HUT PDI-P Tebar Ikan Mas 7 Ton

Monday, February 15, 2010


BeritaKarawang.com - Ratusan pemancing se-Kecamatan Karawang Barat berusaha mengail peruntungan mereka di danau belakang kantor DPC PDI Perjuangan Karawang pada acara HUT PDI Perjuangan ke-37, Minggu (14/2/2010) siang.


Dijelaskan Ketua DPC PDI Perjuangan Karawang, Karda Wiranata di sela acara, sebanyak 7 ton ikan mas ditebar di danau itu untuk dikail bebas oleh warga. "Kami mengundang semua warga untuk mancing bersama," jelasnya.


Selain mancing, dalam waktu bersamaan digelar sunatan masal, sebanyak 33 anak-anak se-kecamatan ini datang ke DPC untuk disunat gratis. Sebagai hiburan, partai ini pun mendatangkan biduan dangdut juga akrobat kesenian daerah.


"Kegiatan bakti sosial ini dalam rangka ultah PDI Perjuangan yang kita lakukan sama setiap tahun, bakti sosial ini sangat direspon baik oleh masyarakat," kata Karda. (*)

Usai Banjir, Petani Jayakerta Kembali Garap Sawah

USAI sibuk menangani banjir yang merendam ratusan sawah di Kecamatan Jayakerta, kini petani setempat mulai kembali menanam dan bgerharap peruntungan panen mendatang bisa menghasilkan tonase padi yang lebih dibanding panen sebelumnya. Tampak seorang petani usai menyemprot bibit padi di Desa Jayakerta, Kecamatan Jayakerta, Senin (15/2/2010) pukul 15.00 WIB.

Kerupuk Jablay Punya Cita Rasa Sendiri


BeritaKarawang.com - Meski persaingan industri kecil ketat, Rofik Hidayat warga Dusun Krajan, Desa Kertajaya, Kecamatan Jayakerta tetap memproduksi kerupuk yang diberi merk 'kerupuk jablay', sehari dia mampu memproduksi 1400 pack kerupuk, 1 pak terdiri dari 10 bungkus. Perbungkusnya dijual Rp 500 di warung.


Kerupuk serupa yang dijual di pasaran umumnya terasa tawar, tapi kerupuk jablay ini memiliki rasa gurih dan ditambah satu sachet saus sambal bagi penggemar kerupuk yang suka pedas. (*)

Kantor Desa Dengklok Utara Bolong-bolong

BeritaKarawang.com - Kantor Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok butuh bangunan layak, terlihat atap kantor desa ini bolong-bolong. Kepala Desa A. Enin Saputra meminta kantor desanya ini punya prioritas pembangunan, mengingat desa ini merupakan pusat kota Rengasdengklok. 

Kata Enin Saputra yang akrab disapa Kapsul, Senin (15/2/2010) pukul 14.00 WIB, dia telah ajukan pada Pemda Karawang untuk membangun desa dua lantai. Namun, Pemda malah melihat kantor desa ini memiliki luas lahan yang sedikit, saat ini luasnya 270 meter persegi. "Saya minta kantor desa ini bisa dua lantai, untuk bisa melayani masyarakat," ujarnya.

Alasan dua lantai, tidak ada lahan di Rengasdengklok Utara yang luas dan harganya pun mahal jika kantor desa dipindahkan, juga untuk mmepercepat pelayanan masyarakat. Dalam hal ini Rengasdengklok Utara banyak penduduknya sekitar 20 ribu jiwa usik, sehingga sulit melibatkan masyarakat banyak jika ada musyawarah bersama. 

Saat ini aula Desa Rengasdengklok Utara hanya berkapasitas 40 orang, sehingga ratusan warga lainnya tidak mengikuti rapat desa secara bersamaan. Kata Kapsul, Desa Rengasdengklok Utara adalah desa barometer Kecamatan Rengasdengklok. 

Saya berharap Pemda Karawang bisa memperhatikan pembangunan desanya, sebelum rencana penyeragaman kantor desa lain dilaksanakan. Saya ingin kantor kecil ini bisa nyentrik," jelasnya. (*)

Kutawaluya Butuh 38 RKB

BeritaKarawang.com - UPTD TK,SD Kutawaluya membutuhkan sebanyak 38 ruang kelas baru (RKB) dari 26 SD yang ada di kecamatan ini. RKB itu sudah diusulkan melalui Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan) tahun 2011.
 
 
Demikian dijelaskan, Kepala UPTD TK,SD Kutawaluya, Idham Kholis, Senin (15/2/2010) 12.00 WIB. Selain RKB, juga diusulkan perbaikan sarana sekolah yang rusak, diantaranya 'papin block' dan pagar. Satu ruang kelas dianggarkan Rp 80 juta. "Ini kan usulan, saya harap bisa direalisasikan," jelasnya. (*)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan