Relokasi Warga Sarakan, Tinggal Tunggu Keputusan Bupati

Saturday, November 29, 2008

Camat Wawan saat meninjau langsung Sarakan beberapa waktu lalu.
 
 
 
 
TIRTAJAYA, RAKA - Hitung-hitung, dana relokasi lahan untuk 44 KK (kepala keluarga) warga Dusun Sarakan, Desa Tambaksari mencapai Rp 107.500.000. Biaya ini untuk operasional alat berat yang akan mengarug lahan pemukiman baru yang tidak jauh dari pemukiman semula. Meski Pemda Karawang pernah menawarkan camat dan kepala desa untuk mencarikan lahan baru di sekitar Dusun Tambaksari II, tapi ke 44 KK itu enggan bermukim jauh dari pantai.
 
Hal itu, karena ke 44 warga Sarakan yang tiap tahun dilanda banjir air laut pasang ini mayoritas nelayan, mereka enggan menjauh dari pantai, karena akses melaut dianggap mudah dan cepat. "Jika mereka ditempatkan jauh dari pantai dikhawatirkan lokasi pemukiman baru yang disediakan pemerintah akan mereka tinggalkan. Jadi, sekarang kita berupaya memobilisasi warga ini untuk mengerahkan tenaganya membantu pembangunan relokasi ketika dananya diturunkan," kata Camat Tirtajaya, Drs. H. Wawan Setiawan NK, kepada RAKA, Jumat (28/11) sore di ruang kerjanya.
 
Selama ini, aku camat, pihak desa dan lembaganya telah memfasilitasi keinginan warga Sarakan untuk relokasi, sedangkan camat sendiri mempersiapkan persyaratan bantuan tersebut. Dana yang telah dihitung-hitung itu diajukan pada Bupati Karawang, H. Dadang S. Muchtar, setelah itu warga, pihak desa maupun camat tinggal menunggu realisasinya. Kendati demikian, semua pihak di Kecamatan Tirtajaya berharap, ajuan relokasi ini bisa terwujud, meski bupati punya cara sendiri untuk mengatasinya.
 
Masing masing KK, lanjut camat, telah menandatangani perjanjian, jika lahan sudah disiapkan oleh Pemda Karawang, mereka berjanji tidak akan kembali lagi ke lahan semula yang telah mereka tinggalkan. Diantara isi pernyataan yang dibuat warga itu berbunyi, 'Apabila saya akan mendapatkan lahan pengganti, maka saya akan meninggalkan lahan yang lama di pinggir pantai'. Pernyataan tersebut dibuat berdasarkan keinginan warga Sarakan agar secepatnya pemerintah merealisasikan relokasi.
 
"Kita berdoa saja, semoga yang kita upayakan dalam menghadapi bencana ini bisa terealisasi, karena banjir di beberapa kecamatan merupakan hal yang sering terjadi, kita berupaya untuk mencegah atau meminimalisair agar di desa Sarakan tidak terjadi banjir tahunan lagi," ucapnya berharap. (spn)
 
 
 

HET Minah Mencapai Rp 4 Ribu/Liter

Antrian minyak tanah di Tirtajaya
 
 
TIRTAJAYA, RAKA - Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak tanah di Desa Gempol Karya, Kecamatan Tirtajaya sudah mencapai Rp 4000/liter. Sementara, beberapa warung mengecer minyak tanah sudah menjual Rp 6000/liter. Dan paket gas elpiji konversi yang telah turun ke desa sejak Rabu (26/11) lalu, hingga kemarin belum dibagikan karena terhitung kurang.
 
Dari 1.428 kepala keluarga (KK) penerima paket gas konversi, paket gas elpiji hanya diturunkan 1000 tabung. Sementara, 3 diantaranya bocor, akhirnya yang bisa dibagikan cuma 997 tabung gas elpiji. Menghindari gejolak masyarakat, sebelum jumlah pengiriman sesuai dengan penerima, maka pihak desa menunda pembagian sampai paket gas elpiji susulan diturunkan. "Saya masih nunggu paket gas konversi sampai hari ini (kemarin, red)," kata Kepala Desa Gempol Karya, Acep Doyok kepada RAKA, Jumat (28/11) siang.
 
Soal minyak tanah, salah seorang pemilik pangkalan di Dusun Cibarusah, RT 02/01, Desa Gempol Karya mengatakan, harga HET Rp 4000/liter karena pangkalannya bukan merupakan minyak tanah bersubsidi, jadi dia menaikan harga dari 3.150/liter menjadi Rp 4000/liter. Tiap warga yang antri di pangkalan ini menebus bahan bakar memasak itu Rp 13.000 untuk 4 liter, sedangkan Rp 1000 diperuntukan beli karcis antri.
 
Warga setempat, Kanim (35) menjelaskan, tetangganya sudah menunggu pembagian paket gas elpiji konversi yang hingga kemarin belum turun. Diakuinya, kini mencari minyak tanah sudah sulit, sudah waktunya masyarakat menggunakan gas elpiji. "Saya lihat paket gas itu ada, tapi masih disimpan di rumah kepala dusun, alasannya jumlah paket itu masih terhitung kurang. Kepala dusun khawatir ada gejolak warga jika paket gas itu hanya dibagian kepada sebagian kepala keluarga, sedangkan masih banyak kepala keluarga lainnya yang belum dapat," ujarnya.
 
Pada pembagian paket gas elpiji di Desa Gempol Karya, setiap kepala keluarga akan dikenakan pungutan Rp 5000/paket gas. Uang lelah bagi aparat desa di tiap-tiap dusun tersebut dianggap tidak terlalu mahal dan wajar mengingat rumah warga yang akan dibagikan terpencil-pencil. (spn)

Dana PNPM Tirtajaya Mulai Dikucurkan

"Dana PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Perdesaan telah dikucurkan ke 10 desa, Kecuali Desa Sabajaya yang kena sanksi tunggakan pengembalian ekonomi. Kalau kita total, kucuran dana PNPM untuk 10 desa itu sekitar Rp 2,7 miliar dari Rp 3 miliar. Dana itu diantaranya digunakan ke sarana desa yang ketentuannya sudah baku termasuk untuk ekonomi masyarakat," kata Ketua Unit Pelayanan Kecamatan (UPK) Tirtajaya, Nurlaela Sari, kepada RAKA, Kamis (27/11) siang di tempat kerjanya.
 
Dia menyebutkan, desa yang mendapat kucuran dana PNPM diantaranya Desa Bolang mendapatkan Rp 304.407.000 untuk sarana fisik desa, kemudian Desa Srikamulyan Rp 229.369.000, Desa Kutamakmur Rp 309.283.000, Desa Sumur Laban Rp 236.159.000, Desa Srijaya Rp 356.019.000, Desa Tambaksari Rp 333.387.000, Desa Gempolkarya Rp 264.789.000, Desa Medan Karya Rp 225.632.000, Desa Pisang Sambo Rp 243.789.000 dan Desa Tambaksumur Rp 197.526.000.
 
Diakuinya, Setiap desa pasti memiliki tunggakan ke UPK, tapi ada presentase pengembalian. Sesuai sanksi lokal di MAD (Musyawarah Antar Desa), jika pengembalian tunggakan kurang dari 80 persen maka desa itu ditinggalkan dan tidak akan mendapat kucuran dana. Sesuai rangking, desa yang minim tunggakan yaitu Desa Tambaksari, kemudian Desa Srijaya, lalu Desa Kutamakmur, Desa Bolang, Desa Medang Karya dan seterusnya, semua itu pengembalian dari dana ekonomi atau pinjaman.
 
Untuk mengatasi tunggakan, kata Nurlaela, ada tim penyehat penjaman, awalnya tim ini dilakukan dari kelompok yang menagih, kedua pihak desa dan selanjutnya UPK yang akan turun langsung. Penangannya pun berbeda-beda. Semua desa punya tunggakan. "Tapi kita ada verifikasi turun ke desa, apakah penyalah gunaan atau mandeg di masyarakat dan penangannnya berbeda. Ada kelompok yang nakal dan ada juga yang kena musibah. Yang kita tangani serius yaitu dana yang disalahgunakan, misalnya ketua kelompok yang belum menyalurkannya kembali ke UPK, ada juga yang membayar tidak sesuai jatuh tempo," jelasnya. (spn)
 

TKW dari Tirtajaya Meninggal di Arab

TIRTAJAYA, RAKA - TKW (Tenaga Kerja Wanita), Iis (35) warga Dusun Kedung Asem, Desa Srikamulyan, Kecamatan Tirtajaya meninggal di Arab Saudi 2 hari lalu di Rumah Sakit Saudi Arabia. Almarhum yang memiliki tiga anak itu berangkat ke Arab sebagai babu 22 bulan lalu.
 
Kades Srikamulyan, Rusdi Kasurkaya menjelaskan, informasi warganya yang meninggal di Arab Saudi itu berawal dari kedatangan pihak PT sebuah penyalur tenaga kerja, Rabu (26/11) malam, ke kediaman Rusdi. Pihak penyalur tenaga kerja itu memberitahukan Iis Binti Alek meninggal dunia di Arab Saudi. Meski belum diketahui pasti, Iis meninggal dunia disebabkan gagal ginjal dan sakit pernapasan.
 
"Malam kemarin saya kedatangan tamu dari PT penyalur tenaga kerja yang memberitahukan ada warga di desa ini yang meninggal di Arab Saudi. Mereka memperlihatkan dokumen-dokumen Iis yang meninggal di salah satu rumah sakit karena penyakit gagal ginjal dan pernapasan, tapi saya tidak mengerti isi dokumen tersebut, karena menggunakan huruf Bahasa Arab," katanya.
 
Diakuinya, pada malam itu juga, setelah petugas dari PT penyalur tenaga kerja pulang, dia ditemani kepala dusun Kedung Asem menyampaikan berita duka cita itu langsung ke rumah keluarga Iis. Namun, sebelum menyampaikan pesan itu, Rusdi dan kadusnya mengajak keluarga Iis berbincang-bincang, karena kades tidak ingin membuat kaget keluarga almarhum. Tapi, tetap saja isak tangis keluarga Iis tak tertahankan setelah Rusdi mengatakan Iis meninggal dunia di tengah pergulatan ekonomi untuk keluarganya di Arab Saudi.
 
Kata Rusdi, setelah dia menyampaikan berita duka cita tersebut, dia pun pesan dari petugas PT tenaga kerja yang menawarkan kepada pihak keluarga korban untuk pemakaman jasad Iis, apakah mau dianter ke kampung halaman atau disemayamkan di Arab Saudi. Dan pihak keluarga memilih untuk mengebumikan Iis di Arab Saudi. Ketika menyampaikan berita duka cita, kades memberikan titipan dari PT tenaga kerja sebesar Rp 1 juta sebagai uang 'bela sungkawa' terhadap keluarga korban
 
Sementara, PT tenaga kerja tersebut berjanji akan memberikan sisa uang gaji Iis sebesar 6000 real secepatnya. Dihitung-hitung, selama 22 bulan di Arab Saudi, Iis telah memiliki uang gaji yang dikumpulkan sebesar Rp 22 juta. Namun, beberapa waktu lalu Iis telah mengirimkan uang Rp 9 juta ke tetangganya. (spn)
 

Desa Srikamulyan Baru Terima Paket Gas Konversi

Paket gas elpiji konversi di halaman kantor Desa Srikamulyan.
 
 
 
TIRTAJAYA, RAKA - Paket gas elpiji yang lama ditunggu-tunggu warga Desa Srikamulyan, Kecamatan Tirtajaya akhirnya datang juga, mengingat minyak tanah di desa ini sulit dicari. Mayoritas masyarakat setempat menggunakan kayu bakar selama menunggu pembagian paket gas elpiji konversi dari pemerintah.
 
Seperti dituturkan beberapa warga setempat kepada RAKA, Kamis (27/11) siang. Minyak tanah untuk memasak hanya bisa diperoleh dari pangkalan minyak tanah, karena warung-warung sudah tidak lagi menjualnya. Setiap minggu, warga hanya mendapat 4 liter dari pangkalan minyak tanah, bahkan kadang tanki minyak tanah telat datang hingga 10 hari.
 
Kepala Desa Srikamulyan, Rusdi menjelaskan, paket gas elpiji yang turun ke desanya secara berangsur, yaitu pada Rabu dan Kamis kemarin. Total paket gas yang diterima sekitar 1900-an lebih. Untuk sementara, paket gas konversi ini dibagi per rumah tangga supaya kebgaian semua, karena total penerima paket gas sekitar 2225 kepala keluarga (KK). "Kita bagi per rumah tangga, bukan per KK, karena jika dibagi per KK dikhawatirkan kurang. Meski serumah ada 3 KK, tetap kita kasih 1 paket gas elpiji," ujarnya.
 
Untuk UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yaitu para pedagang kecil, untuk sementara ini belum dikasih, karena yang saat ini diutamakan yaitu rumah tangga. Kurangnya, kata Rusdi, akan diusulkan untuk susulan. Dan paket gas ini akan dibagikan pada tiap dusun. Pada saat pembagian, akan diawasi anggota BPD dan LPM yang menjadi tim yang membagikan paket gas konversi. Keempat dusun itu diantaranya, Dusun Jati Tengah, Kedung Asem, Ciwaru I dan Dusun Ciwaru II. (spn)
 
 

Apa pendapat Anda tentang berita ini? komentar berita Secara otomatis, komentar yang ditulis akan masuk pada dinding Facebook Anda.
 
 
 
 
Copyright © BeritaKarawang.com | Space iklan logo Rp 200 ribu sebulan
Karawang, Jawa Barat, Indonesia, 085691309644, beritakarawang@gmail.com | Asep Saepudin Hasan