Ratusan Ha Sawah di Batujaya Kekurangan Air

Thursday, January 29, 2009

Perbaikan tanggul saluran induk yang telah dijebol warga Jayakerta saat air Sungai Citarum meluap
 
 
 
BATUJAYA, RAKA - Ironis, ketika Kecamatan Rengasdengklok, Jayakerta dan Tirtajaya sawahnya kebanjiran, ratusan hektar sawah di Batujaya kekeringan. Petani Batujaya mengklaim kekurangan air akibat saluran induk yang sengaja dijebol warga Jayakerta untuk mengalihkan luapan air Sungai Citarum yang meluap 15 Januari 2009 lalu.
 
Hal itu diungkapkan Camat Batujaya, Drs. Dedi Ahdiyat kepada RAKA, kemarin. Menurutnya, ratusan hektar sawah yang baru ditanam bibit padi ini terancam gagal tanam, karena kekurangan suplai air dari saluran induk. "Gara-gara tanggul saluran induk dijebol warga untuk menghindari banjir jebolnya tanggul Sungai Citarum di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, imbasnya air ke Batujaya berkurang dan sawah jadi kering," ujarnya.
 
Diketahui, pada 15 Januari 2009 lalu, tanggul Sungai Citarum yang jebol di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya merendam pemukiman setempat hingga melebar ke desa lainnya. Tak lama kemudian air semakin meluap dan mengalir ke saluran induk. Sementara, saluran induk yang debit airnya besar itu pun tak mampu menampung air yang mengalir dari Sungai Citarum hingga akhirnya mengancam ratusan pemukiman dan Desa Kampung Sawah, Kecamatan Jayakerta.
 
Akhirnya, puluhan warga Jayakerta sengaja membobol tanggul saluran induk, mereka melakukan itu setelah melihat air Citarum yang membanjiri saluran induk dianggap mengancam pemukiman mereka, Dengan perkakas cangkul, puluhan warga membobol dua titik di tanggul saluran induk dan luapan air ini mengalir deras ke beberapa desa di Kecamatan Tirtajaya. Sehingga, saluran induk yang mengalir ke hilir, yaitu ke Batujaya dan Pakisjaya berbalik arah ke hulu dan mengalir ke persawahan Tirtajaya melalui tanggul saluran induk yang dijebol warga Jayakerta.
 
Sampai kemarin, PJT II Rengasdengklok kembali membendung tanggul saluran induk yang dijebol warga. Sedangkan, tanggul Sungai Citarum di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel diperbaiki Dinas Bina Marga Kabupaten Karawang. Hingga berita ini diturunkan, perbaikan kedua tanggul Sungai Citarum dan saluran induk di dusun tersebut masih tahap pengerjaan. (spn)

Kecamatan Tirtajaya Siaga Banjir

TIRTAJAYA, RAKA - Surutnya banjir akibat luapan Sungai Citarum yang merendam beberapa desa di Kecamatan Tirtajaya bukan berarti akhir banjir tahun ini. Malah, saat ini warga Tirtajaya telah mengantisipasi banjir tahunan dari curah hujan. Sejak Selasa (27/1) lalu, jalan raya di Desa Tambaksari dan Tambaksumur sudah digenangi banjir hujan, tapi air belum masuk ke rumah-rumah warga setempat.
 
Camat Tirtajaya, Drs. H. Wawan Setiawan menjelaskan kepada RAKA, Rabu (28/1) siang, curah hujan yang turun beberapa hari ini masih menggenangi jalan raya dan persawahan di dua desa tersebut dengan ketinggian air sekitar 20 cm. Sedangkan, warga Dusun Tanjung Kerta, Desa Medan Karya telah mengantisipasi banjir dengan memperbaiki gorong-gorong saluran air, supaya laju air tidak tersumbat.
 
Kendati begitu, jika melihat curah hujan besar, aku Wawan, dikhawatirkan banjir besar merendam pemukiman seperti musim hujan Februari 2008 lalu. Banjir tahun 2008 lalu sempat merendam sebagian besar pemukiman di Desa Tambaksari, Desa Tambaksumur, Desa Srikamulan dan sebagian pemukiman di Desa Srijaya juga Desa Kuta Makmur, ketinggian banjir tahun 2008 lalu itu setinggi lutut orang dewasa, sekitar 30-40 cm. "Menurut saya, jika ketinggian air belum masuk rumah, saya anggap tidak fatal, tapi ketika sudah merendam pemukiman sedikitnya dua hari, baru dikatakan fatal, karena mengganggu aktivitas keseharian warga setempat," ujarnya.
 
Kata Wawan, jebolnya tanggul Sungai Citarum pada 15 Januari 2009 kemarin tidak mampu ditahan, karena airnya sangat besar, sehingga merendam persawahan dan beberapa desa di kecamatannya. Pada banjir tersebut, pemukiman di Desa Srijaya, Kuta Makmur, Srikamulyan, Gempol Karya dan Desa Pisang Sambo. Dan banjir belum dikatakan berlalu, mengingat curah hujan saat ini besar dan selalu turun tiap hari. (spn)
 

Syahriyyahan Kecamatan Tirtajaya Jalin Ukuwah Islamiyah

TIRTAJAYA, RAKA - Rabu (28/1) pagi, Desa Srijaya, Kecamatan Tirtajaya gelar 'syahriyyahan' atau pengajian rutin tiap bulan di halaman desa. Pengajian ini diikuti semua desa se-kecamatan termasuk muspika kecamatan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan masyarakat umum.
 
Acara syahriyyahan di desa ini merupakan giliran keempat sejak diawali tahun 2008 lalu di Desa Sabajaya, kedua Desa Bolang, ketiga Desa Pisang Sambo dan keempat Desa Srijaya, syahriyyahan ini pun diikuti majlis ta'lim, Dewan Ketua Masjid (DKM) dan guru-guru ngaji se-Desa Srijaya.
 
Kepala Desa Srijaya, Durahman menjelaskan, pengajian ini mengajak langsung masyarakat untuk meningkatkan iman dan taqwa pada Allah juga menjalin antara ulama dan umaro. Pengajian ini memiliki tema 'Ubahlah dunia dengan imanmu, sinarilah jaman dengan amalmu', tema tersebut ditulis langsung Kepala Desa Srijaya, mengingta dunia yang sudah tua ini memerlukan persatuan dari para ulama dan umaro, terutama menjauhkan larangan Allah dan Rasulnya juga senantiasa mematuhi peraturannya.
 
Pengajian ini dibuka qori terbaik di Desa Srijaya, Ust. Asep Badrudin, juara dua MTQ Kabupaten Karawang tahun 2004 lalu, kemudian tampil penceramah KH. Abdul Goni dari Kecamatan Rawamerta. "Dalam Al Quran disebutkan, taatilah Allah dan Rasulnya, juga orang-orang yang memegang kekuasaan diantara kamu. Jadi, saya sebagai kepala desa tidak hanya membangun infrastruktur desa saja, tapi berkewajiban membangun akhlak baik pada masyarakat melalui pengajian ini," kata Durahman.
 
Ketua MUI Kecamatan Tirtajaya, KH. Rohmatulloh mengatakan, pengajian ini bisa mempererat silaturrahmi dan mengenal para ustad dan MUI. Dan pemerintahan yang ada di kecamatan ini bisa memiliki filter agama. Apalagi, saat ini banyak aliran yang menyesatkan umat, dengan pengajian rutin ini bisa membentengi dari aliran sesat itu. Selain silaturahmi dan memperkuat aqidah, juga bisa menumbuhkan kesadaran beragama yang telah diwajibkan, semisal pengajian ini.
 
Camat Tirtajaya, Drs. H. Wawan Setiawan mengatakan, kegiatan ini dalam upaya pembinaan mental aparat masyarakat, di Desa Srijaya ini banyak yang hadir. Dan secara mental bisa ikut meningkatkan kesabaran, setelah beberapa desa dilanda banjir. "Kita sudah komitmen akan terus melaksanakan syahriyyahan secara bergilir tiap bulan di desa-desa se-Kecamatan Tirtajaya," ucapnya. (spn)
 

Heri Paryono: Infak dan Shodaqoh Pergi Haji Gratis

"Setelah berhasil di Kecamatan Pakisjaya, saya akan bangun keagamaan di Kecamatan Kutawaluya, yaitu memberangkatkan haji dari infak dan sodakoh semua warga se-kecamatan. Saya harap, Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kecamatan Kutawaluya bisa berkiprah dalam kegiatan keagamaan di masyarakat, diantaranya pergi haji gratis," kata Camat Kutawaluya, Drs. Heri Paryono kepada RAKA, kemarin siang di ruang kerjanya.
 
 
"Saya sudah bicarakan ini ke IPHI Kutawaluya dan mereka siap melakukan gagasan infak dan sodaqoh pergi haji gratis. Dan kepala desa pun siap semua, tinggal kita melakukan langkah menyeting ulang, apa yang telah dilaksanakan di Pakisjaya agar bisa dilaksanakan di Kutawaluya. Lembaga keagamaan, KUA dan MUI Kutawaluya sangat mendukung program infak dan sodaqoh pegi haji gratis Kecamatan Pakisjaya bisa direalisasikan di Kecamatan Kutawaluya," ucapnya.
 
 
Menurutnya, prosesnya pembentukan infak dan sodaqoh pergi haji gratis ini sangat banyak, diantaranya pembenahan tahapan kegiatan, yaitu sosialisasi, membangun komitmen bersama, sturktur IPHI harus dibenahi, setelah itu bintek (bimbingan teknis) tentang program yang telah dilaksanakan di Pakisjaya untuk bisa diterapkan di Kutawaluya, kemudian MoU dengan Bank BRI dan perekrutan dana sodaqoh, kemudian pemilihan peserta sodaqoh yang akan berangkat haji gratis.
 
 
Kata Heri, programnya ini akan mudah dilaksanakan di Kecamatan Kutawaluya, karena masyarakatnya sudah agamis. Selain itu, program ini sudah dilaksanakan di Kecamatan Pakisjaya dan sudah ada bukti 1 kuota pergi haji gratis hasil dari infak dan sodaqoh Rp 12 ribu/tahun per orang. "Dengan infak dan sodaqoh ini, saya bisa mengimplementasikan visi Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Karawang, yaitu meningkatkan iman dan taqwa masyarakat," ujarnya.
 
 
Memang, saat ini gagasan Heri baru disampaikan secara lisan kepada tokoh agama, MUI, KUA termasuk dinas pendidikan dan para kepala desa, tapi semua dinas dan intansi itu sangat respon dan menerima gagasan Heri. "Untuk mewujudkan itu, saya akan melakukan pengajian bulanan di kantor Kecamatan Kutawaluya dan didalamnya saya akan masukan materinya. Apalagi dalam tugas pokok saya, diantaranya pembinaan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Dibidang kemasyarakatan inilah yang saya realisasikan dengan infak dan sodaqoh pergi haji gratis," jelasnya. (spn)

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan