DBE 2 Mengarahkan Guru Tidak Gaptek

Friday, February 13, 2009

Guru se-wilayah Rengasdengklok sedang melaksanakan pelatihan komputer.
 
 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Desentralized Basic Education (DBE) 2, kembali melaksanakan kegiatan pelatihan komputer bagi guru-guru Gugus II dan IV di wilayah Kecamatan Rengasdengklok. Pelatihan ini dilaksanakan 11-14 Februari 2009 dari jam 08.00-16.00 WIB di gedung SDN Rengasdengklok Selatan XII.
 
DBE ini merupakan salah satu program dari United State Agency International Depelopment (USAID). Master Teacher Training (MTT) DBE 2 yang bertanggungjawab di PSBG, Haryati juga sebagai guru SDN Rengasdengklok Selatan X menjelaskan kepada RAKA, Kamis, (12/2), bantuan pertama diturunkan sejak Desember 2007 lalu secara bertahap.
 
Bantuan pertama memberikan alat peraga IPA. Kemudian tahap kedua pada pertengahan tahun 2008 lalu berupa Information Comunication Teknology (ICT) yang sekarang sedang dilaksanakan dan tahap ketiga rencananya akan menurunkan perangkat internet. Tahap satu hingga tiga dibagikan sama kepada PSBG masing-masing kecamatan tapi untuk tahap dua disesuaikan dengan kebutuhan PSBG masing-masing.
 
Di sela kegiatan pelatihan komputer bagi guru se-Rengasdengklok, Kepala UPTD Dinas Pendidikan (Dikdas) Rengasdengklok, Drs. H. Muhrodi Suruzi mengatakan, pada pelatihan yang dilaksanakan di Pusat Sumber Belajar Gugus (PSBG) SDN Rengasdengklok Selatan XII ini alat-alatnya 100% dari DBE, seperti laptop, infokus, alat peraga pembelajaran, TV digital, kamera digital, VCD dan buku-buku tentang bagaimana proses belajar mengajar bisa dilaksanakan dengan baik. Dan BDE, tidak memberi bantuan berupa uang. Pada pelatihan komputer sekarang, instrukturnya dari DBE.
 
Dijelaskan Muhrodi, USAID memiliki progam untuk pendidikan diantaranya DBE 1 yaitu menggarap bagaimana memenej sekolah, DBE 1 ini upaya supaya sekolah memiliki manajemen bagus, misal untuk perencanaan, komite dan kepala sekolah. Kemudian DBE 2 yaitu bagaimana guru bisa mengajar memberikan materi dengan baik kepada siswa, misal cara pendekatan. Dan DBE 3 yaitu berkaitan dengan keterampilan anak. DBE 1 dan DBE 2 masuk ke SD tapi untuk DBE 3 masuk ke SMP dan Paket B.
 
Selama ini, pelatihan-pelatihan DBE 1 dan DBE 2 telah dilaksanakan sejak lama langsung oleh tutor DBE. Kata Muhrodi, mengingat permasalahan di pendidikan sangat kompleks dan banyak, maka para guru-gurunya pun harus bisa berkembang dan saling 'sharing', maka di PSBG ini dilaksanakan kegiatan guru dengan alat-alat dari DBE II. "Supaya PSBG ini bisa dimanfaatkan oleh guru, maka perlu bimbingan dari DBE, selanjutnya gugus sendiri yang punya kewajiban unutk memanfaatkan PSBG ini untuk kepentingan kualitas dan kompetensi guru. Pelatihan ini dilaksanakan supaya guru tidak gaptek (gagap teknologi)," ucapnya. (spn)
 
 

Partai Demokrat Fogging Pemukiman Dengklok Selatan

 
RENGASDENGKLOK, RAKA - Menyusul banyak penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Rengasdengklok, Partai Demokrat Karawang melakukan fogging di Dusun Rengasjaya I, Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok, Kamis (13/2) siang.
 
Wakil Ketua Partai Demokrat Karawang, Ir. W. Cakra Sudirja mengatakan, fogging ini merupakan kepedulian partainya dengan biaya partai. Untuk sementara, fogging dilakukan di satu dusun, kedepannya akan dilakukan fogging susulan di beberap dusun yang diketahui terdapat endemik DBD.
 
Di tempat sama, Kepala Dusun Rengasjaya, Jamaludin mengatakan, meski di lingkungannya belum terdapat penderita DBD, tapi pencegahan seperti fogging ini sangat diperlukan. Dia sangat tidak menginginkan satu pun dari warganya terserang DBD, seperti yang dialami beberapa dusun tetangganya. "Saya harap, fogging ini bisa mencegah DBD di dusun ini," tukasnya.
 
Di sela pelaksanaan fogging, Ketua Partai Demokrat Kabupaten Karawang, Saan Mustopa menjelaskan, kegiatan serupa telah dilaksanakan pihaknya di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Karawang. Kata Saan, partainya konsen pada bantuan pengobatan, diantaranya fogging.
 
Pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa ini, lanjutnya, hanya sebuah tindakan prefentif untuk mencegah warga terjangkit DBD. Apalagi DBD muncul pada saat cuaca seperti hujan yang terus mengguyur seperti sekarang. "Yang terpenting, masyarakat harus bisa membiasakan diri hidup sehat," ujarnya.
 
Mengomentari warga Dusun Warudoyong yang meninggal akibat DBD beberapa minggu lalu, Saan menegaskan, harusnya desa, kecamatan dan kabupaten bisa mengantisipasi wabah ini pada saat memasuki musim hujan. Jadi, semisal fogging ini tidak harus diminta, jika menunggu korban kemudian melakukan pencegahan berupa fogging, ini menandakan pemerintah kurang responsif.
 
"Pencegahan prefentif berupa fogging ini sebenarnya merupakan bentuk pelayanan kepada masyarakat. Jika hanya melakukan tindakan ketika sudah ada kejadian, berarti kurang respon. Sebelum terjadi harusnya sudah diantisipasi. Kita komitmen merealisasikan keluhan rakyat sesuai kemampuan," jelasnya. (spn)
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan