.
 
Dijelaskan Abas, persoalan kemarin kewenangannya dilimpahkan pada kepala desa dan camat, jika keduanya kooperatif pasti akan mampu menyelesaikan masalah dengan mudah. Tuntutan warga ini didasari beberapa hal yang menjadi keinginan warga tapi tidak pernah direaslisasikan pihak perusahaan. Selama delapan tahun perusahaan itu berdiri tidak memberikan kontribusi positif bagi warga setempat, malah dianggap merusak lingkungan.
 
Dijelaskan Abas, Komisi C berharap jika ada keperluan dengan dewan jangan berbondong-bondong demontrasi, karena dengan hanya menghadap kantor Komisi C semua persoalan akan ditanggapi. "Ini supaya masyarakat tahu Komisi C terbuka pada masyarakat. Pada dasarnya, hasil pemilihan secara langsung kami sebagai anggota dewan sudah punya komitmen terhadap rakyat," ungkapnya.
 
Soal perijinan dan Amdal, Komisi C akan mengkaji hal itu lebih dalam, jika perusahaan itu diketahui menyalahi peraturan, nanti akan dipanggil siapa yang berkompeten di dalamnya. (*)

Pola SIMPATIF Lebih Efesien

Cucu Cuaca
 
BeritaKarawang.com - Pola SIMPATIF 32 jam gagasan Bupati Karawang Drs. Dadang S. Muchtar baru-baru ini merupakan cara terbaik dibanding pola-pola Bahasa Inggris yang sudah dilakukan sekolah. Pola SIMPATIF lebih percakapan Bahasa Inggris-nya lebih efektif. Namun, keberhasilannya belum bisa terukur di 3 kali pertemuan ini.
 
Begitu kata Kepala SMPN 1 Rengasdengklok, Drs. Cucu Cuaca, Kamis (29/10/2009) pukul 11.30 WIB di ruang kerjanya. Metode SIMPATIF beda dengan pola Bahasa Inggris yang diterapkannya dua tahun sekarang, tapi pola ide Cucu Cuaca memang ada kaitannya untuk menambah pengetahuan. "Sekarang konsen ke pola SIMPATIF, pola lama yaitu menghafal per kata ditinggalkan, lagi pula semua guru pembimbing dialihakn ke pola SIMPATIF," ujarnya.
 
Untuk memenuhi kebutuhan tutor, SMPN 1 Rengasdengklok menambah dua orang tutor dari lima orang tutor yang sudah ada, yaitu dari SMP Islam dan MTs Al Huriyah. Diketahui, SMPN 1 Rengasdengklok telah memiliki pola menghafal kata-kata Bahasa Inggris sejak dua tahu lalu. Ternyata, pola itu tidak efektif dibanding pola SIMPATIF.
 
Dengan pola SIMPATIF, tambahnya, praktek berbicara dan menyusun kalimat akan lancar. Kendati begitu, tetap saja Bahasa Inggris kadang sulit dipraktekan, karena siswa belum mengaplikasikan Bahasa Inggris menjadi bahasa keseharian. "Diharapkan aplikasi langsung, tapi siswa masih ragu dan malu untuk mempraktekan Bahasa Inggris," ucapnya.
 
Dilihat dari presentase, setelah melaksanakan pola SIMPATIF minat belajar siswa lebih tinggi dibanding tahun lalu. Diakuinya, Bahasa Inggris merupakan kunci di era globalisasi ini. Dan memang yang paling sulit adalah daya ingat kalimat bahasa.
 
 
Hingga 11 hari ini, pola SIMPATIF telah dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dengan jumlah kelompok sebanyak 40. "Saya harap, pola SIMPATIF ini tidak hanya untuk kelas IX saja, tapi bagi kelas VII dan kelas VIII juga," ujarnya. (*)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan