Olimpiade Bangkitkan Dengklok

Thursday, May 7, 2009


RENGASDENGKLOK, RAKA - Bupati Karawang Drs. Dadang S. Muchtar membuka O2SN (Olimpiade Olahraga dan Seni Nasional) tingkat kabupaten di Tugu Rengasdengklok, Rabu (6/5) pagi. Pada acara ini semua kecamatan se-kabupaten mengirimkan kontingen olah raga untuk memboyong piala O2SN kabupaten.

Acara itu sendiri digelar di Kecamatan Rengasdengklok bukannya tanpa alasan. Menurut bupati dipilihnya Rengasdengklok karena kota itu memiliki nilai sejarah perjuangan. Senada dengan itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang, Yan Zuwarsyah, mengatakan banyak masyarakat Karawang sendiri yang belum mengetahui tugu sejarah Rengasdengklok. Karena itu harus diperkenalkan kepada semua pihak.

"Tugu Rengasdengklok perlu diketahui oleh semua siswa sekabupaten Karawang," kata Yan Zuwarsyah, seraya mengatakan hal itu juga yang membuat pelaksanaan O2SN tahun ini sengaja dilaksanakan di Kecamatan Rengasdengklok. Setiap tahun, kata Yan, O2SN akan terus dilaksanakan di semua kecamatan seluruh kabupaten, ini supaya masing-masing kecamatan bisa mengenali kecamatan lainnya. Jika dibandingkan dengan kecamatan lainnya, di Rengasdengklok ini terdapat tempat sejarah kemerdekaan Republik Indonesia yang bisa menjadi catatan dan wawasan bagi peserta O2SN yang ikut turnamen. "Itulah intinya, kita memang sengaja memperkenalkan lokasi sejarah," tukasnya.

Pada O2SN ini, tiap perwakilan siswa tiap kecamatan se-kabupaten berjuang meraih juara umum. Acara yang berlangsung selama dua hari dari tanggal 6-7 Mei 2009 ini akan dilombakan sepak bola mini, bola voli mini, bulu tangkis, tenis meja, atletik, sepak takraw dan catur. Sedangkan untuk lomba seni diantaranya, melukis, cipta puisi, cipta lagu, kerajinan tangan, pupuh, solo, pidato, mengarang, dongeng dan paduan suara yang pelaksanaannya akan dilaksanakan bersamaan dengan olah raga.

Peserta yang mengikuti O2SN ini adalah siswa-siswi yang telah meraih juara 1,2 dan 3 O2SN di tingkat kecamatan masing-masing. Selama menjelang O2SN kabupaten, semua kecamatan terus melakukan bimbingan untuk pesertanya mulai dari bimbingan hingga latihan. Sedangkan, panitia O2SN sudah mempersiapkan acara besar ini jauh hari sebelum pelaksanaan berlangsung. Pihak panitia O2SN menyatakan, dari pembukaan sampai berakhirnya O2SN tidak ada hal yang merugikan dan membuat kecemburuan dari peserta.

Di O2SN ini, panitia menjauhi unsur subjektif, karena tujuannya Olimpiade ini untuk cari bibit hingga provinsi, nasional dan internasional, nama Olimpiade ini memiliki konsekuensi hingga internasional. Sehingga usia pesertanya dibatasi, yaitu kelahiran 1 Januari 1997 dan kelas 5, kalau kelas 6 tidak bisa, begitupun sebaliknya kalau kelas 5 tapi kelahirannya lebih tua, itu tidak bisa juga. (spn)

Wabup: Kades dan BPD Jangan 'Perang Dingin'



KUTAWALUYA, RAKA - Wakil Bupati Karawang Hj. Eli Amalia Priatna mengingatkan kades dan BPD (Badan Permusyawaratan Desa) agar tidak perang dingin. Hal itu diungkapkan saat lomba desa tingkat Kabupaten Karawang di Desa Kutajaya, Kecamatan Kutawaluya, Rabu (6/5) siang.

Menurut Wabup, jika keduanya selalu berselisih, maka pembangunan desanya akan sulit berkembang. Dia juga berpesan kepada Camat Kutawaluya, Drs. Heri Paryono, supaya terus mensosialisasikan program pemerintah kabupaten untuk bisa diikuti di tingkat desa. Selain menyampaikan supaya masyarakat yang mepunyai kreatifitas kerajinan atau home industri agar meminta bantuan ke Pemda Karawang bidang perekonomian untuk mendapatkan sokongan dana.

Hal itu ditegaskannya mengingat jumlah home industri sudah banyak berkembang, sementara mereka selalu mengeluhkan dukungan modal dari pemerintah. Selain itu, dia meminta kepada kepala desa untuk sungguh-sungguh melayani masyarakat. Dia melihat, meski pembuatan KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan KK (Kartu Keluarga) sudah digratiskan pemerintah, tapi tetap saja banyak desa yang memungut biaya itu pada masyarakat.   

Hal lain yang dia ungkapkan, raskin (beras miskin) jangan diselewengkan aparat desa, karena jika hal itu dilakukan, maka aparat desa itu akan berurusan dengan Polres Karawang. Dia berpesan, jangan sampai setelah keluar dari jabatannya, dia pindah rumah ke penjara karena telah menyalahgunakan wewenangnya di pemerintahan desa. "Saya percaya, masyarakat Karawang adalah masyarakat agamis, bahkan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) kita menjadi contoh bagi daerah lain." ucapnya.   

Sementara itu, Hj. Eli meminta supaya ada kelompok KF (Keaksaraan Fungsional) dari kaum laki-laki, karena selama ini KF yang ada mayoritas adalah kaum ibu-ibu. Kata dia, meski umurnya telah mencapai 60 tahun, tak ada kata usai dalam mencari ilmu pengetahuan, untuk itu modal dasarnya adalah bisa membaca dan menulis. "Saya sangat berharap, masa jabatan saya dengan Dadang S. Muchtar yang akan habis 1,5 tahun lagi bisa terus membangun Kabupaten Karawang," ujarnya. (spn)

SMPN 1 Kutawaluya Juara Ristek Cup VI


   
KUTAWALUYA, RAKA - Tim A sepak bola SMPN 1 Kutawaluya merebut piala Ristek Cup VI setelah menang 2-1 di final melawan SMPN 1 Karawang Barat, Selasa (5/5) sore. Kemenangan ini untuk kedua kalinya setelah menjadi juara Ristek Cup IV tahun 2007 lalu. Sementara, pencetak gol terbanyak di Ristek Cup VI ini adalah Sapei Turmuzi dari SMPN 1 Kutawaluya dengan score 13 gol.

Guru olah raga sekaligus manajer tim A SMPN 1 Kutawaluya, Tatang mengatakan kepada RAKA, Rabu (6/5) siang. Kemenangan siswanya itu merupakan bakat alamiah yang terus digembleng pihak sekolah. Terlebih, pihak sekolah memberi janji akan mengistimewakan pemain sepak bola sekolah jika bisa mengalahkan sekolah lain dalam ajang turnamen bergengsi di Komisariat Rengasdengklok tersebut.

Dia juga meminta supaya ada Sekolah Sepak Bola (SBB) dibawah naungan SMK Ristek, mengingat banyak kalangan remaja memiliki bakat lebih di sepak bola. Selama ini, bakat sepak bola para siswa merupakan pengalaman langsung mereka di lingkungannya masing-masing. "Usai semi final, kami melatih siswa tendangan penalti, untuk mempersiapkan jika hasil final seimbang hingga peluit terakhir, tapi akhirnya kami bisa bertahan 2-1 hingga usai dan bisa jadi juara sesuai harapan," ucapnya.

Sementara itu, tercatat 15 SMPN dan Mts yang mengikuti Ristek Cup VI tahun 2009 ini, diantaranya SMP Al Inayah, SMPN 2 Kutawaluya, MTsN Pedes, SMPN Karawang Barat, SMPN 1 Tirtajaya, SMPN 1 Kutawaluya, SMPN 2 TIrtajaya, SMPN 1 Cilebar, SMPN 1 Jayakerta, SMPN 2 Jayakerta, SMPN 1 Pedes, SMPN 1 Cibuaya, MTs Al Faridiyah, MTs Al Huriyah dan MTs Darul Huda Pedes. Posisi ketiga di Ristek Cup VI ini adalah SMPN 1 Jayakerta diikuti MTs Al Faridiyah Cibuaya.

Masing-masing pemain juara 1 sampai 4 Ristek Cup VI ini mendapatkan uang pembinaan dari SMK Ristek. Rp 1.250.000 diberikan kepada SMPN 1 Kutawaluya dan pencetak gol terbanyak, Sapei Turmuzi mengantongi Rp 300 ribu. SMPN 1 Kutawaluya mengirimkan dua tim A dan B, sedangkan tim B tidak lolos semifinal. Kata Tatang, minat siswanya terhadap sepak bola sangat tinggi, sehingga dibentuk dua tim A dan B. (spn)

Kades Kutakarya Serahkan Senjata

Kanit Reskrim Polsek Rengasdengklok memperlihatkan senjata genggam milik Kades Kutakarya.


RENGASDENGKLOK, RAKA- Senjata genggam gas type Walther milik Kades Kutakarya, Kecamatan Kutawaluya telah disita Polsek Rengasdengklok, menyusul kejadian Kamis (30/4) malam lalu, saat itu kades menakut-nakuti kedua aparatnya dengan melepaskan tembakan ke udara.

Keterangan yang dihimpun RAKA di Polsek Rengasdengklok, Kades Kutakarya tetap akan dimintai keterangan oleh polisi. Hingga kemarin, Polsek Rengasdengklok memberi tengat waktu kepada kades untuk menjelaskan kejadian tersebut, karena sampai kemarin kades belum resmi diperiksa. Ini karena kades sedang mengikuti Suskalak Program Kebang Linmas Kabupaten Karawang.

Terkait hal itu, Camat Kutawaluya, Drs. Heri Paryono membenarkan kejadian yang sempat menggegerkan warga itu. Kata camat, senjata genggam yang digunakan Kades Kutakarya itu jenis senjata untuk berburu, bukan senjata api. Pagi kemarin, camat sudah melayangkan surat untuk melaporkan hal itu ke bupati, sesuai keterangan kades, camat memaparkan, dua aparat desa membuat kades geram karena telah mabuk dan membuat istirahatnya terganggu, klimaksnya kades melepaskan dua tembakan ke udara untuk mengusir kedua aparat desa itu pergi dari rumahnya.

"Kata kades, dia ingin istirahat, tapi merasa diganggu kedua aparatnya, dengan reflek kades mengambil senjatanya yang ada di meja rumahnya dan melepaskan dua kali tembakan ke udara, tembakan itu pun di dalam rumah, tanpa amunisi. Dia sudah punya ijin kepemilikan senjata, foto copi surat kepemilikan sudah dilaporkan ke bupati. Kepemilikan senjata ini sudah masuk dalam urusan pribadi kades, tidak ada sangkut paut dengan pemerintahan. Kami tidak melihat ada imej jelek kades di desanya, yang sangat menonjol pada masalah ini adalah kepemilik senjata genggam," kata camat. (spn)
 
 

Anggota Linmas Gandir, Prustrasi Sakit Asma Tidak Kunjung Sembuh

Polisi sedang mengidentifikasi jenazah Misnan di ruang kamarnya.


JAYAKERTA, RAKA - Anggota Linmas Desa Ciptamarga, Kecamatan Jayakerta, tewas mengenaskan dengan cara gantung diri, Selasa (5/5) pagi. Saat ditemukan korban dalam keadaan tergantung di kamarnya dengan leher terjerat seutas tali.

Korban bernama Misna (25) warga Dusun Kramat, RT 10/03, Desa Ciptamarga yang kesehariannya berprofesi sebagai penarik becak. Belum diketahui penyebab tewasnya korban, kecuali dugaan korban sengaja mengakhiri hidupnya karena prustrasi lantaran menderita penyakit asma menahun yang tak kunjung sembuh.

Korban ditemukan pertama kali oleh Nae (19) adik korban saat akan memasuki kamar korban. Kepada polisi, Nae didampingi ibunya Sarneti menjelaskan, pukul 06.00 WIB. Misnan sempat meminta Nae supaya membayar hutang rokok ke warung tetangganya. Dan ternyata, ucapan kakaknya itu untuk terakhir kalinya didengar sebelum kakaknya nekad mengakhiri nyawanya dengan gantung diri. Misnan ditemukan Nae tergantung pukul 08.00 WIB, setelah adiknya ini mendobrak pintu yang diduga kuat sengaja di kunci dari dalam oleh Misnan.

Dengan nada sedih, ibunya menceritakan, sudah lama kedua kaki dan tangan anaknya ini seolah lumpuh, kondisi kesehatannya pun semakin menurun, ini akibat sakitnya yang semakin meradang. Keseharian Misnan adalah menarik becak atau menjadi kuli jika ada warga lain yang membutuhkan tenaganya. Sehari, anak keempat dari enam bersaudara itu hanya mendapatkan uang Rp 2-5 ribu/hari, hasil dari narik becak dan kuli.

Dijelaskan Staf Kesos Suhenda dan Kasi Kesos Dede Sutarna, Misnan pernah menjadi ketua RT 16 dan 17 di Dusun Pendeuy, tapi tidak berlangsung lama, hanya dua bulan mengabdi ke desa lalu dia mengundurkan diri. Setelah itu, dia menjadi Pamsung Pemilu 2009 kemarin, pada saat pelaksanaan pemilu kemarin, dia tampak kelelahan, karena memang dia sedang sakit.

Jasad Misnan langsung diotopsi di Puskesmas Medang Asem. Pernyataan dokter setempat, tidak ada bekas penganiayaan di tubuh Misnan, dia dinyatakan murni gantung diri. Sosok yang dikenal pendiam ini dikebumikan siang hari di pemakaman setempat. Kepergian Misnan diiringi isak tangis keluarganya, karena pria yang berstatus lajang itu dikenal pekerja keras. Setiap hasil usahanya selalu bisa dinikmati seluruh keluarganya, meski penghasilannya Rp 2-5 ribu/hari. (spn)
 

DPS Pilpres Masih Diperbaiki

"Rekapitulasi pemiliah legislatif 2009 kemarin sebenarnya tidak ada kendala dan tidak ada sitilah terlambat, meski di dapil 3, rekapitulasi kami paling akhir. Rekapitulasi yang kami jalankan mengikuti aturan main KPU. Justru, yang tidak saya sangka di Rengasdengklok, yang saya prediksi kehadiran pemilu dibawah 40 persen, ternyata diatas 50 persen. Ini membuktikan, antusias masyarakat lebih besar terhadap perubahan, meski banyak yang tidak masuk DPT (Daftar Pemilih Tetap)," kata pengurus pengolahan data PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) Rengasdengklok, Iwan Purwanto, kepada RAKA, Jumat (1/5) siang.
 
 
Untuk DPT itu, dia menyayangkan kurangnya keterlibatan dari semua pihak, misalnya masyarakat yang peduli pada pemilu. Jadi, semua dibebankan pada pihak penyelanggara. Padahal DPT itu sudah diwanti-wanti sejak Agustus 2008 dan parpol sudah pegang DPS (Daftar Pemilih Sementara). Ketika Parpol sudah pegang DPS sekitar September 2008 lalu, mereka sendiri tidak sadar bahwa realitas sebenarnya di lapangan banyak warga tidak terdaftar. Dan kader partai politik itu sendiri yang memegang DPS tidak menyadari dirinya sendiri tidak terdaftar.
 
 
DPS Pilpres masih diperbaiki hingga 17 Mei 2009 untuk tingkat TPS (Tempat Pemungutan Suara) dan DPS akan dipampang di tiap desa oleh penyelenggara. Penetapan DPT Kabupaten tanggal 18-24 Mei 2009. Diakuinya penyelenggara pemilu sudah berupaya maksimal, bahkan pihaknya akan memasang stiker bahwa keluarga di rumah tersebut telah terdaftar sebagai peserta pemilih pada pilpres 2009. Saya harapkan semua lapisan masyarakat, berperan aktif mensukskan pilpres 2000 mendatang. Dan mudah-mudahan tidak ada lagi DPT yang tertinggal," ucapnya. (spn)
 

UN Susulan Tidak Diminati Cuma 11 yang Datang Dari 144 Siswa


Siswa yang mengikuti UN Susulan di SMPN 1 Pedes
.

 
PEDES, RAKA - Dari 144 siswa yang tercatat peserta UN (Ujian Nasional) susulan di Sub Rayon III Karawang, yang hadir cuma 11 siswa, sisanya diketahui bekerja ke luar daerah, bahkan ada siswa yang pergi ke Arab seminggu sebelum UN. UN susulan pertama dilaksanakan, Senin (4/5) di SMPN 1 Pedes.
 
Dijelaskan Sekertaris Komisariat Rengasdengklok, Drs. Yayat Rukhiyat, pihaknya telah berupaya mendatangi rumah-rumah siswa yang tercatat sebagai peserta UN susulan, tapi sejumlah siswa yang telah masuk dalam DPT (Daftar Peserta Tetap) UN tidak ada di rumah, keterangan orang tua mereka, anaknya telah memiliki pekerjaan di luar Karawang. "Ini menandakan banyak orang tua yang tidak tahu pentinya pendidikan," katanya.
 
Diceritakannya, dari 144 siswa tersebut, mayoritas dari SMP Terbuka, sedangkan dari SMP negeri hanya terbilang kurang dari sepuluh siswa. Kata Yayat, sekolah di komisariat ini telah berupaya maksimal meluluskan siswanya, meski sudah gratis, tetap ada saja hal seperti ini. "Sebenarnya orang tua yang butuh kita, bukan kita yang butuh mereka. Harusnya orang tua siswa menyadari dan mendorong siswanya sekolah," ujarnya.
 
Melihat hal ini, Yayat berharap pada tahun depan, tidak ada lagi siswa yang gagal mengikuti UN. Terlebih para guru saat ini, telah bersungguh-sungguh mengantarkan cita-cita siswa. Diketahuinya, banyak orang tua yang cenderung tidak mementingkan pendidikan. Padahal, biaya sekolah sudah gratis, tinggal kemauan siswa yang didorong orang tuanya untuk datang ke sekolah, belajar dan menimba pengetahuan.
 
Di tempat sama, Wakasek Kurikulum SMPN 1 Pedes, Wahid menjelaskan, ada beberapa hal yang menyebabkan siswa tidak ikut UN utama dan UN susulan di tahun ini. Diantaranya disebabkan orang tua tidak mengurus dan anaknya pun tidak mau diurus orang tuanya. Kedua faktor itu yang menggagalkan upaya sekolah selama ini. "Siswa yang gagal UN ini karena tidak ada dukungan orang tua," ucapnya.
 
Sebelumnya diketahui, di Sub Rayon III Karawang, sebanyak 144 siswa dipastikan mengikuti susulan UN. Sejumlah siswa itu tidak bisa mengikuti pelaksanaan UN 27-30 April 2009 kemarin, alasannya sakit. Total jumlah peserta UN di 18 SMP di Sub Rayon III di wilayah Utara Karawang ini sebanyak 5.440 siswa, tapi yang melaksanakan UN utama kemarin sebanyak 5. 296 siswa dan sebanyak 144 siswa lainnya tidak mengikuti UN. Selain sakit, satu siswa SMPN 1 Rengasdengklok yang tidak ke sekolah karena tidak punya sepatu. Melihat hal itu, pihak sekolah langsung membelikan sepatu untuk siswa tersebut.
 
UN kemarin, di Sub Rayon III ini terdiri dari 281 ruangan kelas yang digunakan pada saat UN. Juga 562 pengawas silang dari guru-guru sekolah dibantu guru SD. Pengawas Independen sebanyak 18 orang, masing-masing sekolah satu orang. Pada ujian susulan Senin besok, soal ujian yang akan dikerjakan beda dengan soal UN utama. Pada UN susulan ini, pengawasan pun tetap dilaksanakan seperti UN utama. Semula, UN susulan akan dilaksanakan di SMPN 1 Kutawaluya, tapi karena kondisi yang tidak memungkinkan akhirnya UN susulan dilaksanakan di SMPN 1 Pedes. (spn)


Kolor Ijo Berkeliaran di Jayakerta


JAYAKERTA,RAKA - Sungguh tak bisa ditolerir apa yang sudah dilakukan DM (30) seorang ahli pengobatan sekaligus ustad di Desa Jaya Makmur, Kecamatan Jayakerta. Berdalih mengobati, DM malah memanfaatkan hal itu untuk melampiaskan nafsu bejatnya dengan menggerayangi pasiennya.

Berdasarkan laporan yang dihimpun RAKA, aksi DM dilakukan dengan berbagai motif. Menurut nara sumber yang tidak mau disebut namanya. DM memiliki trik-trik jitu mengelabuhi korbannya. Dia terang-terangan mengatakan korbannya memiliki penyakit aneh yang bisa dia sembuhkan, yaitu dengan cara memberitahu jika dia tengah mengidap penyakit berbahaya.    

Dengan dalih tersebut, DM kemudian meminta korbannya untuk langsung diperiksa diruang tertutup. Dari situlah, jurus maut DM dikeluarkan, dia meminta korbannya membuka pakaian dalam, kemudian tangannya yang jahil itu menekan-nekan susunya, alasannya dia sedang memeriksa daerah perempuannya itu yang sedang sakit.

Sebut saja Mawar (40), warga setempat, ia mengaku nyaris menjadi korban pelampiasan nafsu DM. Dia menceritakan, ketika dia melintasi rumah DM, sang Ustad itu memanggilnya, kemudian DM mengatakan hal serupa seperti pada korban lainnya, yaitu mengatakan pada Mawar, bahwa dirinya memiliki penyakit aneh yang hanya bisa dia sembuhkan.

Anehnya, wanita tersebut terbujuk rayuan DM dan menuruti kemauannya, tak ayal tubuhnya digerayangi, tapi untungnya perempuan yang telah memiliki suami itu sadar dan menolak ajakan DM, karena menurut keterangan Mawar, tangan DM sudah masuk ke dalam celananya dan akan menggerayangi alat vitalnya. Namun, Mawar bisa lepas dari bujukan ustad bejat itu.

Tak bisa dipungkiri, puluhan ibu rumah tangga di desa ini merasakan resah. Pasalnya, saat ini di wilayah mereka beredar isu ada seorang ahli pengobatan sekaligus ustad yang kerap melakukan cabul. Menanggapi pertanyaan RAKA, pihak kepolisian Rengasdengklok akan menindak lanjuti keluhan warga itu jika sudah ada yang melapor, karena hingga kemarin tak satu pun warga setempat melaporkan tentang ustad cabul itu.

Belakangan ini, ustad tersebut dipercaya mampu mengobati penyakit dalam dan banyak warga mempercayainya, tapi tak sedikit perempuan yang diperlakukan tidak senonoh. Diduga, aksi cabulnya itu kerap dilakukan saat sedang melakukan praktek pengobatannya di ruang tertutup. (spn)

UPTD TK, SD Pedes Gelar Jalan Santai



PEDES, RAKA - Mengisi Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional) UPTD TK,SD Kecamatan Pedes gelar gerak jalan 2,5 km juga memberikan thropy dan piagam bagi sekolah dan guru berprestasi, Sabtu (2/5) siang di halaman kecamatan setempat. Pada kesempatan itu pun, disebutkan utusan-utusan sekolah yang akan jadi tim official O2SN (Olimpiade Olahraga dan Seni Nasional) tingkat Kabupaten Karawang 6 Mei 2009 besok.
 
Kepala UPTD TK,SD Pedes, Sugiyadi S.Pd, menjelaskan, tujuan acara gerak jalan 2,5 km itu, selain supaya guru sehat juga untuk menjaga kekompakan dan kebersamaan termasuk eksistensi guru, mengingat keberadaan merupakan tonggak dunia pendidikan nasional. SD berprestasi dan mendapat piala bergilir dari UPTD TK,SD Pedes yaitu SDN Payungsari I, disusul SD berprestasi tingkat kedua yaitu SD Kertaraharja II dan ketiga SDN Sungaibuntu I.

Acara gerak jalan ini diikuti 385 guru dan kepala sekolah, termasuk aparat desa dan kecamatan, total peserta sekitar 400-an orang. Untuk memeriahkan acara, tiap peserta gerak jalan mendapat kesempatan hadiah hiburan yang diundi panitia Hardiknas dan acara gerak jalan ini lebih meriah dibanding tahun lalu. Tahun lalu, Hardiknas hanya diikuti perwakilan guru masing-masing sekolah dan tidak ada pemberian thropy dan piagam bagi sekolah dan guru berprestasi.

Dijelaskan Sugiyadi, untuk menentukan sekolah berprestasi, diantaranya sekolah itu memiliki siswa-siswa berprestasi di tingkat kecamatan dan kabupaten, juga dilihat dari manajemen K3 (Kebersihan, Keamanan dan Keindahan) sekolah itu sendiri. Dalam penilaian sekolah berprestasi ini, dicatat dan dinilia peringat pertama hingga peringat terakhir dalam penilaian itu disusun dari peringat satu hingga peringakt ke 42 dari total SD se-kecamatan. "Kami umumkan siswa berprestasi itu secara transparan dan diketahui semua sekolah, sehingga tiap sekolah mengetahui peringat prestasinya," ujarnya.

Kepala SDN Payungsari I, Asep Supriatna mengatakan, prestasi yang dia raih merupakan upaya sekolah untuk terus memiliki siswa yang berprestasi. Selama kegiatan di tingkat kecamatan Maret-April 2009, sekolahnya telah memboyong 9 piala dari sembilan kegiatan lomba. Ini tak lepas dari bimbingan pihak guru dan pengawas sekolah. Kendati begitu, kendala tetap ada, tapi pihaknya terus mendorong sekolahnya untuk terus meningkatkan prestasi. Diakuinya, fasilitas olah raga sekolah masih belum lengkap.

Menurutnya, eksistensi guru saat ini telah melakukan tugas dengan baik, meski kesejahteraan belum diperoleh maksimal. Para guru telah melakukan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dengan kesungguhan dan semangat tinngi, meski kesejahteraan masih terbilang minim. Dia berharap, guru bisa memberikan pembelajaran pada anak, prestasi dan kebersamaan sesama para guru, karena guru ideal, yaitu yang dapat melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya, kemudian mendorong siswa untuk belajar di luar jam pelajaran dan kegiatan lainnya.

"Yang jelas, harapan kami, kebersamaan untuk mendorong pendidikan dan yang paling penting adalah kesejahteraan yang harusnya diberikan pemerintah daerah dan pemerintah pusat, termasuk mengarahkan juga memberikan motivasi para guru dengan cara pembinaan," jelasnya. (spn)
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan